Pengantin Baruku - Bab 18 Mimpi Buruk Itu Datang Lagi
Ketika Nicholas Lu kembali ke kamar tidur, Jenifer Wen sedang duduk bengong di tempat tidur, dia seperti telah kehilangan kesadarannya. Tidak ada tanda-tanda kehidupan di matanya yang indah. Bahkan dia tidak merespon kehadiran Nicholas Lu yang telah kembali ke kamarnya.
Nicholas Lu mengerutkan kening dan membanting pintu. Suara keras pintu itu membuat Jenifer Wen terkejut. Ketika dia melihat Nicholas Lu sudah kembali, bibirnya bergetar seolah ingin mengatakan sesuatu tapi dia akhirnya tidak menanyakan apapun.
Meskipun tidak mengatakan apa-apa, Jenifer Wen tahu Nicholas Lu pasti pergi untuk meminta cerai. Dia tahu kalau adalah "pelaku" yang menyebabkan dia berbaring selama 3 tahun di kasur. Dia sejujurnya sudah sangat baik karena tidak langsung membunuhnya, dan dia bagaimana mungkin bisa menerimanya sebagai istrinya.
Apalagi tadi malam, dia juga sudah melihat dirinya di-bully oleh lelaki itu.
Laki-laki manapun pasti tidak akan menerima istrinya dinodai oleh laki-laki lain.
Pada saat ini, dia harusnya datang untuk menyuruhnya mengemasi barang dan keluar dari sini, kan?
Setelah keluar dari rumah keluarga Lu, dia harus pergi kemana lagi?
Keluarga Wen mungkin kah bisa melepaskannya dengan mudah?
Saat dirinya masih berkutat dengan pikirannya, sebuah dokumen tiba-tiba dilemparkan ke depan Jenifer Wen.
"Tanda tangani perjanjian ini."
Nicholas Lu mengatakan itu dengan dingin. Kedinginan dalam suaranya benar-benar berbeda dari dinginnya lelaki tadi malam. Yang satu dingin acuh tak acuh, dan yang lainnya sangat dingin. Keduanya memiliki gaya yang sama sekali berbeda, tetapi keduanya memiliki aura yang bisa membuat semua orang takut.
Jenifer Wen membuka dokumen itu. Lembar pertama adalah perjanjian untuk tidak mengungkap hubungan pernikahan antara kedua orang tersebut. Perjanjian berikutnya semua ditujukan untuk membatasi Jenifer Wen dan untuk Nicholas Lu sendiri, tidak ada batasan apapun untuknya ya dia adalah penerima benefit 100% dari perjanjian ini.
"Kalau aku tanda tangan, apakah aku masih bisa tinggal di keluarga Lu?"
"Ya, jadi kamu mau menandatanganinya atau tidak?"
“Ya!”
Dia untuk alasan apa tidak mau menanda-tangani ini, kalau Nicholas Lu benar-benar mengekspos hubungannya yang tidak pantas dengan lelaki lain malam itu, maka dia sekarang pasti tidak akan duduk di sini dengan begitu damai, Nicholas Lu mungkin juga memiliki kekhawatirannya sendiri. Dan keluarga Lu sekarang masih membutuhkannya, jadi kenapa dia tidak tinggal di sini, dan untuk apa keluar menunggu masalah dari keluarga Wen bisa datang padanya kapan saja?
Jenifer Wen mengambil pena dan menandatangani perjanjian dengan rapi dan mengembalikannya ke Nicholas Lu.
Setelah perjanjian ditandatangani, Jenifer Wen berdiri, "Karena semua sudah di selesaikan, aku mau istirahat dulu."
Karena segala guncangan yang terjadi tadi malam membuatnya tidak bisa tidur nyenyak sepanjang malam.
“Selanjutnya kalau di rumah kita akan tetap tidur di kamar yang sama.” Nicholas Lu berkata dengan acuh tak acuh, “Ini adalah permintaan kakek.”
Jenifer Wen memandang lelaki yang sudah bisa bergerak ini, dan hati yang baru saja lega kembali tercekat, bukankah sangat berbahaya tidur di kasur dengan lelaki normal sepertinya”?”
“Tenang saja, aku tidak tertarik padamu. Aku tidur di kasur dan kamu tidur di lantai.” Nicholas Lu melihat kewaspadaan di mata Jenifer Wen.
Jenifer Wen menghela nafas. Sudah lah tidur di lantai tinggal tidur di lantai. Setidaknya Nicholas Lu tidak akan melakukan hal buruk padanya saat dia membuka matanya. Dan karena Nicholas Lu sudah sadar, lelaki itu pasti tidak akan berani mengganggunya lagi.
Dan ini bisa dianggap sebagai perlindungan untuknya.
Hanya mulai sekarang, dia tidak bisa lagi memegang lengan Nicholas Lu sambil tidur.
Malam ini, meski dia tidur di lantai, tapi Jenifer Wen merasa tidurnya sangat nyenyak.
Semenjak itu, Jenifer Wen tidak pernah diganggu oleh lelaki itu lagi, dan hubungannya dengan Nicholas Lu tidak dingin juga tidak panas. Demi membuat kakek Lu tidak khawatir, Nicholas Lu memintanya untuk bekerja sama dan berakting di depan orang, dan membuat orang untuk tidak berpikir kalau mereka terlalu jauh dan asing, tetapi setelah tidak ada orang dia tidak mengizinkan Jenifer Wen untuk mendekatinya setengah langkah pun, Jenifer Wen karena hal ini juga turut senang.
Nicholas Lu secara bertahap mulai menerima pekerjaan perusahaan Lu lagi. Dia setiap hari sangat sibuk bahkan tidak punya waktu untuk melirik Jenifer Wen dengan dingin. Jenifer Wen tidak perlu menggosok badannya dan tidak perlu memijatnya lagi. Dia berakting dekat dengan Nicholas Lu di depan kakek Lu setiap hari untuk menyelesaikan tugas. Ini benar-benar lebih mudah dari sebelumnya.
Tepat ketika Jenifer Wen berpikir kalau kehidupan seperti ini akan terus berjalan seperti ini, tapi mimpi itu kemudian dihancurkan oleh mimpi buruk lagi.
Pada malam hari, saat Nicholas Lu sedang membaca dokumen di ruang kerja, Jenifer Wen yang sedang tidur di lantai, tiba-tiba lampu di dalam ruangan padam. Jenifer Wen tanpa sadar bangkit dan berlari ke pintu, tapi sebelum dia melangkah, lelaki itu telah lebih dulu meraih pergelangan tangannya.
"Lama tidak berjumpa, Jenifer!"
Novel Terkait
Love at First Sight
Laura VanessaMy Perfect Lady
AliciaBehind The Lie
Fiona LeeJalan Kembali Hidupku
Devan HardiStep by Step
LeksLoving Handsome
Glen ValoraCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaCinta Yang Berpaling
NajokurataPengantin Baruku×
- Bab 1 Menikah Dengan Lelaki Yang Tengah Koma
- Bab 2 Joyous
- Bab 3 Hari Pernikahan
- Bab 4 Kamu Siapa?
- Bab 5 Harusnya Waktu Itu Langsung Bunuh Dia Saja
- Bab 6 Dengarkan Kataku
- Bab 7 Kesepakatan
- Bab 8 Pulang Ke Rumah
- Bab 9 Makna Keluarga Untuknya
- Bab 10 Mengeluarkan Uang 50.000 Yuan Untuk Membayar Kepahitannya
- Bab 11 Yang Di Sebut Cinta
- Bab 12 Tidak Lebih Dari Itu
- Bab 13 Membantunya Meluapkan Emosi
- Bab 14 Rindu Aku Tidak?
- Bab 15 Di Mata-Matai
- Bab 16 Aku Mohon Lepaskan Aku
- Bab 17 Dia Sadar!
- Bab 18 Mimpi Buruk Itu Datang Lagi
- Bab 19 Kamu Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 20 Kenapa Belum Mati Juga
- Bab 21 Dasar Wanita Murahan
- Bab 22 Kehadirannya Apakah Benar Kebetulan?
