Mr CEO's Seducing His Wife - Bab 69 Apakah Kau Seorang Preman

Ethan Zong tertegun, “Kau...”

Tiba-tiba, bel pintu berdering.

Ia mengerutkan kening, merasa jengkel ada yang mengunjunginya semalam ini. Ia bangkit berdiri dan melihat baju Joelle Lin yang tersingkap, menunjukkan perutnya yang rata dan mulus. Ia membetulkan bajunya dan menatapnya, “Aku bahkan belum melakukan apapun padamu, kenapa menangis.”

Joelle Lin duduk, ia memalingkan wajahnya dan tak mempedulikan Ethan Zong, masih marah padanya.

Ethan Zong mendesah, “Aku akan membuka pintu.”

Ia tak bisa kembali mengenakan kemejanya, maka ia mengambil kimono di kamar mandi dan mengenakannya sebelum membuka pintu.

Di depan pintu berdiri seorang wanita mengenakan gaun ketat berwarna ungu yang memamerkan lekuk tubuhnya. Rambutnya berwarna keemasan, kakinya yang jenjang mengenakan heels berwarna hitam. Melihat pria yang membukakan pintu itu, ia mengangkat dagunya, mengibaskan rambutnya, dan berkata, “Aku You.”

Setelah memperkenalkan diri, ia langsung berjalan masuk, “Jangan khawatir, aku sangat ahli dan pasti bisa memuaskanmu.”

Wanita ini sepertinya telah terbiasa melakukan hal ini, ia menghampiri meja dan menuang segelas wine, lalu menyisipnya dan menatap pria tampan di hadapannya. Tidur dengan pria seperti ini, bahkan meski tak dibayar pun ia akan bersedia, apalagi ia telah dibayar tinggi. Ia menjadi sangat girang, “Apakah kau punya permintaan khusus, aku bisa memenuhinya, oral, atau...”

Sebelum selesai berbicara, ia melihat Joelle Lin berjalan keluar dari kamar, matanya terbelalak, “Siapa kau?”

Apakah saat memanggilnya, ia juga memanggil wanita lain?

Sambil memikirkannya, wanita itu menatap Joelle Lin, pakaiannya sangat biasa, wajahnya juga tanpa make-up, cantik tapi kurang menggoda.

Jika ingin bermain, seharusnya mencari yang ahli.

Wanita itu menatap Ethan Zong, “Mau bermain threesome?”

“...”

Ekspresi Ethan Zong menjadi suram.

“Pergi!”

Wanita itu tersenyum dan berkata, “Aku tak masalah bermain threesome.”

Joelle Lin sudah bisa menebak, apa yang akan dilakukan wanita ini, inikah fasilitas tambahan berbayar itu?

Ia bergidik saat memikirkannya.

Fasilitas seperti ini ada di mana-mana.

Tak terkecuali hotel mewah ini.

Joelle Lin menatap Ethan Zong dan berkata, “Ini hal yang baik, kenapa ekspresimu seperti itu, aku pergi dulu, takkan mengganggumu.”

Wanita itu merasa sangat girang, pria tampan ini tinggi besar dan tampak kuat, ia tak ingin membaginya dengan wanita lain.

Mendengar Joelle Lin hendak pergi, ia merasa sangat gembira.

Ethan Zong menatapnya dengan muak dan memperingatkan Joelle Lin, “Beraninya kau mencoba pergi?”

Joelle Lin menatapnya dengan tajam, “Apakah kau seorang preman?”

“Terserah, anggap saja begitu,” Ethan Zong berjalan menghampirinya dan mencondongkan tubuh mendekatinya, “Kau yang memanggilnya, kau yang harus membereskannya.”

“...”

Joelle Lin menggertakkan gigi.

Melihat Ethan Zong berjalan memasuki kamar, wanita itu mengikutinya, begitu ia tiba di pintu, Joelle Lin segera merentangkan kedua tangan menghadangnya, “Maaf, pulanglah saja, kami tak membutuhkan fasilitas ini.”

Ekspresi wanita itu menjadi heran, ia mengangkat alisnya, “Kenapa, kau ingin memonopolinya?”

Joelle Lin tampak terkejut, dikiranya ia sama sepertinya?

“Pergilah, atau perlu kutelepon resepsionis?” kata Joelle Lin, “Akibatnya akan lebih buruk.”

Joelle Lin mengangkat dagunya, tampak sangat mengintimidasi.

Wanita itu merasa tidak rela, pria yang bisa tinggal di suite seperti ini pastilah sangat kaya, tapi sikap pria tadi seperti tak menyambutnya dengan senang hati.

Ini adalah pertama kalinya ia ditolak.

Dengan jengkel, ia berkata dengan ketus, “Aku sudah datang, uangnya takkan bisa direfund.”

“Tak perlu refund,” balas Joelle Lin, ia hanya ingin mengusir wanita ini secepatnya.

Wanita itu menatap ke arah kamar, lalu mendengus, dan berjalan melenggak lenggok keluar.

Joelle Lin bersandar pada pintu, menghela nafas lega, “Aku telah mengusirnya, bolehkah aku pergi?”

Sunyi.

Joelle Lin menunggu sejenak, tetap tak ada suara.

Ia menoleh dan melihat Ethan Zong berbaring di ranjang, tampaknya sudah tertidur.

Ia menghampirinya untuk mengamati lebih dekat, ia benar-benar tertidur, nafasnya berat, ia tampak kesakitan.

“Ethan Zong?” Joelle Lin memanggilnya.

Tak ada jawaban, ia benar-benar telah tertidur.

Joelle Lin menyelimutinya, tanpa sengaja ia menyentuh kulitnya, panas sekali. Ia pun menyentuh keningnya untuk mengecek apakah ia demam.

Panas sekali, ia sedang demam tinggi.

Joelle Lin menelepon resepsionis untuk memanggilkan dokter, ia masih terluka, Joelle Lin tak berani berusaha mengobatinya sendiri.

Saat duduk di sofa menunggu kedatangan dokter, Joelle Lin menerima telepon dari Simon Lin.

“Mommy, kau belum pulang? Adik sudah kelaparan.”

Joelle Lin baru ingat, tadi ia berjanji akan makan malam di rumah, saat ini rupanya mereka masih menunggunya, “Makanlah dulu... aku masih ada urusan...”

Sambil berkata, ia mendongak menatap pria yang berbaring di ranjang itu, berpikir sejenak, lalu akhirnya berkata, “Malam ini mungkin aku tak bisa pulang, kau dan Tania harus patuh pada nenek, malam ini kalian tidurlah bersama nenek.”

“Baiklah, Mommy, jangan lupa makan dan jaga diri baik-baik,”

Joelle Lin tersenyum, putranya sangat perhatian dan peduli.

“Baik, kau adalah satu-satunya pria di keluarga kita, jaga adikmu baik-baik.”

“Pasti.”

Setelah menutup telepon, tak lama kemudian, dokter datang.

Ia membersihkan luka Ethan Zong, menyuntikkan obat penurun demam, dan memberikan obat serta menjelaskan dosisnya pada Joelle Lin. “Ini obat luar, semprotkan ke lukanya. Ini obat minum, yang merah ini untuk demam, jika demamnya kembali tinggi, berikan obat ini, dan suruh ia minum banyak air malam ini, saat demam tak boleh dehidrasi.”

“Baik,” Joelle Lin mengantar dokter itu keluar.

Setelah itu, ia menutup pintu, kembali ke kamar, berdiri di sebelah ranjang, dan mendesah.

Mau tak mau ia harus tinggal untuk merawatnya.

Jika terjadi sesuatu, ia akan merasa sangat bersalah.

Malamnya, Ethan Zong mengigau, “Air... air...”

Suaranya serak.

Joelle Lin segera menuangkan air, membantunya duduk, dan meminumkan air itu padanya, “Ini airnya.”

Ia memiringkan gelasnya agar ia lebih mudah meminumnya.

Ethan Zong meneguk air itu untuk membasahi mulut dan tenggorokannya yang kering.

Joelle Lin meletakkan gelas itu di meja di sebelahnya dan membantunya kembali berbaring, “Lihat aku sungguh bersusah payah untuk merawatmu, lain kali jangan usik aku lagi.”

Setelah ia pulang ke negaranya dan menikah, ia akan menjalani hidupnya dengan tenang di sini.

Ethan Zong tentu tak mendengarnya, ia telah kembali terlelap.

Paginya, Joelle Lin semalaman tidak pulang, ia harus segera pulang untuk mengurusi anak-anaknya, ia meraih ponsel Ethan Zong dan menghubungi David Guan, menyuruhnya datang kemari.

David Guan sangat cerdas, kemarin malam Ethan Zong tidak pulang, dan kini Joelle Lin menggunakan ponsel Ethan Zong untuk meneleponnya, pasti mereka tidur bersama kemarin malam. Jika ia datang, tidakkah ini akan membuat Ethan Zong jengkel?

Ia menjawab, “Aku tak bisa datang, ada urusan.”

Joelle Lin mendengus, “Hotel Versailles, kamar 888, tak peduli kau mau datang atau tidak, jika Ethan Zong mati di tempat ini, jangan salahkan aku, aku telah memberitahumu.”

Novel Terkait

Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu