Pengantin Baruku - Bab 72 Bisa-Bisanya Mencuri
Jenifer Wen dengan wajah 'apa sih' kemudian bangkit, "Apa urusannya denganmu?"
Setelah mengatakan itu, dia mengambil tas tangannya dan pergi.
Cherry Wen menatap punggungnya dengan senyum penuh arti. Dia kemudian berjalan ke tempat kerumunan paling ramai, dan berteriak dengan panik, "Oh tuhan, kalung berlian yang disponsori oleh brand ambassadorku bagaimana bisa hilang!"
Ketika semua orang di tempat tersebut mendengar telah terjadi kehilangan, mereka langsung melihat ke arahnya.
Berlian yang dikenakan Cherry Wen itu tidak ternilai harganya, bukan hanya karena terbuat dari beberapa berlian yang sangat mahal, tetapi juga karena itu adalah karya terakhir sang desainer selama masa hidupnya. Jadi itu jauh lebih berharga dari materi itu sendiri.
"Ini adalah karya terakhir tuan Stephen. Kalau hilang..." Cherry Wen menutupi wajahnya, wajahnya begitu sedih dan dia bahkan mengeluarkan sedikit air mata.
Ketika semua orang melihat ini, mereka mengira dia sedih karena kehilangan karya seni, dan kesan buruk tentangnya tadi perlahan menghilang sedikit, mereka juga segera memanggil pihak keamanan di tempat kejadian untuk membantu menemukan kalung yang hilang.
Dengan segera, seluruh tempat ditutup, hanya bisa masuk, tapi tidak bisa pergi.
Tetapi setelah itu, semua orang kesulitan mereka ingin mencari kalung itu, tetapi tidak tahu harus bagaimana menemukannya. Orang-orang di sini memiliki status dan derajat, tidak mungkin untuk mencari dan menggeledah badan setiap orang.
Cherry Wen menangis sebentar, melihat kalau tujuannya hampir tercapai, ya semua orang memperhatikannya, dia perlahan mengangkat kepalanya, "Tadi waktu ke toilet aku takut kalung itu akan basah, jadi aku melepasnya. Setelah beberapa saat, mungkin hilangnya pada saat itu."
Ketika Jenifer Wen mendengar hal ini, dia langsung menyadari ada yang tidak beres, dan dengan tenang meraba isi dalam tasnya. Tentu saja, sesuatu yang bukan miliknya menggelitik tangannya...
Itu pasti terjadi di kamar mandi barusan. Saat dia sibuk melihat heelsnya, Cherry Wen diam-diam memasukkannya!
Wajah Jenifer Wen tiba-tiba menjadi pucat, dan dia mengerti mengapa Cherry Wen datang kepadanya untuk berbicara dengannya, tetapi ini sudah terlambat untuk bereaksi.
Setelah beberapa saat, seseorang menunjuk ke arahnya, "Sepertinya nona ini juga baru saja pergi ke kamar mandi, dan waktunya bertepatan dengan waktu nona Cherry masuk ke kamar mandi."
Beberapa wanita yang baru saja masuk ke kamar mandi sudah membuka tas dengan bekerja sama dan membiarkan mereka memeriksanya, tetapi Jenifer Wen tahu kalau dia tidak bisa membuka tas di tangannya, dan kalau begitu...
Tidak ada yang akan percaya kalau dia tidak bersalah!
Penolakan Jenifer Wen berubah menjadi pengakuan terselubung di mata semua orang.
"Ya Tuhan, seseorang yang terlihat cukup cantik dan elegan, bisa-bisanya mencuri."
"Mungkin kah semua yang ada di tubuhnya di dapatkan dari hasil mencuri juga?"
Suara celotehan mulai terdengar, dan tatapan menghina itu membuat Jenifer Wen merinding, seolah-olah dia kembali ke hari itu, hari ketika semua orang salah paham dan menganggapnya sebagai pelakor.
"Aku tidak mencuri apapun." Jenifer Wen melangkah mundur, sorot matanya terlihat tidak berdaya dan juga marah.
Cherry Wen sebenarnya mau menyerangnya sampai kapan agar bisa membuatnya puas dan berhenti?
"Kalau kamu tidak mencuri apa-apa, tinggal tunjukkan saja apa yang ada di tasmu pada kami, kan beres?"
Sambil mengatakan itu, seseorang mengambil tas tangan kecil dari Jenifer Wen, dan Jenifer Wen menariknya dengan erat, dan keduanya menemui jalan buntu, tepat saat tasnya akan dirampas, yiba-tiba, suara lelaki yang dingin terdengar.
"Apa-apaan ini? Benar-benar ramai ya."
Nicholas Lu kembali setelah menyelesaikan urusannya. Apa yang dia lihat adalah pemandangan yang luar biasa. Dia melihat wajah pucat Jenifer Wen dan kemudian pada lelaki yang mau merampas tasnya, "Tuan Shen, merampas barang seorang wanita di depan khayalak ramai, sepertinya bukan sikap yang gentle."
Lelaki bermarga Shen mendengar kata-kata itu melepaskan tangannya sambil berkata, "Ya benar katamu, tapi nona ini tampaknya telah mencuri perhiasan yang berharga. Ini, tuan Lu tidak mungkin tidak membiarkan orang lain mengeceknya dengan jelas kan."
Mencuri?
Nicholas Lu memandangi ekspresi tak berdaya Jenifer Wen. Matanya merah, tapi dia dengan keras kepala menolak untuk menunjukkan kelemahan, dia berjalan dan berdiri di sampingnya.
"Nona ini adalah karyawan perusahaanku. Dia sering keluar-masuk kantor dan ruang koleksi barang berhargaku. Kalau dia ingin mencuri, mengapa tidak mencurinya di sana?"
"Terlebih lagi, kurasa semua orang tahu hukum. Dia berhak melindungi privasinya. menggeledah di depan umum adalah perbuatan ilegal."
Suara nyaring dan kuat itu menenangkan sekelompok orang yang baru saja memancarkan amarah, kalau itu adalah seseorang yang dikenal Nicholas Lu...
"Mungkin ada kesalahpahaman."
"Baiklah, biarkan staf terkait memeriksanya."
Sekelompok orang segera mengubah suara mereka, dan tidak ingin lagi bercampur dengan hal yang nantinya hanya merugikan mereka, kalau-kalau ini menyentuh batas Nicholas Lu, bukankah itu sepadan dengan kerugiannya.
Kerumunan perlahan-lahan bubar, dan Cherry Wen menatapnya, wajahnya memerah karena marah, "Tuan Lu, aku tahu kamu dan kakakku..."
Selebihnya, Cherry Wen tidak berani menyelesaikannya. Nicholas Lu menatapnya dengan dingin, seolah melihat sesuatu yang sudah mati. Dia bahkan merasakannya, kalau dia berani mengatakan sesuatu yang salah dia pasti akan segera dibunuh oleh lelaki ini.
"Barangku hilang, tuan Lu tidak mungkin tidak membiarkan aku mencarinya kan?"
Cherry Wen hanya bisa menghilangkan hal-hal yang seharusnya tidak dikatakan dan memandang Nicholas Lu. Meskipun dia sedikit takut, dia percaya kalau Nicholas Lu tidak mungkin tidak masuk akal dan menolaknya mencari barangnya kan.
"Mencari, tentu saja harus di cari." Nicholas Lu berkata dengan ringan, "Karena kamu memang mau mencari, kamu bisa mencari dan mengetahuinya dari CCTV. Bisa saja nona Wen secara tidak sengaja menjatuhkannya di suatu tempat."
Apa yang dikatakan Nicholas Lu sangat yakin, seolah-olah dia telah memastikannya.
Ketika orang lain mendengar ini, mereka merasa ini lebih masuk akal dan setuju, "Ya sudah pergi ke tempat CCTV saja lihat."
"Karena nona Wen menganggap masalah ini terkait dengan karyawan di perusahaanku, maka aku akan mengambil tanggung jawab untuk menangani masalah ini dengan baik. Tamu lainnya silahkan menunggu disini, jangan membuat keributan." Nicholas Lu menunjukan sikap tegasnya kepada semua orang dan melihat kalau dia tidak akan melepaskan masalah itu, jadi tidak ada yang ingin usil mengganggunya, jadi mulai berpergian melakukan kegiatan masing-masing.
Nicholas Lu membawa Jenifer Wen ke ruang CCTV, dan Cherry Wen dengan enggan mengikuti di belakang.
Cherry Wen tidak bisa menahan erangan dalam hatinya, Nicholas Lu kenapa datang di waktu yang pas. Kalau dia datang agak terlambat, dia pasti bisa menyalahkan Jenifer Wen, membuatnya tidak akan berpikir bisa membalikan badannya lagi.
"Tunggu sebentar." Jenifer Wen mengikuti di belakang Nicholas Lu. Melihat tidak ada orang lain, dia dengan lembut menarik ujung bajunya, "Sekarang kalungnya ada di tasku, dia sengaja di saat aku mengecek heels di kamar mandi memasukkan kalungnya ke dalam tas, dan disana tidak ada CCTV."
Pada saat ini, Jenifer Wen juga harus mengagumi teknik tipu daya Cherry Wen. Dia sengaja menemukan tempat di mana sama sekali tidak ada CCTV, kalau tadi bukan karena Nicholas Lu, dia tidak tahu nasibnya nanti akan bagaimana.
"Kamu ada menyentuh barang di dalamnya tidak?” Nicholas Lu mengerutkan kening, dan melirik Cherry Wen yang mengikutinya, matanya begitu dingin.
"Tidak ada." Jenifer Wen menggelengkan kepalanya.
"Tenang, aku akan menangani masalah ini."
Novel Terkait
Penyucian Pernikahan
Glen ValoraPredestined
CarlyAsisten Bos Cantik
Boris DreyHidden Son-in-Law
Andy LeeMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyKamu Baik Banget
Jeselin VelaniMy Cold Wedding
MevitaPengantin Baruku×
- Bab 1 Menikah Dengan Lelaki Yang Tengah Koma
- Bab 2 Joyous
- Bab 3 Hari Pernikahan
- Bab 4 Kamu Siapa?
- Bab 5 Harusnya Waktu Itu Langsung Bunuh Dia Saja
- Bab 6 Dengarkan Kataku
- Bab 7 Kesepakatan
- Bab 8 Pulang Ke Rumah
- Bab 9 Makna Keluarga Untuknya
- Bab 10 Mengeluarkan Uang 50.000 Yuan Untuk Membayar Kepahitannya
- Bab 11 Yang Di Sebut Cinta
- Bab 12 Tidak Lebih Dari Itu
- Bab 13 Membantunya Meluapkan Emosi
- Bab 14 Rindu Aku Tidak?
- Bab 15 Di Mata-Matai
- Bab 16 Aku Mohon Lepaskan Aku
- Bab 17 Dia Sadar!
- Bab 18 Mimpi Buruk Itu Datang Lagi
- Bab 19 Kamu Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 20 Kenapa Belum Mati Juga
- Bab 21 Dasar Wanita Murahan
- Bab 22 Kehadirannya Apakah Benar Kebetulan?
- Bab 23 Aku Menyetujuimu
- Bab 24 Kenapa Bisa Dia
- Bab 5 Di Dunia Ini Ada Begitu Banyak Jebakan
- Bab 26 Eksrrim
- Bab 27 Tidak Usah Pergi Kemana-Mana
- Bab 28 Foto
- Bab 29 Tanpa Mengatakan Apa-Apa Sudah Ingin Pergi
- Bab 30 Salah Paham
- Bab 31 Kali Ini Sudah Melembut
- Bab 32 Anggap Saja Aku Memohon Padamu
- Bab 33 Bertemu Setiap Hari
- Bab 34 Tidak Mengerti Perkataan Manusia
- Bab 35 Menghancurkan Perasaan Cherry Wen
- Bab 36 Menerima Banyak Penderitaan
- Bab 37 Seperti Sedang Mengurusi Istri
- Bab 38 Tidak Sanggup Menerimanya
- Bab 39 Sangat Keras Kepala
- Bab 40 Membantumu
- Bab 41 Hanya Aku Yang Bisa Menghukumnya
- Bab 42 Tidak Cocok Untukmu
- Bab 43 Benar-benar Kacau
- Bab 44 Nicholas Lu Membantunya
- Bab 45 Hanya Mainan
- Bab 46 Tidak Perlu Kembali Lagi
- Bab 47 Seharusnya Mati Di Dalam Penjara
- Bab 48 Tidak Bisa Tidak Curiga
- Bab 49 Tidak Sesederhana Itu
- Bab 50 Benar-benar Tidak Tahu Malu
- Bab 51 Tak Tahu Malu
- Bab 52 Mengirim Diri Ke Pelukanmu
- Bab 53 Lantas Apakah Disengaja?
- Bab 54 Jangan Biarkan Dia Lolos
- Bab 55 Tetap Adalah Dia
- Bab 56 Memprovokasi Adik Ipar
- Bab 57 Mengada-ada
- Bab 58 Mengungkapkan Kepada Publik
- Bab 59 Orang Itu Tidak Akan Datang
- Bab 60 Tidak Sadar
- Bab 61 Menggali Lubang Kubur Sendiri
- Bab 62 Mengungkapkan Isi Hati
- Bab 63 Dia Kembali
- Bab 64 Datang Untuk Membahas Perceraian
- Bab 65 Mendekatinya Dengan Ganas
- Bab 66 Hilang Kendali
- Bab 67 Itu Tidak Buruk
- Bab 68 Semua Ini Salahmu
- Bab 69 Rahasia Cherry
- Bab 70 Membakar Diri Sendiri
- Bab 71 Sudah Tidak Memiliki Harga Diri Lagi
- Bab 72 Bisa-Bisanya Mencuri
- Bab 73 Tidak Merasa Tidak Adil
- Bab 74 Benar-Benar Rubah Licik
- Bab 75 Sebentar Lagi Akan Tiba
- Bab 76 Aku Mohon Jangan
- Bab 77 Tidak Apa-Apa
- Bab 78 Menemukan Wanita Itu
- Bab 79 Benar-Benar Membuatku Muak
- Bab 80 Menemukan Wanita Kemarin Malam
- Bab 81 Kamu Adalah Barang
- Bab 82 Tertekan Tapi Tak Bisa Diungkapkan Dengan Kata-kata.
- Bab 83 Apa Yang Sebenarnya Sedang Terjadi?
- Bab 84 Kamu Hamil!
- Bab 85 Aborsi
- Bab 86 Semuanya Akan Berakhir
- Bab 87 Meninggalkan Rumah Keluarga Lu
- Bab 88 Orang Yang Lewat
- Bab 89 Benar-benar Muak
- Bab 90 Ketahuan Hamil
- Bab 91 Kecuali Aku Mati
- Bab 92 Coba Saja
- Bab 93 Tubuhnya Terlalu Lemah
- Bab 94 Aku Sudah Salah Paham Padamu
- Bab 95 Pergi Ke Perusahaan
- Bab 96 Ternyata Kamu Menyukai Wanita Seperti Ini
- Bab 97 Tidak Mungkin Menyukainya Juga, Kan?
- Bab 98 Tidak Ada Kesempatan Sedikitpun
- Bab 99 Tidak Mungkin Dinafkahi, Kan?
- Bab 100 Harus Mendapatkan Jenifer
- Bab 101 Pura-pura Tidak Mau
- Bab 102 Selamatkan Anakku
- Bab 103 Apakah Ingin Tahu Siapa Ayah Dari Anak Ini?
- Bab 104 Diculik!
- Bab 105 Pilihan Nicholas Lu
- Bab 106 Melukai Anaknya
- Bab 107 Kenapa Tidak Senang?
- Bab 108 Anak Ini Adalah Anaknya
- Bab 109 Terharu
- Bab 110 Jarak Tidak Terjangkau
- Bab 111 Menjaganya
- Bab 112 Peduli Padanya
- Bab 113 Tidak Ada Celah
- Bab 114 Apakah Kamu Cemburu?
- Bab 115 Masih Ingin Mempunyai Anak?
- Bab 116 Untuk Orang Yang Kucintai
- Bab 117 Hanya Teman
- Bab 118 Hanya Untuk Balas Dendam
- Bab 119 Aku Tidak Perlu Bantuanmu
- Bab 120 Mengeluh
- Bab 121 Biarkan Aku Menjagamu
- Bab 122 Menemukan Jalan Keluar
- Bab 123 Seperti Melihat Seekor Anjing
- Bab 124 Apa Masih Ada Keadilan
- Bab 125 Apakah Sedang Berbohong Padanya
- Bab 126 Pemikiran Yang Berani
- Bab 127 Sesuatu Terjadi Pada Nicholas Lu
- Bab 128 Berbohong Pada Satu Wanita
- Bab 129 Bisa Memberimu Kesempatan
- Bab 130 Bayar Harganya
- Bab 131 Aku Tidak Ingin Mendengar Kata-kata Ini
- Bab 132 Membuatnya Membayar
- Bab 133 Kamu Cemburu?
- Bab 134 Jenifer Wen, Itu Kamu Kan
- Bab 135 Sedang Berbohong
- Bab 136 Sama Sekali Tidak Mirip Dia
- Bab 137 Calon Menantu Perempuan Adalah...
- Bab 138 Untuk Apa Menyerahkan Diri
- Bab 139 Itu Bergantung Kepadamu
- Bab 140 Tidak Akan Ada Lagi Orang Yang Peduli Kepadanya Seperti Ini
- Bab 141 Ada Sesuatu yang Disembunyikan Dariku
- Bab 142 Percaya
- Bab 143 Sesedih Itu?
- Bab 144 Hanya Boleh Berhasil Tidak Boleh Gagal
- Bab 145 Pergi Mencari Orang Lain
- Bab 146 Ternyata Tidak Patuh
- Bab 147 Lebih Baik Mati
- Bab 147 Dasar Murahan
- Bab 148 Aku Menginginkanmu
- Bab 150 Harus Lebih Bisa Mengontrolnya
- Bab 151 Membujuknya Untuk Tidak Mendengarkan, Tetapi Menerimanya Dengan Paksa.
- Bab 152 Tidak Akan Gegabah Lagi
- Bab 153 Mengeluh Di Belakang
- Bab 154 Merasa Sangat Tertekan
- Bab 155 Semuanya Sudah Berlalu
- Bab 156 Depresi Berat
- Bab 157 Tidak Layak
- Bab 158 Mau Menjadi Musuhku Selama Sisa Hidupmu
- Bab 159 Semua Adalah Salah Wanita Itu
- Bab 160 Mendapatkan Siksaan Atas Kejahatan Yang Telah Dilakukan
- Bab 161 Keluarga Lu Tahu
- Bab 162 Menghancurkan Reputasinya
- Bab 163 Mengabaikannya
- Bab 164 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 165 Anak Ini Adalah Anakmu
- Bab 166 Setelah Di Lahirkan Buang Anak Itu
- Bab 167 Hatinya Merasa Begitu Lelah
- Bab 168 Dia Pikir Dia Siapa?
- Bab 169 Gambaran yang Menusuk Mata
- Bab170 Salah Mengenali Orang