Pengantin Baruku - Bab 151 Membujuknya Untuk Tidak Mendengarkan, Tetapi Menerimanya Dengan Paksa.
Wajah Jenifer Wen memerah seperti tomat matang, melihat dia merasa malu, pengasuh itu tidak lagi berkata apa-apa, ia pun keluar setelah mengemasi barang-barangnya.
Jenifer Wen menunduk dan membuka kerah bajunya untuk melihat-lihat.
Pantas saja bibi perawat bisa berkata seperti itu!
Saat sedang memikirkannya, terdengar ketukan di pintu dari luar, Jenifer Wen mengira pengasuh itu kembali lagi, jadi dia segera menarik selimut dan menutupi tubuhnya, "Masuk."
Hanya saja orang yang datang bukanlah perawat seperti yang dia pikirkan, tapi ... Sherli Mu.
Sherli Mu masuk dengan arogansi di wajahnya, tadi malam, dia mengikuti sampai ke hotel tempat Nicholas Lu pergi, karena dia takut ketahuan, dia hanya bisa duduk di dalam mobil dan menyaksikan dari dalam mobil.
Kemudian, dia menunggu semalaman, dia juga tidak menunggu Nicholas Lu keluar, cuaca tadi malam sangat dingin, tetapi tidak peduli seberapa dingin cuaca saat itu, tidak sebanding dengan dingin di hatinya!
Apa yang akan dilakukan pria dan wanita di dalam hotel, dia juga bisa mengerti tanpa berpikir.
Namun, dia tidak menyerah begitu saja, Sherli Mu tetap di luar sepanjang malam, dia terus membayangkan berbagai adegan untuk menghibur dirinya sendiri, mungkin Nicholas Lu baru saja tertidur, mungkin itu Jenifer Wen sedang sakit, atau sesuatu yang lain.
Tapi semua alasan itu hancur berkeping-keping ketika Sherli Mu melihat Nicholas Lu keluar sambil menggendong Jenifer Wen.
Dia melihat saat Nicholas Lu dengan lembut menggendong wanita itu di pelukannya, seolah-olah sedang menggendong benda berharga yang penting, dengan hati-hati menggendongnya hingga masuk ke dalam mobil.
Dia bahkan melihat kerah terbuka Nicholas Lu yang menampakkan dada, ada beberapa gores cakaran ambigu di sana.
Apa yang terjadi terbukti dengan sendirinya.
Sherli Mu sangat ingin mendatangi mereka dan menanyakan semua ini dengan jelas, tetapi pada akhirnya, dia tidak bisa menjatuhkan harga dirinya, jadi dia hanya bisa menunggu sampai Nicholas Lu pergi dengan membawa amarah pada dirinya, menunggu sampai bisa memiliki kesempatan untuk berbicara berdua dengan Jenifer Wen.
"Kamu ... kenapa bisa datang ke sini?"
Ketika Jenifer Wen melihat bahwa orang itu adalah Sherli Mu, dia secara tidak sadar memundurkan tubuhnya, dia memiliki rasa perlawanan secara naluriah terhadap wanita ini.
Orang seperti ini tidak akan pernah datang untuk memberi perhatian kepada orang asing seperti dirinya.
Sherli Mu tidak berbicara, mata merahnya yang tidak tidur sepanjang malam menatap tubuh Jenifer Wen yang tertutup selimut, pemandangan seperti ular itu membuat sekujur tubuh Jenifer Wen merinding.
"Kamu tadi malam melakukannya dengan Nicholas?"
Sherli Mu menatap Jenifer Wen, tatapan tajamnya seakan membuat lubang di tubuhnya.
Saat ditanya dengan lugas seperti ini, Jenifer Wen merasa sedikit canggung, "Aku tidak perlu menjawab pertanyaan kamu, kan?"
Sherli Mu kesal dengan sikap Jenifer Wen, apalagi melihat bekas rona merah di wajahnya, seperti sedang memamerkan kasih sayang Nicholas Lu padanya tadi malam.
Melampaui akal sehat hingga membuat terpancing emosi, Sherli Mu berjalan dalam dua langkah, sekarang dia tidak lagi peduli dengan statusnya sebagai wanita dari keluarga kaya, seperti wanita yang tidak beradab, dia menarik selimut yang tertutup rapat di tubuh Jenifer Wen.
Baju pasien rumah sakit yang besar sama sekali tidak bisa menutupi leher dan tulang selangka Jenifer Wen, jejak di atasnya jatuh ke mata Sherli Mu tanpa penutup apa pun, membuat untaian akal di benaknya sepenuhnya patah.
"Bagaimana bisa kamu ... kenapa kamu begitu tidak tahu malu, aku sudah bilang, dia adalah milikku, dia adalah milikku!"
Sherli Mu mengulurkan tangan dan merobek kerah baju Jenifer Wen, tadi malam dia tidak tidur sama sekali, dan rangsangan di depannya membuatnya gila.
Jenifer Wen terkejut dengan perilakunya yang mengerikan, "Apa yang kamu lakukan, pergi!"
Sherli Mu memang selalu memandang rendah dirinya, namun Jenifer Wen tidak menyangka bahwa orang seperti dirinya yang suka merendahkan wanita akan melakukan perilaku yang luar biasa.
Terutama, tindakan Sherli Mu sekarang terlalu sembarangan, Jenifer Wen bahkan dapat merasakan manikur yang sudah dibuat dengan sepenuh hati itu menggores kulitnya, terasa sangat menyakitkan.
Terlepas dari ketidaknyamanan fisiknya, Jenifer Wen berusaha melawan, Sherli Mu sudah seperti orang gila, dia seketika tidak berdaya kecuali untuk melindungi wajah dan perutnya.
Kedua wanita itu bergumul, situasi sangat kacau.
Pada saat ini, seorang pria bergegas masuk dan buru-buru menarik kedua wanita yang saling bergumul tersebut.
"Sherli, kamu harus tenang!"
Yohan Bai mengetahui bahwa tadi malam Sherli Mu belum kembali sepanjang malam, dia merasa ada sesuatu yang tidak beres, baru hari ini dia mengetahui bahwa Sherli Mu telah datang ke rumah sakit, dia pun buru-buru datang mencarinya, seketika dia pun mendapati bahwa Sherli Mu telah menemukan Jenifer Wen di sini, bahkan mulai berkelahi dengannya.
Jenifer Wen melihat Yohan Bai masuk, dengan cepat menarik selimut itu lagi, tadi pakaiannya dirobek oleh Sherli Mu hingga memperlihatkan area kulit yang luas.
Yohan Bai baru saja secara tidak sengaja melihat sekilas jejak tubuh Jenifer Wen, ia juga melihat penampilan Sherli Mu begitu hancur, bagaimana mungkin dia tidak mengerti apa yang terjadi?
Jadi, Jenifer Wen masih tidak mau melepaskan Nicholas Lu, atau bertekad ingin mendapatkan sesuatu yang sulit untuk didapatkan?
Mengandalikan Sherli Mu, Yohan Bai pun dengan lembut menepuk punggungnya untuk meredakan emosinya, dan pada saat yang sama, ia pun memandang Jenifer Wen, "Apa yang aku katakan sebelumnya, apakah kamu hanya menganggap angin lalu? "
Jenifer Wen hampir tertawa karena kesal mendengar kata-katanya.
Yohan Bai pikir siapa dia? Ksatria pelindung Sherli Mu, dia berkata akan memberikan uang untuk meminta dia meninggalkan Nicholas Lu, dan dia harus mendengar kata-katanya?
"Sepertinya aku tidak pernah menyetujui apa yang kamu katakan. Dari awal sampai akhir, kamu yang sukarela melakukan semuanya."
Jenifer Wen juga memiliki temperamen yang keras, melihat bahwa Yohan Bai yang bertahan dengan keras seperti ini, ia juga menjawabnya dengan keras.
Tatapan mata Yohan Bai seketika dingin, ternyata Jenifer Wen yang kelihatan lembut dan lemah berani menghadapinya seperti ini.
Membujuknya untuk tidak mendengarkan, tetapi menerimanya dengan paksa.
"Jadi, kamu sengaja memprovokasi Nicholas, kemudian membuat Sherli melihat caramu yang begitu menawan, apakah kamu ingin memancing emosinya?"
Jenifer Wen tersenyum sinis, memutarbalikkan fakta yang dilakukan oleh Yohan Bai membuatnya merasa sangat konyol.
“Jelas-jelas Sherli kekasihmu ini yang berinisiatif untuk datang menemuiku, aku hanya terbaring di rumah sakit tanpa melakukan apapun, lalu kenapa? Apa aku berinisiatif melepas pakaianku dan memamerkan sesuatu? Datang ke sini hanya untuk marah dan memukulku, kemudian membalikkan antara yang benar dan salah, aku masih terlalu jauh di belakangmu! "
Jenifer Wen membalas dengan sikap merendahkan diri dengan sengaja.
Wajah Yohan Bai semakin suram, tapi apa yang dikatakan oleh Jenifer Wen itu memang benar, sikap Sherli Mu memang tidak beralasan. Kalau Nicholas Lu mengetahuinya, khawatir akan lebih condong pada Jenifer Wen yang menjadi "korban" ini, dalam hal ini Sherli Mu hanya akan mendapatkan serangan yang lebih keras.
Memikirkan hal ini, Yohan Bai hanya bisa dengan paksa menekan amarah dalam hatinya, "Aku tidak menyangka kamu pandai berbicara, apakah kamu benar-benar mengira Nicholas akan melawan kami dan Keluarga Lu demi kamu?" "
Novel Terkait
Adieu
Shi QiWonderful Son-in-Law
EdrickMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiHabis Cerai Nikah Lagi
GibranMy Lifetime
DevinaCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoPengantin Baruku×
- Bab 1 Menikah Dengan Lelaki Yang Tengah Koma
- Bab 2 Joyous
- Bab 3 Hari Pernikahan
- Bab 4 Kamu Siapa?
- Bab 5 Harusnya Waktu Itu Langsung Bunuh Dia Saja
- Bab 6 Dengarkan Kataku
- Bab 7 Kesepakatan
- Bab 8 Pulang Ke Rumah
- Bab 9 Makna Keluarga Untuknya
- Bab 10 Mengeluarkan Uang 50.000 Yuan Untuk Membayar Kepahitannya
- Bab 11 Yang Di Sebut Cinta
- Bab 12 Tidak Lebih Dari Itu
- Bab 13 Membantunya Meluapkan Emosi
- Bab 14 Rindu Aku Tidak?
- Bab 15 Di Mata-Matai
- Bab 16 Aku Mohon Lepaskan Aku
- Bab 17 Dia Sadar!
- Bab 18 Mimpi Buruk Itu Datang Lagi
- Bab 19 Kamu Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 20 Kenapa Belum Mati Juga
- Bab 21 Dasar Wanita Murahan
- Bab 22 Kehadirannya Apakah Benar Kebetulan?
- Bab 23 Aku Menyetujuimu
- Bab 24 Kenapa Bisa Dia
- Bab 5 Di Dunia Ini Ada Begitu Banyak Jebakan
- Bab 26 Eksrrim
- Bab 27 Tidak Usah Pergi Kemana-Mana
- Bab 28 Foto
- Bab 29 Tanpa Mengatakan Apa-Apa Sudah Ingin Pergi
- Bab 30 Salah Paham
- Bab 31 Kali Ini Sudah Melembut
- Bab 32 Anggap Saja Aku Memohon Padamu
- Bab 33 Bertemu Setiap Hari
- Bab 34 Tidak Mengerti Perkataan Manusia
- Bab 35 Menghancurkan Perasaan Cherry Wen
- Bab 36 Menerima Banyak Penderitaan
- Bab 37 Seperti Sedang Mengurusi Istri
- Bab 38 Tidak Sanggup Menerimanya
- Bab 39 Sangat Keras Kepala
- Bab 40 Membantumu
- Bab 41 Hanya Aku Yang Bisa Menghukumnya
- Bab 42 Tidak Cocok Untukmu
- Bab 43 Benar-benar Kacau
- Bab 44 Nicholas Lu Membantunya
- Bab 45 Hanya Mainan
- Bab 46 Tidak Perlu Kembali Lagi
- Bab 47 Seharusnya Mati Di Dalam Penjara
- Bab 48 Tidak Bisa Tidak Curiga
- Bab 49 Tidak Sesederhana Itu
- Bab 50 Benar-benar Tidak Tahu Malu
- Bab 51 Tak Tahu Malu
- Bab 52 Mengirim Diri Ke Pelukanmu
- Bab 53 Lantas Apakah Disengaja?
- Bab 54 Jangan Biarkan Dia Lolos
- Bab 55 Tetap Adalah Dia
- Bab 56 Memprovokasi Adik Ipar
- Bab 57 Mengada-ada
- Bab 58 Mengungkapkan Kepada Publik
- Bab 59 Orang Itu Tidak Akan Datang
- Bab 60 Tidak Sadar
- Bab 61 Menggali Lubang Kubur Sendiri
- Bab 62 Mengungkapkan Isi Hati
- Bab 63 Dia Kembali
- Bab 64 Datang Untuk Membahas Perceraian
- Bab 65 Mendekatinya Dengan Ganas
- Bab 66 Hilang Kendali
- Bab 67 Itu Tidak Buruk
- Bab 68 Semua Ini Salahmu
- Bab 69 Rahasia Cherry
- Bab 70 Membakar Diri Sendiri
- Bab 71 Sudah Tidak Memiliki Harga Diri Lagi
- Bab 72 Bisa-Bisanya Mencuri
- Bab 73 Tidak Merasa Tidak Adil
- Bab 74 Benar-Benar Rubah Licik
- Bab 75 Sebentar Lagi Akan Tiba
- Bab 76 Aku Mohon Jangan
- Bab 77 Tidak Apa-Apa
- Bab 78 Menemukan Wanita Itu
- Bab 79 Benar-Benar Membuatku Muak
- Bab 80 Menemukan Wanita Kemarin Malam
- Bab 81 Kamu Adalah Barang
- Bab 82 Tertekan Tapi Tak Bisa Diungkapkan Dengan Kata-kata.
- Bab 83 Apa Yang Sebenarnya Sedang Terjadi?
- Bab 84 Kamu Hamil!
- Bab 85 Aborsi
- Bab 86 Semuanya Akan Berakhir
- Bab 87 Meninggalkan Rumah Keluarga Lu
- Bab 88 Orang Yang Lewat
- Bab 89 Benar-benar Muak
- Bab 90 Ketahuan Hamil
- Bab 91 Kecuali Aku Mati
- Bab 92 Coba Saja
- Bab 93 Tubuhnya Terlalu Lemah
- Bab 94 Aku Sudah Salah Paham Padamu
- Bab 95 Pergi Ke Perusahaan
- Bab 96 Ternyata Kamu Menyukai Wanita Seperti Ini
- Bab 97 Tidak Mungkin Menyukainya Juga, Kan?
- Bab 98 Tidak Ada Kesempatan Sedikitpun
- Bab 99 Tidak Mungkin Dinafkahi, Kan?
- Bab 100 Harus Mendapatkan Jenifer
- Bab 101 Pura-pura Tidak Mau
- Bab 102 Selamatkan Anakku
- Bab 103 Apakah Ingin Tahu Siapa Ayah Dari Anak Ini?
- Bab 104 Diculik!
- Bab 105 Pilihan Nicholas Lu
- Bab 106 Melukai Anaknya
- Bab 107 Kenapa Tidak Senang?
- Bab 108 Anak Ini Adalah Anaknya
- Bab 109 Terharu
- Bab 110 Jarak Tidak Terjangkau
- Bab 111 Menjaganya
- Bab 112 Peduli Padanya
- Bab 113 Tidak Ada Celah
- Bab 114 Apakah Kamu Cemburu?
- Bab 115 Masih Ingin Mempunyai Anak?
- Bab 116 Untuk Orang Yang Kucintai
- Bab 117 Hanya Teman
- Bab 118 Hanya Untuk Balas Dendam
- Bab 119 Aku Tidak Perlu Bantuanmu
- Bab 120 Mengeluh
- Bab 121 Biarkan Aku Menjagamu
- Bab 122 Menemukan Jalan Keluar
- Bab 123 Seperti Melihat Seekor Anjing
- Bab 124 Apa Masih Ada Keadilan
- Bab 125 Apakah Sedang Berbohong Padanya
- Bab 126 Pemikiran Yang Berani
- Bab 127 Sesuatu Terjadi Pada Nicholas Lu
- Bab 128 Berbohong Pada Satu Wanita
- Bab 129 Bisa Memberimu Kesempatan
- Bab 130 Bayar Harganya
- Bab 131 Aku Tidak Ingin Mendengar Kata-kata Ini
- Bab 132 Membuatnya Membayar
- Bab 133 Kamu Cemburu?
- Bab 134 Jenifer Wen, Itu Kamu Kan
- Bab 135 Sedang Berbohong
- Bab 136 Sama Sekali Tidak Mirip Dia
- Bab 137 Calon Menantu Perempuan Adalah...
- Bab 138 Untuk Apa Menyerahkan Diri
- Bab 139 Itu Bergantung Kepadamu
- Bab 140 Tidak Akan Ada Lagi Orang Yang Peduli Kepadanya Seperti Ini
- Bab 141 Ada Sesuatu yang Disembunyikan Dariku
- Bab 142 Percaya
- Bab 143 Sesedih Itu?
- Bab 144 Hanya Boleh Berhasil Tidak Boleh Gagal
- Bab 145 Pergi Mencari Orang Lain
- Bab 146 Ternyata Tidak Patuh
- Bab 147 Lebih Baik Mati
- Bab 147 Dasar Murahan
- Bab 148 Aku Menginginkanmu
- Bab 150 Harus Lebih Bisa Mengontrolnya
- Bab 151 Membujuknya Untuk Tidak Mendengarkan, Tetapi Menerimanya Dengan Paksa.
- Bab 152 Tidak Akan Gegabah Lagi
- Bab 153 Mengeluh Di Belakang
- Bab 154 Merasa Sangat Tertekan
- Bab 155 Semuanya Sudah Berlalu
- Bab 156 Depresi Berat
- Bab 157 Tidak Layak
- Bab 158 Mau Menjadi Musuhku Selama Sisa Hidupmu
- Bab 159 Semua Adalah Salah Wanita Itu
- Bab 160 Mendapatkan Siksaan Atas Kejahatan Yang Telah Dilakukan
- Bab 161 Keluarga Lu Tahu
- Bab 162 Menghancurkan Reputasinya
- Bab 163 Mengabaikannya
- Bab 164 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 165 Anak Ini Adalah Anakmu
- Bab 166 Setelah Di Lahirkan Buang Anak Itu
- Bab 167 Hatinya Merasa Begitu Lelah
- Bab 168 Dia Pikir Dia Siapa?
- Bab 169 Gambaran yang Menusuk Mata
- Bab170 Salah Mengenali Orang