Pengantin Baruku - Bab 39 Sangat Keras Kepala
Jenifer Wen tidak berani melihat kemana-mana lagi langsung bergegas ke kamar mandi untuk mengambilkan handuk dan menyerahkannya pada Nicholas Lu.
Nicholas Lu saat ini sudah mengambil buku dan sedang membacanya, dan dia tidak menerima buku yang di serahkan oleh Jenifer Wen. Hal ini membuat Jenifer Wen sedikit bingung.
“Lapkan rambutku,” kata Nicholas Lu saat melihat dia hanyq berdiri tidak bergerak.
“Oh baik lah.” Jenifer Wen sedikit terkejut. Nicholas Lu bukannya sangat membenci dirinya ya. Jadi sangat tidak masuk akal baginya untuk memintanya menyeka rambutnya kan.
Tetapi karena Nicholas Lu mengatakan itu, dia akhirnya hanya bisa menurutinya dan melakukannya.
Lelaki itu sedang duduk di samping tempat tidur, jadi Jenifer Wen hanya bisa melepas sendal kamarnya dan memanjat ke atas kasur, berlutut di belakangnya dan menyeka rambut hitamnya yang basah.
Jenifer Wen meringankan gerakan tangannya dan menyeka rambut basah lelaki itu dengan hati-hati, tetapi karena Nicholas Lu lebih tinggi darinya, dia harus menjaga tubuhnya tetap lurus untuk mempermudah gerakannya.
Tapi yang membuatnya canggung adalah kalau dia tidak berhati-hati, dia akan bisa menimpa punggung lelaki itu, saat memikirkan kalau kejadian itu terjadi, Nicholas Lu pasti akan memarahinya, jadi, Jenifer Wen berusaha setengah mati menahan tubuhnya.
Di tambah AC di dalam kamar yang di hidupkan, Jenifer Wen dalam waktu singkat sudah kelelahan dan berkeringat.
Nicholas Lu merasakan kekuatannya semakin melemah, mengerutkan kening, menutup buku, dan sedikit bersandar, tetapi kebetulan itu dekat dengan Jenifer Wen yang awalnya berjuang untuk menjaga jarak aman tapi akhirnya tetap terjadi kontak.
Jenifer Wen terkejut, dia dari awal takut akan hal ini, tetapi itu sekarang benar-benar terjadi dan dia merasa sangat tidak enak, "Maaf, aku tidak bermaksud begitu!"
Api pikiran xx Nicholas Lu terpadamkan oleh penampilannya yang seperti kelinci kecil yang ketakutan.
“Kamu sangat takut denganku ya?”
Dia barusan hanya tersentuh tubuhnya sedikit, tapi bisa membuatnya terkejut seperti ini?
Jenifer Wen tidak tahu harus berkata apa. Sepertinya suasana hati Nicholas Lu hari ini sangat baik, dan dia bahkan tidak memarahinya karena pergi mencari laki-laki lain.
"Rambutmu sepertinya sudah hampir kering, dan aku harusnya tidak perlu mengelapnya lagi kan?"
Jenifer Wen bertanya dengan hati-hati, dia lebih suka pergi keluar melakukan pekerjaan menyapu lantai dan menyeka meja daripada melakukan hal-hal seperti itu yang membutuhkan kontak dekat dengan Nicholas Lu.
Badannya tidak lelah, tapi hatinya lelah.
“Ya.” Nicholas Lu jarang-jarang baik dan tidak mempersulitnya, Jenifer Wen merasa lega, melihat lelaki yang akan berganti pakaian itu, dia kemudian bergegas menghindarinya.
“Mau pergi kemana?” Nicholas Lu masih ingat apa yang dikatakannya di telepon.
Sepertinya si Galvin He itu lagi yang mengajaknya keluar, sungguh keras kepala.
"Itu, hari ini bukannya ada acara jamuan makan di rumah ya? Apakah aku harus keluar dan menghindarinya?"
Jenifer Wen tidak membahas tentang Galvin He karena hari ini keluarga Lu sendiri mengadakan acara jamuan makan atas sadarnya Nicholas Lu dari koma, dan karena identitasnya yang begitu canggung, dia benar-benar tidak ingin terlibat di dalam sana.
“Tidak perlu, kamu tinggal di rumah, aku punya sesuatu untuk kamu kerjakan.” Nicholas Lu mengerutkan kening, dan tidak peduli dengan keberadaan Jenifer Wen, dia membuka kancing jubah mandinya dan berjalan ke lemari.
Sebelum Jenifer Wen sempat mengatakan apa pun, dia terkejut dengan tindakan Nicholas Lu yang tiba-tiba membuka baju.
Garis otot pria yang kuat tapi tidak berlebihan, kaki lurus dan ramping yang tiba-tiba muncul di depannya, membuat wajahnya sedikit merah.
Meskipun, dia sebelumnya pernah melihatnya, tetapi setelah sebulan, Nicholas Lu telah memperkuat latihan olahraganya, dan sosoknya jauh lebih baik daripada ketika dia berbaring di tempat tidur, dan terus memancarkan hormon lelakinya yang luar biasa.
Nicholas Lu melihat Jenifer Wen menundukkan kepalanya, dan wajah giok putihnya sudah memerah, bahkan menyebar hingga ke daun telinga sebening kristal, dan itu membuat suasana hatinya terasa jauh lebih baik.
"Pokoknya, kamu hari i ini tidak bisa meninggalkan rumah keluarga Lu, ingat?"
Tidak mungkin baginya untuk membiarkan Jenifer Wen keluar dan memiliki kesempatan untuk berhubungan dengan Galvin He.
“Baik lah aku mengerti,” Jenifer Wen mengangguk.
Meskipun dia tidak mengerti maksud Nicholas Lu yang tidak membiarkannya pergi, tap karena dia mengatakan itu, dia tentu tidak bisa menantangnya.
……
Acara jamuan keluarga Lu diadakan pada malam hari, meskipun itu disebut acara jamuan makan kecil, tapi sebenarnya banyak orang yang datang kesana.
Toh keluarga Lu adalah keluarga terbesar di Kota J dan tempat bagi calon ahli waris. Jadi pada dasarnya semua yang bisa datang pasti akan datang, bahkan masih banyak orang yang belum diajak memberi selamat dan mencoba menjalin hubungan baik dengan keluarga Lu.
Dalam kesempatan seperti itu, tentu tidak ada hubungannya dengan Jenifer Wen.
Dia sedang berdiri di lantai 2, memperhatikan para lelaki dan wanita di tempat pertemuan terbuka saling mengobrol, dan pusat dari semua orang tentu saja adalah Nicholas Lu.
Nicholas Lu malam ini mengenakan setelan hitam, dan pakaiannya yang disesuaikan dengan baik membuat sosoknya yang sudah sempurna menjadi lebih tinggi dan menawan. Tidak ada ekspresi berlebihan di wajahnya, memberi orang rasa jarak yang tidak dapat diakses. Tapi rasa jarak inilah yang menambah sedikit misteri padanya.
Misterius dan hebat, lelaki seperti itu, pasti banyak membuat orang tergoda kan?
Benar saja, orang-orang yang datang ke perjamuan ini tidak bisa menahan diri dan bergegas mendatangi Nicholas Lu.
"Tuan Lu, ini putri bungsuku. Dia baru saja pulang dari luar negeri. Mendengar kamu sudah sadar dari koma sengaja datang untuk menyapamu.”
"Tuan Lu, ini adikku..."
"Tuan Lu..."
Jenifer Wen memandangi pemandangan itu dengan tatapan kosong dan menyesap minuman di tangannya.
Karena jamuan makan tersebut, dia juga mendapat sedikit keuntungan, ya makanan yang disiapkan oleh keluarga Lu rasanya cukup enak.
Yuni Xia yang sedang sibuk, mendongak, tiba-tiba melihat Jenifer Wen yang berdiri dalam kegelapan, karena dia bersembunyi di sudut lantai dua, dia tidak bisa melihat ekspresinya dengan jelas.
