Mr CEO's Seducing His Wife - Bab 113 Menggunakan Dirinya Untuk Menggantikanmu

Simon berdiri di tanah dan bergegas membuka celana.

Darren berbalik badan.

Simon diam-diam mengeluarkan ponsel Darren, sambil mengamati pergerakannya, sambil mencoba menelepon Ethan.

Dia memiliki ingatan yang baik dan sangat sensitif pada angka, jadi dia akan ingat ketika dia sudah melihat.

Dia baru menekan dua angka, Darren tiba-tiba berkata, "Kamu cepat."

"Oh." Simon bergegas menekan nomor telepon.

Tiba-tiba Darren berbalik badan, untungnya gerakan Simon cepat, jadi bergegas menyimpan ponsel dan berpura-pura memegang perut yang sakit.

"Simon."

"Iya--" Simon memegang perutnya dan berteriak sakit.

"Bagaimana menurutmu, jika aku menikah dengan Mommymu?" Darren bertanya.

Tidak baik!

Dia tidak mau Mommy menikah dengannya, lebih baik Mommy bersama dengan bajingan itu, daripada bersama dengannya.

Tapi tidak boleh berkata seperti itu, Simon mengedipkan mata, "Sangat--baik."

Simon merasa jijik ketika mengatakan kata yang bertolak belakang dengan hati nurani.

"Benarkah?" Darren berharap mendapat persetujuan kedua anak.

Jika masih ada cara lain, dia juga tidak ingin menggunakan tindakan licik ini.

Dia tidak ingin menyakiti mereka, hanya ingin menyembunyikan mereka untuk mengancam Joelle menikah dengannya. Selesai menikah.

Pasti akan dengan aman membawa mereka kembali.

"Wu--" Simon merasa dirinya ingin muntah.

David membuat dia merasa jijik, bisanya tanya dia sungguh atau tidak.

Tidak mungkin sungguh!

"Kenapa denganmu?" Darren berjalan ke sini, Simon bergegas melambaikkan tangan, "Jangan kemari, aku tidak bisa keluarkan, jadi merasa sakit."

"Mungkin perutmu sakit bukan karena ingin membuang air besar." Darren berjalan ke sana, "Kita kembali dulu, aku cari tempat untuk memeriksamu."

"Tempat, tempat apa?" Simon menelan ludah.

Jelas-jelas dia tidak bersiap membiarkan dirinya kembali.

Hati Simon berdebar dengan cepat, sekarang dia tidak ada kesempatan untuk meminta tolong.

Bagaimana?

Bagaimana?

Bagaimana jika nenek dan adik bertemu hal yang berbahaya?

Dia panik sampai berkeringat, benar-benar karena sakit, sehingga muncul keringat dingin.

"Tidak, tidak apa-apa." Darren dengan gugup menjelaskan, "Tunggu kita kembali ke kota, aku bawa kamu ke rumah sakit untuk berobat."

"Ayo pergi." Darren mengulurkan tangan untuk menarik dia.

Simon bergegas menolak, "Aku, aku memakai celana, kamu jangan melihatku."

Dia menunjukkan tampak yang malu.

Darren tertawa, "Aku juga pria, aku juga pernah melihat, ketika kamu kecil dan aku pernah mengganti popokmu."

"Tapi aku sekarang sudah dewasa." Simon dengan erat memeluk kaki, ponselnya ada di dalam pelukannya, jika Darren terlalu dekat, dia pasti mengetahuinya.

"Baik, kamu cepat." Darren tidak terus mendekat, hanya berbalik badan.

Simon ingin mengambil ponsel untuk terus menelepon, tiba-tiba ponsel berdering, dia dengan panik ingin menutup, sehingga membuat ponsel jatuh ke lantai, hatinya berdebar sampai mau keluar dan sangat panik.

Sudah tidak sempat untuk memungut.

Darren berbalik badan untuk menatap ponsel yang di lantai, lalu menyipitkan mata, kenapa ponselnya ada ditangan dia?

"Aku......aku......" Simon ingin menjelaskan, tetapi tidak ada alasan, ponsel jatuh dari tangannya, ini adalah bukti.

Dia tidak bisa jelaskan.

"Kamu terus membohongiku, perutmu sama sekali tidak sakit, kamu menggendongku juga bukan karena hubungan kita baik, tapi kamu ingin mencuri ponselku." Darren selangkah demi selangkah berjalan ke sini.

Simon tidak pernah melihat Darren yang mengerikan, jadi menarik celana dan mundur ke belakang.

"Kamu, kamu jangan ke sini."

Darren memungut ponsel, ketika Simon melihatnya menundukkan badan, Simon bergegas kabur.

Ini adalah hutan, tidak ada jalan.

Dia baru berlari beberapa langkah, sudah ditangkap oleh Darren, dia menggendongnya, "Aku begitu baik padaku, begitu baik pada Mommymu, mengapa kamu mengecewakanku? Aku begitu percaya padamu, bisanya kamu membohongiku?!"

Wajah dia sangat mengerikan.

Simon dengan kuat melawan, "Lepaskan aku, cepat lepaskan aku."

Saat ini ponsel di kantong Darren berdering lagi.

Dia mengeluarkan ponsel dan ada kata adik.

Dia mengangkat telepon.

Dari sana terdengar suara Layla mendesak, "Kenapa belum sampai? Ini sudah jam berapa dan kenapa tidak mengangkat teleponku?"

"Aku sesuatu yang terjadi di sini--"

Simon menggigit tangan Darren, dia dengan sakit berteriak.

"Lepaskan!" Darren marah.

Simon mengeluarkan seluruh tenaga, dia menggigit kuat, seperti ingin menggigit lepas daging lengannya.

Darren sangat sakit, jadi menampari wajahnya, wajah Simon langsung merah, juga terlihat bekas lima jari tangan dan ada tampak membengkak.

Darren dengan marah melototi Simon, lalu menarik kerah bajunya, "Beraninya kamu menggigitku?"

"Kamu menyakiti Mommy, aku benar-benar ingin menggigit mati kamu!" Simon melototi dia.

Jelas-jelas dia terlihat lemah di depan Darren, tapi tidak ingin mengaku kalah.

Darren menarik tangannya yang memegang kerah baju, karena terlalu kuat jadi ada suara krek krek, "Apa Mommymu yang mengatakan padamu?"

"Kamu tidak perlu tahu!" Simon melototi dia dan berteriak.

"Baik, baik, Simon aku sudah melihat rendahmu." Darren menarik kerah bajunya, lalu menyeret dia ke jalan raya.

Simon merapatkan bibir dan tidak bersedia mengeluarkan suara.

Jelas-jelas kakinya sakit ketika di seret di lantai.

Hannah duduk di dalam mobil, melihat adegan ini, jantung seperti ditusuk, sakit sampai tidak bisa bernafas.

Dia menggendong Tania untuk turun mobil, lalu dengan marah berkata, "Apa yang kamu lakukan Dokter He?"

Darren menengadahkan kepala melihat Hannah yang berdiri di samping mobil, mata melotot seperti bisa mengeluarkan api.

"Nenek, jangan atur aku, bawa Tania pergi, dia ingin menculik kita untuk mengancam Mommy menikah dengannya." Simon berteriak pada Hannah.

Apa?

Perubahan terlalu cepat, Hannah belum merespon, "Apa, apa yang kamu katakan?"

Simon tidak sempat menjelaskan padanya, "Cepat lari!"

"Bibi, jangan mendengarkan omong kosongnya, semua ini adalah kesalahpahaman--"

Salah paham?

Mata Hannah sangat merah, tubuh gemetar, "Aku melihatmu menyiksa Simon, mungkinkah ini salah paham?"

Mata dia tiba-tiba menjadi bulat, saraf merah itu pelan-pelan berkumpul ke tengah.

Dia merasa Darren sangat aneh, benar dia sudah berubah.

"Cepat lari!" Simon sangat panik.

Hannah menggendong Tania, tidak bergerak, dia tidak boleh meninggalkan Simon.

"Dokter He, kita bisa bahas dengan baik." Tubuh dia gemetar.

Dalam hati sangat panik.

"Tidak ada kesempatan lagi." Semenjak Joelle tahu rencana dia, dia sudah tidak ada jalan lain, hanya bisa terus melanjuti jalan ini.

Demi kebahagian adik, demi keuntungan keluarga, demi diri sendiri.

Dia hanya bisa melanjutkan jalan.

Tidak ada jalan mundur!

"Jangan peduli aku, apa kamu ingin dia menangkap kita untuk mengancam Mommy?!" Simon berteriak.

Air mata Hannah terus menetes.

Bagaimana dia bisa meninggalkan satu anak?

Tania tidak tahu apa yang terjadi, hanya mengedipkan mata berkata, "Nenek, kenapa dengan kakak?"

Hannah melihat Tania yang di dalam pelukan, dalam hati berpikir tidak boleh ditangkap.

Setidaknya dia harus melindungi satu, kemudian menolong satu.

Dia menggendong Tania untuk lari.

Darren melempar Simon ke dalam mobil, ingin mengejar Hannah, tapi Simon menarik lengannya.

"Lepaskan!"

Simon tidak lepaskan.

Dia tidak tenang seperti biasa, ketika melihat orang lain melihat sisi jahatnya. Dia menarik rambut Simon, "Meskipun mereka kabur, aku masih ada kamu, Mommymu pasti bersedia menggunakan dirinya untuk menggantikanmu!"

Novel Terkait

Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu