Pengantin Baruku - Bab 29 Tanpa Mengatakan Apa-Apa Sudah Ingin Pergi
Mendengarkan suara acuh yang tanpa emosi sedikit pun, kemarahan menyebar dari lubuk hatiku. Kalau bukan karena dia yang menyebarkan berita di perusahaannya, dia bagaimana bisa jatuh di tempat seperti ini.
Memikirkan tentang itu, Jenifer Wen bahkan tidak ingin melihatnya, dia melewati Nicholas Lu dan pergi dari sana.
Karena diabaikan, mata Nicholas Lu berkedip terlihat tidak senang, dan dia meraih pergelangan tangan Jenifer Wen, "Aku sudah menyelamatkanmu dan kamu malah pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun?"
Barusan, kalau bukan karena dia mendengar panggilan meminta bantuan sedikit familiar di telinganya, dia pasti akan mengabaikan suara itu.
“Kamu mau aku mengatakan apa?” Kekuatan Nicholas Lu cukup besar, dan posisi di mana pergelangan tangan Jenifer Wen dipegang sudah berubah menjadi merah, tapi dia menolak untuk menunjukkan kelemahannya.
Dia bisa semengenaskan ini, semua itu karena berkatnya, dan sekarang dia bisa berpura-pura terlihat seperti penyelamat?
Dia tidak sebodoh itu untuk mau berterima kasih kepada orang sepertinya.
"Lepaskan! Segala urusanku, kamu tidak perlu ikut mencampurinya."
Mata dingin Nicholas Lu tiba-tiba terlintas amarah, dan wanita yang tidak tahu diri ini, setelah di selamatkan malah memalingkan wajahnya tidak mengangganya.
Apakah dia benar-benar berpikir kalau dia akan patuh padaperintah kakek Lu dan tidak akan melakukan apa pun padanya?
Memikirkan hal ini, Nicholas Lu tidak hanya tidak melepaskannya, tapi semakin keras menarik Jenifer Wen ke dalam pelukannya, "Jangan ikut campur? Apakah kamu sedang mengatakan kalau kamu sebenarnya rela dimainkan oleh tuan muda Li? Jadi pekerjaan yang kamu sebut itu adalah menjual diri?"
Begitu kata menjual diri itu keluar, hati Jenifer Wen merasa seperti ditikam. Dia berjuang mati-matian melepaskan diri tapi Nicholas Lu tidak melepaskannya, dia bahkan mencoba menendang betis lelaki itu dengan kakinya.
Rasa sakit itu membuat Nicholas Lu semakin kesal. Melihat Jenifer Wen yang tidak bisa diam, dia langsung menempelkannya ke dinding, "Kenapa, apa aku benar?"
Jenifer Wen mendongak dan melihat ketidakpedulian dan penghinaan di matanya, begitu tinggi sehingga membuatnya merasakan api jahat di dalam hatinya. Dia akhirnya hanya menjawab dengan sikap mencela diri sendiri, "Ya walaupun aku menjual diriku, kamu juga tidak pelu ikut campur. Lepaskan aku!"
Kemarahan Nicholas Lu benar-benar tersulut karena itu, dan kata-kata tak bermoral Jenifer Wen memberinya dorongan untuk mencabik-cabiknya!
Detik berikutnya, sebelum Jenifer Wen sempat mengatakan sesuatu bibirnya secara kasar dikunci oleh Nicholas Lu. Gerakan Nicholas Lu dipenuhi dengan amarah dan tidak ada kelembutan sama sekali, itu bahkan tidak disebut ciuman, tetapi lebih bisa disebut dengan gigitan.
Tak lama kemudian, Jenifer Wen merasakan bau darah di mulutnya, tetapi Nicholas Lu sepertinya tersulut emosi dan tidak sadar berkata, "Karena kamu sangat lapar dan haus, aku sekarang juga akan memuaskanmu."
Tak lama setelah itu, dia merobek pakaiannya yang telah terkoyak, meninggalkan bekas merah tua di kulit putih Jenifer Wen.
Nicholas Lu saat ini, seperti binatang buas yang menggigit mangsanya, dan akan dengan ganas menerobosnya hingga ke pedalaman.
Rasa sakit dari tubuh dan gerakan kasar lelaki itu memberi rasa takut di hati Jenifer Wen, tubuhnya terus bergetar, dan dengan putus asa terus menolak dan mendorong dada Nicholas Lu.
Menyadari penolakannya yang terus-menerus, Nicholas Lu sedikit kesal, berhenti bergerak, dan menatapnya dengan dingin, "Mengapa, menjual diri juga masih memilih siapa pelanggannya?"
Jenifer Wen tidak bisa mengungkapkan keluh kesahnya. Ketika dia melihatnya seperti ini, dia tidak bisa menahan amarah di dalam hatinya, "Kalau ya, terus kenapa? Kalaupun itu laku, aku juga tidak akan menjual diriku padamu!"
Nicholas Lu memandangi ekspresi Jenifer Wen. Bibirnya merah padam karena gigitannya barusan. Dalam sepasang mata yang bersih dan jernih ini ada nyala api yang mengamuk dan dia lebih baik mati daripada harus menyerah pada keadaan ini.
“Kamu kira aku mau dengan wanita sepertimu yang tidak mencintai dirimu sendiri?” Nicholas Lu mendorong Jenifer Wen menjauh, pinggangnya menghantam sudut sofa, dan rasa sakit yang tak terlukiskan langsung melanda.
Nicholas Lu seolah menutup mata dan memperbaiki kerutan di pakaiannya. Setelah beberapa saat, dia kembali ke keanggunan dan ketidakpeduliannya yang biasa.
"Lain kali, ingatlah, kalau kamu sudah menjual dirimu, jangan pernah berteriak seolah-olah kamu sedang diperkosa, karena itu bisa memancing kesalah-pahaman.”
Setelah mengatakan itu, Nicholas Lu membanting pintu dan pergi dari sana.
Jenifer Wen mendengarkan suara pintu yang tertutup rapat, dan tubuhnya jatuh tak berdaya, terengah-engah, semacam ada kegelisahan yang membuatnya merasa roboh.
Setelah duduk di lantai dan beristirahat lama, Jenifer Wen perlahan menenangkan diri. Tempat di mana dia di dorong barusan masih terasa sakit, rasanya mungkin sudah memar, dan seluruh tubuhnya...
Jenifer Wen menundukkan kepalanya dan melirik, dia merasa dirinya saat ini sangat menyedihkan, pakaiannya hampir robek semua, dan itu hampir terlihat seperti hanya tergantung di tubuhnya.
Kalau dia keluar seperti ini, dia tidak tahu apakah itu bisa menimbulkan masalah lagi.
Jenifer Wen tidak tahu harus berbuat apa. Setelah duduk di lantai beberapa saat, seseorang datang untuk membersihkan tempat itu. Dia akhirnya hanya bisa meminjam satu set pakaian dengan pekerja sana dan dengan enggan pulang ke rumah.
Sesampai di rumah, Jenifer Wen langsung lari ke kamar mandi, dia di cermin melihat bekas merah di tubuhnya, menyalakan air panas dan dengan putus asa mencucinya, dengan kuat menggosok bekasnya seolah ingin sekalian menghapus ingatan yang memilukan tadi.
Entah berapa lama waktu yang telah dia habiskan untuk membasuhnya, hingga kulit di tubuhnya memerah dan ada sedikit rasa sakit saat disentuh, Jenifer Wen baru berjalan keluar dengan lelah.
Setelah beberapa saat, ponselnya berdering.
Suara tidak menyenangkan Vennie Lin terdengar dari telepon, "Jenifer, ada apa denganmu? Aku bukannya menyuruhmu tinggal dengan tuan muda Li. Kamu kenapa melarikan diri. Lihatlah kerugian yang kamu timbulkan pada perusahaan, memangnya kamu bisa menggantinya?"
Jenifer Wen merasa jijik memikirkan wanita ini menggunakan tubuh orang lain sebagai ganti keuntungannya sendiri. Melihatnya masih ada muka meneleponnya, dia lansung marah, "Keuntungan perusahaan apa? Jadi perusahaan tumbuh hanya mengandalkan karyawan wanita untuk menjual tubuhnya dan merendahkan martabatnya sendiri? Kalau memang begitu, perusahaan sebaiknya tidak usah berkembang saja.”
"Selain itu, kamu juga seorang wanita. Kamu harusnya tahu betapa sulitnya wanita bekerja di tempat kerja. Kenapa kamu harus berbohong padaku dan membawaku pergi ke tempat seperti itu? Memangnya kamu tidak punya hati nurani?"
"Huh, orang sepertimu, naik ke ranjang lelaki tua saja sudah pernah, juga pernah berada dipenjara. Untuk apa berlagak menjadi wanita polos dan suci? Itu adalah berkah untukmu kalau ada seseorang yang bersedia mengeluarkan uang untuk bersamamu."
Vennie Lin telah lama terbiasa dengan aturan industri yang tak terucapkan ini, dan tentu saja dia tidak akan memiliki simpati ekstra untuk Jenifer Wen, "Tuan muda Li sangat tidak puas dengan masalah ini. Kamu besok harus pergi ke hotel Xingyu kamar 3857 untuk meminta maaf dengannya kalau tidak..."
“Kalau tidak, bagaimana?” Jenifer Wen sudah muak dengan hal semacam ini. Hari ini, kalau bukan karena keberuntungannya, dia mungkin telah berhasil dinodai oleh tuan muda Li itu dan mengambil foto telanjangnya.
"Kalau tidak, kamu harus mengemasi barang-barangmu dari perusahaan dan pergi dari sana."
“Ya sudah kalau begitu, kalau memang perusahaan harus menjual karyawannya demi bisa jaya, maka aku pergi keluar saja.”
Jenifer Wen tidak sedikitpun kecut, setelah mengatakan itu langsung menutup teleponnya.
Vennie Lin yang ada di sisi lain telepon langsung marah, Jenifer Wen ini, bukannya biasanya sangat takut kehilangan pekerjaannya ya, tapi sekarang kenapa malah keras kepala?
Vennie Lin Ye bergidik memikirkan ancaman tuan muda Li, kalau dia tidak bisa menaklukan Jenifer Wen maka dia yang akan menggantikan hukumannya.
Dia harus memikirkan cara untuk memberikan Jenifer Wen kepada tuan muda Li dan melepaskannya dari amarahnya.
Novel Terkait
Pengantin Baruku
FebiDon't say goodbye
Dessy PutriGet Back To You
LexyHidden Son-in-Law
Andy LeePenyucian Pernikahan
Glen ValoraPengantin Baruku×
- Bab 1 Menikah Dengan Lelaki Yang Tengah Koma
- Bab 2 Joyous
- Bab 3 Hari Pernikahan
- Bab 4 Kamu Siapa?
- Bab 5 Harusnya Waktu Itu Langsung Bunuh Dia Saja
- Bab 6 Dengarkan Kataku
- Bab 7 Kesepakatan
- Bab 8 Pulang Ke Rumah
- Bab 9 Makna Keluarga Untuknya
- Bab 10 Mengeluarkan Uang 50.000 Yuan Untuk Membayar Kepahitannya
- Bab 11 Yang Di Sebut Cinta
- Bab 12 Tidak Lebih Dari Itu
- Bab 13 Membantunya Meluapkan Emosi
- Bab 14 Rindu Aku Tidak?
- Bab 15 Di Mata-Matai
- Bab 16 Aku Mohon Lepaskan Aku
- Bab 17 Dia Sadar!
- Bab 18 Mimpi Buruk Itu Datang Lagi
- Bab 19 Kamu Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 20 Kenapa Belum Mati Juga
- Bab 21 Dasar Wanita Murahan
- Bab 22 Kehadirannya Apakah Benar Kebetulan?
- Bab 23 Aku Menyetujuimu
- Bab 24 Kenapa Bisa Dia
- Bab 5 Di Dunia Ini Ada Begitu Banyak Jebakan
- Bab 26 Eksrrim
- Bab 27 Tidak Usah Pergi Kemana-Mana
- Bab 28 Foto
- Bab 29 Tanpa Mengatakan Apa-Apa Sudah Ingin Pergi
- Bab 30 Salah Paham
- Bab 31 Kali Ini Sudah Melembut
- Bab 32 Anggap Saja Aku Memohon Padamu
- Bab 33 Bertemu Setiap Hari
- Bab 34 Tidak Mengerti Perkataan Manusia
- Bab 35 Menghancurkan Perasaan Cherry Wen
- Bab 36 Menerima Banyak Penderitaan
- Bab 37 Seperti Sedang Mengurusi Istri
- Bab 38 Tidak Sanggup Menerimanya
- Bab 39 Sangat Keras Kepala
- Bab 40 Membantumu
- Bab 41 Hanya Aku Yang Bisa Menghukumnya
- Bab 42 Tidak Cocok Untukmu
- Bab 43 Benar-benar Kacau
- Bab 44 Nicholas Lu Membantunya
- Bab 45 Hanya Mainan
- Bab 46 Tidak Perlu Kembali Lagi
- Bab 47 Seharusnya Mati Di Dalam Penjara
- Bab 48 Tidak Bisa Tidak Curiga
- Bab 49 Tidak Sesederhana Itu
- Bab 50 Benar-benar Tidak Tahu Malu
- Bab 51 Tak Tahu Malu
- Bab 52 Mengirim Diri Ke Pelukanmu
- Bab 53 Lantas Apakah Disengaja?
- Bab 54 Jangan Biarkan Dia Lolos
- Bab 55 Tetap Adalah Dia
- Bab 56 Memprovokasi Adik Ipar
- Bab 57 Mengada-ada
- Bab 58 Mengungkapkan Kepada Publik
- Bab 59 Orang Itu Tidak Akan Datang
- Bab 60 Tidak Sadar
- Bab 61 Menggali Lubang Kubur Sendiri
- Bab 62 Mengungkapkan Isi Hati
- Bab 63 Dia Kembali
- Bab 64 Datang Untuk Membahas Perceraian
- Bab 65 Mendekatinya Dengan Ganas
- Bab 66 Hilang Kendali
- Bab 67 Itu Tidak Buruk
- Bab 68 Semua Ini Salahmu
- Bab 69 Rahasia Cherry
- Bab 70 Membakar Diri Sendiri
- Bab 71 Sudah Tidak Memiliki Harga Diri Lagi
- Bab 72 Bisa-Bisanya Mencuri
- Bab 73 Tidak Merasa Tidak Adil
- Bab 74 Benar-Benar Rubah Licik
- Bab 75 Sebentar Lagi Akan Tiba
- Bab 76 Aku Mohon Jangan
- Bab 77 Tidak Apa-Apa
- Bab 78 Menemukan Wanita Itu
- Bab 79 Benar-Benar Membuatku Muak
- Bab 80 Menemukan Wanita Kemarin Malam
- Bab 81 Kamu Adalah Barang
- Bab 82 Tertekan Tapi Tak Bisa Diungkapkan Dengan Kata-kata.
- Bab 83 Apa Yang Sebenarnya Sedang Terjadi?
- Bab 84 Kamu Hamil!
- Bab 85 Aborsi
- Bab 86 Semuanya Akan Berakhir
- Bab 87 Meninggalkan Rumah Keluarga Lu
- Bab 88 Orang Yang Lewat
- Bab 89 Benar-benar Muak
- Bab 90 Ketahuan Hamil
- Bab 91 Kecuali Aku Mati
- Bab 92 Coba Saja
- Bab 93 Tubuhnya Terlalu Lemah
- Bab 94 Aku Sudah Salah Paham Padamu
- Bab 95 Pergi Ke Perusahaan
- Bab 96 Ternyata Kamu Menyukai Wanita Seperti Ini
- Bab 97 Tidak Mungkin Menyukainya Juga, Kan?
- Bab 98 Tidak Ada Kesempatan Sedikitpun
- Bab 99 Tidak Mungkin Dinafkahi, Kan?
- Bab 100 Harus Mendapatkan Jenifer
- Bab 101 Pura-pura Tidak Mau
- Bab 102 Selamatkan Anakku
- Bab 103 Apakah Ingin Tahu Siapa Ayah Dari Anak Ini?
- Bab 104 Diculik!
- Bab 105 Pilihan Nicholas Lu
- Bab 106 Melukai Anaknya
- Bab 107 Kenapa Tidak Senang?
- Bab 108 Anak Ini Adalah Anaknya
- Bab 109 Terharu
- Bab 110 Jarak Tidak Terjangkau
- Bab 111 Menjaganya
- Bab 112 Peduli Padanya
- Bab 113 Tidak Ada Celah
- Bab 114 Apakah Kamu Cemburu?
- Bab 115 Masih Ingin Mempunyai Anak?
- Bab 116 Untuk Orang Yang Kucintai
- Bab 117 Hanya Teman
- Bab 118 Hanya Untuk Balas Dendam
- Bab 119 Aku Tidak Perlu Bantuanmu
- Bab 120 Mengeluh
- Bab 121 Biarkan Aku Menjagamu
- Bab 122 Menemukan Jalan Keluar
- Bab 123 Seperti Melihat Seekor Anjing
- Bab 124 Apa Masih Ada Keadilan
- Bab 125 Apakah Sedang Berbohong Padanya
- Bab 126 Pemikiran Yang Berani
- Bab 127 Sesuatu Terjadi Pada Nicholas Lu
- Bab 128 Berbohong Pada Satu Wanita
- Bab 129 Bisa Memberimu Kesempatan
- Bab 130 Bayar Harganya
- Bab 131 Aku Tidak Ingin Mendengar Kata-kata Ini
- Bab 132 Membuatnya Membayar
- Bab 133 Kamu Cemburu?
- Bab 134 Jenifer Wen, Itu Kamu Kan
- Bab 135 Sedang Berbohong
- Bab 136 Sama Sekali Tidak Mirip Dia
- Bab 137 Calon Menantu Perempuan Adalah...
- Bab 138 Untuk Apa Menyerahkan Diri
- Bab 139 Itu Bergantung Kepadamu
- Bab 140 Tidak Akan Ada Lagi Orang Yang Peduli Kepadanya Seperti Ini
- Bab 141 Ada Sesuatu yang Disembunyikan Dariku
- Bab 142 Percaya
- Bab 143 Sesedih Itu?
- Bab 144 Hanya Boleh Berhasil Tidak Boleh Gagal
- Bab 145 Pergi Mencari Orang Lain
- Bab 146 Ternyata Tidak Patuh
- Bab 147 Lebih Baik Mati
- Bab 147 Dasar Murahan
- Bab 148 Aku Menginginkanmu
- Bab 150 Harus Lebih Bisa Mengontrolnya
- Bab 151 Membujuknya Untuk Tidak Mendengarkan, Tetapi Menerimanya Dengan Paksa.
- Bab 152 Tidak Akan Gegabah Lagi
- Bab 153 Mengeluh Di Belakang
- Bab 154 Merasa Sangat Tertekan
- Bab 155 Semuanya Sudah Berlalu
- Bab 156 Depresi Berat
- Bab 157 Tidak Layak
- Bab 158 Mau Menjadi Musuhku Selama Sisa Hidupmu
- Bab 159 Semua Adalah Salah Wanita Itu
- Bab 160 Mendapatkan Siksaan Atas Kejahatan Yang Telah Dilakukan
- Bab 161 Keluarga Lu Tahu
- Bab 162 Menghancurkan Reputasinya
- Bab 163 Mengabaikannya
- Bab 164 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 165 Anak Ini Adalah Anakmu
- Bab 166 Setelah Di Lahirkan Buang Anak Itu
- Bab 167 Hatinya Merasa Begitu Lelah
- Bab 168 Dia Pikir Dia Siapa?
- Bab 169 Gambaran yang Menusuk Mata
- Bab170 Salah Mengenali Orang