Mr CEO's Seducing His Wife - Bab 81 Mengapa Hati Bisa Tersakiti
"Lepaskan aku." Joelle membelalakan matanya, kedua tangannya berusaha menahan tubuh Ethan yang sedang mendesaknya.
"Melepaskanmu?" ujar Ethan dengan nada mengejek.
Sebenarnya ia sudah merasa kesal saat tau Joelle datang padanya hanya untuk menggaris perbatasan dengannya. Sekarang ia semakin yakin bahwa anaknya tidak bersalah, ia malah mencurigai Joelle.
Ia marah besar.
Joelle memalingkan wajahnya, tidak berani menatap Ethan. Ia bisa merasakan panas memancar dari tubuh Ethan. Mendengar hembusan nafasnya yang berderu kencang, Joelle memejamkan matanya, "Anakku baru berusia lima tahun-"
Tidak mungkin dia bisa melakukan hal seperti ini.
Ia memalingkan wajahnya, denyutan urat nadi di leher jenjangnya mulai terlihat. Kecanggungannya membuat nafasnya semaking kencang. Melihatnyna seperti itu, Ethan yang hanya ingin menakutinya saja mulai merasa tergoda.
Ia pun menunduk menecup leher Joelle.
Buah bibirnya yang lembut itu sedikit dingin.
Joelle pun mendorongnya sekuat tenaga terkejut, "Lepaskan aku! Apa kau tidak punya malu?"
"Malu? Urat maluku sudah dihancurkan oleh anakmu! Kau masih bertanya apakah aku tidak punya malu?" ujar Ethan masih membaringkan kepalanya di leher Joelle.
Ia menyukai wangi tubuh Joelle. Aroma itu sangat familiar dan begitu menggoda.
Ia pun tak kuasa menarik wanita itu ke dalam pelukannya.
"Apakah kau seorang siluman penggoda?" Kalau bukan, bagaimana mungkin bisa membuatnya merasa seperti bukan dirinya sendiri.
Joelle terdiam tak melawan, air matanya berlinang di kedua sudut matanya, kesedihannya tenggelam di balik telinganya.
Ethan bisa merasakannya terisak. Ia menengadah menatap wajahnya, "Aku hanya mengecupmu saja, kenapa kau bersedih?"
Joelle membuka matanya perlahan, matanya masih berkaca-kaca, suaranya sedikit serak, "Di matamu, apakah aku hanya wanita gampangan yang rela tidur dengan pria manapun?"
Ethan terkejut mendengarnya, " -bukan."
"Kau tidak pernah menghargaiku." Joelle berusaha menahan air matanya, namun masih saja mengalir di wajahnya, "Kau merasa bahwa aku sudah berpasangan sejak aku baru berusia 18 tahun, dan sampai hamil, kau merasa aku bukan wanita yang menghargai dirinya sendiri, aku bukan wanita yang kau impikan. Aku hanya pilihan terakhirmu saja."
Ethan mulai merasa panik, ia menghapus air mata di wajahnya. Ia mengaku ia memang pernah berpikir demikian.
Joelle mengalihkan wajahnya, tidak rela di sentuh olehnya.
Tangan Ethan berhenti di telinganya, menyembatkan rambutnya ke balik daun telinganya, "Aku tidak akan membahas tentang masa lalumu lagi. Kau juga lupakan masa laluku."
"Lalu apa maumu?" tanya Joelle penuh kesedihan.
"Sudah kubilang, kembalikan ke posisimu yang dulu-"
"Bagaimana dengan anakku? Apa kau bersedia menjadi ayah tirinya?" potong Joelle.
Ia tahu Ethan adalah seorang pria dengan kebanggaan yang tinggi.
"Orang angkuh sepertimu mana mungkin bisa menerima anak pria lain memanggilmu ayah? Apakah kau bisa menggantikan pria lain untuk mengasuh seorang anak? Apakah kau bisa-"
"Diam!" Ethan beranjak dari tempatnya.
Benar, Ethan hanya ingin Joelle kembali padanya, tanpa pernah memikirkan urusan soal anaknya.
