Pengantin Baruku - Bab 94 Aku Sudah Salah Paham Padamu
Nicholas Lu yang mendengar suara Jenifer Wen semakin kecil pun mengertakkan gigi, "Apa yang kamu takutkan? Jika terjadi sesuatu, akulah yang akan bertanggung jawab!"
Dia tidak akan membiarkan anak ini lahir.
Dokter itu tidak punya pilihan selain kembali ke dalam dan melanjutkan operasi.
Ketika Jenifer Wen mendengar perkataan Nicholas Lu, matanya memerah. Tidak tahu apakah dia sedih atau marah, dia mengangkat sedikit kekuatan terakhirnya, lalu berkata dengan keras, "Nicholas, aku membencimu, aku membencimu, aku tidak akan pernah memaafkanmu dalam hidup ini!"
Perkataan wanita itu langsung masuk ke hatinya, membuat wajah Nicholas Lu tersendat. Kemudian, dokter memberikan pemberitahuan pertolongan pertama, “Dinding rahim nona Wen relatif tipis dan tubuhnya sangat lemah. Begitu pendarahannya serius, kita hanya bisa mengeluarkan uterusnya. Tolong ditandatangani."
Nicholas Lu mengambil pena itu. Suara kesal Jenifer Wen tadi bergema di telinganya, sangat putus asa dan tidak berdaya.
Setelah sekian lama, dia melemparkan pena di tangannya itu dan menendang dinding dengan keras, "Hentikan! Keluarkanlah wanita itu."
Di menit-menit terakhir, dia masih tidak tega.
Dokter menghela nafas lega. Jelas, dia juga takut akan masalah yang akan ditimbulkan. Karena efek obat bius, Jenifer Wen sekarang sudah tertidur. Saat dipindahkan ke ranjang rumah sakit, dia hanya mengerutkan kening dan tidak terbangun.
“Jenifer Wen, anggap saja aku mengaku kalah kali ini.” Nicholas Lu melirik wajah pucat wanita itu dan berjalan keluar. “Jagalah dia baik-baik, jangan biarkan dia pergi tanpa seizinku!”
Setelah berbicara, pria itu pun pergi.
...
Jenifer Wen tertidur lama sekali.
Dia mengalami mimpi buruk itu lagi, tetapi kali ini segalanya menjadi lebih jelas.
Jenifer Wen melihat tang dingin menempel di tubuhnya dan mengaduk-aduk, dan segera, rasa sakit yang menusuk jantung pun melanda dirinya, dia berteriak dengan keras, tetapi tidak ada yang bisa menyelamatkannya.
“Ah!” Jenifer Wen terbangun, rasa sakit dalam mimpinya itu begitu jelas.
Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengelus perutnya, dua baris air matanya jatuh, dan anaknya sudah tiada. Dia baru saja memutuskan untuk mempertahankannya, melindunginya, tetapi semuanya sudah berakhir.
Terdengar seseorang di luar yang akan masuk, Jenifer Wen langsung memegang vas bunga di sampingnya dan melemparkannya, "Kalian kaki tangan algojo ini!"
Malaikat berbaju putih apa, bukankah mereka hanya mengalah pada uang Nicholas Lu dan dengan paksa menggugurkan anaknya?
Melihat emosinya, orang-orang di luar juga tidak berani bertindak gegabah dan hanya bisa menunggu.
...
Malamnya, setelah Nicholas Lu pulang kerja, dia pun pergi ke rumah sakit lagi.
Melihat beberapa orang yang menghalangi pintu, Nicholas Lu mengerutkan kening. Begitu dia membuka pintu, Jenifer Wen mengambil barang apa yang bisa diambilnya dan melemparkannya.
Sekarang, dia tidak ingin menanggung apapun, semua orang-orang ini adalah pembunuh dan juga musuhnya.
Dia tidak akan memperlakukan mereka dengan baik.
Baru saat itulah, Nicholas Lu melihat dengan jelas bahwa remote control TV sedang melayang datang, lalu dengan cekatan dia menghindarinya, "Apakah kamu gila?"
Nicholas Lu belum pernah melihatnya bertingkah seperti ini selama mereka berhubungan.
“Aku memang gila, aku dibuat gila karenamu.” Jenifer Wen melihat orang yang datang itu dan tersenyum dingin.
Bukankah pria itu telah secara pribadi menggugurkan anaknya, tetapi Nicholas Lu bahkan masih bisa menghadapinya dengan sikap yang begitu tinggi.
Dia benar-benar malu melihat wajah seperti itu.
"Keluarlah, aku tidak ingin melihatmu. Nicholas, kamu selalu memarahiku karena bersikap rendahan, mengataiku tidak tahu malu, tetapi tingkah lakumu bahkan lebih menjijikkan daripada orang lain."
"Bukankah karena kekuatan keluarga Lu sehingga kamu dapat melakukan apapun yang kamu inginkan? Apa yang kamu lakukan, aku akan mengingatnya sepanjang hidupku."
Nicholas Lu memandangi Jenifer Wen seolah-olah sedang melihat musuhnya. Tidak ada yang berani mengatakan kata-kata seperti ini kepadanya. Kemarahan di dalam hatinya menjadi lebih meriah, "Jenifer, lebih baik kamu jangan membuatku marah!"
“Mau apa lagi kamu? Membunuhku? Kemarilah.” Jenifer Wen menatapnya dengan dingin, tanpa rasa takut pada ekspresinya.
Nicholas Lu benar-benar ingin meremas wanita sembrono ini sampai mati, tetapi melihat wajahnya yang pucat dan rona merah yang tidak normal di pipinya, dia pun memutuskan untuk tidak perhitungan padanya.
Mengakhiri amarahnya dan berjalan keluar, "Berikanlah dia obat penenang. Apakah kalian hanya akan melihatnya begitu saja?"
Beberapa orang berjalan masuk dan menekan Jenifer Wen untuk memberinya suntikan, untuk menenangkannya.
"Kalian juga begitu ketika kalian secara paksa menggugurkan anak itu. Apa yang akan kalian lakukan sekarang, membunuhku?"
Jenifer Wen ditekan dan tidak bisa memberontak, dia hanya bisa mengungkapkan kemarahan batinnya dengan kata-kata.
"Nona Wen, Anda tidak mengalami keguguran."
Perawat itu sangat tidak berdaya. Tadinya dia masuk untuk menjelaskan kepada Jenifer Wen, tetapi karena Jenifer sangat emosional, dia pun sudah diusir keluar sebelum dia bisa berbicara.
Jenifer Wen tercengang, "Tidak... keguguran?"
"Ya, anak itu masih ada."
"Aku tidak percaya." Jenifer Wen menyentuh perut bagian bawahnya, dia tidak percaya dengan orang-orang ini.
“Jika Anda tidak percaya, Anda bisa melakukan pemeriksaan.” Setelah itu, perawat membawanya pergi melakukan pemeriksaan USG B.
Melihat titik hitam kecil di layar itu masih ada, Jenifer Wen baru membenarkan bahwa anaknya masih ada.
"Tetapi, bagaimana bisa?"
Sebelum dia pingsan, dia jelas mendengar Nicholas Lu menyuruh mereka untuk melanjutkan operasi.
"Tuan Lu akhirnya menghentikan operasinya."
Setelah mendengarkan kata-kata dokter, Jenifer Wen merasa sedikit rumit.
Dia benar-benar tidak mengerti apa yang sedang dipikirkan Nicholas Lu, tetapi karena anak itu masih ada, maka kebenciannya yang tak terlupakan padanya itu juga menghilang banyak.
Namun, memikirkan kata-kata yang baru saja dia katakan kepadanya, dengan kesombongan Nicholas Lu, pria itu seharusnya tidak akan mengabaikannya lagi.
Mungkin ini juga bagus.
...
Setelah Jenifer Wen tinggal di rumah sakit selama beberapa hari, dia pun meminta untuk dipulangkan. Dia sama sekali tidak nyaman tinggal di sini.
Dokter akhirnya setuju setelah menanyakan pendapat Nicholas Lu.
Pada hari Jenifer Wen keluar dari rumah sakit, dia mengira semuanya sudah berakhir. Tanpa diduga, begitu dia keluar dari pintu gerbang rumah sakit, dia melihat mobil sport Nicholas Lu yang licin itu.
Kenapa dia ada di sini?
Jenifer Wen berjalan ke sana, tetapi pria yang duduk di kursi pengemudi itu tiba-tiba membuka pintu, menarik lengannya dan menyeretnya masuk ke dalam mobil.
"Apa yang kamu lakukan?"
Jenifer Wen memberontak, tetapi tidak bisa melarikan diri.
"Jangan mengira jika aku tidak membunuh anak di dalam perutmu, maka masalah ini akan selesai. Sekarang, kamu ikutilah aku."
Nicholas Lu memandangnya dengan dingin, matanya tertuju pada perut bagian bawahnya. Meskipun untuk sementara dia menyerah untuk membiarkan Jenifer Wen menggugurkan anaknya, tetapi ini tidak berarti bahwa dia bisa melihat wanita itu dan Galvin He bersatu kembali.
“Terakhir kali, akulah yang berbicara terlalu buruk. Aku boleh meminta maaf.” Jenifer Wen memandangi wajah buruk Nicholas Lu dan mengira bahwa pria itu sedang memikirkan kata-kata tidak bermoralnya hari itu.
Mendengarnya mengatakan ini, tangan Nicholas Lu terasa lebih ringan.
Jenifer Wen menyadarinya dan terus berbicara, "Aku sudah salah paham padamu, tetapi lebih baik kita jangan berhubungan lagi. Jika kamu melepaskanku, aku tidak akan mengganggumu lagi. Dengan demikian, ini akan baik untuk kita berdua."
Novel Terkait
Cinta Di Balik Awan
KellyAdieu
Shi QiDoctor Stranger
Kevin WongAkibat Pernikahan Dini
CintiaKamu Baik Banget
Jeselin VelaniCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaPengantin Baruku×
- Bab 1 Menikah Dengan Lelaki Yang Tengah Koma
- Bab 2 Joyous
- Bab 3 Hari Pernikahan
- Bab 4 Kamu Siapa?
- Bab 5 Harusnya Waktu Itu Langsung Bunuh Dia Saja
- Bab 6 Dengarkan Kataku
- Bab 7 Kesepakatan
- Bab 8 Pulang Ke Rumah
- Bab 9 Makna Keluarga Untuknya
- Bab 10 Mengeluarkan Uang 50.000 Yuan Untuk Membayar Kepahitannya
- Bab 11 Yang Di Sebut Cinta
- Bab 12 Tidak Lebih Dari Itu
- Bab 13 Membantunya Meluapkan Emosi
- Bab 14 Rindu Aku Tidak?
- Bab 15 Di Mata-Matai
- Bab 16 Aku Mohon Lepaskan Aku
- Bab 17 Dia Sadar!
- Bab 18 Mimpi Buruk Itu Datang Lagi
- Bab 19 Kamu Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 20 Kenapa Belum Mati Juga
- Bab 21 Dasar Wanita Murahan
- Bab 22 Kehadirannya Apakah Benar Kebetulan?
- Bab 23 Aku Menyetujuimu
- Bab 24 Kenapa Bisa Dia
- Bab 5 Di Dunia Ini Ada Begitu Banyak Jebakan
- Bab 26 Eksrrim
- Bab 27 Tidak Usah Pergi Kemana-Mana
- Bab 28 Foto
- Bab 29 Tanpa Mengatakan Apa-Apa Sudah Ingin Pergi
- Bab 30 Salah Paham
- Bab 31 Kali Ini Sudah Melembut
- Bab 32 Anggap Saja Aku Memohon Padamu
- Bab 33 Bertemu Setiap Hari
- Bab 34 Tidak Mengerti Perkataan Manusia
- Bab 35 Menghancurkan Perasaan Cherry Wen
- Bab 36 Menerima Banyak Penderitaan
- Bab 37 Seperti Sedang Mengurusi Istri
- Bab 38 Tidak Sanggup Menerimanya
- Bab 39 Sangat Keras Kepala
- Bab 40 Membantumu
- Bab 41 Hanya Aku Yang Bisa Menghukumnya
- Bab 42 Tidak Cocok Untukmu
- Bab 43 Benar-benar Kacau
- Bab 44 Nicholas Lu Membantunya
- Bab 45 Hanya Mainan
- Bab 46 Tidak Perlu Kembali Lagi
- Bab 47 Seharusnya Mati Di Dalam Penjara
- Bab 48 Tidak Bisa Tidak Curiga
- Bab 49 Tidak Sesederhana Itu
- Bab 50 Benar-benar Tidak Tahu Malu
- Bab 51 Tak Tahu Malu
- Bab 52 Mengirim Diri Ke Pelukanmu
- Bab 53 Lantas Apakah Disengaja?
- Bab 54 Jangan Biarkan Dia Lolos
- Bab 55 Tetap Adalah Dia
- Bab 56 Memprovokasi Adik Ipar
- Bab 57 Mengada-ada
- Bab 58 Mengungkapkan Kepada Publik
- Bab 59 Orang Itu Tidak Akan Datang
- Bab 60 Tidak Sadar
- Bab 61 Menggali Lubang Kubur Sendiri
- Bab 62 Mengungkapkan Isi Hati
- Bab 63 Dia Kembali
- Bab 64 Datang Untuk Membahas Perceraian
- Bab 65 Mendekatinya Dengan Ganas
- Bab 66 Hilang Kendali
- Bab 67 Itu Tidak Buruk
- Bab 68 Semua Ini Salahmu
- Bab 69 Rahasia Cherry
- Bab 70 Membakar Diri Sendiri
- Bab 71 Sudah Tidak Memiliki Harga Diri Lagi
- Bab 72 Bisa-Bisanya Mencuri
- Bab 73 Tidak Merasa Tidak Adil
- Bab 74 Benar-Benar Rubah Licik
- Bab 75 Sebentar Lagi Akan Tiba
- Bab 76 Aku Mohon Jangan
- Bab 77 Tidak Apa-Apa
- Bab 78 Menemukan Wanita Itu
- Bab 79 Benar-Benar Membuatku Muak
- Bab 80 Menemukan Wanita Kemarin Malam
- Bab 81 Kamu Adalah Barang
- Bab 82 Tertekan Tapi Tak Bisa Diungkapkan Dengan Kata-kata.
- Bab 83 Apa Yang Sebenarnya Sedang Terjadi?
- Bab 84 Kamu Hamil!
- Bab 85 Aborsi
- Bab 86 Semuanya Akan Berakhir
- Bab 87 Meninggalkan Rumah Keluarga Lu
- Bab 88 Orang Yang Lewat
- Bab 89 Benar-benar Muak
- Bab 90 Ketahuan Hamil
- Bab 91 Kecuali Aku Mati
- Bab 92 Coba Saja
- Bab 93 Tubuhnya Terlalu Lemah
- Bab 94 Aku Sudah Salah Paham Padamu
- Bab 95 Pergi Ke Perusahaan
- Bab 96 Ternyata Kamu Menyukai Wanita Seperti Ini
- Bab 97 Tidak Mungkin Menyukainya Juga, Kan?
- Bab 98 Tidak Ada Kesempatan Sedikitpun
- Bab 99 Tidak Mungkin Dinafkahi, Kan?
- Bab 100 Harus Mendapatkan Jenifer
- Bab 101 Pura-pura Tidak Mau
- Bab 102 Selamatkan Anakku
- Bab 103 Apakah Ingin Tahu Siapa Ayah Dari Anak Ini?
- Bab 104 Diculik!
- Bab 105 Pilihan Nicholas Lu
- Bab 106 Melukai Anaknya
- Bab 107 Kenapa Tidak Senang?
- Bab 108 Anak Ini Adalah Anaknya
- Bab 109 Terharu
- Bab 110 Jarak Tidak Terjangkau
- Bab 111 Menjaganya
- Bab 112 Peduli Padanya
- Bab 113 Tidak Ada Celah
- Bab 114 Apakah Kamu Cemburu?
- Bab 115 Masih Ingin Mempunyai Anak?
- Bab 116 Untuk Orang Yang Kucintai
- Bab 117 Hanya Teman
- Bab 118 Hanya Untuk Balas Dendam
- Bab 119 Aku Tidak Perlu Bantuanmu
- Bab 120 Mengeluh
- Bab 121 Biarkan Aku Menjagamu
- Bab 122 Menemukan Jalan Keluar
- Bab 123 Seperti Melihat Seekor Anjing
- Bab 124 Apa Masih Ada Keadilan
- Bab 125 Apakah Sedang Berbohong Padanya
- Bab 126 Pemikiran Yang Berani
- Bab 127 Sesuatu Terjadi Pada Nicholas Lu
- Bab 128 Berbohong Pada Satu Wanita
- Bab 129 Bisa Memberimu Kesempatan
- Bab 130 Bayar Harganya
- Bab 131 Aku Tidak Ingin Mendengar Kata-kata Ini
- Bab 132 Membuatnya Membayar
- Bab 133 Kamu Cemburu?
- Bab 134 Jenifer Wen, Itu Kamu Kan
- Bab 135 Sedang Berbohong
- Bab 136 Sama Sekali Tidak Mirip Dia
- Bab 137 Calon Menantu Perempuan Adalah...
- Bab 138 Untuk Apa Menyerahkan Diri
- Bab 139 Itu Bergantung Kepadamu
- Bab 140 Tidak Akan Ada Lagi Orang Yang Peduli Kepadanya Seperti Ini
- Bab 141 Ada Sesuatu yang Disembunyikan Dariku
- Bab 142 Percaya
- Bab 143 Sesedih Itu?
- Bab 144 Hanya Boleh Berhasil Tidak Boleh Gagal
- Bab 145 Pergi Mencari Orang Lain
- Bab 146 Ternyata Tidak Patuh
- Bab 147 Lebih Baik Mati
- Bab 147 Dasar Murahan
- Bab 148 Aku Menginginkanmu
- Bab 150 Harus Lebih Bisa Mengontrolnya
- Bab 151 Membujuknya Untuk Tidak Mendengarkan, Tetapi Menerimanya Dengan Paksa.
- Bab 152 Tidak Akan Gegabah Lagi
- Bab 153 Mengeluh Di Belakang
- Bab 154 Merasa Sangat Tertekan
- Bab 155 Semuanya Sudah Berlalu
- Bab 156 Depresi Berat
- Bab 157 Tidak Layak
- Bab 158 Mau Menjadi Musuhku Selama Sisa Hidupmu
- Bab 159 Semua Adalah Salah Wanita Itu
- Bab 160 Mendapatkan Siksaan Atas Kejahatan Yang Telah Dilakukan
- Bab 161 Keluarga Lu Tahu
- Bab 162 Menghancurkan Reputasinya
- Bab 163 Mengabaikannya
- Bab 164 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 165 Anak Ini Adalah Anakmu
- Bab 166 Setelah Di Lahirkan Buang Anak Itu
- Bab 167 Hatinya Merasa Begitu Lelah
- Bab 168 Dia Pikir Dia Siapa?
- Bab 169 Gambaran yang Menusuk Mata
- Bab170 Salah Mengenali Orang