Pengantin Baruku - Bab 52 Mengirim Diri Ke Pelukanmu
Cherry Wen mendengar perkataan Vino Yu, wajahnya yang dengan riasan tebal pun berubah menjadi hijau, dengan marah dia menutup telepon, dan kemudian menelepon pergi.
Vino Yu melakukan ini, jelas sedang menampar wajahnya.
Lantas, dia masih terobsesi dengan si jalang Jenifer Wen itu? Apa yang begitu baik tentangnya sehingga dia tidak bisa melupakannya?
Vino Yu sedang mengetuk pintu, tiba-tiba ponselnya berdering. Ketika dia melihat itu adalah panggilan dari Cherry Wen, arogansinya pun turun dan seluruh orang menjadi diam.
"Kak Vino, dimanakah kamu sekarang? Kakak baru saja meneleponku dan mengatakan bahwa kamu berada di depan pintunya, apakah itu benar?"
Cherry Wen menahan amarahnya. Meskipun dia sangat marah sekarang, dia tetap mempertahankan sikap lembut dan murah hatinya. Dia juga tahu bahwa hanya dengan cara ini pria itu tidak akan kesal, dan bahkan bisa membuat Vino Yu lebih merasa bersalah.
Vino Yu berjalan pergi dengan canggung, "Jangan dengarkan omong kosongnya. Aku baru saja melihatnya terjerat dengan pria tak dikenal, jadi aku hanya ingin bertanya apa yang terjadi."
Cherry Wen secara alami mengerti bahwa dia sedang berbohong, tetapi tidak menusuknya. Sebaliknya, dia menjawab dengan cemas, "Kak Vino, aku juga mendengar bahwa kakakku sepertinya melakukan sesuatu yang memalukan sekarang, seperti... menjadi kekasih simpanan orang lain, jadi wajar kalau kamu khawatir."
Vino Yu tiba-tiba menyadari ketika dia mendengar kata-kata itu, dia lalu melirik ke belakang dengan pahit.
Pantas saja wanita brengsek ini, Jenifer Wen, tinggal di bangsal VIP. Pantas saja dia terlihat jauh lebih baik daripada saat dia dibebaskan dari penjara. Ternyata, dia menjadi kekasih simpanan yang tak tahu malu.
“Aku tidak menyangka dia begitu tidak tahu malu.” Vino Yu semakin kesal.
“Hidup kakak memang tidak mudah, mungkin karena ketidakberdayaan?” Berpura-pura baik hati, nyatanya dia lagi-lagi menginjak Jenifer Wen, tetapi Cherry Wen masih belum tenang, ”Kak Vino, aku akan pergi melihat kakek malam ini dan memberitahunya bahwa kita akan segera menikah. Dia pasti akan bahagia."
Vino Yu dengan linglung setuju. Meskipun dia sedang berbicara dengan Cherry Wen, namun pikirannya melayang ke Jenifer Wen tanpa bisa dijelaskan.
Wanita yang menghadapinya hari ini, matanya dingin, dan seluruh tubuhnya indah sehingga orang tidak berani meremehkannya. Vino Yu tidak pernah merasa bahwa Jenifer Wen cantik, tetapi pada saat itu dia memang sempat dibuat terpana sesaat.
Terutama, memikirkan bagaimana rasanya menekan wanita keras kepala ini di bawah tubuhnya, Vino Yu tidak bisa menahan perasaan sedikit khayalan.
Jika tahu dari awal, dia tidak seharusnya menjalin hubungan dengannya secara perlahan. Begitu teringat bahwa Jenifer Wen sudah ditempati oleh pria lain, itu membuat Vino Yu merasa gelisah.
...
Di dalam bangsal.
Setelah Vino Yu berjalan pergi, bagian luar pun menjadi tenang, dan Jenifer Wen baru merasa lega.
Nicholas Lu memandangi wanita di depannya ini melalui cahaya redup senter, ekspresinya kusam dan sulit dibedakan.
"Apakah kamu sangat takut membuatnya marah?"
Tadi, jika bukan karena Jenifer Wen yang menariknya masuk, Nicholas Lu secara alami juga akan memberinya pelajaran.
Jadi, Jenifer Wen takut dia akan menyakiti pria itu, yang disebut sebagai tunangannya?
Jenifer Wen melirik Nicholas Lu sekilas dan intuisinya mengatakan kepadanya bahwa pria itu tampak sedang marah.
"Sekarang listrik padam dan dia tidak melihat orangmu dengan jelas. Jika sebentar lagi lampu menyala, maka itu akan sangat merepotkan jika dia mengenali siapa kamu ini."
Jenifer Wen menjelaskan dengan sungguh-sungguh bahwa Vino Yu ini sangatlah sombong dan mungkin akan menambah 'bahan bakar dan kecemburuan' pada hubungan diantara mereka.
Jenifer Wen tidak ingin membuat masalah dengan sia-sia, lantas apakah itu menarik untuk melihat Vino Yu dan Cherry Wen saling 'menggigit'?
“Kamu dan dia, apakah benar-benar adalah tunangan?” Nicholas Lu menerima penjelasan dari Jenifer Wen dan tidak bisa menahan untuk tidak bertanya.
"Dulunya iya, tetapi sekarang dia adalah tunangan Cherry, kami sudah tidak ada hubungannya lagi."
Nicholas Lu merenung sejenak. Dia ingat keluarga Yu saat itu telah mengumumkan pertunangan mereka dengan cara yang terkenal, dan subjek pertunangannya selalu adalah Cherry Wen. Jika dia tidak mendengarnya langsung hari ini, dia tidak akan mempercayai kalau Jenifer Wen pernah menjadi tunangan pria itu.
Jadi, apakah adik perempuannya yang menggantikan kakaknya setelah kakaknya dipenjara?
Pandangan Nicholas Lu terhadap Cherry Wen menjadi lebih halus.
Ada begitu banyak pria di dunia ini, mengapa harus menikah dengan mantan kakak ipar sendiri... Itu adalah suatu kebetulan yang terlalu sulit dipercaya.
Hanya saja, Nicholas Lu tidak melihat emosi seperti kesedihan di wajah Jenifer Wen ini, ini baru membuatnya yang sedikit kesal pun menjadi lebih baik.
Namun, lalat yang mengganggu seperti Vino Yu ini tetap harus diusir...
Berpikir tentang itu, pria itu baru menyadari bahwa pencahayaan di kamar belum menyala, dan tidak bisa menahan cemberut, "Ada apa? Listrik padam?"
Rumah sakit ini juga merupakan bagian dari Perusahaan Lu yang biayanya tinggi, salah satu rumah sakit bangsawan terbaik di kota J. Sebagai seorang bos, Nicholas Lu merasa bahwa masalah tingkat rendah seperti ini tidak mungkin masih belum selesai diperbaiki setelah sekian lama.
“Mungkin, seharusnya sudah ada yang pergi memperbaikinya, atau aku akan keluar dan melihat-lihat…” Jenifer Wen perlahan-lahan terbiasa dengan kegelapan, tetapi dia takut Nicholas Lu menjadi tidak sabar, jadi dia berencana untuk keluar dan mencari seseorang.
Saat hendak berjalan pergi, senter yang terus dinyalakan itu tiba-tiba berkedip dua kali, sepertinya sudah tidak ada baterai. Jenifer Wen terjun ke kegelapan tanpa memperhatikan meja kopi di depannya. Setelah menabraknya, dia langsung kehilangan keseimbangan tubuhnya.
Jenifer Wen berteriak, tanpa sadar mencoba untuk menangkap sesuatu. Nicholas Lu dengan mata cepatnya, menarik wanita yang sudah akan jatuh itu ke dalam pelukannya.
Gerakan Jenifer Wen berhenti sejenak, sampai ketika dia mendengar suara detak jantung yang mantap dan kuat datang dari dada pria itu, dia baru terbangun dari mimpi besar, lalu dengan cepat ingin mundur dua langkah.
Dia benar-benar tidak sengaja. Nicholas Lu tidak akan berpikir bahwa dia sengaja untuk memprovokasinya, kan?
"Jangan bergerak!"
Nicholas Lu melihat bahwa Jenifer Wen akan bergerak, dia pun mendengus. Tak jauh darinya ada meja kopi dengan sudut kaca yang tajam. Jika wanita itu terjatuh lagi, maka itu tidak lucu.
"Tidak, aku..." Jenifer Wen sedikit bingung, dia bahkan bisa merasakan detak jantung di dada kirinya yang begitu kacau sehingga dia hampir tidak bisa bernafas.
Ketika Jenifer Wen ingin meminta Nicholas Lu untuk melepaskannya, lampu di kamar itu berkedip dua kali, sepertinya listrik sudah normal kembali.
Jenifer Wen baru menghela nafas lega dan melirik ke meja kopi yang hampir membuatnya tersandung tidak jauh darinya, merasa takut untuk sesaat.
Tadi, jika bukan karena reaksi cepat Nicholas Lu, mungkin dia sudah akan bergegas ke sana. Jika kepalanya terbentur, dia tidak akan mendapatkan sesuatu yang baik.
“Terima kasih.” Jenifer Wen berkata, wajahnya memerah dari yang tadinya hitam pekat. Dia masih tidak bisa melihat postur mereka saat ini, dia hanya bisa merasakan suhu tubuh dan aroma pria itu di sekitarnya.
Sekarang setelah ada cahaya dan menyadari betapa ambigunya postur ini, Jenifer Wen segera ingin mendorong Nicholas Lu menjauh, tetapi begitu dia melakukannya, ada rasa sakit yang datang dari kulit kepalanya.
Novel Terkait
Behind The Lie
Fiona LeeMenantu Hebat
Alwi GoCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlySederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaAkibat Pernikahan Dini
CintiaJalan Kembali Hidupku
Devan HardiPengantin Baruku×
- Bab 1 Menikah Dengan Lelaki Yang Tengah Koma
- Bab 2 Joyous
- Bab 3 Hari Pernikahan
- Bab 4 Kamu Siapa?
- Bab 5 Harusnya Waktu Itu Langsung Bunuh Dia Saja
- Bab 6 Dengarkan Kataku
- Bab 7 Kesepakatan
- Bab 8 Pulang Ke Rumah
- Bab 9 Makna Keluarga Untuknya
- Bab 10 Mengeluarkan Uang 50.000 Yuan Untuk Membayar Kepahitannya
- Bab 11 Yang Di Sebut Cinta
- Bab 12 Tidak Lebih Dari Itu
- Bab 13 Membantunya Meluapkan Emosi
- Bab 14 Rindu Aku Tidak?
- Bab 15 Di Mata-Matai
- Bab 16 Aku Mohon Lepaskan Aku
- Bab 17 Dia Sadar!
- Bab 18 Mimpi Buruk Itu Datang Lagi
- Bab 19 Kamu Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 20 Kenapa Belum Mati Juga
- Bab 21 Dasar Wanita Murahan
- Bab 22 Kehadirannya Apakah Benar Kebetulan?
- Bab 23 Aku Menyetujuimu
- Bab 24 Kenapa Bisa Dia
- Bab 5 Di Dunia Ini Ada Begitu Banyak Jebakan
- Bab 26 Eksrrim
- Bab 27 Tidak Usah Pergi Kemana-Mana
- Bab 28 Foto
- Bab 29 Tanpa Mengatakan Apa-Apa Sudah Ingin Pergi
- Bab 30 Salah Paham
- Bab 31 Kali Ini Sudah Melembut
- Bab 32 Anggap Saja Aku Memohon Padamu
- Bab 33 Bertemu Setiap Hari
- Bab 34 Tidak Mengerti Perkataan Manusia
- Bab 35 Menghancurkan Perasaan Cherry Wen
- Bab 36 Menerima Banyak Penderitaan
- Bab 37 Seperti Sedang Mengurusi Istri
- Bab 38 Tidak Sanggup Menerimanya
- Bab 39 Sangat Keras Kepala
- Bab 40 Membantumu
- Bab 41 Hanya Aku Yang Bisa Menghukumnya
- Bab 42 Tidak Cocok Untukmu
- Bab 43 Benar-benar Kacau
- Bab 44 Nicholas Lu Membantunya
- Bab 45 Hanya Mainan
- Bab 46 Tidak Perlu Kembali Lagi
- Bab 47 Seharusnya Mati Di Dalam Penjara
- Bab 48 Tidak Bisa Tidak Curiga
- Bab 49 Tidak Sesederhana Itu
- Bab 50 Benar-benar Tidak Tahu Malu
- Bab 51 Tak Tahu Malu
- Bab 52 Mengirim Diri Ke Pelukanmu
- Bab 53 Lantas Apakah Disengaja?
- Bab 54 Jangan Biarkan Dia Lolos
- Bab 55 Tetap Adalah Dia
- Bab 56 Memprovokasi Adik Ipar
- Bab 57 Mengada-ada
- Bab 58 Mengungkapkan Kepada Publik
- Bab 59 Orang Itu Tidak Akan Datang
- Bab 60 Tidak Sadar
- Bab 61 Menggali Lubang Kubur Sendiri
- Bab 62 Mengungkapkan Isi Hati
- Bab 63 Dia Kembali
- Bab 64 Datang Untuk Membahas Perceraian
- Bab 65 Mendekatinya Dengan Ganas
- Bab 66 Hilang Kendali
- Bab 67 Itu Tidak Buruk
- Bab 68 Semua Ini Salahmu
- Bab 69 Rahasia Cherry
- Bab 70 Membakar Diri Sendiri
- Bab 71 Sudah Tidak Memiliki Harga Diri Lagi
- Bab 72 Bisa-Bisanya Mencuri
- Bab 73 Tidak Merasa Tidak Adil
- Bab 74 Benar-Benar Rubah Licik
- Bab 75 Sebentar Lagi Akan Tiba
- Bab 76 Aku Mohon Jangan
- Bab 77 Tidak Apa-Apa
- Bab 78 Menemukan Wanita Itu
- Bab 79 Benar-Benar Membuatku Muak
- Bab 80 Menemukan Wanita Kemarin Malam
- Bab 81 Kamu Adalah Barang
- Bab 82 Tertekan Tapi Tak Bisa Diungkapkan Dengan Kata-kata.
- Bab 83 Apa Yang Sebenarnya Sedang Terjadi?
- Bab 84 Kamu Hamil!
- Bab 85 Aborsi
- Bab 86 Semuanya Akan Berakhir
- Bab 87 Meninggalkan Rumah Keluarga Lu
- Bab 88 Orang Yang Lewat
- Bab 89 Benar-benar Muak
- Bab 90 Ketahuan Hamil
- Bab 91 Kecuali Aku Mati
- Bab 92 Coba Saja
- Bab 93 Tubuhnya Terlalu Lemah
- Bab 94 Aku Sudah Salah Paham Padamu
- Bab 95 Pergi Ke Perusahaan
- Bab 96 Ternyata Kamu Menyukai Wanita Seperti Ini
- Bab 97 Tidak Mungkin Menyukainya Juga, Kan?
- Bab 98 Tidak Ada Kesempatan Sedikitpun
- Bab 99 Tidak Mungkin Dinafkahi, Kan?
- Bab 100 Harus Mendapatkan Jenifer
- Bab 101 Pura-pura Tidak Mau
- Bab 102 Selamatkan Anakku
- Bab 103 Apakah Ingin Tahu Siapa Ayah Dari Anak Ini?
- Bab 104 Diculik!
- Bab 105 Pilihan Nicholas Lu
- Bab 106 Melukai Anaknya
- Bab 107 Kenapa Tidak Senang?
- Bab 108 Anak Ini Adalah Anaknya
- Bab 109 Terharu
- Bab 110 Jarak Tidak Terjangkau
- Bab 111 Menjaganya
- Bab 112 Peduli Padanya
- Bab 113 Tidak Ada Celah
- Bab 114 Apakah Kamu Cemburu?
- Bab 115 Masih Ingin Mempunyai Anak?
- Bab 116 Untuk Orang Yang Kucintai
- Bab 117 Hanya Teman
- Bab 118 Hanya Untuk Balas Dendam
- Bab 119 Aku Tidak Perlu Bantuanmu
- Bab 120 Mengeluh
- Bab 121 Biarkan Aku Menjagamu
- Bab 122 Menemukan Jalan Keluar
- Bab 123 Seperti Melihat Seekor Anjing
- Bab 124 Apa Masih Ada Keadilan
- Bab 125 Apakah Sedang Berbohong Padanya
- Bab 126 Pemikiran Yang Berani
- Bab 127 Sesuatu Terjadi Pada Nicholas Lu
- Bab 128 Berbohong Pada Satu Wanita
- Bab 129 Bisa Memberimu Kesempatan
- Bab 130 Bayar Harganya
- Bab 131 Aku Tidak Ingin Mendengar Kata-kata Ini
- Bab 132 Membuatnya Membayar
- Bab 133 Kamu Cemburu?
- Bab 134 Jenifer Wen, Itu Kamu Kan
- Bab 135 Sedang Berbohong
- Bab 136 Sama Sekali Tidak Mirip Dia
- Bab 137 Calon Menantu Perempuan Adalah...
- Bab 138 Untuk Apa Menyerahkan Diri
- Bab 139 Itu Bergantung Kepadamu
- Bab 140 Tidak Akan Ada Lagi Orang Yang Peduli Kepadanya Seperti Ini
- Bab 141 Ada Sesuatu yang Disembunyikan Dariku
- Bab 142 Percaya
- Bab 143 Sesedih Itu?
- Bab 144 Hanya Boleh Berhasil Tidak Boleh Gagal
- Bab 145 Pergi Mencari Orang Lain
- Bab 146 Ternyata Tidak Patuh
- Bab 147 Lebih Baik Mati
- Bab 147 Dasar Murahan
- Bab 148 Aku Menginginkanmu
- Bab 150 Harus Lebih Bisa Mengontrolnya
- Bab 151 Membujuknya Untuk Tidak Mendengarkan, Tetapi Menerimanya Dengan Paksa.
- Bab 152 Tidak Akan Gegabah Lagi
- Bab 153 Mengeluh Di Belakang
- Bab 154 Merasa Sangat Tertekan
- Bab 155 Semuanya Sudah Berlalu
- Bab 156 Depresi Berat
- Bab 157 Tidak Layak
- Bab 158 Mau Menjadi Musuhku Selama Sisa Hidupmu
- Bab 159 Semua Adalah Salah Wanita Itu
- Bab 160 Mendapatkan Siksaan Atas Kejahatan Yang Telah Dilakukan
- Bab 161 Keluarga Lu Tahu
- Bab 162 Menghancurkan Reputasinya
- Bab 163 Mengabaikannya
- Bab 164 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 165 Anak Ini Adalah Anakmu
- Bab 166 Setelah Di Lahirkan Buang Anak Itu
- Bab 167 Hatinya Merasa Begitu Lelah
- Bab 168 Dia Pikir Dia Siapa?
- Bab 169 Gambaran yang Menusuk Mata
- Bab170 Salah Mengenali Orang