Joelle memang benar. Ia selama ini bersabar demi Joelle sudah melebihi batasnya.
Menjadi ayah tiri, merawat anak pria lain, tidak pernah terpikir olehnya.
Ia juga tidak bisa melakukan itu!
Joelle bangkit duduk merapikan pakaiannya dan menengadah melihat pria yang berdiri memunggunginya itu, "Kita bercerai dan kembali ke posisi masing-masing saja. Itu hal yang terbaik."
"Apa yang kau tahu soal hal terbaik?" geram Ethan dengan suaranya yang berat.
Perasaannya sama sekali tidak baik.
Joelle beranjak berdiri, "Aku juga tidak tahu. Tetapi aku tahu jelas soal perasaanku, aku tidak menyukaimu, kau juga tidak bisa menerima anak-anakku. Sampai disitu saja sudah jelas, ini adalah hal terbaik."
Perkataan itu terus terngiang di benak Ethan. Aku tahu jelas soal perasaanku, aku tidak menyukaimu.
Aku tidak menyukaimu?
Huh?
Aku tidak menyukaimu?
Ia berbalik badan menarik kerah baju Joelle, "Katakan sekali lagi."
Sakit.
Lehernya sakit sekali.
Ethan mengangkatnya sampai-sampai kakinya melayang dari pijakan, menatap kedua matanya yang memerah penuh amarah, ia tetap tidak merasa gentar, " Aku tidak menyukaimu. Apakah kau mau aku membohongimu? Kau pasti tidak akan bisa terima ditipu seperti itu, 'kan?"
Ia memang mengenal pria ini tidak begitu lama, tetapi Joelle sangat memahaminya.
Pria angkuh sepertinya tidak akan mau dijatuhkan, apalagi ditipu seperti itu?
Tetapi ia sangat jengkel. Sangat amat jengkel.
Hal ini membuatnya gila!
Joelle sangat diam, tak melawan sama sekali.
Tak peduli betapa sakitnya lehernya saat ini, ia terus menahannya.
Wajahnya memerah karena tekanan itu. Ethan menarik kerah bajunya terlalu kencang, membuatnya kesulitan bernafas.
Ethan pun mendorongnya penuh amarah, "Sok pintar."
Joelle tersungkur di lantai, tangannya mengelus dadanya sambil berusaha menarik nafas dalam-dalam. Setelah merasa membaik, ia bangkit berdiri, "Kalau kau sudah berpikir dengan jelas nantinya, hubungi saja asistenku."
Setelah mengatakan itu, ia berbalik dan berjalan ke arah pintu keluar. Melihat piano yang berada di sisi jendela itu, ia berhenti sejenak tanpa membalikkan badan, "Aku berterima kasih padamu untuk tidak membuang barang-barang peninggalanku. Aku akan segera pindah dari sini."
Setelah berucap ia pun melangkah pergi.
Berjalan keluar pintu villa itu, ia terus berusaha tabah, hingga akhirnya sudah tidak bisa ditahan lagi.
Tangannya terulur menopang dinding, tangan satunya mengelus dadanya.
Ia tidak mengerti kenapa hatinya bisa menyakitkan seperti ini.
"Nona Lin, apakah Anda baik-baik saja?" David yang tadinya sedang sibuk dengan ponselnya langsung datang menghampirinya.
Joelle menggelengkan kepalanya, "Tidak apa-apa."
"Baiklah kalau begitu. Silahkan masuk ke dalam mobil, saya akan mengantarkan Anda pulang." ucap David membukakan pintu mobil.
Joelle menggumamkan ucapan terima kasih dan masuk ke dalam mobil.
David melirik ke arah Joelle dari kaca spion, "Sepertinya raut wajah Anda sangat pucat, apakah terjadi pertengkaran dengan CEO Zong?"
Joelle mengangkat kepalanya menatap David, terpikirkan berita yang diperlihatkan oleh Ethan, lalu mengeluarkan ponselnya untuk melihat berita tersebut. Ia mengerutkan alisnya dan menyodorkan ponselnya pada David, "Apakah kau ada di sana pada saat itu terjadi?"
David melirik berita itu sejenak. Ia tadi juga sudah melihat berita tersebut.
Saat itulah ia sadar, mengapa Ethan saat itu tidak membiarkannya menghentikan asisten yang sedang mengambil foto tersebut.
Walaupun sudah terjepret, kalau Ethan tidak ingin melihatnya, tidak mungkin akan muncul di berita.
Sekarang berita ini sudah bermunculan, ia hannya bisa berasumsi bahwa Ethan memang sengaja.
Tetapi apa alasannya? Apakah ada hubungannya dengan Joelle?
David menganggukkan kepalanya, "Saat itu CEO Zong sedang berbincang-bincang dengan CEO Li, anak Anda tiba-tiba masuk membawa benda itu dan berkata bahwa itu dijatuhkan oleh CEO Zong."
Joelle menggenggam erat ponselnya, "Apakah itu kebiasaan dari Ethan?"
Pertanyaan itu terdengar tidak masuk akal, siapa yang tidak ada kerjaan membawa benda seperti itu kemana-mana?
Jika benar ia bisa menggunakan itu, juga tidak perlu dibawa-bawa 'kan?
Benar-benar tidak masuk akal.
Ethan hanyalah orang yang normal.
"Tidak." Setelah dipikir-pikir, ini memang tidak seperti perbuatan Ethan.
Saat CEO Zong mengakuinya, ia sangat terkejut.
Joelle mengambil ponselnya kembali. Ia harus mencari tahu tentang hal ini sampai jelas.
Simon baru berusia lima tahun, kalau benar dia-
Joelle mengusap-usap dahinya penuh pikiran.
Tidak lama, mobilnya berhenti di kediamannya. Ia membuka pintu mobil dan beranjak pergi tanpa mengucapkan apapun pada David karena sedang banyak pikiran.
Ia membuka pintu rumah, melihat Hannah sedang membereskan barang-barang bawaannya.
"Dimana Simon?"
"Di kamarnya." Hannah melihat raut wajah Joelle yang pucat, "Apakah kau sedang sakit?"
"Tidak." Ia hanya ingin mengetahui kebenaran soal hal ini. Ia berjalan ke arah kamar dan membuka pintunya.
Novel Terkait
His Soft Side
RiseYama's Wife
ClarkThat Night
Star AngelLove at First Sight
Laura VanessaLove And War
JaneRahasia Istriku
MahardikaBlooming at that time
White RoseAfter Met You
AmardaMr CEO's Seducing His Wife×
- Bab 1 Aku Tidak Menyesal
- Bab 2 Hamil
- Bab 3 Aku Sudah Seharusnya Menikah Denganmu
- Bab 4 Pernikahan Tanpa Ritual dan Upacara pernikahan
- Bab 5 Malam Pertama
- Bab 6 Tiga Sekeluarga Saling Hidup Bergantungan.
- Bab 7 Pengguguran Tanpa Rasa Sakit
- Bab 8 Aku Harus Bertanggapan Apa?
- Bab 9 Lowongan Kerja Penerjemah
- Bab 10 Dijebak
- Bab 11 Jangan Tertipu Oleh Penampilan
- Bab 12 Kedepannya Panggil Aku Kakak
- Bab 13 Dia Menguasai Bahasa Negara A
- Bab 14 Tidak Memahaminya
- Bab 15 Itu Anakmu
- Bab 16 Sudah Berhasil Dilacak
- Bab 17 Di Dalam Perutnya Ada Anak Haram
- Bab 18 Bermesraan Ditempat Ini
- Bab 19 Jelas-Jelas Tidak Masuk Akal Tapi Tetap Mengesankan
- Bab 20 Mengapa Ada Yang Namanya Cinta Di Dunia Ini
- Bab 21 Sengaja Merayu
- Bab 22 Tidak Bersedia Menyelidiki
- Bab 23 Sepertinya Aku Meremehkanmu
- Bab 24 Aku Senang Dengan Ayah Anakku
- Bab 25 Ethan Zong Ternyata Tidak Lumpuh
- Bab 26 Wanita yang Kontradiktif
- Bab 27 Anakku, Kuatkan Dirimu
- Bab 28 Jangan Sebaik Ini Padaku
- Bab 29 Menggunakan Kekuatan Orang Lain Untuk Menggertak
- Bab 30 Seberapa Gilanya Tadi Malam
- Bab 31 Salah Sendiri Cari Masalah Duluan
- Bab 32 Teringat Malam Itu
- Bab 33 Perencanaan Meghan Shen
- Bab 34 Mendukung
- Bab 35 Kesempatan Langka
- Bab 36 Tentu Saja Cium Suamiku
- Bab 37 Jangan Sembarang Sentuh
- Bab 38 Anak Itu Miliknya
- Bab 39 Aku Bukan Pria Jahat
- Bab 40 Kamu Jadi Partnerku
- Bab 41 Orang Luar yang Lebih Menjadi Perhatian
- Bab 42 Tidak Akan Menerimamu Hanya Karena Anak
- Bab 43 Sangat Dekat
- Bab 44 Diluar Kendali
- Bab 45 Kamu Membuat Rasa Sakitku Tertahan
- Bab 46 Biarkan Aku Membantumu
- Bab 47 Dia Berlutut
- Bab 48 Cara Menghukum
- Bab 49 Berhubungan Dengan Ayahku?
- Bab 50 Kamu Dan Aku Adalah Sepasang Suami Istri
- Bab 51 Mendapatkan Jejak.
- Bab 52 Harapan Yang Hilang.
- Bab 53 Keguguran.
- Bab 54 Mari Kita Bercerai.
- Bab 55 Kembar.
- Bab 56 Simon Lin dan Tania Lin
- Bab 57 Rasa Suka Seorang Pria Terhadap Wanita
- Bab 58 Kamu Telah Membuatku Kesakitan
- Bab 59 Mengadukanku Atas Pelecehan
- Bab 60 Hutang Anak Ditebus Ibu
- Bab 61 Hobi Khusus
- Bab 62 Jantung Masih Bisa Berdebar
- Bab 63 Acara Yang Bermaksud Tidak Baik
- Bab 64 Tidak Berutang Satu Sama Lain
- Bab 65 Tidak Sehebat Dia
- Bab 66 Makanku Tidak Berantakan
- Bab 67 Memohon Dinikahi
- Bab 68 Berpisah Sejenak Membuat Pasangan Serasa Kembali Menjadi Pengantin Baru
- Bab 69 Apakah Kau Seorang Preman
- Bab 70 Takkan Melepaskannya Begitu Saja
- Bab 71 Adanya Kehilangan Akan Mendapat Keuntungan
- Bab 72 Dia Juga Merindukan Cinta
- Bab 73 Mengapa Waktu Itu Ada Kontrak Pernikahan
- Bab 74 Kenali Kedua Sisi Dengan Baik
- Bab 75 Tidak Bisa Membujuk
- Bab 76 Rahasia Pada Saat Itu
- Bab 77 Melepaskan Celana Sendiri
- Bab 78 Ada Orang Yang Mewakilimu Untuk Menggantinya
- Bab 79 Pengemudi Pada Tahun Itu Sudah Meninggal
- Bab 80 Lebih Suka Membuktikannya Sendiri
- Bab 81 Mengapa Hati Bisa Tersakiti
- Bab 82 Katakan Siapa yang Telah Mengajarimu
- Bab 83 Sangat Mirip
- Bab 84 Wanita di Dalam Rekaman
- Bab 85 Lenyap Karena Keserakahan
- Bab 86 Cinta Lama Bersemi Kembali
- Bab 87 Memiliki Perasaan yang Dalam Untuk Seorang Wanita
- Bab 88 Kalau Tidak Ingin Orang Lain Tahu, Jangan Bertindak Semaumu
- Bab 89 Anjing Penggigit
- Bab 90 Balas Hutang dengan Daging
- Bab 91 Mencarikan Pria Baik Untuk Mommy
- Bab 92 Melakukan Hubungan
- Bab 93 Melihat Rendah Orang
- Bab 94 Lelucon Ethan Zong
- Bab 95 Hubungan Kerja Sama
- Bab 96 Dia Adalah Wanita yang Sudah Bersuami
- Bab 97 Lahirkan Seorang Anak Untukku Juga
- Bab 98 Ingin Menyogokku
- Bab 99 Merasa Tidak Tenang
- Bab 100 Jebakan
- Bab 101 Menghancurkannya
- Bab 102 Ini Bukan Berpura-pura Suci
- Bab 103 Apa Yang Terjadi
- Bab 104 Tadi Malam Bersama Mommy-ku
- Bab 105 Jangan Kembali Ke Masa Lalu Jika Sudah Berpindah Hati
- Bab 106 Mencapai Kesepakatan
- Bab 107 Pria Yang Sama
- Bab 108 Semua Orang Pernah Melakukan Kesalahan Dan Maafkan Mereka Jika Memungkinkan
- Bab 109 Jangan Memperlakukanku Terlalu Baik
- Bab 110 Kerjasama Untuk Pertama Kalinya
- Bab 111 Mencoba Hal Yang Berbahaya
- Bab 112 Apa Aku Akan Mati
- Bab 113 Menggunakan Dirinya Untuk Menggantikanmu
- Bab 114 Menunjukkan Sikap Aslinya
- Bab 115 Kamu Mengetuk Kepala Padaku
- Bab 116 Lubuk Hatinya Tersentuh
- Bab 117 Perkelahian di Dalam Rumah
- Bab 118 Siapa Wanita Ini?
- Bab 119 Kamu Tidak Menyukainya, kan?
- Bab 120 Mereka Adalah Anakmu
- Bab 121 Wanita Yang Pernah Melahirkan
- Bab 122 Biarkan Aku Memeluk Sebentar
- Bab 123 Orang Yang Sama Saling Mencintai
- Bab 124 Aku Ingin Ayah Memelukku
- Bab 125 Menjadi Ayah Dengan Mudah
- Bab 126 Hawa Dingin yang Kuat
- Bab 127 Melakukan Kejahatan Yang Tak Termaafkan
- Bab 128 Sebuah Hadiah
- Bab 129 Berikan Kepada Keluarga He
- Bab 130 Kamu Sudah Beristri
- Bab 131 Salahnya Telah Meremehkan Kemampuannya
- Bab 132 Hasrat Adalah Iblis
- Bab 133 Senjata Makan Tuan
- Bab 134 Jangan Sia-siakan Ketulusanmu
- Bab 135 Hukuman Satu Tahun Enam Bulan
- Bab 136 Mengebom Di Toilet
- Bab 137 Ada Nafsu Baru Ada Cinta
- Bab 138 Tinggalkan Wanita Ini
- Bab 139 Kejam
- Bab 140 Takdir
- Bab 141 Sentuhan Nyata, Penglihatan Tidak Nyata
- Bab 142 Tidak Ada Pria Yang Baik
- Bab 143 Tes DNA
- Bab 144 Semua Adalah Pria Ganteng
- Bab 145 Rahasia Dalam Tubuhnya
- Bab 146 Hantu Pencabut Nyawa Dari Neraka
- Bab 147 Ingin Mengetahui Siapa Pria Di Malam Tersebut?
- Bab 148 Menikah Dengan Siapa?
- Bab 149 Diperlihatkan Untuk Siapa?
- Bab 150 Masih Meninggalkan Suhu Badannya
- Bab 151 Kemiripian 99.99%
- Bab 152 Tidak Perlu Mengasihani Kami
- Bab 153 Harus Menemukan Mami Dengan Selamat
- Bab 154 Dia Menyukai Wanita Tersebut
- Bab 155 Apakah Ini Keluarga Babi
- Bab 156 Jangan Menguji Aku
- Bab 157 Jangan Pernah Memikirkannya