Pengantin Baruku - Bab 79 Benar-Benar Membuatku Muak
"Untuk ke depannya aku tidak akan memperdulikan urusan mereka lagi, kakek percaya kamu bisa mengatasinya dengan baik." Kakek Lu menggelengkan kepalanya, lalu duduk, melihat pemandangan di luar jendela, dan menghela nafas.
"Jangan khawatir, aku tidak akan melakukan apa pun pada mereka. Selama mereka tahu diri, aku tidak akan terlalu mengingat kejadian ini dan membalasnya."
Kakek berdehem dan melanjutkan, "Sekalian, si Yuni itu, dia telah melakukan hal semacam ini, usir saja dia. Setelah melihat dia dulu menjagamu dengan baik, jadi jangan terlalu disulitkan."
Nicholas Lu menanggapi satu per satu permintaan kakek, dan bawahan yang telah mengkhianati mereka tentu saja tidak bisa terus tinggal disana.
Setelah mengatakan ini, Nicholas Lu tidak ingin mengganggu kakek lagi, dia jadi meninggalkan ruang kerja dan kembali ke kamarnya.
Hanya, dia dalam hatinya sudah merencanakan untuk berurusan dengan paman kedua dan yang lainnya. Dan yang pertama, dia harus pergi ke luar negeri untuk mendapatkan kembali saham perusahaan Lu yang berada di luar negeri, dan itu sepertinya akan memakan waktu setidaknya 1 bulan.
Memikirkan hal ini, lelaki itu teringat hal-hal yang terjadi waktu dia dulu pergi ke luar negeri, dan mau tidak mau teringat Jenifer Wen, setidaknya, dia harus mengatakan dan memperingatkan beberapa hal padanya.
Hari ini adalah hari libur, Jenifer Wen harus ada di rumah.
Memikirkannya, Nicholas Lu dalam hati merasakan kerumitan yang tidak bisa dijelaskan. Kemarin, dia sudah memiliki hubungan dengan seorang wanita yang tidak diketahui asalnya. Meskipun itu didorong oleh obat, tapi dia sadar dia salah.
Meskipun, pernikahannya dengan Jenifer Wen berbeda dengan pernikahan pada umumnya, dia tidak memiliki hak untuk mengganggu dan ikut campur atas apa yang dia lakukan, tetapi bagaimanapun juga, Nicholas Lu masih merasa sedikit bersalah.
Memikirkan hal itu, Nicholas Lu di pintu untuk beberapa saat terlihat ragu, lalu mendorong pintu masuk, tetapi tak disangka tidak ada seorang pun di ruangan itu.
Jenifer Wen pergi?
Nicholas Lu menemukan seorang pelayan dan bertanya, pelayan mengatakan kalau dia kemarin malam tidak pulang dan baru pulang pagi ini dan tidak makan sarapan. Sekarang dia sepertinya berada di kamar dan tidak tahu apa yang sedang dia lakukan.
Nicholas Lu mengerutkan kening.
Setelah dilihat lagi, lampu kamar mandi ternyata menyala, tapi tidak ada suara air di dalamnya, begitu tenang dan agak aneh, dia bahkan melihat ke arah pintu, tidak ada uap di dalam, dan sangat bersih.
Keanehan ini mengundang kecurigaan Nicholas Lu. Dia mengetuk pintu, "Jenifer, Jenifer? Apakah kamu di dalam?"
Tidak ada jawaban, hanya ada keheningan.
Keanehan di hati Nicholas Lu menjadi semakin dalam. Pada saat ini, dia tidak bisa memperdulikan hal lainnya dan langsung menendang pintu.
Pintu kamar mandi dibuka paksa oleh Nicholas Lu.
Mendengar suara keras itu, Jenifer Wen bangun dari bak mandi, air di dalamnya sudah dingin, dan dia baru saja tertidur.
Saat dia pulang, dia merasa bau lelaki itu masih ada di kulitnya, dan itu seolah-olah akan menyerang seluruh tubuhnya, jadi dia pergi ke kamar mandi lagi untuk mandi lagi.
Tapi tak disangka, karena kelelahan, dia langsung tertidur di dalam.
Nicholas Lu berjalan masuk, "Jenifer, kamu ..."
Kata-kata lelaki itu tiba-tiba berhenti, matanya tertuju pada wanita itu.
Nicholas Lu tiba-tiba merasa dirinya yang baru saja merasa bersalah itu seperti orang bodoh, dia baru saja tidak pulang semalam, dan dia sudah pergi bermain-main dengan lelaki liar lainnya.
Apakah dia menganggapnya sudah mati?
"Jenifer...Aku baru pergi sehari, dan kamu sudah tidak sabar pergi mencari lelaki?"
Jenifer Wen buru-buru memegang jubah mandi dan ingin memakainya, tapi mata menyilaukan lelaki itu membuatnya kaku.
Melihat dia yang ingin mengenakan pakaian untuk menutupi tubuhnya, Nicholas Lu merasa dia melakukan itu karena rasa bersalah, dan amarahnya menjadi lebih kuat.
Dia menarik Jenifer Wen keluar dari kamar mandi dan dengan kasar menekannya di depan cermin.
"Aku sebelumnya buta ya bisa berpikir kalau kamu mungkin bukan wanita jahat, tetapi sekarang tampaknya lelaki yang punya sedikit uang bisa memesanmu? Lalu kamu kenapa harus berpura-pura bersih di depanku, apakah kamu mencoba berbohong kepadaku, atau ingin menjual dengan harga bagus?"
"Nicholas, lepaskan akui!" Jenifer Wen merasakan sakit di kulit kepalanya yang di jambak, tapi rasa sakit itu jauh lebih sedikit daripada rasa sakit di hatinya.
Dia diperkosa dan dia tidak ingin ini terjadi, mengapa Nicholas Lu harus mempermalukannya seperti ini?
"Melepaskanmu, melepaskanmu lalu membiarkanmu terus bermain di belakangku bersama lelaki itu?"
Nicholas Lu melihat perjuangan Jenifer Wen melepaskan diri. Semakin dia melakukan ini, semakin membuatnya marah.
Hari-hari ini, dia pikir dia sudah cukup baik kepada Jenifer Wen, tapi apa balasan untuknya?
Malah pengkhianatan!
Ini bahkan pengkhianatan yang terang-terangan, Nicholas Lu yang belum pernah merasakan ini sebelumnya, pada saat ini rasanya hanya ingin menghancurkan wanita sialan ini.
"Tidak, tidak seperti itu...Aku di perkosa." Jenifer Wen memandang dirinya di cermin dan tidak bisa menahan air mata.
Ketika Nicholas Lu mendengar ini, dia melepaskannya. Pada saat ini, telepon Jenifer Wen berdering, dan lelaki itu mengambil alih dan menekan tombol jawab, "Kita lihat apakah ini telepon dari lelaki liarmu semalam itu."
Kemudian suara Cherry Wen datang dari seberang, "Bagaimana, kak, kemarin malam dengan sutradara Zhou?"
Ketika Cherry Wen membuka mata dia langsung teringat tentang Jenifer Wen, jadi dia sengaja menelepon untuk memanas-manasinya.
"Apa katamu?" Wajah Nicholas Lu memuram, dan dia meremas telepon di tangannya.
"Kakak juga ingin menjadi bintang. Jadi, sebagai seorang adik aku tentu akan memperkenalkannya dengan cara yang baik." Cherry Wen dikejutkan oleh suara dalam dari lelaki di seberangnya, setelah memikirkannya, dia memutuskan untuk terus menabur perselisihan.
Selama bisa membuat Nicholas Lu benar-benar muak dengan Jenifer Wen, maka nantinya tidak akan ada lagi yang mengganggunya untuk menyiksanya.
Telepon langsung diputus oleh Nicholas Lu.
Lelaki itu tidak bisa menahan amarahnya, dan membanting telepon di tangannya ke arah Jenifer Wen. Jenifer Wen tidak bersembunyi dan telepon itu terlempar ke dahinya. Noda darah mengalir di dahinya, tetapi dia benar-benar tidak sadar akan rasa sakit itu.
"Jadi ini alasan mengapa kamu bisa di perkosa?" Nicholas Lu merasa sikapnya yang sempat ragu karena mendengar pembelaannya benar-benar bodoh.
Dia benar-benar meremehkan Jenifer Wen, kemampuan akting wanita ini mungkin jauh lebih baik dari adiknya yang artis itu.
Dia benar-benar terhipnotis oleh kesedihan dan kepolosannya yang pura-pura itu, berpikir kalau dia tidak seburuk yang dia pikirkan, dan bahkan lupa kalau wanita ini adalah pelaku yang menyebabkan dia berbaring di tempat tidur seperti sampah selama 3 tahun!
"Tidak, kemarin aku ingin merekam video Cherry dengan sutradara Zhou, tapi dia tahu kalau aku..."
Saat Jenifer Wen berbicara, suaranya menjadi lebih pelan karena dia melihat senyum dingin dan kejam di wajah Nicholas Lu. Dia tidak percaya, dia tidak akan pernah mempercayainya lagi.
"Jenifer, apakah menurutmu aku akan percaya dengan cerita yang kau buat?” Nicholas Lu berdiri, mengangkat dagunya dan menatapnya dengan jijik.
Mata Jenifer Wen kosong, ya benar, semua ini terdengar seperti fantasi konyol, bahkan kalau semuanya benar, siapa yang akan mempercayainya?
Bahkan dia sendiri tidak mau percaya kalau kejadian kemarin benar adanya.
Nicholas Lu memandangnya dengan dingin, "Jenifer Wen, kamu benar-benar membuatku muak."
Novel Terkait
Love And War
JaneLove and Trouble
Mimi XuKamu Baik Banget
Jeselin VelaniDiamond Lover
LenaMenantu Hebat
Alwi GoPernikahan Kontrak
JennyInnocent Kid
FellaMy Tough Bodyguard
Crystal SongPengantin Baruku×
- Bab 1 Menikah Dengan Lelaki Yang Tengah Koma
- Bab 2 Joyous
- Bab 3 Hari Pernikahan
- Bab 4 Kamu Siapa?
- Bab 5 Harusnya Waktu Itu Langsung Bunuh Dia Saja
- Bab 6 Dengarkan Kataku
- Bab 7 Kesepakatan
- Bab 8 Pulang Ke Rumah
- Bab 9 Makna Keluarga Untuknya
- Bab 10 Mengeluarkan Uang 50.000 Yuan Untuk Membayar Kepahitannya
- Bab 11 Yang Di Sebut Cinta
- Bab 12 Tidak Lebih Dari Itu
- Bab 13 Membantunya Meluapkan Emosi
- Bab 14 Rindu Aku Tidak?
- Bab 15 Di Mata-Matai
- Bab 16 Aku Mohon Lepaskan Aku
- Bab 17 Dia Sadar!
- Bab 18 Mimpi Buruk Itu Datang Lagi
- Bab 19 Kamu Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 20 Kenapa Belum Mati Juga
- Bab 21 Dasar Wanita Murahan
- Bab 22 Kehadirannya Apakah Benar Kebetulan?
- Bab 23 Aku Menyetujuimu
- Bab 24 Kenapa Bisa Dia
- Bab 5 Di Dunia Ini Ada Begitu Banyak Jebakan
- Bab 26 Eksrrim
- Bab 27 Tidak Usah Pergi Kemana-Mana
- Bab 28 Foto
- Bab 29 Tanpa Mengatakan Apa-Apa Sudah Ingin Pergi
- Bab 30 Salah Paham
- Bab 31 Kali Ini Sudah Melembut
- Bab 32 Anggap Saja Aku Memohon Padamu
- Bab 33 Bertemu Setiap Hari
- Bab 34 Tidak Mengerti Perkataan Manusia
- Bab 35 Menghancurkan Perasaan Cherry Wen
- Bab 36 Menerima Banyak Penderitaan
- Bab 37 Seperti Sedang Mengurusi Istri
- Bab 38 Tidak Sanggup Menerimanya
- Bab 39 Sangat Keras Kepala
- Bab 40 Membantumu
- Bab 41 Hanya Aku Yang Bisa Menghukumnya
- Bab 42 Tidak Cocok Untukmu
- Bab 43 Benar-benar Kacau
- Bab 44 Nicholas Lu Membantunya
- Bab 45 Hanya Mainan
- Bab 46 Tidak Perlu Kembali Lagi
- Bab 47 Seharusnya Mati Di Dalam Penjara
- Bab 48 Tidak Bisa Tidak Curiga
- Bab 49 Tidak Sesederhana Itu
- Bab 50 Benar-benar Tidak Tahu Malu
- Bab 51 Tak Tahu Malu
- Bab 52 Mengirim Diri Ke Pelukanmu
- Bab 53 Lantas Apakah Disengaja?
- Bab 54 Jangan Biarkan Dia Lolos
- Bab 55 Tetap Adalah Dia
- Bab 56 Memprovokasi Adik Ipar
- Bab 57 Mengada-ada
- Bab 58 Mengungkapkan Kepada Publik
- Bab 59 Orang Itu Tidak Akan Datang
- Bab 60 Tidak Sadar
- Bab 61 Menggali Lubang Kubur Sendiri
- Bab 62 Mengungkapkan Isi Hati
- Bab 63 Dia Kembali
- Bab 64 Datang Untuk Membahas Perceraian
- Bab 65 Mendekatinya Dengan Ganas
- Bab 66 Hilang Kendali
- Bab 67 Itu Tidak Buruk
- Bab 68 Semua Ini Salahmu
- Bab 69 Rahasia Cherry
- Bab 70 Membakar Diri Sendiri
- Bab 71 Sudah Tidak Memiliki Harga Diri Lagi
- Bab 72 Bisa-Bisanya Mencuri
- Bab 73 Tidak Merasa Tidak Adil
- Bab 74 Benar-Benar Rubah Licik
- Bab 75 Sebentar Lagi Akan Tiba
- Bab 76 Aku Mohon Jangan
- Bab 77 Tidak Apa-Apa
- Bab 78 Menemukan Wanita Itu
- Bab 79 Benar-Benar Membuatku Muak
- Bab 80 Menemukan Wanita Kemarin Malam
- Bab 81 Kamu Adalah Barang
- Bab 82 Tertekan Tapi Tak Bisa Diungkapkan Dengan Kata-kata.
- Bab 83 Apa Yang Sebenarnya Sedang Terjadi?
- Bab 84 Kamu Hamil!
- Bab 85 Aborsi
- Bab 86 Semuanya Akan Berakhir
- Bab 87 Meninggalkan Rumah Keluarga Lu
- Bab 88 Orang Yang Lewat
- Bab 89 Benar-benar Muak
- Bab 90 Ketahuan Hamil
- Bab 91 Kecuali Aku Mati
- Bab 92 Coba Saja
- Bab 93 Tubuhnya Terlalu Lemah
- Bab 94 Aku Sudah Salah Paham Padamu
- Bab 95 Pergi Ke Perusahaan
- Bab 96 Ternyata Kamu Menyukai Wanita Seperti Ini
- Bab 97 Tidak Mungkin Menyukainya Juga, Kan?
- Bab 98 Tidak Ada Kesempatan Sedikitpun
- Bab 99 Tidak Mungkin Dinafkahi, Kan?
- Bab 100 Harus Mendapatkan Jenifer
- Bab 101 Pura-pura Tidak Mau
- Bab 102 Selamatkan Anakku
- Bab 103 Apakah Ingin Tahu Siapa Ayah Dari Anak Ini?
- Bab 104 Diculik!
- Bab 105 Pilihan Nicholas Lu
- Bab 106 Melukai Anaknya
- Bab 107 Kenapa Tidak Senang?
- Bab 108 Anak Ini Adalah Anaknya
- Bab 109 Terharu
- Bab 110 Jarak Tidak Terjangkau
- Bab 111 Menjaganya
- Bab 112 Peduli Padanya
- Bab 113 Tidak Ada Celah
- Bab 114 Apakah Kamu Cemburu?
- Bab 115 Masih Ingin Mempunyai Anak?
- Bab 116 Untuk Orang Yang Kucintai
- Bab 117 Hanya Teman
- Bab 118 Hanya Untuk Balas Dendam
- Bab 119 Aku Tidak Perlu Bantuanmu
- Bab 120 Mengeluh
- Bab 121 Biarkan Aku Menjagamu
- Bab 122 Menemukan Jalan Keluar
- Bab 123 Seperti Melihat Seekor Anjing
- Bab 124 Apa Masih Ada Keadilan
- Bab 125 Apakah Sedang Berbohong Padanya
- Bab 126 Pemikiran Yang Berani
- Bab 127 Sesuatu Terjadi Pada Nicholas Lu
- Bab 128 Berbohong Pada Satu Wanita
- Bab 129 Bisa Memberimu Kesempatan
- Bab 130 Bayar Harganya
- Bab 131 Aku Tidak Ingin Mendengar Kata-kata Ini
- Bab 132 Membuatnya Membayar
- Bab 133 Kamu Cemburu?
- Bab 134 Jenifer Wen, Itu Kamu Kan
- Bab 135 Sedang Berbohong
- Bab 136 Sama Sekali Tidak Mirip Dia
- Bab 137 Calon Menantu Perempuan Adalah...
- Bab 138 Untuk Apa Menyerahkan Diri
- Bab 139 Itu Bergantung Kepadamu
- Bab 140 Tidak Akan Ada Lagi Orang Yang Peduli Kepadanya Seperti Ini
- Bab 141 Ada Sesuatu yang Disembunyikan Dariku
- Bab 142 Percaya
- Bab 143 Sesedih Itu?
- Bab 144 Hanya Boleh Berhasil Tidak Boleh Gagal
- Bab 145 Pergi Mencari Orang Lain
- Bab 146 Ternyata Tidak Patuh
- Bab 147 Lebih Baik Mati
- Bab 147 Dasar Murahan
- Bab 148 Aku Menginginkanmu
- Bab 150 Harus Lebih Bisa Mengontrolnya
- Bab 151 Membujuknya Untuk Tidak Mendengarkan, Tetapi Menerimanya Dengan Paksa.
- Bab 152 Tidak Akan Gegabah Lagi
- Bab 153 Mengeluh Di Belakang
- Bab 154 Merasa Sangat Tertekan
- Bab 155 Semuanya Sudah Berlalu
- Bab 156 Depresi Berat
- Bab 157 Tidak Layak
- Bab 158 Mau Menjadi Musuhku Selama Sisa Hidupmu
- Bab 159 Semua Adalah Salah Wanita Itu
- Bab 160 Mendapatkan Siksaan Atas Kejahatan Yang Telah Dilakukan
- Bab 161 Keluarga Lu Tahu
- Bab 162 Menghancurkan Reputasinya
- Bab 163 Mengabaikannya
- Bab 164 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 165 Anak Ini Adalah Anakmu
- Bab 166 Setelah Di Lahirkan Buang Anak Itu
- Bab 167 Hatinya Merasa Begitu Lelah
- Bab 168 Dia Pikir Dia Siapa?
- Bab 169 Gambaran yang Menusuk Mata
- Bab170 Salah Mengenali Orang