Pengantin Baruku - Bab 56 Memprovokasi Adik Ipar
Nicholas Lu berada di luar untuk waktu yang lama, cukup lama sampai-sampai membuat Jenifer Wen sedikit penasaran dengan apa yang dia bicarakan, jadi dia pun mencondongkan tubuhnya ke depan dengan hati-hati.
Suara Nicholas Lu masuk ke telinganya, "Aku sudah tahu, aku akan pergi, kuharap kamu lulus dengan lancar."
Suara pria itu adalah kelembutan yang belum pernah didengar Jenifer Wen, bahkan masih dengan sedikit rasa manja.
Siapakah yang sedang berbicara dengannya, sampai-sampai dia menunjukkan sisi yang begitu lembut?
Jenifer Wen terus mendengar dan dia tercengang. Nicholas Lu yang dia ingat selalu sangat dingin dan bersikap tinggi. Pria itu begitu sempurna sehingga dia seperti dewa yang tidak dapat didekati, yang membuat orang-orang secara tidak sadar memiliki perasaan jarak yang dalam.
Tetapi ternyata, dia juga bisa menunjukkan sisi lembutnya kepada seseorang, bukan karena dia cuek, melainkan dia hanya ramah kepada sebagian orang.
Dan orang-orang itu, tidak termasuk dia. Jenifer Wen berpikir dengan sedikit kesedihan yang tak dapat dijelaskan muncul di benaknya.
Pada saat ini, Nicholas Lu telah menyelesaikan panggilan telepon dan kembali ke mobil, lalu dia melihat Jenifer Wen yang penuh dengan tatapan penuh perhatian, sekujur tubuhnya juga sudah miring, mau tidak mau berkata, "Apa yang sedang kamu lakukan?"
Baru pada saat itulah, Jenifer Wen tersadar dan dengan cepat berpura-pura mencari sesuatu. Jika Nicholas Lu tahu dia menguping secara diam-diam, pria itu pasti akan marah, "Tidak, aku sedang mencari sesuatu..."
Nicholas Lu menatapnya dengan ekspresi sedikit bingung, "Apa yang kamu cari?"
"Barang-barang yang tidak penting." Jenifer Wen menggeleng. "Ayo kita cepat pulang."
Nicholas Lu mengangguk dan tidak bertanya lebih jauh, tetapi Jenifer Wen menoleh untuk melihat pemandangan yang lewat dengan cepat di luar jendela, dan menutup matanya.
...
Kembali ke rumah keluarga Lu, saat makan malam, Nicholas Lu melaporkan kepada kakeknya bahwa dia akan pergi ke luar negeri untuk sementara waktu.
Kakek secara alami tidak akan menghentikannya, lalu mengangguk setuju, "Jangan mengira aku tidak tahu apa yang kamu lakukan di luar sana, kenapa, akhirnya tidak tahan lagi?"
Sherli Mu sekarang adalah pemain instrumen luar negeri yang terkenal, dan kakek biasanya juga akan memperhatikan berita tentangnya.
Jenifer Wen berhenti sejenak dengan sumpit di tangannya, matanya redup, dia bisa mendengar bahwa kakek jelas-jelas sedang menyindir Nicholas Lu, tetapi dia tidak akan pernah tahu apa yang disindirnya.
Nicholas Lu seharusnya mau pergi mencari orang yang meneleponnya hari ini. Orang yang bisa membuatnya menunjukkan sisi lembutnya seperti itu pasti adalah seorang wanita yang sangat menarik.
Nicholas Lu melirik Jenifer Wen sekilas, tetapi dia sudah menekan kejanggalan yang baru saja terjadi sebelumnya, dan dia terlihat tenang.
“Kamu tidak punya apa-apa untuk dikatakan?” Melihat wajah tanpa ekspresi Jenifer Wen, suara Nicholas Lu sedikit dingin.
“Tentu saja tidak, jika ada... Aku berharap kamu selamat di tujuan?" Jenifer Wen berbicara dengan ringan dan bangkit berdiri, "Aku sudah selesai makan, aku akan kembali ke kamarku dan beristirahat."
Setelah dia pergi, kakek baru mengangguk, "Sepertinya dia masih tahu diri. Setelah kamu benar-benar sudah memikirkan dengan siapa kamu ingin bersama, bercerai dengan Jenifer juga tidak akan menimbulkan masalah apa-apa, cara ini yang terbaik."
Apakah itu tidak akan menimbulkan masalah...
Nicholas Lu melihat Jenifer Wen yang baru saja duduk dan sekarang kursinya sudah kosong, untuk beberapa alasan, penampilannya yang tahu diri ini tidak membuatnya bahagia.
...
Keesokan harinya, Nicholas Lu bangun lebih awal. Karena itu adalah akhir pekan, jadi Jenifer Wen masih tertidur. Melihat wajahnya yang tenang, pria itu merasa tidak nyaman.
Mengetahui bahwa dia akan pergi tetapi wanita ini masih tidur seperti seekor babi mati, apakah dia begitu tidak berperasaan?
Berpikir tentang itu, pria itu berjalan melewati wanita yang sedang tidur di lantai dan berpura-pura tidak sengaja menendang kaki Jenifer Wen.
"Ada apa?" Jenifer Wen sebenarnya juga hanya terbaring di tempat tidur dalam keadaan linglung. Dia tidak tertidur nyenyak, jadi begitu ditendang, dia langsung bangkit duduk karena mengira ada sesuatu yang terjadi.
“Aku sudah mau pergi.” Nicholas Lu meliriknya.
“Ya,” Jenifer Wen meregangkan tubuhnya dan menanggapi dengan hangat.
Apa maksudnya dengan 'YA'? Penampilan polos Jenifer Wen ini membuat Nicholas Lu menjadi semakin tidak senang. "Tidak ada yang ingin kamu katakan?"
Jenifer Wen menatapnya dengan sedikit lucu.
Dia juga bukanlah orang bodoh. Ketika dia pulang tadi malam, dia sudah berpikir dengan jelas. Sepertinya Nicholas Lu memiliki tujuan untuk dikejar, sehingga dia baru akan meminta seseorang untuk menyuruhnya agar jangan terlalu banyak berpikir.
Apa lagi yang dia perlukan untuk bereaksi? Apakah dia harus menangis dan memintanya untuk tidak menceraikannya, ataukah dia harus bertingkah sangat sedih seolah-olah dia telah dipukuli dengan keras?
Bahkan jika dia melakukannya, Nicholas Lu juga tidak akan memilih untuk bersama dengan orang seperti dia ini. Jadi, lebih baik dia mempertahankan sedikit harga dirinya. Dengan cara ini, mungkin keluarga Lu masih akan mengingat sedikit kebaikannya, jadi mereka tidak akan menyulitkannya di masa depan.
"Tidak ada yang perlu dikatakan, kuharap perjalananmu menyenangkan."
Jenifer Wen juga merasa tidak ada gunanya setelah berbicara, dia lalu bangkit dan berjalan ke kamar mandi.
Nicholas Lu memperhatikan sosok kurus itu menghilang di depan matanya, alisnya sedikit mengernyit.
...
Ketika Jenifer Wen berjalan keluar dari kamar mandi, Nicholas Lu sudah pergi. Melihat ke kamar yang telah dikosongkan lagi, ada senyum tak berdaya di wajahnya.
Mungkin, dia juga tidak akan tinggal di sini terlalu lama lagi, bukan?
Apakah dia perlu keluar dan mencari rumah untuk kedepannya?
Setelah memikirkannya, Jenifer Wen merasa itu sangat perlu, jadi dia pun mengemasi barang-barangnya dan pergi keluar, berencana untuk melihat apakah ada tempat yang cocok.
Namun, tepat setelah dia turun dari bus dan berjalan beberapa langkah, ponselnya berdering, dan itu adalah panggilan dari seseorang yang tidak dia kenal.
Jenifer Wen mengangkatnya dan ada cercaan keji, "Kamu pasti adalah orang ketiga yang merusak hubungan Cherry kami. Mengapa kamu begitu murahan sampai-sampai mau memprovokasi pacar orang lain?"
Jenifer Wen langsung menutup teleponnya dengan wajah yang serius, dengan wajah yang tidak bisa dijelaskan. Apa lagi ini, trik baru Cherry Wen? Kenapa dia begitu membosankan, lantas apakah menurutnya ini akan menghancurkannya?
Tetapi, Jenifer Wen tidak bisa berpikir seperti ini. Dimulai dari panggilan telepon itu, tidak terhitung lagi orang tak dikenal yang terus meneleponnya. Jika dia tidak menjawab, maka panggilan telepon akan masuk satu per satu. Pesan teks berisi cacian dan makian juga dengan cepat memenuhi kotak masuknya.
Karena panggilan ini datang begitu cepat dan terlalu banyak, ponsel Jenifer Wen pun menjadi lag, dan setelah beberapa saat, baterainya turun menjadi setengah.
Jenifer Wen baru menyadari bahwa segala sesuatunya tidak sesederhana yang dia kira. Dia lalu mengeluarkan kartunya dan mencari suatu tempat untuk terhubung ke Wifi. Kemudian, dia menyalakan ponselnya dan dengan cepat mencari nomor ponselnya, mungkin siapa yang sudah membocorkan nomornya sehingga menyebabkan hal semacam ini.
Segera, sebuah postingan forum di bilah pencarian segera muncul.
Jenifer Wen melihat judul di atas, "Dari kecil sudah cemburu kepada adiknya, kakak yang memprovokasi adik iparnya demi untuk membalas dendam."
Tak perlu dikatakan, protagonis dari postingan ini pasti adalah dia.
Jenifer Wen menahan amarah di dalam hatinya dan mengawasi.
Level penceritaan poster ini cukup bagus, setengah benar dan setengah palsu telah menuliskan tentang bagaimana para kakak berulang kali memperlakukan adiknya yang baik dan murah hati.
Diantaranya, ada adik perempuan yang sangat dianiaya sehingga membuat orang merasa tertekan, sedangkan kakak perempuannya seperti wanita jahat dalam dongeng, melakukan semua hal-hal jahat.
Jika Jenifer Wen tidak tahu bahwa orang ini sedang menulis tentang dirinya, sepertinya emosinya juga akan terangsang.
Novel Terkait
Doctor Stranger
Kevin WongRahasia Istriku
MahardikaLoving The Pain
AmardaBretta’s Diary
DanielleMy Superhero
JessiMenunggumu Kembali
NovanMore Than Words
HannyPengantin Baruku×
- Bab 1 Menikah Dengan Lelaki Yang Tengah Koma
- Bab 2 Joyous
- Bab 3 Hari Pernikahan
- Bab 4 Kamu Siapa?
- Bab 5 Harusnya Waktu Itu Langsung Bunuh Dia Saja
- Bab 6 Dengarkan Kataku
- Bab 7 Kesepakatan
- Bab 8 Pulang Ke Rumah
- Bab 9 Makna Keluarga Untuknya
- Bab 10 Mengeluarkan Uang 50.000 Yuan Untuk Membayar Kepahitannya
- Bab 11 Yang Di Sebut Cinta
- Bab 12 Tidak Lebih Dari Itu
- Bab 13 Membantunya Meluapkan Emosi
- Bab 14 Rindu Aku Tidak?
- Bab 15 Di Mata-Matai
- Bab 16 Aku Mohon Lepaskan Aku
- Bab 17 Dia Sadar!
- Bab 18 Mimpi Buruk Itu Datang Lagi
- Bab 19 Kamu Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 20 Kenapa Belum Mati Juga
- Bab 21 Dasar Wanita Murahan
- Bab 22 Kehadirannya Apakah Benar Kebetulan?
- Bab 23 Aku Menyetujuimu
- Bab 24 Kenapa Bisa Dia
- Bab 5 Di Dunia Ini Ada Begitu Banyak Jebakan
- Bab 26 Eksrrim
- Bab 27 Tidak Usah Pergi Kemana-Mana
- Bab 28 Foto
- Bab 29 Tanpa Mengatakan Apa-Apa Sudah Ingin Pergi
- Bab 30 Salah Paham
- Bab 31 Kali Ini Sudah Melembut
- Bab 32 Anggap Saja Aku Memohon Padamu
- Bab 33 Bertemu Setiap Hari
- Bab 34 Tidak Mengerti Perkataan Manusia
- Bab 35 Menghancurkan Perasaan Cherry Wen
- Bab 36 Menerima Banyak Penderitaan
- Bab 37 Seperti Sedang Mengurusi Istri
- Bab 38 Tidak Sanggup Menerimanya
- Bab 39 Sangat Keras Kepala
- Bab 40 Membantumu
- Bab 41 Hanya Aku Yang Bisa Menghukumnya
- Bab 42 Tidak Cocok Untukmu
- Bab 43 Benar-benar Kacau
- Bab 44 Nicholas Lu Membantunya
- Bab 45 Hanya Mainan
- Bab 46 Tidak Perlu Kembali Lagi
- Bab 47 Seharusnya Mati Di Dalam Penjara
- Bab 48 Tidak Bisa Tidak Curiga
- Bab 49 Tidak Sesederhana Itu
- Bab 50 Benar-benar Tidak Tahu Malu
- Bab 51 Tak Tahu Malu
- Bab 52 Mengirim Diri Ke Pelukanmu
- Bab 53 Lantas Apakah Disengaja?
- Bab 54 Jangan Biarkan Dia Lolos
- Bab 55 Tetap Adalah Dia
- Bab 56 Memprovokasi Adik Ipar
- Bab 57 Mengada-ada
- Bab 58 Mengungkapkan Kepada Publik
- Bab 59 Orang Itu Tidak Akan Datang
- Bab 60 Tidak Sadar
- Bab 61 Menggali Lubang Kubur Sendiri
- Bab 62 Mengungkapkan Isi Hati
- Bab 63 Dia Kembali
- Bab 64 Datang Untuk Membahas Perceraian
- Bab 65 Mendekatinya Dengan Ganas
- Bab 66 Hilang Kendali
- Bab 67 Itu Tidak Buruk
- Bab 68 Semua Ini Salahmu
- Bab 69 Rahasia Cherry
- Bab 70 Membakar Diri Sendiri
- Bab 71 Sudah Tidak Memiliki Harga Diri Lagi
- Bab 72 Bisa-Bisanya Mencuri
- Bab 73 Tidak Merasa Tidak Adil
- Bab 74 Benar-Benar Rubah Licik
- Bab 75 Sebentar Lagi Akan Tiba
- Bab 76 Aku Mohon Jangan
- Bab 77 Tidak Apa-Apa
- Bab 78 Menemukan Wanita Itu
- Bab 79 Benar-Benar Membuatku Muak
- Bab 80 Menemukan Wanita Kemarin Malam
- Bab 81 Kamu Adalah Barang
- Bab 82 Tertekan Tapi Tak Bisa Diungkapkan Dengan Kata-kata.
- Bab 83 Apa Yang Sebenarnya Sedang Terjadi?
- Bab 84 Kamu Hamil!
- Bab 85 Aborsi
- Bab 86 Semuanya Akan Berakhir
- Bab 87 Meninggalkan Rumah Keluarga Lu
- Bab 88 Orang Yang Lewat
- Bab 89 Benar-benar Muak
- Bab 90 Ketahuan Hamil
- Bab 91 Kecuali Aku Mati
- Bab 92 Coba Saja
- Bab 93 Tubuhnya Terlalu Lemah
- Bab 94 Aku Sudah Salah Paham Padamu
- Bab 95 Pergi Ke Perusahaan
- Bab 96 Ternyata Kamu Menyukai Wanita Seperti Ini
- Bab 97 Tidak Mungkin Menyukainya Juga, Kan?
- Bab 98 Tidak Ada Kesempatan Sedikitpun
- Bab 99 Tidak Mungkin Dinafkahi, Kan?
- Bab 100 Harus Mendapatkan Jenifer
- Bab 101 Pura-pura Tidak Mau
- Bab 102 Selamatkan Anakku
- Bab 103 Apakah Ingin Tahu Siapa Ayah Dari Anak Ini?
- Bab 104 Diculik!
- Bab 105 Pilihan Nicholas Lu
- Bab 106 Melukai Anaknya
- Bab 107 Kenapa Tidak Senang?
- Bab 108 Anak Ini Adalah Anaknya
- Bab 109 Terharu
- Bab 110 Jarak Tidak Terjangkau
- Bab 111 Menjaganya
- Bab 112 Peduli Padanya
- Bab 113 Tidak Ada Celah
- Bab 114 Apakah Kamu Cemburu?
- Bab 115 Masih Ingin Mempunyai Anak?
- Bab 116 Untuk Orang Yang Kucintai
- Bab 117 Hanya Teman
- Bab 118 Hanya Untuk Balas Dendam
- Bab 119 Aku Tidak Perlu Bantuanmu
- Bab 120 Mengeluh
- Bab 121 Biarkan Aku Menjagamu
- Bab 122 Menemukan Jalan Keluar
- Bab 123 Seperti Melihat Seekor Anjing
- Bab 124 Apa Masih Ada Keadilan
- Bab 125 Apakah Sedang Berbohong Padanya
- Bab 126 Pemikiran Yang Berani
- Bab 127 Sesuatu Terjadi Pada Nicholas Lu
- Bab 128 Berbohong Pada Satu Wanita
- Bab 129 Bisa Memberimu Kesempatan
- Bab 130 Bayar Harganya
- Bab 131 Aku Tidak Ingin Mendengar Kata-kata Ini
- Bab 132 Membuatnya Membayar
- Bab 133 Kamu Cemburu?
- Bab 134 Jenifer Wen, Itu Kamu Kan
- Bab 135 Sedang Berbohong
- Bab 136 Sama Sekali Tidak Mirip Dia
- Bab 137 Calon Menantu Perempuan Adalah...
- Bab 138 Untuk Apa Menyerahkan Diri
- Bab 139 Itu Bergantung Kepadamu
- Bab 140 Tidak Akan Ada Lagi Orang Yang Peduli Kepadanya Seperti Ini
- Bab 141 Ada Sesuatu yang Disembunyikan Dariku
- Bab 142 Percaya
- Bab 143 Sesedih Itu?
- Bab 144 Hanya Boleh Berhasil Tidak Boleh Gagal
- Bab 145 Pergi Mencari Orang Lain
- Bab 146 Ternyata Tidak Patuh
- Bab 147 Lebih Baik Mati
- Bab 147 Dasar Murahan
- Bab 148 Aku Menginginkanmu
- Bab 150 Harus Lebih Bisa Mengontrolnya
- Bab 151 Membujuknya Untuk Tidak Mendengarkan, Tetapi Menerimanya Dengan Paksa.
- Bab 152 Tidak Akan Gegabah Lagi
- Bab 153 Mengeluh Di Belakang
- Bab 154 Merasa Sangat Tertekan
- Bab 155 Semuanya Sudah Berlalu
- Bab 156 Depresi Berat
- Bab 157 Tidak Layak
- Bab 158 Mau Menjadi Musuhku Selama Sisa Hidupmu
- Bab 159 Semua Adalah Salah Wanita Itu
- Bab 160 Mendapatkan Siksaan Atas Kejahatan Yang Telah Dilakukan
- Bab 161 Keluarga Lu Tahu
- Bab 162 Menghancurkan Reputasinya
- Bab 163 Mengabaikannya
- Bab 164 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 165 Anak Ini Adalah Anakmu
- Bab 166 Setelah Di Lahirkan Buang Anak Itu
- Bab 167 Hatinya Merasa Begitu Lelah
- Bab 168 Dia Pikir Dia Siapa?
- Bab 169 Gambaran yang Menusuk Mata
- Bab170 Salah Mengenali Orang