Pengantin Baruku - Bab 110 Jarak Tidak Terjangkau
Jenifer Wen hanya memikirkannya sejenak, Nicholas Lu kembali, "Prosedur sudah selesai diurus, apakah semua barang sudah dikemas?"
Jenifer Wen mengangguk, tidak ada barang apa-apa untuk dikemas, bangsal VIP ini dipersiapkan khusus oleh Nicholas Lu, semua kebutuhan sehari-hari tersedia, sangat praktis, ia hanya membawa beberapa baju ganti.
“Kalau begitu kita pergi sekarang.” Nicholas Lu mengangguk, sekalian mengambil tas dari tangan Jenifer Wen.
Gerakan bawah sadarnya membuat Jenifer Wen merasakan sentuhan kehangatan, entah karena tersentuh oleh kata-kata pengasuh barusan, dia tanpa sadar menghentikan Nicholas Lu, "Nicholas, aku ... Aku ingin membicarakan sesuatu denganmu. "
Nicholas Lu berbalik dan hendak menganggukkan kepalanya untuk mempersilakan dia berbicara, tetapi ponsel tiba-tiba berdering, dia mengambil ponselnya dan meliriknya, nama di atas layar ponsel itu membuat wajahnya cemberut.
Panggilan telepon dari Sherli Mu.
"Aku harus mengangkat telepon, tunggu sebentar, kita akan lanjut berbicara."
Setelah berkata, Nicholas Lu pun keluar.
Baru saja, Jenifer Wen dan Nicholas Lu berdiri sangat dekat, jadi dia dengan jelas melihat nama di layar ponsel itu.
Sherli Mu ...
Terdengar tidak asing, dia berusaha mengingatnya dan dengan cepat teringat siapa orang itu.
Seharusnya dia adalah gadis yang pernah memiliki hubungan dengan Nicholas Lu dan sekarang berada di luar negeri.
Jenifer Wen meletakkan tangan di perutnya dengan erat, baru saja, dia memililki waktu sebentar, dia ingin menceritakan kisah tentang anak ini, tapi ...
Begitu teringat nama itu dan cemoohan keluarga dan teman di sekitar Nicholas Lu terhadap sikap mereka, Jenifer Wen langsung menepis pemikiran itu.
Dia tampaknya sedikit bersemangat, tetapi untungnya, dia belum mengatakan apa-apa.
...
Nicholas Lu menjawab panggilan telepon dari Sherli Mu di luar, setelah meninggalkannya terakhir kali, hubungan antara keduanya secara bertahap kembali dingin seperti biasa.
Nicholas Lu pernah meminta seseorang untuk mengirim hadiah mahal kepada Sherli Mu sebagai permintaan maaf atas kepergiannya yang tiba-tiba di hari itu, tetapi dia tidak pernah menghubungi dirinya lagi.
Karakter Nicholas Lu juga begitu sombong, karena dia diberi langkah dan menolak untuk turun, dia juga tidak mungkin berbuat apa-apa hingga membuatnya malu.
Tak disangka, akhirnya Sherli Mu mengalah terlebih dulu.
"Nicholas, malam ini, aku akan kembali ke China, kamu harus menjemputku, oke."
Nada suara Sherli Mu sedikit berhati-hati. Jika dulu, dia tidak akan pernah membayangkan bahwa dia akan berbicara dengan Nicholas Lu seperti ini.
Nicholas Lu dulu sangat baik kepadanya, Sherlu Mu menginginkan bintang di langit, dia akan berusaha memetik bintang itu untuknya.
Tapi sekarang……
Saat itu, setelah menerima kado Nicholas Lu, Sherli Mu masih mengeluh, dia pun menjatuhkan diri seperti itu, bahkan tanpa melihat penampilan presentasi kelulusannya, ia hanya mengiriminya hadiah, itu juga terlalu tidak tulus.
Sherli Mu berpikir, dia harus menunggu sampai Nicholas Lu meminta maaf padanya, kemudian mengatakan banyak hal baik sebelum memaafkannya, tetapi tanpa diduga, Nicholas Lu tidak pernah menghubunginya sejak hari itu.
Baru kemudian dia menyadari bahwa setelah jeda yang begitu lama, Nicholas Lu bukan lagi pria yang mencintainya seperti dulu, dia tidak bisa lagi bertindak sewenang-wenang, bersikap angkuh, jika ingin mendapatkan hatinya lagi, dia yang pertama kali harus mengambil inisiatif.
Oleh karena itu, setelah menyelesaikan pendidikannya, Sherli Mu memutuskan untuk kembali ke Tiongkok.
Bukan hanya mengambil inisiatif, kan? Selama bertahun-tahun hubungan di antara mereka, selama dia mengalah, Nicholas Lu tidak akan menolak.
"Nicholas, aku pulang seorang diri, saat itu malam sangat larut ... bandara sudah kosong, aku ... aku takut."
Nicholas Lu merenung sejenak, lalu berpikir, "Oke, aku akan menjemput kamu."
Sherli Mu menghela nafas lega.
"Aku akan mengirimkan informasi penerbangan padamu sebentar lagi, terima kasih, Nicholas."
Nicholas Lu tersenyum, dia tidak menyangka Sherli Mu akan bersikap begitu sopan, "Tidak perlu, kita adalah teman, membantumu adalah sebuah keharusan."
Setelah berbicara, Nicholas Lu menutup telepon.
Sherli Mu membeku cukup lama karena mendengar kata ‘teman’.
Teman ...?
Di antara mereka, sekarang ternyata hanya teman.
Namun, setelah beberapa saat, senyum muncul di wajah cantik dan murah hati Sherli Mu, memangnya kenapa hanya teman, hubungan mereka bisa berkembang menjadi kekasih, kan?
Dia tidak percaya bahwa Nicholas Lu melupakannya begitu saja.
...
Setelah Nicholas Lu menyelesaikan panggilan telepon, dia kembali ke bangsal, dia masih ingat apa yang ingin dikatakan Jenifer Wen kepadanya tadi.
Dari sikapnya, seharusnya dia akan mengatakan sesuatu yang penting.
Nicholas Lu masuk ke bangsal. Jenifer Wen sedang beristirahat di kursi, ketika dia melihatnya kembali, dia memasang ekspresi acuh tak acuh, "Kamu sudah kembali? Ayo kita pergi sekarang."
Nicholas Lu mengerutkan kening tanpa sadar, "Bukankah tadi kamu bilang ada yang ingin kamu katakan padaku?"
Jenifer Wen tidak menyangka bahwa dia masih mengingat hal ini, berpikir sejenak, lalu tersenyum, "Oh, aku hanya ingin berterima kasih karena akhir-akhir ini kamu sangat membantuku, malam ini aku akan memasak, jadi aku ingin bertanya kamu ingin apa?"
Jenifer Wen berbohong, adapun ide yang begitu kekanak-kanakan tadi hingga membuat dia tidak tahan, dia pun langsung meninggalkannya ke tempat yang jauh.
Untungnya, dia belum mengatakan apa-apa dan langsung disela, kalau tidak dia sekarang pasti sangat malu.
“Oh?” Nicholas Lu mendengarnya mengatakan ini, alisnya yang mengerutkan kening sedikit mengendur, sudut mulutnya sedikit rileks, “Jarang sekali kamu memiliki hati nurani seperti itu.”
Jenifer Wen tidak bisa berkata-kata, apa maksudnya jarang memiliki hati nurani, apakah sebelumnya dia tidak berperasaan?
Namun, setelah memikirkannya, dia tampaknya tidak melakukan apa pun untuk berterima kasih kepada Nicholas Lu, jadi dia merasa sedikit bersalah, "Sebelumnya aku hanya tidak terpikirkan saja"
Nicholas Lu pun tidak lagi menginterogasinya, "Aku terima kebaikan hatimu, tapi makanan yang kamu masak tidak terlalu enak, aku akan mengajakmu makan di luar."
Nicholas Lu masih memiliki ingatan yang dalam tentang sup asin yang sengaja dia siapkan sebelumnya. Apalagi, dia sekarang sedang hamil, bukankah akan merepotkan jika dia memasak?
Dia akan muntah karena mencium asap masakan.
Jenifer Wen berpikir sejenak, benar juga, terlebih lagi, dia juga khawatir akan merasa mual saat memasak, "Baiklah, aku akan mentraktirmu makan bersama, kamu dapat memilih tempat mana saja ..."
Di kalimat terakhir, Jenifer Wen sama sekali tidak percaya diri, jika Nicholas Lu memilih restoran mewah dan makan makanan mahal seperti foie gras kaviar, dia pasti akan bangkrut.
"Karena kamu yang mentraktir, jadi kamu saja yang memilih ingin makan di mana."
Nicholas Lu bisa melihat sekilas apa yang dipikirkan Jenifer Wen, dia tertawa dalam hati, tetapi tidak menyulitkannya dan malah menyerahkan padanya.
Jenifer Wen diam-diam menarik napas lega, tetapi menangkap tatapan menggoda pria itu, wajahnya memerah, langsung terbatuk dua kali.
Hal ini juga tidak bisa disalahkan padanya, ada perbedaan kelas yang dalam antara dia dan Nicholas Lu. Jika Nicholas Lu melihat sesuatu benda yang tidak mahal, tapi di matanya, seolah sangat mungkin dia tidak mampu membeli benda yang mewah.
Memikirkannya sejenak, Jenifer Wen tidak bisa menahan perasaan tak berdaya.
Kesenjangan antara mereka bedua begitu besar, dia hanya mengalami saat-saat tertentu sehingga dia merasa bahwa anak dalam perutnya mungkin bisa menarik ke jarak yang tidak terjangkau ini.
Novel Terkait
The Great Guy
Vivi HuangInventing A Millionaire
EdisonPenyucian Pernikahan
Glen ValoraNikah Tanpa Cinta
Laura WangThe Revival of the King
ShintaMy Goddes
Riski saputroPengantin Baruku×
- Bab 1 Menikah Dengan Lelaki Yang Tengah Koma
- Bab 2 Joyous
- Bab 3 Hari Pernikahan
- Bab 4 Kamu Siapa?
- Bab 5 Harusnya Waktu Itu Langsung Bunuh Dia Saja
- Bab 6 Dengarkan Kataku
- Bab 7 Kesepakatan
- Bab 8 Pulang Ke Rumah
- Bab 9 Makna Keluarga Untuknya
- Bab 10 Mengeluarkan Uang 50.000 Yuan Untuk Membayar Kepahitannya
- Bab 11 Yang Di Sebut Cinta
- Bab 12 Tidak Lebih Dari Itu
- Bab 13 Membantunya Meluapkan Emosi
- Bab 14 Rindu Aku Tidak?
- Bab 15 Di Mata-Matai
- Bab 16 Aku Mohon Lepaskan Aku
- Bab 17 Dia Sadar!
- Bab 18 Mimpi Buruk Itu Datang Lagi
- Bab 19 Kamu Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 20 Kenapa Belum Mati Juga
- Bab 21 Dasar Wanita Murahan
- Bab 22 Kehadirannya Apakah Benar Kebetulan?
- Bab 23 Aku Menyetujuimu
- Bab 24 Kenapa Bisa Dia
- Bab 5 Di Dunia Ini Ada Begitu Banyak Jebakan
- Bab 26 Eksrrim
- Bab 27 Tidak Usah Pergi Kemana-Mana
- Bab 28 Foto
- Bab 29 Tanpa Mengatakan Apa-Apa Sudah Ingin Pergi
- Bab 30 Salah Paham
- Bab 31 Kali Ini Sudah Melembut
- Bab 32 Anggap Saja Aku Memohon Padamu
- Bab 33 Bertemu Setiap Hari
- Bab 34 Tidak Mengerti Perkataan Manusia
- Bab 35 Menghancurkan Perasaan Cherry Wen
- Bab 36 Menerima Banyak Penderitaan
- Bab 37 Seperti Sedang Mengurusi Istri
- Bab 38 Tidak Sanggup Menerimanya
- Bab 39 Sangat Keras Kepala
- Bab 40 Membantumu
- Bab 41 Hanya Aku Yang Bisa Menghukumnya
- Bab 42 Tidak Cocok Untukmu
- Bab 43 Benar-benar Kacau
- Bab 44 Nicholas Lu Membantunya
- Bab 45 Hanya Mainan
- Bab 46 Tidak Perlu Kembali Lagi
- Bab 47 Seharusnya Mati Di Dalam Penjara
- Bab 48 Tidak Bisa Tidak Curiga
- Bab 49 Tidak Sesederhana Itu
- Bab 50 Benar-benar Tidak Tahu Malu
- Bab 51 Tak Tahu Malu
- Bab 52 Mengirim Diri Ke Pelukanmu
- Bab 53 Lantas Apakah Disengaja?
- Bab 54 Jangan Biarkan Dia Lolos
- Bab 55 Tetap Adalah Dia
- Bab 56 Memprovokasi Adik Ipar
- Bab 57 Mengada-ada
- Bab 58 Mengungkapkan Kepada Publik
- Bab 59 Orang Itu Tidak Akan Datang
- Bab 60 Tidak Sadar
- Bab 61 Menggali Lubang Kubur Sendiri
- Bab 62 Mengungkapkan Isi Hati
- Bab 63 Dia Kembali
- Bab 64 Datang Untuk Membahas Perceraian
- Bab 65 Mendekatinya Dengan Ganas
- Bab 66 Hilang Kendali
- Bab 67 Itu Tidak Buruk
- Bab 68 Semua Ini Salahmu
- Bab 69 Rahasia Cherry
- Bab 70 Membakar Diri Sendiri
- Bab 71 Sudah Tidak Memiliki Harga Diri Lagi
- Bab 72 Bisa-Bisanya Mencuri
- Bab 73 Tidak Merasa Tidak Adil
- Bab 74 Benar-Benar Rubah Licik
- Bab 75 Sebentar Lagi Akan Tiba
- Bab 76 Aku Mohon Jangan
- Bab 77 Tidak Apa-Apa
- Bab 78 Menemukan Wanita Itu
- Bab 79 Benar-Benar Membuatku Muak
- Bab 80 Menemukan Wanita Kemarin Malam
- Bab 81 Kamu Adalah Barang
- Bab 82 Tertekan Tapi Tak Bisa Diungkapkan Dengan Kata-kata.
- Bab 83 Apa Yang Sebenarnya Sedang Terjadi?
- Bab 84 Kamu Hamil!
- Bab 85 Aborsi
- Bab 86 Semuanya Akan Berakhir
- Bab 87 Meninggalkan Rumah Keluarga Lu
- Bab 88 Orang Yang Lewat
- Bab 89 Benar-benar Muak
- Bab 90 Ketahuan Hamil
- Bab 91 Kecuali Aku Mati
- Bab 92 Coba Saja
- Bab 93 Tubuhnya Terlalu Lemah
- Bab 94 Aku Sudah Salah Paham Padamu
- Bab 95 Pergi Ke Perusahaan
- Bab 96 Ternyata Kamu Menyukai Wanita Seperti Ini
- Bab 97 Tidak Mungkin Menyukainya Juga, Kan?
- Bab 98 Tidak Ada Kesempatan Sedikitpun
- Bab 99 Tidak Mungkin Dinafkahi, Kan?
- Bab 100 Harus Mendapatkan Jenifer
- Bab 101 Pura-pura Tidak Mau
- Bab 102 Selamatkan Anakku
- Bab 103 Apakah Ingin Tahu Siapa Ayah Dari Anak Ini?
- Bab 104 Diculik!
- Bab 105 Pilihan Nicholas Lu
- Bab 106 Melukai Anaknya
- Bab 107 Kenapa Tidak Senang?
- Bab 108 Anak Ini Adalah Anaknya
- Bab 109 Terharu
- Bab 110 Jarak Tidak Terjangkau
- Bab 111 Menjaganya
- Bab 112 Peduli Padanya
- Bab 113 Tidak Ada Celah
- Bab 114 Apakah Kamu Cemburu?
- Bab 115 Masih Ingin Mempunyai Anak?
- Bab 116 Untuk Orang Yang Kucintai
- Bab 117 Hanya Teman
- Bab 118 Hanya Untuk Balas Dendam
- Bab 119 Aku Tidak Perlu Bantuanmu
- Bab 120 Mengeluh
- Bab 121 Biarkan Aku Menjagamu
- Bab 122 Menemukan Jalan Keluar
- Bab 123 Seperti Melihat Seekor Anjing
- Bab 124 Apa Masih Ada Keadilan
- Bab 125 Apakah Sedang Berbohong Padanya
- Bab 126 Pemikiran Yang Berani
- Bab 127 Sesuatu Terjadi Pada Nicholas Lu
- Bab 128 Berbohong Pada Satu Wanita
- Bab 129 Bisa Memberimu Kesempatan
- Bab 130 Bayar Harganya
- Bab 131 Aku Tidak Ingin Mendengar Kata-kata Ini
- Bab 132 Membuatnya Membayar
- Bab 133 Kamu Cemburu?
- Bab 134 Jenifer Wen, Itu Kamu Kan
- Bab 135 Sedang Berbohong
- Bab 136 Sama Sekali Tidak Mirip Dia
- Bab 137 Calon Menantu Perempuan Adalah...
- Bab 138 Untuk Apa Menyerahkan Diri
- Bab 139 Itu Bergantung Kepadamu
- Bab 140 Tidak Akan Ada Lagi Orang Yang Peduli Kepadanya Seperti Ini
- Bab 141 Ada Sesuatu yang Disembunyikan Dariku
- Bab 142 Percaya
- Bab 143 Sesedih Itu?
- Bab 144 Hanya Boleh Berhasil Tidak Boleh Gagal
- Bab 145 Pergi Mencari Orang Lain
- Bab 146 Ternyata Tidak Patuh
- Bab 147 Lebih Baik Mati
- Bab 147 Dasar Murahan
- Bab 148 Aku Menginginkanmu
- Bab 150 Harus Lebih Bisa Mengontrolnya
- Bab 151 Membujuknya Untuk Tidak Mendengarkan, Tetapi Menerimanya Dengan Paksa.
- Bab 152 Tidak Akan Gegabah Lagi
- Bab 153 Mengeluh Di Belakang
- Bab 154 Merasa Sangat Tertekan
- Bab 155 Semuanya Sudah Berlalu
- Bab 156 Depresi Berat
- Bab 157 Tidak Layak
- Bab 158 Mau Menjadi Musuhku Selama Sisa Hidupmu
- Bab 159 Semua Adalah Salah Wanita Itu
- Bab 160 Mendapatkan Siksaan Atas Kejahatan Yang Telah Dilakukan
- Bab 161 Keluarga Lu Tahu
- Bab 162 Menghancurkan Reputasinya
- Bab 163 Mengabaikannya
- Bab 164 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 165 Anak Ini Adalah Anakmu
- Bab 166 Setelah Di Lahirkan Buang Anak Itu
- Bab 167 Hatinya Merasa Begitu Lelah
- Bab 168 Dia Pikir Dia Siapa?
- Bab 169 Gambaran yang Menusuk Mata
- Bab170 Salah Mengenali Orang