Pengantin Baruku - Bab 109 Terharu
Jenifer Wen hanya merasa suasananya menjadi lebih kacau ketika dia memikirkannya, jadi dia hanya menutupi wajahnya dengan selimut dan tidur.
Mengenai urusan anak, biarkan saja dulu.
Karena pesan singkat dari Jenifer Wen, suasana hati Nicholas Lu hari ini pun menjadi sangat baik, setidaknya, dia tidak marah saat karyawannya melakukan kesalahan.
Bahkan Jordy An bisa melihat ini.
Tampaknya pengaruh Nona Wen pada bosnya lebih besar dari yang dibayangkan.
"Bos, hari ini dokter mengatakan bahwa Nona Wen dapat keluar dari rumah sakit, menurutmu kapan harus mengurusi prosedur formalitasnya? Apakah aku harus mengutus seseorang untuk menjemput dan mengantarnya?"
Karena insiden penculikan itu, Jordy An kini bertanggung jawab atas keselamatan perjalanan Jenifer Wen, berusaha menghindari kemungkinan bahaya.
Nicholas Lu menggelengkan kepalanya, "Tidak perlu, aku akan pergi ke sana."
...
Setelah jam istirahat di pagi hari, Nicholas Lu meninggalkan Perusahaan Lu dan menyetir mobil ke rumah sakit.
Jenifer Wen sedang tidur di dalam bangsal. Karena kehamilannya, dia sekarang banyak tidur dan bisa tertidur hampir kapanpun dan dimanapun.
Nicholas Lu masuk ke bangsal dan melihat Jenifer Wen tidur dengan tenang, sinar matahari menerpa wajahnya yang cantik dengan lingkaran cahaya, yang membuatnya tampak sedang bermimpi.
Tanpa sadar, pria itu meringankan langkah kakinya, terus berjalan, berdiri di samping tempat tidur, dan memandangi Jenifer Wen di tempat tidur, matanya penuh kasih sayang yang bahkan tidak dia sadari.
Pandangan Nicholas Lu bergerak ke bawah, jatuh ke bibir Jenifer Wen, bibir merah cerah, dengan sedikit kilauan, semenarik jelly, pria itu tidak bisa menahan diri untuk membungkuk dan mendekati wajah Jenifer Wen, ia hendak menciumnya ...
Tiba-tiba, pengasuh di luar pun masuk, "Nona Wen, bangun dan makanlah ..."
Sebelum dia menyelesaikan kata-katanya, dia dikejutkan oleh pemandangan di depannya. Apakah dia mengganggu rencana baik orang lain?
Nicholas Lu segera berdiri tegak, merasa sangat kesal.
Pikirannya tadi bingung dan ternyata ingin menciumnya?
Ketika Jenifer Wen mendengar suara itu, bulu matanya bergetar beberapa kali, kemudian dia menjadi sedikit lebih sadar, "Oh, aku akan segera bangun."
Untuk kesehatan bayi, dia sekarang sangat memperhatikan pola makan seimbang, jadi dia akan mendengarkan apa yang dikatakan pengasuh.
Tepat setelah berbicara, Jenifer Wen memperhatikan bahwa ada orang lain di samping tempat tidur, Nicholas Lu berdiri di samping tempat tidurnya dengan ekspresi aneh.
Jenifer Wen meliriknya, "Mengapa kamu di sini?"
Bukankah seharusnya Nicholas Lu sekarang sedang sibuk di perusahaan, kenapa dia bisa ada waktu?
"Dokter bilang hari ini kamu boleh keluar dari rumah sakit, aku akan mengantarmu pulang."
Nicholas Lu berkata dengan acuh tak acuh.
Jenifer Wen mengangguk, baguslah, dia juga telah berada di rumah sakit sekitar setengah bulan, kesehatan tubuhnya juga hampir pulih. Alasan utamanya adalah Nicholas Lu yang membayar rawat inap dan pengasuh, jika ini terus berlanjut, bukankah dia merasa malu.
Tapi……
Teringat hubungan antara anak di dalam perutnya dengan Nicholas Lu, Jenifer Wen merasa tidak ada salahnya membiarkan dia mengeluarkan uang untuk merawat janin di perutnya. Bagaimanapun, ini adalah anaknya.
Hanya saja ayahnya tidak mengetahuinya.
Pengasuh mengantarkan makanan yang sudah dimasak, tugas utamanya adalah merawat Jenifer Wen dengan baik dan memastikan nutrisinya, jadi setiap kali dia memasak makanan, dia akan memasak makanan yang beragam.
Jenifer Wen hendak makan, dan tiba-tiba teringat sesuatu, "Kamu sudah makan?"
Nicholas Lu menggelengkan kepalanya, dia segera datang ke sini setelah selesai bekerja, jadi tidak ada waktu untuk makan.
"Kalau begitu ... kamu bisa makan bersama di sini?"
Nicholas Lu berpikir sejenak, mengangguk, pengasuh pun meletakkan meja kecil, keduanya duduk di kedua sisi meja dan makan bersama.
Nicholas Lu memandangi semangkuk kecil nasi yang sedang dimakan Jenifer Wen, ia pun tidak bisa menahan cemberut di wajahnya.
Dia makan begitu sedikit, tak heran dia sangat kurus hingga seperti tiang bambu, kalau orang lain tahu, mungkin mengira dia menyiksanya.
Setelah berpikir, pria itu mengambil sepotong daging dan memasukkannya ke dalam mangkuk Jenifer Wen.
"Makan lebih banyak, jangan buat orang berpikir aku tidak memberimu makan."
Jenifer Wen tidak menolak, menundukkan kepalanya dan tidak bisa menahan diri untuk masuk ke pikiran yang lebih dalam.
Apakah Nicholas Lu peduli padanya hingga melakukan ini?
Jadi, jika dia tahu bahwa anak yang ada di perutnya adalah anaknya, bagaimana reaksinya?
Mungkin karena dia sedang hamil, pemikiran Jenifer Wen menjadi agak rumit.
Namun, dia tidak begitu gegabah, dia mengatakan yang sebenarnya secara langsung karena Nicholas Lu memberi lauk untuknya.
"Oh ya, Sheila, bagaimana keadaannya?"
Jenifer Wen teringat Sheila Liu, wanita yang menyamar sebagai dirinya sendiri.
"Dia telah pergi ke luar negeri, jangan khawatir, dia tidak akan kembali, kakaknya sekarang sudah masuk penjara."
Nicholas Lu tidak menyembunyikannya, tetapi langsung memberi tahu Jenifer Wen.
Untuk Sheila Liu, dia tidak memiliki perasaan yang baik, tetapi dia mengalami kecelakaan karena dirinya sendiri dan dia tidak peduli tentang itu, jadi dia hanya bisa menggunakan uang untuk membalasnya, tetapi yang lainnya tidak ada artinya.
Keluarga Sheila Liu juga memohon padanya untuk melepaskan Steve Liu , tetapi Nicholas Lu menolak.
Teringat peristiwa di mana dia hampir memaksa Jenifer Wen dengan obat di hari itu, pria itu merasa tidak bisa menerimanya, jadi dia menggunakan beberapa cara untuk mengirimnya langsung ke penjara.
“Penjara?” Jenifer Wen terkejut, dia kemudian memerika di Internet untuk mencari tahu. Hal seperti itu sering dilakukan oleh polisi, bagaimanapun, tidak ada kerugian yang berarti, sebenarnya sangat sulit untuk menjatuhi hukuman.
Karena kemudian Nicholas Lu mengatakan bahwa masalah ini diserahkan kepadanya, dan, tidak ada yang mendatanginya untuk mengetahui situasi, Jenifer Wen pun mengira dia telah membebaskan Steve Liu demi Sheila Liu.
Tidak disangka……
Apakah faktanya seperti itu?
Dalam hati Jenifer Wen, dia sedikit tersentuh, perasaan ada seseorang yang melindunginya dari ancaman bahaya, sebenarnya sangat bagus.
