Pengantin Baruku - Bab 74 Benar-Benar Rubah Licik

Nada bicara Nicholas Lu masih sangat dingin, Jenifer Wen menggelengkan kepalanya, "Tidak usah repot, pulang baru oles juga bisa."

Bau obat untuk memar bengkak dan nyeri ini umumnya sangat kuat, kalau mengoleskannya di dalam mobil, Nicholas Lu yang menciumnya mungkin bisa merasa tidak enak, jadi Jenifer Wen berencana untuk mengolesnya setelah pulang nanti saja.

"Suruh oles obat saja banyak ceritanya." Nicholas Lu memandang Jenifer Wen dan menggelengkan kepalanya, matanya redup, wanita ini benar-benar cukup keras kepala, dia bisa-bisanya menahan itu sampai pulang.

"Pergi lah ke perusahaan." Saat Jenifer Wen mengatakan itu, Nicholas Lu tiba-tiba membuka pintu di sampingnya dan mengangkatnya dari tempat duduk.

Jenifer Wen terkejut, tetapi lelaki itu dengan cepat membuka pintu belakang lagi dan dengan tidak lembut memasukkannya ke dalam, "Mana obat biar aku yang oles."

Karena Jenifer Wen tidak mau mengolesnya sendiri, maka biar dia saja yang mengoleskannya untuknya.

"Ah? Tidak usah repot-repot…" Jenifer Wen tercengang. Nicholas Lu mengoleskannya obat, lelucon internasional apa yang tengah dia buat?

Namun, sebelum sempat melanjutkan perkataannya, Nicholas Lu langsung mengambil betisnya dan mengangkat kakinya yang terluka.

"Ah!" Jenifer Wen meringis. Dia sekarang mengenakan gaun, meskipun di dalamnya memakai dalaman, tapi dia masih merasa tidak nyaman ketika ada seorang lelaki yang mengangkat kakinya seperti itu.

"Sungguh tidak perlu, aku akan melakukannya sendiri, aku bisa melakukannya sendiri." Jenifer Wen melihatnya benar-benar mau mengolesinya obat, wajahnya memerah dan terasa begitu panas.

Jenifer Wen buru-buru mengulurkan tangan untuk mengambil kembali salep dari tangan lelaki itu, tetapi Nicholas Lu tidak melepaskannya, tangan yang memegang kakinya masih begitu keras dan kekuatannya malah semakin kuat.

"Jangan bergerak." Suara Nicholas Lu terdengar rendah dan seksi, di telinga Jenifer Wen membuat seluruh tubuhnya mati rasa. Dia tidak berani bergerak lagi, hanya menekan gaunnya dan melihat tindakannya.

Nicholas Lu menundukkan kepalanya dan mengoleskan salep ke tangannya. Jenifer Wen melihat wajah anggunnya yang seperti pahatan, alisnya terangkat dan begitu fokus, ada orang yang bilang, laki-laki dalam keadaan fokus adalah lelaki yang paling tampan, Jenifer Wen dulu tidak merasa seperti itu, tapi saat ini, dia bisa-bisanya melihatnya sampai melamun.

"Mungkin akan sedikit sakit, kamu tahan-tahan ya." Nicholas Lu melepas heels Jenifer Wen dan melirik heels yang begitu tinggi, menjadi seorang wanita ternyata cukup melelahkan ya.

"Yah, tidak apa-apa." Jenifer Wen baru saja tersadar dari keadaan terpesonanya dan dengan cepat memalingkan muka dan berhenti menatap Nicholas Lu.

Dia bisa-bisanya melihat lelaki ini sampai terpesona, ini tidakkah...

Sebelum Jenifer Wen sempat memikirkan dirinya yang hina dan bisa terpesona akan itu, tiba-tiba rasa sakit datang dari tempat salep yang dioleskan ke pergelangan kakinya, membuatnya hampir menjerit, tetapi dia buru-buru menahan dan menunggu sampai Nicholas Lu selesai memberinya obat, Jenifer Wen hampir saja menggigit bibirnya hingga berdarah.

"Kalau sakit, teriak saja, jangan di tahan." Nicholas Lu meliriknya. Ini adalah pertama kalinya dia melihat seorang wanita yang sok kuat dan keras kepala seperti itu.

Para wanita biasanya akan menangis ketika kulitnya sedikit lecet.

Hanya Jenifer Wen yang begitu pendiam dan kuat menahan luka ini membuatnya merasa lebih menyukainya. Dia membawa heelsnya dan membuangnya ke samping, "Lain kali tidak usah di pakai lagi, Davin itu hanya tahu efek gaya, kamu bisa memprotesnya."

Jenifer Wen menarik kakinya, merasakan masih ada rasa panas pada kulit yang baru saja disentuhnya, membuat jantungnya masih berdegup kencang.

"Baik lah aku mengerti, tapi ini sebenarnya masalahku. Aku sudah lama tidak memakai heels seperti ini jadi agak tidak terbiasa."

Jenifer Wen menunduk, karena takut Nicholas Lu akan melihat wajahnya yang memerah.

Nicholas Lu kemudian pergi membelikannya sepasang sandal datar, dan mengantarnya pulang.

Jenifer Wen tidak keberatan. Dia sekarang kesulitan berjalan dan tidak bisa berbuat banyak untuk ikut pergi ke perusahaan, jadi dia ebih baik menyembuhkan lukanya dulu baru pergi kerja lagi.

Nicholas Lu memanggil pelayannya dan melihat sampai Jenifer Wen di papah masuk ke rumah baru pergi.

Begitu Nicholas Lu pergi, Yuni Xia yang memapah Jenifer Wen langsung mendorongnya, "Dasar rubah licik."

Begitu Yuni Xia melihat Jenifer Wen, melihat gaun yang dikenakannya, dia hampir bisa menebak apa yang terjadi.

Apa yang sih bagusnya Jenifer Wen, dia jelas seorang pembunuh, dan tuan muda bagaimana bisa menyukainya, dan masih membelikannya ini itu.

"Ssss..." Jenifer Wen yang didorong olehnya, karena tidak siap, dan pergelangan kaki yang bebannya baru berkurang langsung terasa lagi...Rasa sakit itu datang lagi dan membuat matanya basah.

Yuni Xia ini benar-benar tidak mau menyerah, karena dia adalah orang yang menjaga Nicholas Lu saat koma, jadi keluarga Lu sangat menghargainya. Jenifer Wen karena ini juga merasa pahit.

"Jangan sombong, walaupun tuan sekarang memperlakukanmu dengan baik, dia itu hanya mempermainkanmu, akan ada suatu hari dia akan menendangmu keluar dari sini."

Jenifer Wen yang sudah menormalkan diri, mendengar ini merasa tidak berdaya, dia sebelumnya telah menasihatinya tapi Yuni Xia ini sepertinya tidak mendengar apapun.

Untuk seseorang seperti Nicholas Lu, tidak ada perbedaan antara dia dan dia.

Hanya……

Saat teringat wajah serius lelaki itu hari ini, hati Jenifer Wen berdegup kencang dia dengan cepat menggelengkan kepalanya, kata-kata Yuni Xia sama dengan mengingatkannya.

Dia tidak bisa memiliki pikiran yang tidak masuk akal ini, karena kalau tidak, itu hanya akan menyakiti dirinya sendiri.

Hanya, meskipun Jenifer Wen berpikir demikian, Yuni Xia masih tidak menganggap serius perkataannya, melihat apa yang di pakai Jenifer Wen dan semua yang dia miliki, membuatnya merasa begitu iri.

Kalau Nicholas Lu bisa menerima seorang wanita yang pernah dipenjara, maka bukannya tidak mungkin baginya untuk menerimanya.

Ya dia harus menemukan cara untuk mendapatkan Nicholas Lu.

...

Jenifer Wen menghabiskan beberapa hari menganggur di rumah, dan dia sangat bosan hingga teringat kejadian antara Cherry Wen dan sutradara Zhou.

Dia menemukan nomor telepon wartawan dari majalah gosip hiburan dan menyampaikan kabar itu kepada wartawan. Dia awalnya berpikir dia bisa menjadikan rekan Cherry Wen yang malang itu sebagai bonus untuk berita itu.

Tapi tak dia sangka, wartawan itu bilang dia tidak ada bukti dan takut digugat, jadi dia tidak bisa meluaskan berita itu.

Jenifer Wen sedikit kecewa. Karena bagaimanapun, kejadian ini adalah kejadian yang dia lihat dan dengar dengan matanya sendiri. kalau ini disebarkan, pasti akan merugikan Cherry Wen. Dan dalam keadaannya yang seperti itu, dia pasti tidak akan ada energi untuk mengusik hidupnya.

"Kalau kamu benar-benar memiliki informasinya, kamu sebaiknya cari beberapa bukti yang dapat dipercaya, meskipun itu hanya beberapa foto, juga bisa, untuk harganya bisa dibicarakan."

Jenifer Wen menutup telepon dan berpikir keras. Nominal yang di berikan wartawan itu benar-benar menggodanya. Asal ada wajah yang bisa ditangkap, meski hanya ada 1 foto, itu membutuhkan 6 digit angka. Dan nominalnya itu uang yang bisa dia hasilkan dalam beberapa tahun ini.

Dengan uang tersebut, dia bisa memiliki kepercayaan diri untuk keluar mencari panti jompo. Atau, dia juga bisa meminta Nicholas Lu untuk membantunya menemukan ibunya. Setelah itu, keluarga Wen tidak bisa lagi mengancamnya dengan membawa nama ibunya.

Memikirkan hal ini, Jenifer Wen merasa keberaniannya itu worth it. Pada hari itu, dia mendengar nomor kamarnya, dan masih ada waktu, dia bisa berpura-pura menjadi pelayan dan masuk ke hotel itu.

Novel Terkait

Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu