Pengantin Baruku - Bab 28 Foto
Jenifer Wen dengan tersenyum menyerahkan laporan tabel itu, tapi hasilnya, dia malah menerima sindiran itu.
Diperhatikan oleh semua mata hinaan orang-orang, dia tidak bisa menahannya lagi dan pergi bersembunyi di kamar mandi.
Air dingin membasahi wajahnya, membuatnya semakin sadar, tapi kemudian dia menjadi bingung, apa yang bisa dia lakukan sampai semuanya bisa membaik?
Akan kah dia terjerat kegelapan masa lalu dan tidak akan pernah keluar dari sana lagi?
“Jenifer, aku tahu akhir-akhir ini kamu berada dalam kesulitan, aku sudah melihat semuanya.” Pada saat ini, sosok cantik muncul di belakangnya, “Bagaimana kalau malam ini kita pergi makan bareng dan membicarakan hal-hal ini?”
Itu adalah Vinnie Lin, wakil manajer penjualan. Jenifer Wen tidak tahu banyak tentang dia. Dia hanya tahu kalau dia sangat pandai dalam berbisnis dan merupakan sosok yang sangat berkuasa di perusahaan. Singkatnya, dia tidak bisa menyinggung perasaannya.
...
Pulang kerja, Vinnie Lin membawanya ke bar. Begitu dia memasuki ruangan Vip, Jenifer Wen melihat beberapa lelaki dengan wanita cantik duduk di sampingnya. Sekilas, dia tahu kalau tempat itu adalah tempat lelaki mencari kesenangan.
Jenifer Wen segera melangkah mundur dari sana tapi Vennie Lin menariknya mencegahnya pergi, "Kamu masih ingin bertahan di perusahaan tidak? Beberapa dari mereka adalah investor perusahaan, dan kalau kamu pergi itu sama dengan menyinggung mereka.”
Ketika Jenifer Wen mendengar ini, dia tidak bisa melangkah keluar lagi karena kakinya menjadi kaku, jadi dia menundukkan kepalanya dan duduk di samping, berharap tidak ada yang memperhatikannya.
Tapi, Vinnie Lin jelas tidak akan membuatnya semudah itu. Terutama saat dia memperhatikan beberapa mata dari para lelaki itu tertuju pada Jenifer Wen, dan dia yakin kalau dia tidak membawa orang yang salah.
Jenifer Wen ini terlihat agak mirip dengan bintang populer Cherry Wen, tetapi terlihat lebih murni dan kurang cerah, tetapi juga cukup untuk menarik perhatian para lelaki ini.
Setelah beberapa saat, Vennie Lin memberi Jenifer Wen segelas anggur dan mendorongnya, "Pergi dan ajak tuan muda Li sana bersulang."
“Aku, aku tidak bisa.” Jenifer Wen mengatakan yang sebenarnya, ya dia benar-benar tidak bisa minum.
"Ya tinggal minum-minum saja nanti bisa sendiri." Vinnie Lin menatapnya dengan membawa ancaman di matanya.
Jenifer Wen tidak bisa berbuat apa-apa akhirnya berjalan, tetapi dia sangat takut, takut kalau dia malah akan menimbulkan masalah, pada saat ini, tidak tahu siapa, tiba-tiba mengulurkan kaki dan membuatnya tersandung.
Jenifer Wen terhuyung, dan anggur merah di tangannya, tumpah ke tubuh tuan muda Li.
“Aku tidak sengaja!” Jenifer Wen tanpa sadar mundur selangkah dan panik.
“Tumpahnya benar-benar di tempat yang pas ya, hm, apakah kami harus memberikan tempat ini untuk kalian?” Lelaki yang baru saja mengulurkan kakinya bertanya sambil tertawa.
Anggur merah yang baru saja ditumpahkan Jenifer Wen berada di antara kaki tuan muda Li, dan lokasinya cukup canggung.
“Begini saja, kalau kamu membantuku membersihkannya, aku tidak menyalahkanmu.” Tuan muda Li memandang Jenifer Wen dengan senyuman dan hasrat yang tidak terselubung di matanya.
Jenifer Wen mengerutkan kening dan memandang wajah tuan muda Li yang tersenyum, dia tiba-tiba menyadari kalau masalah ini mungkin sengaja di lakukan oleh orang-orang ini.
"Maaf, berapa harga pakaiannya, aku akan menggantinya, pakaian yang sudah ternoda anggur merah sepertinya tidak bisa dilap bersih.
Sambil mengatakan itu, Jenifer Wen mundur ke belakang.
Melihat dirinya yang sok jual mahal, tuan muda Li tiba-tiba menarik Jenifer Wen mendekat dan mendudukannya di pangkuannya, "Pakaian ini dibuat di luar negeri. Kamu tidak akan sanggup menggantinya, pintar, patuhi saja perintahku, kalau tidak, aku akan menyuruhmu menjilatnya sampai bersih."
Semua orang di samping mengerti maksud perkataannya, dan dengan tertawa pergi dari sana. Jenifer Wen melihat Vennie Lin akan pergi meninggalkannya berkata, "Tidak, jangan tinggalkan aku di sini sendirian."
Vennie Lin tidak mendengarkannya, tetapi berkedip pada tuan muda Li, "Tuan muda Li, jangan lupa pembagian yang kamu katakan tadi.”
Jenifer Wen benar-benar putus asa sekarang. Vennie Lin ternyata sudah berencana untuk membawanya keluar dan menjualnya untuk sebuah perjanjian bisnis!
“Lepaskan aku! Aku akan membayarmu, dan aku akan membayarmu sebanyak mungkin, aku tidak menjual diriku!” Jenifer Wen mati-matian berusaha melepaskan diri, tetapi dia malah membuat lelaki itu semakin bersemangat.
"Sudah datang pun, untuk apa berpura-pura menjadi wanita suci."
Tuan muda Li membungkuk dan mencium bibir Jenifer Wen, sementara tangan satunya meraba-raba dan merobek pakaiannya.
Pakaian Jenifer Wen dengan cepat robek, memperlihatkan bahunya yang putih, tuan muda Li melihat itu, matanya berbinar, dan dia segera menekan tubuhnya di sofa.
Jenifer Wen memandangi wajah yang semakin dekat dan dekat, dan kebencian melintas di matanya, mengapa, seseorang selalu ingin menghancurkannya, dan kalau memang begitu maka dia akan terus melawan sebisanya.
Sambil memikirkan itu Jenifer Wen memanfaatkan waktu tuan muda Li membuka bajunya dan menendang bagian vitalnya. Lelaki itu berteriak kesakitan dan untuk sementara waktu tidak bisa memperhatikannya, Jenifer Wen melihat itu segera berbalik dari sofa, menarik pakaiannya dan mulai berlari.
“Brengsek, tangkap dia!” Tuan muda Li kesal, dan pengawal yang menjaga di luar pintu segera mencegatnya, dan Jenifer Wen yang hendak lari, di ikat dengan ikat pinggang dan di lemparkan kembali.
"Wanita sialan, di kasih enak malah minta susah, aku nanti akan meminta seseorang untuk mengambil foto telanjangmu, dan kita lihat apa kamu masih akan lari, kalau masih, aku akan membuatmu malu selamanya!"
Ketika Jenifer Wen mendengar ini, dia dengan putus asa menutup matanya. Tiba-tiba, suara laki-laki yang acuh tak acuh terdengar di luar pintu, "Apa yang tuan muda Li lakukan?"
Suara ini, begitu tinggi dengan tingkat dominasi yang tidak perlu dipertanyakan lagi, tetapi juga begitu familiar, Jenifer Wen menoleh dan melihat Nicholas Lu berdiri di pintu, tanpa ekspresi, seolah-olah hanya melihat orang asing melakukan hal-hal yang baginya tidak penting.
Ekspresi ini membuat Jenifer Wen merasa malu.
"Tuan muda Lu? Aku hanya sedang mengajar seorang wanita, kamu kenapa...?"
Ketika tuan muda Li melihat Nicholas Lu, dia jauh lebih jujur dan patuh. Meski keluarganya juga termasuk keluarga berada di Kota J, tapi itu tidak lebih kuat dari Nicholas Lu.
Tapi, di tempat seperti itu, hal semacam ini memang terjadi setiap hari, dan Nicholas Lu harusnya tidak semembosankan itu untuk ikut mengurusi hal semacam ini.
“Apa kamu mengenal wanita ini?” Tuan muda Li bertanya dengan hati-hati.
“Tidak.” Ekspresi Nicholas Lu tidak berubah sama sekali, matanya yang acuh tak acuh sepertinya tertutup embun beku.
Ketika Jenifer Wen mendengarnya berkata kalau dia tidak mengenal dirinya, dia tidak tahu seperti apa perasaannya saat ini. Dia tahu dia pasti malu padanya, tetapi sikapnya itu masih melukai harga dirinya.
Mendengar hal tersebut, tuan muda Li semakin bingung, kalau dia tidak mengenalnya, lalu mengapa dia menghentikannya?
"Tuan muda Lu, wanita ini tidak tahu diri menendangku, aku hanya ingin memberinya pelajaran."
“Ini adalah tempatku. Aku tidak ingin ada masalah disini.” Setelah mengatakan itu, Nicholas Lu tidak bermaksud pergi.
Tuan muda Li melihat kalau dia bertekad untuk mengurusi ini, dan dia tidak mau menyinggung perasaan Nicholas Lu hanya untuk seorang wanita. Jadi dia hanya bisa melepaskannya. Sebelum pergi, dia menatap Jenifer Wen dengan bengis, "Kali ini Kamu beruntung, kalau aku bertemu denganmu lain kali...Aku pasti akan memberimu pelajaran."
Ruangan kembali sunyi lagi, Nicholas Lu memandangi pakaian Jenifer Wen yang berantakan dan beberapa tanda merah di kulit putihnya, matanya meredup.
“Jadi ini pekerjaan yang ingin mati-matian kamu jalani, dan terus mempertahankannya?” Kata lelaki itu dengan penuh ironi.
Novel Terkait
Cantik Terlihat Jelek
SherinGet Back To You
LexyDewa Perang Greget
Budi MaMr Huo’s Sweetpie
EllyaCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaBlooming at that time
White Rose1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaPengantin Baruku×
- Bab 1 Menikah Dengan Lelaki Yang Tengah Koma
- Bab 2 Joyous
- Bab 3 Hari Pernikahan
- Bab 4 Kamu Siapa?
- Bab 5 Harusnya Waktu Itu Langsung Bunuh Dia Saja
- Bab 6 Dengarkan Kataku
- Bab 7 Kesepakatan
- Bab 8 Pulang Ke Rumah
- Bab 9 Makna Keluarga Untuknya
- Bab 10 Mengeluarkan Uang 50.000 Yuan Untuk Membayar Kepahitannya
- Bab 11 Yang Di Sebut Cinta
- Bab 12 Tidak Lebih Dari Itu
- Bab 13 Membantunya Meluapkan Emosi
- Bab 14 Rindu Aku Tidak?
- Bab 15 Di Mata-Matai
- Bab 16 Aku Mohon Lepaskan Aku
- Bab 17 Dia Sadar!
- Bab 18 Mimpi Buruk Itu Datang Lagi
- Bab 19 Kamu Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 20 Kenapa Belum Mati Juga
- Bab 21 Dasar Wanita Murahan
- Bab 22 Kehadirannya Apakah Benar Kebetulan?
- Bab 23 Aku Menyetujuimu
- Bab 24 Kenapa Bisa Dia
- Bab 5 Di Dunia Ini Ada Begitu Banyak Jebakan
- Bab 26 Eksrrim
- Bab 27 Tidak Usah Pergi Kemana-Mana
- Bab 28 Foto
- Bab 29 Tanpa Mengatakan Apa-Apa Sudah Ingin Pergi
- Bab 30 Salah Paham
- Bab 31 Kali Ini Sudah Melembut
- Bab 32 Anggap Saja Aku Memohon Padamu
- Bab 33 Bertemu Setiap Hari
- Bab 34 Tidak Mengerti Perkataan Manusia
- Bab 35 Menghancurkan Perasaan Cherry Wen
- Bab 36 Menerima Banyak Penderitaan
- Bab 37 Seperti Sedang Mengurusi Istri
- Bab 38 Tidak Sanggup Menerimanya
- Bab 39 Sangat Keras Kepala
- Bab 40 Membantumu
- Bab 41 Hanya Aku Yang Bisa Menghukumnya
- Bab 42 Tidak Cocok Untukmu
- Bab 43 Benar-benar Kacau
- Bab 44 Nicholas Lu Membantunya
- Bab 45 Hanya Mainan
- Bab 46 Tidak Perlu Kembali Lagi
- Bab 47 Seharusnya Mati Di Dalam Penjara
- Bab 48 Tidak Bisa Tidak Curiga
- Bab 49 Tidak Sesederhana Itu
- Bab 50 Benar-benar Tidak Tahu Malu
- Bab 51 Tak Tahu Malu
- Bab 52 Mengirim Diri Ke Pelukanmu
- Bab 53 Lantas Apakah Disengaja?
- Bab 54 Jangan Biarkan Dia Lolos
- Bab 55 Tetap Adalah Dia
- Bab 56 Memprovokasi Adik Ipar
- Bab 57 Mengada-ada
- Bab 58 Mengungkapkan Kepada Publik
- Bab 59 Orang Itu Tidak Akan Datang
- Bab 60 Tidak Sadar
- Bab 61 Menggali Lubang Kubur Sendiri
- Bab 62 Mengungkapkan Isi Hati
- Bab 63 Dia Kembali
- Bab 64 Datang Untuk Membahas Perceraian
- Bab 65 Mendekatinya Dengan Ganas
- Bab 66 Hilang Kendali
- Bab 67 Itu Tidak Buruk
- Bab 68 Semua Ini Salahmu
- Bab 69 Rahasia Cherry
- Bab 70 Membakar Diri Sendiri
- Bab 71 Sudah Tidak Memiliki Harga Diri Lagi
- Bab 72 Bisa-Bisanya Mencuri
- Bab 73 Tidak Merasa Tidak Adil
- Bab 74 Benar-Benar Rubah Licik
- Bab 75 Sebentar Lagi Akan Tiba
- Bab 76 Aku Mohon Jangan
- Bab 77 Tidak Apa-Apa
- Bab 78 Menemukan Wanita Itu
- Bab 79 Benar-Benar Membuatku Muak
- Bab 80 Menemukan Wanita Kemarin Malam
- Bab 81 Kamu Adalah Barang
- Bab 82 Tertekan Tapi Tak Bisa Diungkapkan Dengan Kata-kata.
- Bab 83 Apa Yang Sebenarnya Sedang Terjadi?
- Bab 84 Kamu Hamil!
- Bab 85 Aborsi
- Bab 86 Semuanya Akan Berakhir
- Bab 87 Meninggalkan Rumah Keluarga Lu
- Bab 88 Orang Yang Lewat
- Bab 89 Benar-benar Muak
- Bab 90 Ketahuan Hamil
- Bab 91 Kecuali Aku Mati
- Bab 92 Coba Saja
- Bab 93 Tubuhnya Terlalu Lemah
- Bab 94 Aku Sudah Salah Paham Padamu
- Bab 95 Pergi Ke Perusahaan
- Bab 96 Ternyata Kamu Menyukai Wanita Seperti Ini
- Bab 97 Tidak Mungkin Menyukainya Juga, Kan?
- Bab 98 Tidak Ada Kesempatan Sedikitpun
- Bab 99 Tidak Mungkin Dinafkahi, Kan?
- Bab 100 Harus Mendapatkan Jenifer
- Bab 101 Pura-pura Tidak Mau
- Bab 102 Selamatkan Anakku
- Bab 103 Apakah Ingin Tahu Siapa Ayah Dari Anak Ini?
- Bab 104 Diculik!
- Bab 105 Pilihan Nicholas Lu
- Bab 106 Melukai Anaknya
- Bab 107 Kenapa Tidak Senang?
- Bab 108 Anak Ini Adalah Anaknya
- Bab 109 Terharu
- Bab 110 Jarak Tidak Terjangkau
- Bab 111 Menjaganya
- Bab 112 Peduli Padanya
- Bab 113 Tidak Ada Celah
- Bab 114 Apakah Kamu Cemburu?
- Bab 115 Masih Ingin Mempunyai Anak?
- Bab 116 Untuk Orang Yang Kucintai
- Bab 117 Hanya Teman
- Bab 118 Hanya Untuk Balas Dendam
- Bab 119 Aku Tidak Perlu Bantuanmu
- Bab 120 Mengeluh
- Bab 121 Biarkan Aku Menjagamu
- Bab 122 Menemukan Jalan Keluar
- Bab 123 Seperti Melihat Seekor Anjing
- Bab 124 Apa Masih Ada Keadilan
- Bab 125 Apakah Sedang Berbohong Padanya
- Bab 126 Pemikiran Yang Berani
- Bab 127 Sesuatu Terjadi Pada Nicholas Lu
- Bab 128 Berbohong Pada Satu Wanita
- Bab 129 Bisa Memberimu Kesempatan
- Bab 130 Bayar Harganya
- Bab 131 Aku Tidak Ingin Mendengar Kata-kata Ini
- Bab 132 Membuatnya Membayar
- Bab 133 Kamu Cemburu?
- Bab 134 Jenifer Wen, Itu Kamu Kan
- Bab 135 Sedang Berbohong
- Bab 136 Sama Sekali Tidak Mirip Dia
- Bab 137 Calon Menantu Perempuan Adalah...
- Bab 138 Untuk Apa Menyerahkan Diri
- Bab 139 Itu Bergantung Kepadamu
- Bab 140 Tidak Akan Ada Lagi Orang Yang Peduli Kepadanya Seperti Ini
- Bab 141 Ada Sesuatu yang Disembunyikan Dariku
- Bab 142 Percaya
- Bab 143 Sesedih Itu?
- Bab 144 Hanya Boleh Berhasil Tidak Boleh Gagal
- Bab 145 Pergi Mencari Orang Lain
- Bab 146 Ternyata Tidak Patuh
- Bab 147 Lebih Baik Mati
- Bab 147 Dasar Murahan
- Bab 148 Aku Menginginkanmu
- Bab 150 Harus Lebih Bisa Mengontrolnya
- Bab 151 Membujuknya Untuk Tidak Mendengarkan, Tetapi Menerimanya Dengan Paksa.
- Bab 152 Tidak Akan Gegabah Lagi
- Bab 153 Mengeluh Di Belakang
- Bab 154 Merasa Sangat Tertekan
- Bab 155 Semuanya Sudah Berlalu
- Bab 156 Depresi Berat
- Bab 157 Tidak Layak
- Bab 158 Mau Menjadi Musuhku Selama Sisa Hidupmu
- Bab 159 Semua Adalah Salah Wanita Itu
- Bab 160 Mendapatkan Siksaan Atas Kejahatan Yang Telah Dilakukan
- Bab 161 Keluarga Lu Tahu
- Bab 162 Menghancurkan Reputasinya
- Bab 163 Mengabaikannya
- Bab 164 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 165 Anak Ini Adalah Anakmu
- Bab 166 Setelah Di Lahirkan Buang Anak Itu
- Bab 167 Hatinya Merasa Begitu Lelah
- Bab 168 Dia Pikir Dia Siapa?
- Bab 169 Gambaran yang Menusuk Mata
- Bab170 Salah Mengenali Orang