"Ya, jadi jangan khawatir, dia tidak mungkin punya nyali untuk balas dendam terhadapmu."
Nicholas Lu mengira dia takut, jadi dia menjelaskannya lagi.
Jenifer Wen pun hanya menjawab ‘ya’, lalu mengucapkan terima kasih dengan lembut.
Baru kemudian dia menyadari bahwa Nicholas Lu telah benar-benar banyak membantunya dari awal hingga sekarang, meskipun dia selalu berbicara buruk, tetapi dalam hal tindakan, dia benar-benar dapat diandalkan.
Untuk makan siang kali ini, mereka makan cukup harmonis.
Setelah makan, Nicholas Lu pergi untuk menyelesaikan formalitas pulang dari rumah sakit, pengasuh akan pergi, Jenifer Wen berterima kasih padanya atas perhatiannya yang cermat selama ini.
"Aduh, memang harus begitu, tapi bukan aku yang harus kamu ucapi terima kasih, tapi suamimu!"
Pengasuh memiliki kesan yang baik terhadap Jenifer Wen, dia tidak pernah menunjukkan amarahnya dan mudah diajak bicara, jadi dia lebih banyak berbicara.
"Dia secara khusus membawaku ke sini dan memberiku uang dua kali lebih banyak dari yang lain, dia juga memintaku untuk menjagamu dengan baik. Selain itu, dia juga sibuk mengurusi kamu yang akan keluar dari rumah sakit, dia sangat tampan dan kaya, pria seperti itu, kamu harus menjaganya dengan baik. "
Jenifer Wen ingin mengatakan bahwa mereka tidak lagi memiliki hubungan suami istri, tetapi ketika dia melihat tatapan tajam pria itu, dia tidak berkata apa-apa, "Aku mengerti."
Setelah pengasuh itu pergi, suasana hati Jenifer Wen belum tenang sama sekali, wanita sebenarnya merasa bimbang, selama mendengar kata-kata orang lain, suasana hati akan berubah naik turun.
Kata-kata Nicholas Lu barusan dan saran pengasuh itu, membuatnya sedikit terharu, dan bahkan tidak bisa menahan diri untuk berpikir jika Nicholas Lu tahu bahwa anak itu adalah anaknya, akankah dia bahagia.
Novel Terkait
Menaklukkan Suami CEO
Red MapleSi Menantu Dokter
Hendy ZhangVillain's Giving Up
Axe AshciellyTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniYou're My Savior
Shella NaviLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaBlooming at that time
White RosePengantin Baruku×
- Bab 1 Menikah Dengan Lelaki Yang Tengah Koma
- Bab 2 Joyous
- Bab 3 Hari Pernikahan
- Bab 4 Kamu Siapa?
- Bab 5 Harusnya Waktu Itu Langsung Bunuh Dia Saja
- Bab 6 Dengarkan Kataku
- Bab 7 Kesepakatan
- Bab 8 Pulang Ke Rumah
- Bab 9 Makna Keluarga Untuknya
- Bab 10 Mengeluarkan Uang 50.000 Yuan Untuk Membayar Kepahitannya
- Bab 11 Yang Di Sebut Cinta
- Bab 12 Tidak Lebih Dari Itu
- Bab 13 Membantunya Meluapkan Emosi
- Bab 14 Rindu Aku Tidak?
- Bab 15 Di Mata-Matai
- Bab 16 Aku Mohon Lepaskan Aku
- Bab 17 Dia Sadar!
- Bab 18 Mimpi Buruk Itu Datang Lagi
- Bab 19 Kamu Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 20 Kenapa Belum Mati Juga
- Bab 21 Dasar Wanita Murahan
- Bab 22 Kehadirannya Apakah Benar Kebetulan?
- Bab 23 Aku Menyetujuimu
- Bab 24 Kenapa Bisa Dia
- Bab 5 Di Dunia Ini Ada Begitu Banyak Jebakan
- Bab 26 Eksrrim
- Bab 27 Tidak Usah Pergi Kemana-Mana
- Bab 28 Foto
- Bab 29 Tanpa Mengatakan Apa-Apa Sudah Ingin Pergi
- Bab 30 Salah Paham
- Bab 31 Kali Ini Sudah Melembut
- Bab 32 Anggap Saja Aku Memohon Padamu
- Bab 33 Bertemu Setiap Hari
- Bab 34 Tidak Mengerti Perkataan Manusia
- Bab 35 Menghancurkan Perasaan Cherry Wen
- Bab 36 Menerima Banyak Penderitaan
- Bab 37 Seperti Sedang Mengurusi Istri
- Bab 38 Tidak Sanggup Menerimanya
- Bab 39 Sangat Keras Kepala
- Bab 40 Membantumu
- Bab 41 Hanya Aku Yang Bisa Menghukumnya
- Bab 42 Tidak Cocok Untukmu
- Bab 43 Benar-benar Kacau
- Bab 44 Nicholas Lu Membantunya
- Bab 45 Hanya Mainan
- Bab 46 Tidak Perlu Kembali Lagi
- Bab 47 Seharusnya Mati Di Dalam Penjara
- Bab 48 Tidak Bisa Tidak Curiga
- Bab 49 Tidak Sesederhana Itu
- Bab 50 Benar-benar Tidak Tahu Malu
- Bab 51 Tak Tahu Malu
- Bab 52 Mengirim Diri Ke Pelukanmu
- Bab 53 Lantas Apakah Disengaja?
- Bab 54 Jangan Biarkan Dia Lolos
- Bab 55 Tetap Adalah Dia
- Bab 56 Memprovokasi Adik Ipar
- Bab 57 Mengada-ada
- Bab 58 Mengungkapkan Kepada Publik
- Bab 59 Orang Itu Tidak Akan Datang
- Bab 60 Tidak Sadar
- Bab 61 Menggali Lubang Kubur Sendiri
- Bab 62 Mengungkapkan Isi Hati
- Bab 63 Dia Kembali
- Bab 64 Datang Untuk Membahas Perceraian
- Bab 65 Mendekatinya Dengan Ganas
- Bab 66 Hilang Kendali
- Bab 67 Itu Tidak Buruk
- Bab 68 Semua Ini Salahmu
- Bab 69 Rahasia Cherry
- Bab 70 Membakar Diri Sendiri
- Bab 71 Sudah Tidak Memiliki Harga Diri Lagi
- Bab 72 Bisa-Bisanya Mencuri
- Bab 73 Tidak Merasa Tidak Adil
- Bab 74 Benar-Benar Rubah Licik
- Bab 75 Sebentar Lagi Akan Tiba
- Bab 76 Aku Mohon Jangan
- Bab 77 Tidak Apa-Apa
- Bab 78 Menemukan Wanita Itu
- Bab 79 Benar-Benar Membuatku Muak
- Bab 80 Menemukan Wanita Kemarin Malam
- Bab 81 Kamu Adalah Barang
- Bab 82 Tertekan Tapi Tak Bisa Diungkapkan Dengan Kata-kata.
- Bab 83 Apa Yang Sebenarnya Sedang Terjadi?
- Bab 84 Kamu Hamil!
- Bab 85 Aborsi
- Bab 86 Semuanya Akan Berakhir
- Bab 87 Meninggalkan Rumah Keluarga Lu
- Bab 88 Orang Yang Lewat
- Bab 89 Benar-benar Muak
- Bab 90 Ketahuan Hamil
- Bab 91 Kecuali Aku Mati
- Bab 92 Coba Saja
- Bab 93 Tubuhnya Terlalu Lemah
- Bab 94 Aku Sudah Salah Paham Padamu
- Bab 95 Pergi Ke Perusahaan
- Bab 96 Ternyata Kamu Menyukai Wanita Seperti Ini
- Bab 97 Tidak Mungkin Menyukainya Juga, Kan?
- Bab 98 Tidak Ada Kesempatan Sedikitpun
- Bab 99 Tidak Mungkin Dinafkahi, Kan?
- Bab 100 Harus Mendapatkan Jenifer
- Bab 101 Pura-pura Tidak Mau
- Bab 102 Selamatkan Anakku
- Bab 103 Apakah Ingin Tahu Siapa Ayah Dari Anak Ini?
- Bab 104 Diculik!
- Bab 105 Pilihan Nicholas Lu
- Bab 106 Melukai Anaknya
- Bab 107 Kenapa Tidak Senang?
- Bab 108 Anak Ini Adalah Anaknya
- Bab 109 Terharu
- Bab 110 Jarak Tidak Terjangkau
- Bab 111 Menjaganya
- Bab 112 Peduli Padanya
- Bab 113 Tidak Ada Celah
- Bab 114 Apakah Kamu Cemburu?
- Bab 115 Masih Ingin Mempunyai Anak?
- Bab 116 Untuk Orang Yang Kucintai
- Bab 117 Hanya Teman
- Bab 118 Hanya Untuk Balas Dendam
- Bab 119 Aku Tidak Perlu Bantuanmu
- Bab 120 Mengeluh
- Bab 121 Biarkan Aku Menjagamu
- Bab 122 Menemukan Jalan Keluar
- Bab 123 Seperti Melihat Seekor Anjing
- Bab 124 Apa Masih Ada Keadilan
- Bab 125 Apakah Sedang Berbohong Padanya
- Bab 126 Pemikiran Yang Berani
- Bab 127 Sesuatu Terjadi Pada Nicholas Lu
- Bab 128 Berbohong Pada Satu Wanita
- Bab 129 Bisa Memberimu Kesempatan
- Bab 130 Bayar Harganya
- Bab 131 Aku Tidak Ingin Mendengar Kata-kata Ini
- Bab 132 Membuatnya Membayar
- Bab 133 Kamu Cemburu?
- Bab 134 Jenifer Wen, Itu Kamu Kan
- Bab 135 Sedang Berbohong
- Bab 136 Sama Sekali Tidak Mirip Dia
- Bab 137 Calon Menantu Perempuan Adalah...
- Bab 138 Untuk Apa Menyerahkan Diri
- Bab 139 Itu Bergantung Kepadamu
- Bab 140 Tidak Akan Ada Lagi Orang Yang Peduli Kepadanya Seperti Ini
- Bab 141 Ada Sesuatu yang Disembunyikan Dariku
- Bab 142 Percaya
- Bab 143 Sesedih Itu?
- Bab 144 Hanya Boleh Berhasil Tidak Boleh Gagal
- Bab 145 Pergi Mencari Orang Lain
- Bab 146 Ternyata Tidak Patuh
- Bab 147 Lebih Baik Mati
- Bab 147 Dasar Murahan
- Bab 148 Aku Menginginkanmu
- Bab 150 Harus Lebih Bisa Mengontrolnya
- Bab 151 Membujuknya Untuk Tidak Mendengarkan, Tetapi Menerimanya Dengan Paksa.
- Bab 152 Tidak Akan Gegabah Lagi
- Bab 153 Mengeluh Di Belakang
- Bab 154 Merasa Sangat Tertekan
- Bab 155 Semuanya Sudah Berlalu
- Bab 156 Depresi Berat
- Bab 157 Tidak Layak
- Bab 158 Mau Menjadi Musuhku Selama Sisa Hidupmu
- Bab 159 Semua Adalah Salah Wanita Itu
- Bab 160 Mendapatkan Siksaan Atas Kejahatan Yang Telah Dilakukan
- Bab 161 Keluarga Lu Tahu
- Bab 162 Menghancurkan Reputasinya
- Bab 163 Mengabaikannya
- Bab 164 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 165 Anak Ini Adalah Anakmu
- Bab 166 Setelah Di Lahirkan Buang Anak Itu
- Bab 167 Hatinya Merasa Begitu Lelah
- Bab 168 Dia Pikir Dia Siapa?
- Bab 169 Gambaran yang Menusuk Mata
- Bab170 Salah Mengenali Orang