- Bab 23 Aku Menyetujuimu
- Bab 24 Kenapa Bisa Dia
- Bab 5 Di Dunia Ini Ada Begitu Banyak Jebakan
- Bab 26 Eksrrim
- Bab 27 Tidak Usah Pergi Kemana-Mana
- Bab 28 Foto
- Bab 29 Tanpa Mengatakan Apa-Apa Sudah Ingin Pergi
- Bab 30 Salah Paham
- Bab 31 Kali Ini Sudah Melembut
- Bab 32 Anggap Saja Aku Memohon Padamu
- Bab 33 Bertemu Setiap Hari
- Bab 34 Tidak Mengerti Perkataan Manusia
- Bab 35 Menghancurkan Perasaan Cherry Wen
- Bab 36 Menerima Banyak Penderitaan
- Bab 37 Seperti Sedang Mengurusi Istri
- Bab 38 Tidak Sanggup Menerimanya
- Bab 39 Sangat Keras Kepala
- Bab 40 Membantumu
- Bab 41 Hanya Aku Yang Bisa Menghukumnya
- Bab 42 Tidak Cocok Untukmu
- Bab 43 Benar-benar Kacau
- Bab 44 Nicholas Lu Membantunya
- Bab 45 Hanya Mainan
- Bab 46 Tidak Perlu Kembali Lagi
- Bab 47 Seharusnya Mati Di Dalam Penjara
- Bab 48 Tidak Bisa Tidak Curiga
- Bab 49 Tidak Sesederhana Itu
- Bab 50 Benar-benar Tidak Tahu Malu
- Bab 51 Tak Tahu Malu
- Bab 52 Mengirim Diri Ke Pelukanmu
- Bab 53 Lantas Apakah Disengaja?
- Bab 54 Jangan Biarkan Dia Lolos
- Bab 55 Tetap Adalah Dia
- Bab 56 Memprovokasi Adik Ipar
- Bab 57 Mengada-ada
- Bab 58 Mengungkapkan Kepada Publik
- Bab 59 Orang Itu Tidak Akan Datang
- Bab 60 Tidak Sadar
- Bab 61 Menggali Lubang Kubur Sendiri
- Bab 62 Mengungkapkan Isi Hati
- Bab 63 Dia Kembali
- Bab 64 Datang Untuk Membahas Perceraian
- Bab 65 Mendekatinya Dengan Ganas
- Bab 66 Hilang Kendali
- Bab 67 Itu Tidak Buruk
- Bab 68 Semua Ini Salahmu
- Bab 69 Rahasia Cherry
- Bab 70 Membakar Diri Sendiri
- Bab 71 Sudah Tidak Memiliki Harga Diri Lagi
- Bab 72 Bisa-Bisanya Mencuri
- Bab 73 Tidak Merasa Tidak Adil
- Bab 74 Benar-Benar Rubah Licik
- Bab 75 Sebentar Lagi Akan Tiba
- Bab 76 Aku Mohon Jangan
- Bab 77 Tidak Apa-Apa
- Bab 78 Menemukan Wanita Itu
- Bab 79 Benar-Benar Membuatku Muak
- Bab 80 Menemukan Wanita Kemarin Malam
- Bab 81 Kamu Adalah Barang
- Bab 82 Tertekan Tapi Tak Bisa Diungkapkan Dengan Kata-kata.
- Bab 83 Apa Yang Sebenarnya Sedang Terjadi?
- Bab 84 Kamu Hamil!
- Bab 85 Aborsi
- Bab 86 Semuanya Akan Berakhir
- Bab 87 Meninggalkan Rumah Keluarga Lu
- Bab 88 Orang Yang Lewat
- Bab 89 Benar-benar Muak
- Bab 90 Ketahuan Hamil
- Bab 91 Kecuali Aku Mati
- Bab 92 Coba Saja
- Bab 93 Tubuhnya Terlalu Lemah
- Bab 94 Aku Sudah Salah Paham Padamu
- Bab 95 Pergi Ke Perusahaan
- Bab 96 Ternyata Kamu Menyukai Wanita Seperti Ini
- Bab 97 Tidak Mungkin Menyukainya Juga, Kan?
- Bab 98 Tidak Ada Kesempatan Sedikitpun
- Bab 99 Tidak Mungkin Dinafkahi, Kan?
- Bab 100 Harus Mendapatkan Jenifer
- Bab 101 Pura-pura Tidak Mau
- Bab 102 Selamatkan Anakku
- Bab 103 Apakah Ingin Tahu Siapa Ayah Dari Anak Ini?
- Bab 104 Diculik!
- Bab 105 Pilihan Nicholas Lu
- Bab 106 Melukai Anaknya
- Bab 107 Kenapa Tidak Senang?
- Bab 108 Anak Ini Adalah Anaknya
- Bab 109 Terharu
- Bab 110 Jarak Tidak Terjangkau
- Bab 111 Menjaganya
- Bab 112 Peduli Padanya
- Bab 113 Tidak Ada Celah
- Bab 114 Apakah Kamu Cemburu?
- Bab 115 Masih Ingin Mempunyai Anak?
- Bab 116 Untuk Orang Yang Kucintai
- Bab 117 Hanya Teman
- Bab 118 Hanya Untuk Balas Dendam
- Bab 119 Aku Tidak Perlu Bantuanmu
- Bab 120 Mengeluh
- Bab 121 Biarkan Aku Menjagamu
- Bab 122 Menemukan Jalan Keluar
- Bab 123 Seperti Melihat Seekor Anjing
- Bab 124 Apa Masih Ada Keadilan
- Bab 125 Apakah Sedang Berbohong Padanya
- Bab 126 Pemikiran Yang Berani
- Bab 127 Sesuatu Terjadi Pada Nicholas Lu
- Bab 128 Berbohong Pada Satu Wanita
- Bab 129 Bisa Memberimu Kesempatan
- Bab 130 Bayar Harganya
- Bab 131 Aku Tidak Ingin Mendengar Kata-kata Ini
- Bab 132 Membuatnya Membayar
- Bab 133 Kamu Cemburu?
- Bab 134 Jenifer Wen, Itu Kamu Kan
- Bab 135 Sedang Berbohong
- Bab 136 Sama Sekali Tidak Mirip Dia
- Bab 137 Calon Menantu Perempuan Adalah...
- Bab 138 Untuk Apa Menyerahkan Diri
- Bab 139 Itu Bergantung Kepadamu
- Bab 140 Tidak Akan Ada Lagi Orang Yang Peduli Kepadanya Seperti Ini
- Bab 141 Ada Sesuatu yang Disembunyikan Dariku
- Bab 142 Percaya
- Bab 143 Sesedih Itu?
- Bab 144 Hanya Boleh Berhasil Tidak Boleh Gagal
- Bab 145 Pergi Mencari Orang Lain
- Bab 146 Ternyata Tidak Patuh
- Bab 147 Lebih Baik Mati
- Bab 147 Dasar Murahan
- Bab 148 Aku Menginginkanmu
- Bab 150 Harus Lebih Bisa Mengontrolnya
- Bab 151 Membujuknya Untuk Tidak Mendengarkan, Tetapi Menerimanya Dengan Paksa.
- Bab 152 Tidak Akan Gegabah Lagi
- Bab 153 Mengeluh Di Belakang
- Bab 154 Merasa Sangat Tertekan
- Bab 155 Semuanya Sudah Berlalu
- Bab 156 Depresi Berat
- Bab 157 Tidak Layak
- Bab 158 Mau Menjadi Musuhku Selama Sisa Hidupmu
- Bab 159 Semua Adalah Salah Wanita Itu
- Bab 160 Mendapatkan Siksaan Atas Kejahatan Yang Telah Dilakukan
- Bab 161 Keluarga Lu Tahu
- Bab 162 Menghancurkan Reputasinya
- Bab 163 Mengabaikannya
- Bab 164 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 165 Anak Ini Adalah Anakmu
- Bab 166 Setelah Di Lahirkan Buang Anak Itu
- Bab 167 Hatinya Merasa Begitu Lelah
- Bab 168 Dia Pikir Dia Siapa?
- Bab 169 Gambaran yang Menusuk Mata
- Bab170 Salah Mengenali Orang