Pengantin Baruku - Bab 81 Kamu Adalah Barang

Nicholas Lu segera pergi ke luar negeri untuk menangani masalah ini. Kali ini, dia bertindak tanpa ragu-ragu, bertindak penuh semangat, dengan segera tangkap penjahat itu satu persatu dan kemudian melenyapkan mereka.

Secara alami, Yuni Xia tidak bisa lagi tinggal di Keluarga Lu.

"Kakek, sepertinya aku sudah sangat rajin merawat tuan muda selama bertahun-tahun, bahkan jika tidak ada kredit, aku tetap bekerja keras, tolong jangan mengusirku ..."

Yuni Xia menyadari keseriusan masalah ini dan memohon dengan getir.

Kakek Lu yang selalu murah hati kepada para abdi dalemnya kali ini tidak memiliki sedikitpun kebaikan hati, bagi seorang abdi yang tidak bisa tahu diri pada tuannya, dia tidak akan pernah tinggal.

Jika bukan karena keberuntungan Nicholas Lu hari itu dan pengendalian dirinya cukup kuat untuk menolak godaannya, sekarang, konsekuensinya akan menjadi bencana.

Jenifer Wen melihat dia diusir tanpa ampun, tidak bisa menahan seperti merasa sedih karna sekutu telah diusir.

Meskipun orang ini menyalahkan diri sendiri *, itu semakin menegaskan dugaannya. Bagaimanapun, Keluarga Lu kejam. Bahkan orang yang telah bertahan seperti ini selama bertahun-tahun dapat diusir tanpa ampun. Dia orang luar, mungkin juga akan bernasib sama...

Mungkin, dia harus benar-benar mempertimbangkan untuk pergi dari sini sesegera mungkin, daripada menunggu diusir dengan malu.

Setelah Yuni Xia diusir, seluruh keluarga Lu diselimuti keheningan yang membuat orang merasa seperti badai datang, semua orang tertekan dan tidak berani bicara yang tidak masuk akal karena takut menimbulkan masalah.

Bulan ini, saat Nicholas Lu pergi, Jenifer Wen dengan akrab pindah dari kamar tidur utama ke ruang tamu yang jauh.

Dia berpikir, jika menjauh dari pria itu, mungkin suasana hatinya tidak akan terlalu buruk, dan dia juga tidak akan mempermalukannya.

Tapi dia salah menebak.

Pada malam hari, Jenifer Wen baru saja berganti pakaian dan hendak pergi tidur.

Tiba-tiba, terdengar suara pintu dibuka. Dia kaget, dan hendak menanyakan siapa itu. Nicholas Lu melangkah masuk dan menatapnya dengan dingin, membuat Jenifer Wen menggigil di sekujur tubuhnya.

"Mengapa kamu di sini?"

Jenifer Wen bertanya dengan gemetar, ekspresi Nicholas Lu dingin, seolah menahan amarahnya.

"Kenapa, kamu pindah secara khusus, apakah kamu takut kamu tidak bisa melindungi diri sendiri untuk pria itu?"

Ketika Nicholas Lu tiba di rumah, dia menemukan bahwa Jenifer Wen tidak ada di sana, dan amarahnya langsung tersulut. Melihat dia bersembunyi di sini, ketidakbahagiaan di dalam hatinya tidak hanya tidak berkurang, tetapi menjadi lebih kuat.

“Aku tidak begitu.” Jenifer Wen merasa pedih di hatinya ketika mendengar suaminya sengaja mempermalukannya, dia hanya takut suaminya marah.

"Aku hanya tidak ingin membuatmu kesal dengan sia-sia dan melukai diri sendiri. Karena kamu kesal saat melihatku, bukankah kepergianku membuatmu lebih bahagia?"

“Sekarang, kembalilah bersamaku.” Nicholas Lu memandangi ekspresi sedih Jenifer Wen, bukan berhati lembut, tapi semacam dorongan kasar melonjak.

Dia pikir dia akan tertipu oleh kepura-puraanny?

Wanita seperti Jenifer Wen tidak pantas mendapatkan kepercayaan dan rasa hormat sedikit pun.

Merasakan kemarahan Nicholas Lu yang kuat, Jenifer Wen tidak ingin menyinggung perasaannya, jadi dia mengikutinya dan berjalan ke ruangan yang familiar.

Pintunya baru saja dikunci, Nicholas Lu sedang duduk di sofa, menatapnya. Tatapan matanya tidak tampak seperti sedang melihat seseorang, melainkan seolah-olah sedang melihat barang.

Penuh jijik dan main-main, di bawah tatapan seperti itu, Jenifer Wen hanya merasa piyama di tubuhnya seakan ditembus, dan dia tak punya martabat di hadapannya.