Pengantin Baruku - Bab 26 Eksrrim

"Sekarang masih tidak apa-apa, tapi apa yang terjadi padanya di masa depan itu tergantung pada sikapmu."

“Richard, kamu jangan tidak tahu malu ya!” Jenifer Wen langsung kesal. Dari awal sampai akhir, ibunya tidak pernah melakukan kesalahan apapun padanya.

Pada awalnya, Richard Wen hanyalah seorang anak laki-laki malang yang tidak memiliki apa-apa selain dendam dan bakat. Ibunya yang mengambil properti keluarga dan menemaninya bekerja dalam kegelapan juga kesulitan, hingga bisa menghasilkan perusahaan yang saat ini.

Tapi balasan yang diberikan Richard Wen pada ibunya adalah membawa pulang seorang pelakor dengan anak yang hanya beda beberapa tahun darinya ke rumah. Dia menjebak putrinya masuk ke penjara dan menginjak-injaknya sesuka hati. Dia menggunakannya kondisi ibunya yang sakit untuk mengancam putrinya?

"Jenifer, tolong perhatikan siapa yang sedang kamu ajak bicara. Dalam beberapa tahun terakhir ini kamu memangnya tidak mempelajari apa itu kesopanan?"

“Kesopanan itu dilakukan pada orang-orang yang pantas, dan tidak perlu di lakukan pada orang yang tidak pantas.” Jenifer Wen mengepalkan tinjunya, dia bahkan tidak menyadari rasa sakit di tangannya itu.

"Jenifer, aku untuk yang terakhir kali peringatkanmu, berhentilah bicara yang tidak masuk akal dan sembarangan, karena kamu tidak memahami aturan dan tata krama, malam ini, kembalilah ke rumah keluarga Wen, aku akan mengajarimu tata krama dan sopan santun. Kalau kamu tidak datang, kamu akan menanggung akibatnya sendiri.”

Selesai mengatakan itu Richard Wen dengan dingin menutup teleponnya.

Jenifer Wen mendengarkan nada telepon yang terputus, rasanya ingin segera membunuh lelaki kurang ajar itu dengan sebilah pisau.

Karena setidaknya, ibunya dan dia adalah suami istri selama lebih dari 10 tahun. Bahkan kalau mereka memelihara hewan peliharaan, mereka harusnya bisa memiliki hubungan yang dekat, tetapi lelaki itu sebaliknya bisa dapat dengan tenang menggunakan kondisi ibunya sebagai alat tawar-menawar.

Tapi, meski marah dan penuh kebencian, setelah pulang kerja, Jenifer Wen hanya bisa melakukan apa yang dikatakan Richard Wen.

Dia tidak punya kesempatan untuk membantah.

Di rumah keluarga Wen, Jenifer Wen di tahan di luar dan menunggu lama sebelum akhirnya diizinkan masuk.

Dia berpikir, ini pasti balas dendam Richard Wen terhadapnya.

“Bagaimana, apakah kamu sudah belajar bagaimana berbicara dengan baik?” Richard Wen berdiri di tangga, memandangnya dengan sikap merendahkan.

Jenifer Wen tidak membalasnya, "Kamu mencariku harusnya tidak hanya untuk mengatakan hal semacam ini kan."

Dalam perjalanan ke sini, dia sudah menyiapkan mentalnya. Tidak peduli apa yang Richard Wen lakukan, dia harus bersabar dan memancingnya untuk menceritakan sebanyak mungkin berita tentang ibunya.

“Cepat tarik bandingmu terhadap Kherin.”

Jenifer Wen meremas jarinya.

"Kherin masuk ke kantor polisi karena dia sudah memfitnahku mencuri kartu. Aku tidak merasa telah berprasangka buruk padanya. Terlebih lagi, Nicholas yang mencari pengacara untuk menuntutnya. Jadi kamu tidak ada gunanya membicarakan ini denganku.”

Kherin Liu bukan sekali dua kali mengganggunya, dan Jenifer Wen kali ini benar-benar tidak ingin membiarkannya lepas begitu saja.

"Kamu sudahi ya bawa nama Nicholas untuk menekanku, aku tahu kamu sudah berhasil naik ke tempat tidurnya, tetapi kamu memangnya tidak melihat cermin dan berkaca seperti apa dirimu itu, huh? Memangnya dia akan mau menikahi wanita sepertimu? Tak tahu malu."

Tak tahu malu?

Jenifer Wen tiba-tiba merasa itu konyol. Ayah mana yang akan menggunakan kata-kata seperti itu untuk berbicara tentang putrinya. Dia orang yang tidak tahu malu, lalu bagaimana dengan dia?

Anjing tua yang lebih tidak tahu malu?

“Aku tidak bisa melakukan ini.” Jenifer Wen sedang tidak ingin berdebat dengannya.

Menyuruhnya melepaskan Kherin Liu, itu tidak mungkin.

"Sepupumu itu masih gadis yang belum menikah. Kamu anak tidak tahu diri bagaimana bisa tidak memikirkan ini dengan baik? Kalau kamu tetap mempertahankan kasus ini, dan setelah dia keluar dari penjara dia mau bagaimana menghadapi dunia luar dengan cap mantan narapidana?”

Richard Wen mengerutkan kening.

Kata-kata yang jatuh di telinga Jenifer Wen, membuat hatinya seakan terlempar ke dalam gletser, membeku sejauh ribuan mil.

Untuk Richard Wen, dia bisa peduli pada siapa saja dan memikirkan masa depan siapa pun, dan orang-orang itu kecuali putri kandungnya sendiri!

Dan seperti takut kalau Jenifer Wen akan menolak, dia dengan dingin menambahkan kata-katanya, "Ibumu sekarang di luar negeri. Panti jompo mengatakan ada obat baru khusus yang bisa membuatnya merasa lebih baik...Mengenai apakah dia bisa menikmati obat baru itu semua tergantung padamu."

Kata-kata Jenifer Wen hanya sampai di bibirny, hatinya hancur berkeping-keping, dia mengepalkan tinjunya, dan akhirnya hanya bisa meletakan kembali tangannya.

Dia bahkan tidak tahu di mana ibunya sekarang, lalu apa lagi yang bisa dia lakukan?

“Aku akan membiarkannya keluar, dan kamu, harus beritahu aku di mana ibuku berada.” Setelah sekian lama, Jenifer Wen mendongak, matanya sedikit merah.

“Jangan tawar-menawar denganku, kamu tidak memenuhi syarat untuk melakukan itu.” Richard Wen tanpa berpikir langsung menolaknya.

Karakter seorang Jenifer Wen seperti bom waktu, dan Richard Wen harus menggenggam kelemahannya di tangannya agar bisa tenang.

Mendengar penolakan itu, Jenifer Wen tidak mengatakan apa-apa lagi.Tempat yang dulu begitu familiar dan dia sebut rumah ini hanya membuatnya tercekik.

Dia kemudian berbalik dan pergi, langkah Jenifer Wen semakin cepat, dan akhirnya, langkahnya terlihat seperti sedang melarikan diri.

Jenifer Wen kembali ke rumah keluarga Lu, tetapi Nicholas Lu tidak ada, dia beberapa hari terakhir ini sangat sibuk, dan terkadang dia tidak pulang dan menginap di luar.

Tetapi dengan tidak adanya dia, itu lebih bagus.

Jenifer Wen pergi ke dapur untuk mencari sebotol anggur merah, kembali ke kamar, dan duduk di dekat jendela sambil meminumnya sendirian.

Dia tidak tahu cara minum. Hanya saja setelah hari ini, dia merasa seperti ada segumpal kapas di dalam hatinya. Dia benar-benar tidak tahu bagaimana cara meredakannya. Dia hanya bisa menggunakan metode ini, dan kalaupun itu bisa membuatnya mabuk dan tertidur, malah lebih baik.

Karena kalau dia terus memikirkan itu, dia pasti bisa gila.

Saat Nicholas Lu kembali ke rumah, hari sudah larut.

Setelah berurusan dengan proyek yang agak rumit, dia juga merasa lelah.

Namun, begitu dia membuka pintu kamar tidur, aroma alkohol yang pekat memenuhi wajahnya, dan lelaki itu mengerutkan kening, dengan lengkungan yang tidak menyenangkan.

Jenifer Wen wanita ini, ketika dia pergi, menghabiskan harinya seperti ini?

Jenifer Wen hampir mabuk. Kemampuan minumnya dari awal memang tidak seberapa. Setelah minum sebotol anggur merah, kepalanya menjadi pusing dan tubuhnya menjadi tidak terkontrol. Ketika dia mendengar suaranya, dia berdiri dengan terhuyung-huyung, “Siapa?"

Nicholas Lu menatapnya. Sudah berapa banyak alkohol yang dia minum? Dan memangnya siapa lagi yang bisa kembali ke ruangan ini di jam segini?

“Berapa banyak alkohol yang kamu minum?” Lelaki itu dengan tidak sabar melepas dasinya.

Nicholas Lu orang yang pembersih. Dia biasanya paling membenci orang mabuk. Melihat Jenifer Wen sudah mabuk ini, dia berpikir untuk melemparnya ke kamar tamu.

Namun, sebelum melakukan itu, Jenifer Wen berjalan dengan linglung dan terhuyung, mencoba melihat siapa orang itu.

Piyama longgar miliknya terbuka karena gerakan tubuh yang tidak terkendali, memperlihatkan area kulit yang cerah dan lembap.

Nicholas Lu menatapnya, dan merasa mulutnya sedikit kering.

Tapi, dia tentu tidak begitu lapar sampai harus melakukan itu dengan wanita yang sedang mabuk.

Sambil memikirkan tentang itu, Nicholas Lu berbalik dan pergi, lupakan saja, dia saja yang tidur di kamar tamu malam ini.

“Stop!” Jenifer Wen salah mengenali orang, menganggapnya sebagai Richard Wen, dia jadi langsung menyerangnya, dengan air mata bercucuran bertanya: “Kenapa memperlakukanku seperti itu, di matamu mereka semua manusia, lalu aku bukan hah? Harus bagaimana sampai kamu mau melepaskan aku? Katakan, katakan padaku!”

Jenifer Wen menangis, dan Nicholas Lu baru kali ini melihatnya menangis, kedua matanya menggelap dan sedikit tidak tega.

Dia kira wanita ini tidak akan bisa menangis tapi ternyata dia juga memiliki sisi lemahnya.

“Kamu mabuk, tunggu kamu sadar saja baru bicara denganku.”

Lelaki itu mendorong tangannya, berdiri pergi dari sana, tapi Jenifer Wen tidak diam terus mengejarnya dan kakinya tersilang dan tersandung jatuh tepat di atas tubuh Nicholas Lu.

Kejadian ekstrim ini, membuat Nicholas Lu meringis ngilu, dan yang paling gilanya adalah Jenifer Wen tidak sadar dengan apa yang dia lakukan.

Novel Terkait

Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu