Pengantin Baruku - Bab 156 Depresi Berat
Nicholas Lu masih ingat Jenifer Wen mengatakan bahwa Sherli Mu datang dan melukainya, jadi dia harus mengkonfirmasi hal ini.
Jika dia melakukannya ...
Tangan pria yang memegang setir perlahan mengencang, pembuluh darahnya mulai keras, senyum murah hati Sherli Mu dulu adalah pemandangan indah dalam ingatannya.
Meskipun dia tidak bersedia mempercayai kebenaran ini, dia tahu bahwa jika kenyataannya begitu, dia pasti tidak akan mentolerirnya.
Tidak ada orang yang boleh melukai Jenifer Wen.
Nicholas Lu menenangkan pikirannya, mengeluarkan ponsel, dan menelepon Sherli Mu.
Telepon pun berdering, Sherli Mu melihat bahwa itu adalah panggilan dari Nicholas Lu, ia pun segera mengangkatnya.
“Halo, Nicholas? Apakah kamu mencariku karena ada sesuatu hal?” Suara Sherli Mu sedikit memesona, seolah dia tidak pernah melakukan apapun.
“Apakah kemarin kamu pergi ke rumah sakit?” Nicholas Lu bertanya dengan dingin, suara dingin itu membuat orang bergidik.
Sherli Mu di ujung telepon tercengang, dia tidak menyangka Nicholas Lu akan menanyakan hal ini. Mungkinkah kemarin malam mereka melewati malam bersama lagi?
Memikirkan hal ini, Sherli Mu cemburu seolah-olah seribu semut menggerogoti hatinya, tetapi bagaimanapun juga, dia menahan suasana hatinya yang cemburu, "Aku memang pergi."
Sekarang Nicholas Lu sudah tahu apa yang terjadi, Sherli Mu juga tidak ingin menyembunyikannya lagi.
“Kenapa kamu melakukan hal seperti itu?” Wajah Nicholas Lu menjadi lebih suram ketika dia mendengarnya mengaku.
"Mengapa?"
Sherli Mu tiba-tiba merasa sedih, "Nicholas, apakah kamu pikir aku tidak tahu? Sejak awal Jenifer adalah orang yang menyakitimu, dia adalah orang yang memisahkan kita, bagaimana bisa aku tidak datang menemuinya? "
Nicholas Lu terdiam sesaat, dan dia tentu saja bisa mendengar kesedihan dan rasa sakit dalam kata-kata Sherli Mu, tapi dia masih menarik napas dalam-dalam, "Masalah ini bukan seperti apa yang kamu pikirkan."
“Bukan seperti yang aku pikirkan?” Sherli Mu hanya merasa bahwa Nicholas Lu sepertinya adalah orang yang berbeda, dulu dia begitu tenang dan mempertahankan sikap objektif terhadap segala hal.
Sekarang, hanya karena seorang wanita, dia bahkan membalikkan benar dan salah?
"Aku sudah membaca vonisnya, serta berita dan surat kabar pada saat itu, dia sendiri yang mengakui kejahatan itu, bukan aku yang berpikir seperti itu, apa yang akan terjadi?"
Sherli Mu tadi hampir tidak bisa mempertahankan nada bicaranya yang lembut, namun saat ini sulit untuk mempertahankannya.
Dia tidak tahan melihat Nicholas Lu membela wanita rendahan seperti ini di depannya, wanita itu adalah penjahat dan pelaku kejahatan yang menyebabkan dia koma selama tiga tahun!
Nicholas Lu hanya merasa pusing, kejadian ini seperti putaran tak berujung, untuk membuktikannya, dia harus mencari bukti. Jika tidak, sekalipun dia percaya pada Jenifer Wen, dia tidak akan bisa meyakinkan orang lain juga untuk percaya.
"Ini urusanku sendiri, aku yang akan menanganinya, ke depannya jangan melakukan sesuatu berdasarkan keputusan sendiri dan jangan ganggu hidupnya."
Nicholas Lu berbicara dengan sungguh-sungguh, dia tidak ingin melihat Jenifer Wen terluka lagi.
"Kamu mencariku hanya demi dia? Hanya demi melarang aku untuk tidak mengganggunya?"
Sherli Mu tiba-tiba menganggapnya konyol, mungkin Nicholas Lu benar-benar tidak peduli padanya, dia peduli tentang cinta yang tak terlupakan di antara mereka, kan?
Kalau tidak, bagaimana dia bisa jatuh cinta dengan wanita seperti itu, bagaimana dia bisa memberi pelajaran pada dirinya sendiri untuk wanita seperti itu.
"..." Sherli Mu diam, dia tidak tahu apakah dia ingin menangis atau tertawa, wajahnya yang cantik dan menarik itu berkerut, dan itu tampak sedikit lebih menakutkan.
Nicholas Lu mendengarkan suaranya yang aneh, bahkan menyeramkan, dia pun langsung mengerutkan dahinya, "Sherli, kamu baik-baik saja, kan."
Sherli Mu tidak menjawab, tapi menatap kosong di depannya, kebencian di hatinya semakin kuat. Saat ini, dia tidak punya pikiran lain, dia hanya ingin merobek Jenifer Wen hingga berkeping-keping dan membuat dia selamanya lebih baik tidak muncul di depan dirinya lagi.
Dengan cara ini, semuanya akan kembali seperti semula.
Firasat buruk Nicholas Lu semakin kuat, dia berpikir sejenak, "Di mana kamu sekarang?"
Sherli Mu tidak menjawab, ponsel itu terlepas dari tangannya, dia tampak gila, menarik seprai di depannya dan menarik rambut panjangnya.
Yohan Bai kembali dari luar sambil membawakan sarapan favorit Sherli Mu, namun apa yang dia lihat adalah adegan ini, dia sangat ketakutan sehingga semua yang ada di tangannya langsung jatuh ke tanah, dia bergegas menangkap tangan Sherli Mu yang melambai dengan liar lalu mengendalikannya, mencegahnya agar tidak mencakar tubuhnya.
"Sherli, Sherli! Ada apa denganmu?"
Yohan Bai belum pernah melihat Sherli Mu seperti ini, dia seperti mata air yang kelebihan beban dan saat ini sedang hancur, menyebabkan serangan balik yang sangat kuat.
"Dia tidak menginginkanku lagi, dia tidak menginginkanku lagi..." Sherli Mu dipeluk oleh Yohan Bai, menangis dengan keras, seolah ingin melampiaskan semua keluhan di hatinya, "Dia lebih suka menginginkan pembunuh, ingin wanita yang pernah dipenjara ... ternyata aku tidak sebaik dia ... "
Penolakan berulang Nicholas Lu menyebabkan harga diri Sherli Mu hancur total, dia tidak tahu apa-apa yang lebih memalukan dari ini.
Jika wanita itu bukan Jenifer Wen, melainkan adalah wanita kaya raya dan bermartabat dari wanita lain, mungkin dia hampir akan berusaha menerima, tetapi orang itu adalah wanita yang menyebabkan mereka putus, bagaimana Nicholas Lu bisa memilihnya?
Dia mengkhianati cinta tujuh tahun di antara mereka!
"Sherli, berhenti menangis, ini bukan salahmu, ini adalah masalah wanita itu."
Yohan Bai patah hati karena tangisannya, Sherli Mu sebenarnya sangat sombong dan terlalu kuat, namuan keberadaan Jenifer Wen langsung menjadi ironi besar baginya.
"Aku ... aku sangat tidak berguna, apakah aku sungguh tidak berguna? Apakah di dunia ini tidak ada orang yang menyukaiku lagi?"
Sherli Mu menggengam kemeja Yohan Bai dan bergumam pada dirinya sendiri.
"Tidak, aku ... aku akan selalu berada di sisimu, aku akan melindungimu, tidak peduli siapa yang berani melukaimu, aku akan melawannya hingga mati."
Yohan Bai dengan lembut menepuk punggung Sherli Mu untuk menenangkannya. Wajah pria itu kehilangan aura kesembronoan yang biasa, wajahnya tampak suram dan menyakitkan.
Dia berharap dia bisa mengungkapkan perasaan padanya sehingga dia akan berhenti menangis dari satu-satunya pria yang hatinya tidak lagi padanya, tetapi bagaimanapun juga, Yohan Bai tahu bahwa orang yang diinginkan Sherli Mu bukan dia.
Hanya Nicholas Lu yang bisa membuatnya bahagia.
"Aku akan membantumu, kamu tidak akan kalah dengan wanita seperti itu, dia tidak pantas dibandingkan denganmu, lebih baik kamu tidur yang nyenyak. Jika kamu ada sesuatu hal, serahkan padaku."
Yohan Bai berkata dengan tegas, Sherli Mu mengangguk lelah di pelukannya, dan kemudian tertidur dengan tenang.
Yohan Bai segera menemui psikiater dan mengkomunikasikan masalah tersebut dengan dokter, sehingga disimpulkan bahwa Sherli Mu kemungkinan menderita gangguan bipolar karena rangsangan berturut-turut.
Jika penyakit ini tidak diobati tepat waktu, kemungkinan besar penyakit tersebut akan menjadi depresi berat, bahkan menyebabkan melukai diri sendiri.
Novel Terkait
Awesome Guy
RobinLove From Arrogant CEO
Melisa StephaniePenyucian Pernikahan
Glen ValoraGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraBlooming at that time
White RoseLoving Handsome
Glen ValoraSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiPengantin Baruku×
- Bab 1 Menikah Dengan Lelaki Yang Tengah Koma
- Bab 2 Joyous
- Bab 3 Hari Pernikahan
- Bab 4 Kamu Siapa?
- Bab 5 Harusnya Waktu Itu Langsung Bunuh Dia Saja
- Bab 6 Dengarkan Kataku
- Bab 7 Kesepakatan
- Bab 8 Pulang Ke Rumah
- Bab 9 Makna Keluarga Untuknya
- Bab 10 Mengeluarkan Uang 50.000 Yuan Untuk Membayar Kepahitannya
- Bab 11 Yang Di Sebut Cinta
- Bab 12 Tidak Lebih Dari Itu
- Bab 13 Membantunya Meluapkan Emosi
- Bab 14 Rindu Aku Tidak?
- Bab 15 Di Mata-Matai
- Bab 16 Aku Mohon Lepaskan Aku
- Bab 17 Dia Sadar!
- Bab 18 Mimpi Buruk Itu Datang Lagi
- Bab 19 Kamu Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 20 Kenapa Belum Mati Juga
- Bab 21 Dasar Wanita Murahan
- Bab 22 Kehadirannya Apakah Benar Kebetulan?
- Bab 23 Aku Menyetujuimu
- Bab 24 Kenapa Bisa Dia
- Bab 5 Di Dunia Ini Ada Begitu Banyak Jebakan
- Bab 26 Eksrrim
- Bab 27 Tidak Usah Pergi Kemana-Mana
- Bab 28 Foto
- Bab 29 Tanpa Mengatakan Apa-Apa Sudah Ingin Pergi
- Bab 30 Salah Paham
- Bab 31 Kali Ini Sudah Melembut
- Bab 32 Anggap Saja Aku Memohon Padamu
- Bab 33 Bertemu Setiap Hari
- Bab 34 Tidak Mengerti Perkataan Manusia
- Bab 35 Menghancurkan Perasaan Cherry Wen
- Bab 36 Menerima Banyak Penderitaan
- Bab 37 Seperti Sedang Mengurusi Istri
- Bab 38 Tidak Sanggup Menerimanya
- Bab 39 Sangat Keras Kepala
- Bab 40 Membantumu
- Bab 41 Hanya Aku Yang Bisa Menghukumnya
- Bab 42 Tidak Cocok Untukmu
- Bab 43 Benar-benar Kacau
- Bab 44 Nicholas Lu Membantunya
- Bab 45 Hanya Mainan
- Bab 46 Tidak Perlu Kembali Lagi
- Bab 47 Seharusnya Mati Di Dalam Penjara
- Bab 48 Tidak Bisa Tidak Curiga
- Bab 49 Tidak Sesederhana Itu
- Bab 50 Benar-benar Tidak Tahu Malu
- Bab 51 Tak Tahu Malu
- Bab 52 Mengirim Diri Ke Pelukanmu
- Bab 53 Lantas Apakah Disengaja?
- Bab 54 Jangan Biarkan Dia Lolos
- Bab 55 Tetap Adalah Dia
- Bab 56 Memprovokasi Adik Ipar
- Bab 57 Mengada-ada
- Bab 58 Mengungkapkan Kepada Publik
- Bab 59 Orang Itu Tidak Akan Datang
- Bab 60 Tidak Sadar
- Bab 61 Menggali Lubang Kubur Sendiri
- Bab 62 Mengungkapkan Isi Hati
- Bab 63 Dia Kembali
- Bab 64 Datang Untuk Membahas Perceraian
- Bab 65 Mendekatinya Dengan Ganas
- Bab 66 Hilang Kendali
- Bab 67 Itu Tidak Buruk
- Bab 68 Semua Ini Salahmu
- Bab 69 Rahasia Cherry
- Bab 70 Membakar Diri Sendiri
- Bab 71 Sudah Tidak Memiliki Harga Diri Lagi
- Bab 72 Bisa-Bisanya Mencuri
- Bab 73 Tidak Merasa Tidak Adil
- Bab 74 Benar-Benar Rubah Licik
- Bab 75 Sebentar Lagi Akan Tiba
- Bab 76 Aku Mohon Jangan
- Bab 77 Tidak Apa-Apa
- Bab 78 Menemukan Wanita Itu
- Bab 79 Benar-Benar Membuatku Muak
- Bab 80 Menemukan Wanita Kemarin Malam
- Bab 81 Kamu Adalah Barang
- Bab 82 Tertekan Tapi Tak Bisa Diungkapkan Dengan Kata-kata.
- Bab 83 Apa Yang Sebenarnya Sedang Terjadi?
- Bab 84 Kamu Hamil!
- Bab 85 Aborsi
- Bab 86 Semuanya Akan Berakhir
- Bab 87 Meninggalkan Rumah Keluarga Lu
- Bab 88 Orang Yang Lewat
- Bab 89 Benar-benar Muak
- Bab 90 Ketahuan Hamil
- Bab 91 Kecuali Aku Mati
- Bab 92 Coba Saja
- Bab 93 Tubuhnya Terlalu Lemah
- Bab 94 Aku Sudah Salah Paham Padamu
- Bab 95 Pergi Ke Perusahaan
- Bab 96 Ternyata Kamu Menyukai Wanita Seperti Ini
- Bab 97 Tidak Mungkin Menyukainya Juga, Kan?
- Bab 98 Tidak Ada Kesempatan Sedikitpun
- Bab 99 Tidak Mungkin Dinafkahi, Kan?
- Bab 100 Harus Mendapatkan Jenifer
- Bab 101 Pura-pura Tidak Mau
- Bab 102 Selamatkan Anakku
- Bab 103 Apakah Ingin Tahu Siapa Ayah Dari Anak Ini?
- Bab 104 Diculik!
- Bab 105 Pilihan Nicholas Lu
- Bab 106 Melukai Anaknya
- Bab 107 Kenapa Tidak Senang?
- Bab 108 Anak Ini Adalah Anaknya
- Bab 109 Terharu
- Bab 110 Jarak Tidak Terjangkau
- Bab 111 Menjaganya
- Bab 112 Peduli Padanya
- Bab 113 Tidak Ada Celah
- Bab 114 Apakah Kamu Cemburu?
- Bab 115 Masih Ingin Mempunyai Anak?
- Bab 116 Untuk Orang Yang Kucintai
- Bab 117 Hanya Teman
- Bab 118 Hanya Untuk Balas Dendam
- Bab 119 Aku Tidak Perlu Bantuanmu
- Bab 120 Mengeluh
- Bab 121 Biarkan Aku Menjagamu
- Bab 122 Menemukan Jalan Keluar
- Bab 123 Seperti Melihat Seekor Anjing
- Bab 124 Apa Masih Ada Keadilan
- Bab 125 Apakah Sedang Berbohong Padanya
- Bab 126 Pemikiran Yang Berani
- Bab 127 Sesuatu Terjadi Pada Nicholas Lu
- Bab 128 Berbohong Pada Satu Wanita
- Bab 129 Bisa Memberimu Kesempatan
- Bab 130 Bayar Harganya
- Bab 131 Aku Tidak Ingin Mendengar Kata-kata Ini
- Bab 132 Membuatnya Membayar
- Bab 133 Kamu Cemburu?
- Bab 134 Jenifer Wen, Itu Kamu Kan
- Bab 135 Sedang Berbohong
- Bab 136 Sama Sekali Tidak Mirip Dia
- Bab 137 Calon Menantu Perempuan Adalah...
- Bab 138 Untuk Apa Menyerahkan Diri
- Bab 139 Itu Bergantung Kepadamu
- Bab 140 Tidak Akan Ada Lagi Orang Yang Peduli Kepadanya Seperti Ini
- Bab 141 Ada Sesuatu yang Disembunyikan Dariku
- Bab 142 Percaya
- Bab 143 Sesedih Itu?
- Bab 144 Hanya Boleh Berhasil Tidak Boleh Gagal
- Bab 145 Pergi Mencari Orang Lain
- Bab 146 Ternyata Tidak Patuh
- Bab 147 Lebih Baik Mati
- Bab 147 Dasar Murahan
- Bab 148 Aku Menginginkanmu
- Bab 150 Harus Lebih Bisa Mengontrolnya
- Bab 151 Membujuknya Untuk Tidak Mendengarkan, Tetapi Menerimanya Dengan Paksa.
- Bab 152 Tidak Akan Gegabah Lagi
- Bab 153 Mengeluh Di Belakang
- Bab 154 Merasa Sangat Tertekan
- Bab 155 Semuanya Sudah Berlalu
- Bab 156 Depresi Berat
- Bab 157 Tidak Layak
- Bab 158 Mau Menjadi Musuhku Selama Sisa Hidupmu
- Bab 159 Semua Adalah Salah Wanita Itu
- Bab 160 Mendapatkan Siksaan Atas Kejahatan Yang Telah Dilakukan
- Bab 161 Keluarga Lu Tahu
- Bab 162 Menghancurkan Reputasinya
- Bab 163 Mengabaikannya
- Bab 164 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 165 Anak Ini Adalah Anakmu
- Bab 166 Setelah Di Lahirkan Buang Anak Itu
- Bab 167 Hatinya Merasa Begitu Lelah
- Bab 168 Dia Pikir Dia Siapa?
- Bab 169 Gambaran yang Menusuk Mata
- Bab170 Salah Mengenali Orang