Sepertinya, dia sekarang sedang cemburu ya seperti ada ribuan semut yang menggerogoti hatinya.
Memikirkan hal ini, Yuni Xia menunjukkan wajah sombongnya dan mencari kesempatan untuk naik ke atas, "Bagaimana, melihat tuan muda dikelilingi oleh begitu banyak wanita cantik, perasaanmu sekarang seharusnya tidak nyaman kan."
Jenifer Wen melirik ekspresi puas di wajah wanita di depannya, tapi di dalam hatinya dia tidak bisa berkata-kata.
Dia darimana terlihat tidak nyaman? Hal semacam ini bukannya sudah sangat umum?
Dia tidak terlalu naif, dan berpikir kalau Nicholas Lu akan selalu setia padanya hanya karena sebuah akta nikah, dan tidak berpikir kalau dia tidak akan pernah berhubungan wanita mana pun karena buku nikah itu.
Lelaki seperti dia, pernikahan di lakukan karena suatu kepentingan, dan Jenifer Wen tidak akan berfantasi akan apapun dalam hal itu.
"Tentu saja tidak. Aku tidak pernah membayangkan hal-hal yang tidak akan pernah terjadi ini."
"Sebaliknya kamu, kamu memangnya tidak berpikir kalau kamu tidak sebanding dengan wanita-wanita yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi itu, hm? Tenang saja, dia memang akan menceraikanku, tetapi orang berikutnya yang memasuki aula pernikahan dengannya itu tentu bukan kamu."
Jenifer Wen memandangnya dengan ringan, Yuni Xia ini selalu saja menusuknya dengan kata-kata, jadi dia juga tidak sungkan untuk membalasnya.
Setelah mengatakan itu, Jenifer Wen mengambil makanan penutup di depannya dan memakannya, begitu santai tidak terlihat adanya kecemburuan sedikitpun.
Yuni Xia melihat ekspresinya yang acuh tak acuh, nafasnya tercekik, tetapi tidak mudah untuk menyerangnya.
Pada saat ini, ada suara yang ramai di luar pintu. Jenifer Wen menoleh, beberapa orang yang tidak dia kenal muncul di tempat itu dan ekspresi Nicholas Lu sebelumnya juga berubah, sedikit samar dan berat.
Novel Terkait
Blooming at that time
White RoseThe Gravity between Us
Vella PinkyCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaCutie Mom
AlexiaLoving Handsome
Glen ValoraSi Menantu Buta
DeddyPengantin Baruku×
- Bab 1 Menikah Dengan Lelaki Yang Tengah Koma
- Bab 2 Joyous
- Bab 3 Hari Pernikahan
- Bab 4 Kamu Siapa?
- Bab 5 Harusnya Waktu Itu Langsung Bunuh Dia Saja
- Bab 6 Dengarkan Kataku
- Bab 7 Kesepakatan
- Bab 8 Pulang Ke Rumah
- Bab 9 Makna Keluarga Untuknya
- Bab 10 Mengeluarkan Uang 50.000 Yuan Untuk Membayar Kepahitannya
- Bab 11 Yang Di Sebut Cinta
- Bab 12 Tidak Lebih Dari Itu
- Bab 13 Membantunya Meluapkan Emosi
- Bab 14 Rindu Aku Tidak?
- Bab 15 Di Mata-Matai
- Bab 16 Aku Mohon Lepaskan Aku
- Bab 17 Dia Sadar!
- Bab 18 Mimpi Buruk Itu Datang Lagi
- Bab 19 Kamu Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 20 Kenapa Belum Mati Juga
- Bab 21 Dasar Wanita Murahan
- Bab 22 Kehadirannya Apakah Benar Kebetulan?
- Bab 23 Aku Menyetujuimu
- Bab 24 Kenapa Bisa Dia
- Bab 5 Di Dunia Ini Ada Begitu Banyak Jebakan
- Bab 26 Eksrrim
- Bab 27 Tidak Usah Pergi Kemana-Mana
- Bab 28 Foto
- Bab 29 Tanpa Mengatakan Apa-Apa Sudah Ingin Pergi
- Bab 30 Salah Paham
- Bab 31 Kali Ini Sudah Melembut
- Bab 32 Anggap Saja Aku Memohon Padamu
- Bab 33 Bertemu Setiap Hari
- Bab 34 Tidak Mengerti Perkataan Manusia
- Bab 35 Menghancurkan Perasaan Cherry Wen
- Bab 36 Menerima Banyak Penderitaan
- Bab 37 Seperti Sedang Mengurusi Istri
- Bab 38 Tidak Sanggup Menerimanya
- Bab 39 Sangat Keras Kepala
- Bab 40 Membantumu
- Bab 41 Hanya Aku Yang Bisa Menghukumnya
- Bab 42 Tidak Cocok Untukmu
- Bab 43 Benar-benar Kacau
- Bab 44 Nicholas Lu Membantunya
- Bab 45 Hanya Mainan
- Bab 46 Tidak Perlu Kembali Lagi
- Bab 47 Seharusnya Mati Di Dalam Penjara
- Bab 48 Tidak Bisa Tidak Curiga
- Bab 49 Tidak Sesederhana Itu
- Bab 50 Benar-benar Tidak Tahu Malu
- Bab 51 Tak Tahu Malu
- Bab 52 Mengirim Diri Ke Pelukanmu
- Bab 53 Lantas Apakah Disengaja?
- Bab 54 Jangan Biarkan Dia Lolos
- Bab 55 Tetap Adalah Dia
- Bab 56 Memprovokasi Adik Ipar
- Bab 57 Mengada-ada
- Bab 58 Mengungkapkan Kepada Publik
- Bab 59 Orang Itu Tidak Akan Datang
- Bab 60 Tidak Sadar
- Bab 61 Menggali Lubang Kubur Sendiri
- Bab 62 Mengungkapkan Isi Hati
- Bab 63 Dia Kembali
- Bab 64 Datang Untuk Membahas Perceraian
- Bab 65 Mendekatinya Dengan Ganas
- Bab 66 Hilang Kendali
- Bab 67 Itu Tidak Buruk
- Bab 68 Semua Ini Salahmu
- Bab 69 Rahasia Cherry
- Bab 70 Membakar Diri Sendiri
- Bab 71 Sudah Tidak Memiliki Harga Diri Lagi
- Bab 72 Bisa-Bisanya Mencuri
- Bab 73 Tidak Merasa Tidak Adil
- Bab 74 Benar-Benar Rubah Licik
- Bab 75 Sebentar Lagi Akan Tiba
- Bab 76 Aku Mohon Jangan
- Bab 77 Tidak Apa-Apa
- Bab 78 Menemukan Wanita Itu
- Bab 79 Benar-Benar Membuatku Muak
- Bab 80 Menemukan Wanita Kemarin Malam
- Bab 81 Kamu Adalah Barang
- Bab 82 Tertekan Tapi Tak Bisa Diungkapkan Dengan Kata-kata.
- Bab 83 Apa Yang Sebenarnya Sedang Terjadi?
- Bab 84 Kamu Hamil!
- Bab 85 Aborsi
- Bab 86 Semuanya Akan Berakhir
- Bab 87 Meninggalkan Rumah Keluarga Lu
- Bab 88 Orang Yang Lewat
- Bab 89 Benar-benar Muak
- Bab 90 Ketahuan Hamil
- Bab 91 Kecuali Aku Mati
- Bab 92 Coba Saja
- Bab 93 Tubuhnya Terlalu Lemah
- Bab 94 Aku Sudah Salah Paham Padamu
- Bab 95 Pergi Ke Perusahaan
- Bab 96 Ternyata Kamu Menyukai Wanita Seperti Ini
- Bab 97 Tidak Mungkin Menyukainya Juga, Kan?
- Bab 98 Tidak Ada Kesempatan Sedikitpun
- Bab 99 Tidak Mungkin Dinafkahi, Kan?
- Bab 100 Harus Mendapatkan Jenifer
- Bab 101 Pura-pura Tidak Mau
- Bab 102 Selamatkan Anakku
- Bab 103 Apakah Ingin Tahu Siapa Ayah Dari Anak Ini?
- Bab 104 Diculik!
- Bab 105 Pilihan Nicholas Lu
- Bab 106 Melukai Anaknya
- Bab 107 Kenapa Tidak Senang?
- Bab 108 Anak Ini Adalah Anaknya
- Bab 109 Terharu
- Bab 110 Jarak Tidak Terjangkau
- Bab 111 Menjaganya
- Bab 112 Peduli Padanya
- Bab 113 Tidak Ada Celah
- Bab 114 Apakah Kamu Cemburu?
- Bab 115 Masih Ingin Mempunyai Anak?
- Bab 116 Untuk Orang Yang Kucintai
- Bab 117 Hanya Teman
- Bab 118 Hanya Untuk Balas Dendam
- Bab 119 Aku Tidak Perlu Bantuanmu
- Bab 120 Mengeluh
- Bab 121 Biarkan Aku Menjagamu
- Bab 122 Menemukan Jalan Keluar
- Bab 123 Seperti Melihat Seekor Anjing
- Bab 124 Apa Masih Ada Keadilan
- Bab 125 Apakah Sedang Berbohong Padanya
- Bab 126 Pemikiran Yang Berani
- Bab 127 Sesuatu Terjadi Pada Nicholas Lu
- Bab 128 Berbohong Pada Satu Wanita
- Bab 129 Bisa Memberimu Kesempatan
- Bab 130 Bayar Harganya
- Bab 131 Aku Tidak Ingin Mendengar Kata-kata Ini
- Bab 132 Membuatnya Membayar
- Bab 133 Kamu Cemburu?
- Bab 134 Jenifer Wen, Itu Kamu Kan
- Bab 135 Sedang Berbohong
- Bab 136 Sama Sekali Tidak Mirip Dia
- Bab 137 Calon Menantu Perempuan Adalah...
- Bab 138 Untuk Apa Menyerahkan Diri
- Bab 139 Itu Bergantung Kepadamu
- Bab 140 Tidak Akan Ada Lagi Orang Yang Peduli Kepadanya Seperti Ini
- Bab 141 Ada Sesuatu yang Disembunyikan Dariku
- Bab 142 Percaya
- Bab 143 Sesedih Itu?
- Bab 144 Hanya Boleh Berhasil Tidak Boleh Gagal
- Bab 145 Pergi Mencari Orang Lain
- Bab 146 Ternyata Tidak Patuh
- Bab 147 Lebih Baik Mati
- Bab 147 Dasar Murahan
- Bab 148 Aku Menginginkanmu
- Bab 150 Harus Lebih Bisa Mengontrolnya
- Bab 151 Membujuknya Untuk Tidak Mendengarkan, Tetapi Menerimanya Dengan Paksa.
- Bab 152 Tidak Akan Gegabah Lagi
- Bab 153 Mengeluh Di Belakang
- Bab 154 Merasa Sangat Tertekan
- Bab 155 Semuanya Sudah Berlalu
- Bab 156 Depresi Berat
- Bab 157 Tidak Layak
- Bab 158 Mau Menjadi Musuhku Selama Sisa Hidupmu
- Bab 159 Semua Adalah Salah Wanita Itu
- Bab 160 Mendapatkan Siksaan Atas Kejahatan Yang Telah Dilakukan
- Bab 161 Keluarga Lu Tahu
- Bab 162 Menghancurkan Reputasinya
- Bab 163 Mengabaikannya
- Bab 164 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 165 Anak Ini Adalah Anakmu
- Bab 166 Setelah Di Lahirkan Buang Anak Itu
- Bab 167 Hatinya Merasa Begitu Lelah
- Bab 168 Dia Pikir Dia Siapa?
- Bab 169 Gambaran yang Menusuk Mata
- Bab170 Salah Mengenali Orang