Pengantin Baruku - Bab 140 Tidak Akan Ada Lagi Orang Yang Peduli Kepadanya Seperti Ini
Jenifer Wen ragu sejenak, dan akhirnya membukakan pintu.
Kehadiran Nicholas Lu di sini, sangat mengejutkan dirinya.
Melihat pintunya terbuka, Nicholas langsung masuk begitu saja tanpa merasa sungkan. Melihat sebuah kamar kecil yang pernah dikunjunginya ini membuatnya mengerutkan kening.
Jenifer Wen benar-benar cukup aneh. Sudah memintanya untuk tinggal di apartemen, dia malah memilih tinggal di kawasan yang kecil dan bobrok seperti ini.
“Kenapa kamu datang?”
Jenifer Wen memperhatikan Tuan Muda itu masuk ke kamarnya.
Nicholas Lu bahkan tidak mengganti sepatunya, dengan dua sampai tiga kali pijakan, lantai yang baru saja dia bersihkan itu kini menjadi kotor.
Awalnya dia ingin protes, tapi Jenifer Wen melihat tangan pria itu sedang membawa sebuah kotak dengan bau makanan yang tercium samar-samar, jadi dia menahannya.
Apakah Nicholas Lu datang untuk mengantarkan makanan padanya?
Memikirkan hal ini, Jenifer Wen tiba-tiba merasa sangat tidak menyangka.
Nicholas Lu melihat sekilas Jenifer Wen yang sedang tertegun, “Sini, makan.”
Dia baru saja menyadari, karena tidak sengaja terganggu oleh masalah tadi, jadi membuat mereka tidak makan malam dengan baik.
Dan akhirnya, dia datang kemari.
“Kamu makan sendiri saja, tidak perlu merepotkan seperti ini...”
Nicholas Lu adalah yang sekarang mengurusi Keluarga Lu. Jika ada orang yang tahu bahwa dia lari dari rumah sakit hanya demi mengantarkannya makanan. Apakah tidak akan membuat Eva Ye lebih kesal terhadap dirinya?
“Sudah diantarkan sampai sini, kamu masih mau menolaknya?”
Nicholas Lu melihatnya sekilas, lalu meletakkan barang-barangnya di ata meja, “Aku juga belum makan, ayo makan bersama.”
Jenifer Wen melihat dengan jelas bahwa Nicholas Lu tidak ingin mendengarkan perkataannya. Akhirnya dia menutup mulutnya, berjalan mendekat, dan mengeluarkan barang-barang itu satu persatu.
Hanya melihatnya saja, membuatnya sedikit terkejut.
Tidak disangka, semua makanan yang dibeli Nicholas Lu adalah makanan kesukaannya. Jenifer Wen benar-benar tidak ingat dia pernah mengatakan makanan apa yang dia sukai.
Saat dia berada di Keluarga Lu, jika dia tidak diperbolehkan bicara, maka dia tidak akan berbicara. Ada makanan untuk dimakan, itu sudah cukup bagus, bagaimana bisa pilih-pilih makanan.
“Bagaimana kamu tahu...”
“Terakhir kali pergi makan, bukannya kamu memesan makanan-makanan ini?”
Nicholas Lu melirik sekilas Jenifer Wen dengan tidak setuju, seolah menganggap masalahnya ini sebagai hal yang tidak perlu dipermasalahkan.
Hobi dan kesukaannya, dia hanya cukup melihatnya dan bisa mengingatnya. Seperti sekarang ini, sepertinya sudah cukup bagus.
“......”
Jenifer Wen mendengarkan suara pria itu, sudah jelas-jelas nadanya tidak berbeda dari biasanya, tapi beberapa kata-kata yang tidak disangkanya ini malah membuat hatinya tidak bisa tenang.
Dia selalu berpikiran, bahwa di dunia ini, selain ibunya dan Hansen Bai yang sekarang berada di luar negeri yang mengingat makanan kesukaannya, tidak ada lagi orang yang peduli kepadanya seperti ini.
Tidak disangka, orang yang sangat memperdulikannya sekarang adalah Nicholas Lu.
Matanya sedikit berair, tapi Jenifer Wen menundukkan kepalanya untuk menutupinya. Lalu segera berpura-pura menyeka wajahnya karena terkena uap. Lalu berpura-purah acuh tak acuh dan mengambil semangkuk sup dan meletakkannya di depan Nicholas Lu. “Cepat makan ini. Ini pasti tidak akan asin, kamu tidak akan bisa meminumnya.”
Alis Nicholas Lu terangkat, terakhir kali di sini, Jenifer Wen secara khusus memberinya tambahan bumbu khusus untuk sup, membuatnya benar-benar terkesan.
Kedua orang itu dudul dengan saling berhadapan. Kondisi seperti ini, suasananya yang sangat sepi, hanya suara benturan piring dan sumpit yang terdengar. Tidak ada yang sengaja mencari topik bahasan, tapi mereka juga tidak merasa canggung, hanya menikmati kedamaian ini dengan diam.
Jarang sekali Jenifer Wen memiliki nafsu makan yang baik. Beberapa hari ini, dari pagi sudah mual-mual membuat nafsu makannya berkurang, tapi sekarang nafsu makannya jauh lebih baik dari sebelumnya.
Nicholas Lu melihat dia menggerakkan sumpitnya dengan semangat, membuat sedikit perusahaan hangat muncul di matanya.
Pada saat ini, telepon yang diletakkan Jenifer Wen di atas meja tiba-tiba berdering. Dia tertegun sejenak, baru mengingat siapa yang barusan menelponnya. Akhirnya, karena tidak ingin pembicaraan di telepon ini didengar oleh Nicholas Lu, “Aku keluar sebentar untuk menjawab telepon ini.”
Novel Terkait
You're My Savior
Shella NaviTen Years
VivianInnocent Kid
FellaMenantu Hebat
Alwi GoMy Lifetime
DevinaCinta Seorang CEO Arogan
MedellineAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaPengantin Baruku×
- Bab 1 Menikah Dengan Lelaki Yang Tengah Koma
- Bab 2 Joyous
- Bab 3 Hari Pernikahan
- Bab 4 Kamu Siapa?
- Bab 5 Harusnya Waktu Itu Langsung Bunuh Dia Saja
- Bab 6 Dengarkan Kataku
- Bab 7 Kesepakatan
- Bab 8 Pulang Ke Rumah
- Bab 9 Makna Keluarga Untuknya
- Bab 10 Mengeluarkan Uang 50.000 Yuan Untuk Membayar Kepahitannya
- Bab 11 Yang Di Sebut Cinta
- Bab 12 Tidak Lebih Dari Itu
- Bab 13 Membantunya Meluapkan Emosi
- Bab 14 Rindu Aku Tidak?
- Bab 15 Di Mata-Matai
- Bab 16 Aku Mohon Lepaskan Aku
- Bab 17 Dia Sadar!
- Bab 18 Mimpi Buruk Itu Datang Lagi
- Bab 19 Kamu Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 20 Kenapa Belum Mati Juga
- Bab 21 Dasar Wanita Murahan
- Bab 22 Kehadirannya Apakah Benar Kebetulan?
- Bab 23 Aku Menyetujuimu
- Bab 24 Kenapa Bisa Dia
- Bab 5 Di Dunia Ini Ada Begitu Banyak Jebakan
- Bab 26 Eksrrim
- Bab 27 Tidak Usah Pergi Kemana-Mana
- Bab 28 Foto
- Bab 29 Tanpa Mengatakan Apa-Apa Sudah Ingin Pergi
- Bab 30 Salah Paham
- Bab 31 Kali Ini Sudah Melembut
- Bab 32 Anggap Saja Aku Memohon Padamu
- Bab 33 Bertemu Setiap Hari
- Bab 34 Tidak Mengerti Perkataan Manusia
- Bab 35 Menghancurkan Perasaan Cherry Wen
- Bab 36 Menerima Banyak Penderitaan
- Bab 37 Seperti Sedang Mengurusi Istri
- Bab 38 Tidak Sanggup Menerimanya
- Bab 39 Sangat Keras Kepala
- Bab 40 Membantumu
- Bab 41 Hanya Aku Yang Bisa Menghukumnya
- Bab 42 Tidak Cocok Untukmu
- Bab 43 Benar-benar Kacau
- Bab 44 Nicholas Lu Membantunya
- Bab 45 Hanya Mainan
- Bab 46 Tidak Perlu Kembali Lagi
- Bab 47 Seharusnya Mati Di Dalam Penjara
- Bab 48 Tidak Bisa Tidak Curiga
- Bab 49 Tidak Sesederhana Itu
- Bab 50 Benar-benar Tidak Tahu Malu
- Bab 51 Tak Tahu Malu
- Bab 52 Mengirim Diri Ke Pelukanmu
- Bab 53 Lantas Apakah Disengaja?
- Bab 54 Jangan Biarkan Dia Lolos
- Bab 55 Tetap Adalah Dia
- Bab 56 Memprovokasi Adik Ipar
- Bab 57 Mengada-ada
- Bab 58 Mengungkapkan Kepada Publik
- Bab 59 Orang Itu Tidak Akan Datang
- Bab 60 Tidak Sadar
- Bab 61 Menggali Lubang Kubur Sendiri
- Bab 62 Mengungkapkan Isi Hati
- Bab 63 Dia Kembali
- Bab 64 Datang Untuk Membahas Perceraian
- Bab 65 Mendekatinya Dengan Ganas
- Bab 66 Hilang Kendali
- Bab 67 Itu Tidak Buruk
- Bab 68 Semua Ini Salahmu
- Bab 69 Rahasia Cherry
- Bab 70 Membakar Diri Sendiri
- Bab 71 Sudah Tidak Memiliki Harga Diri Lagi
- Bab 72 Bisa-Bisanya Mencuri
- Bab 73 Tidak Merasa Tidak Adil
- Bab 74 Benar-Benar Rubah Licik
- Bab 75 Sebentar Lagi Akan Tiba
- Bab 76 Aku Mohon Jangan
- Bab 77 Tidak Apa-Apa
- Bab 78 Menemukan Wanita Itu
- Bab 79 Benar-Benar Membuatku Muak
- Bab 80 Menemukan Wanita Kemarin Malam
- Bab 81 Kamu Adalah Barang
- Bab 82 Tertekan Tapi Tak Bisa Diungkapkan Dengan Kata-kata.
- Bab 83 Apa Yang Sebenarnya Sedang Terjadi?
- Bab 84 Kamu Hamil!
- Bab 85 Aborsi
- Bab 86 Semuanya Akan Berakhir
- Bab 87 Meninggalkan Rumah Keluarga Lu
- Bab 88 Orang Yang Lewat
- Bab 89 Benar-benar Muak
- Bab 90 Ketahuan Hamil
- Bab 91 Kecuali Aku Mati
- Bab 92 Coba Saja
- Bab 93 Tubuhnya Terlalu Lemah
- Bab 94 Aku Sudah Salah Paham Padamu
- Bab 95 Pergi Ke Perusahaan
- Bab 96 Ternyata Kamu Menyukai Wanita Seperti Ini
- Bab 97 Tidak Mungkin Menyukainya Juga, Kan?
- Bab 98 Tidak Ada Kesempatan Sedikitpun
- Bab 99 Tidak Mungkin Dinafkahi, Kan?
- Bab 100 Harus Mendapatkan Jenifer
- Bab 101 Pura-pura Tidak Mau
- Bab 102 Selamatkan Anakku
- Bab 103 Apakah Ingin Tahu Siapa Ayah Dari Anak Ini?
- Bab 104 Diculik!
- Bab 105 Pilihan Nicholas Lu
- Bab 106 Melukai Anaknya
- Bab 107 Kenapa Tidak Senang?
- Bab 108 Anak Ini Adalah Anaknya
- Bab 109 Terharu
- Bab 110 Jarak Tidak Terjangkau
- Bab 111 Menjaganya
- Bab 112 Peduli Padanya
- Bab 113 Tidak Ada Celah
- Bab 114 Apakah Kamu Cemburu?
- Bab 115 Masih Ingin Mempunyai Anak?
- Bab 116 Untuk Orang Yang Kucintai
- Bab 117 Hanya Teman
- Bab 118 Hanya Untuk Balas Dendam
- Bab 119 Aku Tidak Perlu Bantuanmu
- Bab 120 Mengeluh
- Bab 121 Biarkan Aku Menjagamu
- Bab 122 Menemukan Jalan Keluar
- Bab 123 Seperti Melihat Seekor Anjing
- Bab 124 Apa Masih Ada Keadilan
- Bab 125 Apakah Sedang Berbohong Padanya
- Bab 126 Pemikiran Yang Berani
- Bab 127 Sesuatu Terjadi Pada Nicholas Lu
- Bab 128 Berbohong Pada Satu Wanita
- Bab 129 Bisa Memberimu Kesempatan
- Bab 130 Bayar Harganya
- Bab 131 Aku Tidak Ingin Mendengar Kata-kata Ini
- Bab 132 Membuatnya Membayar
- Bab 133 Kamu Cemburu?
- Bab 134 Jenifer Wen, Itu Kamu Kan
- Bab 135 Sedang Berbohong
- Bab 136 Sama Sekali Tidak Mirip Dia
- Bab 137 Calon Menantu Perempuan Adalah...
- Bab 138 Untuk Apa Menyerahkan Diri
- Bab 139 Itu Bergantung Kepadamu
- Bab 140 Tidak Akan Ada Lagi Orang Yang Peduli Kepadanya Seperti Ini
- Bab 141 Ada Sesuatu yang Disembunyikan Dariku
- Bab 142 Percaya
- Bab 143 Sesedih Itu?
- Bab 144 Hanya Boleh Berhasil Tidak Boleh Gagal
- Bab 145 Pergi Mencari Orang Lain
- Bab 146 Ternyata Tidak Patuh
- Bab 147 Lebih Baik Mati
- Bab 147 Dasar Murahan
- Bab 148 Aku Menginginkanmu
- Bab 150 Harus Lebih Bisa Mengontrolnya
- Bab 151 Membujuknya Untuk Tidak Mendengarkan, Tetapi Menerimanya Dengan Paksa.
- Bab 152 Tidak Akan Gegabah Lagi
- Bab 153 Mengeluh Di Belakang
- Bab 154 Merasa Sangat Tertekan
- Bab 155 Semuanya Sudah Berlalu
- Bab 156 Depresi Berat
- Bab 157 Tidak Layak
- Bab 158 Mau Menjadi Musuhku Selama Sisa Hidupmu
- Bab 159 Semua Adalah Salah Wanita Itu
- Bab 160 Mendapatkan Siksaan Atas Kejahatan Yang Telah Dilakukan
- Bab 161 Keluarga Lu Tahu
- Bab 162 Menghancurkan Reputasinya
- Bab 163 Mengabaikannya
- Bab 164 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 165 Anak Ini Adalah Anakmu
- Bab 166 Setelah Di Lahirkan Buang Anak Itu
- Bab 167 Hatinya Merasa Begitu Lelah
- Bab 168 Dia Pikir Dia Siapa?
- Bab 169 Gambaran yang Menusuk Mata
- Bab170 Salah Mengenali Orang