Pengantin Baruku - Bab 101 Pura-pura Tidak Mau
Di pagi hari, menerima dua buket bunga berturut-turut, membuat Jenifer Wen sedikit resah di perusahaan.
Satu buket bunga pertama adalah 99 tangkai bunga mawar merah, ini tentu tidak masalah, tetapi yang kedua adalah 999 tangkai bunga lili wangi yang dikirim melalui udara, jelas bukan kemampuan orang biasa.
Banyak orang yang tersentuh apakah dia disukai oleh orang kaya dan sangat ingin mendapatkan cintanya, khawatir dia akan segera berubah dari seorang karyawan kecil yang pekerja keras menjadi istri orang kaya.
Sheila Liu sedang melihat ke cermin di kamar mandi, matanya menangkap bunga mawar di wastafel, baru saja hendak merasa tersentuh karena Perusahaan Lu yang begitu bagus, bahkan toiletnya begitu puitis seperti ini.
Tetapi ketika dia mendekat, ekspresinya sedikit berubah, bukankah dia baru saja membantu Steve Liu memilih bunga, semua labelnya persis sama, dia teringat akan rumor di perusahaan, dia pun segera mengerti sesuatu.
Jenifer Wen memang sialan, bunga yang diberi oleh orang lain dibuang ke toilet, bunga lili putih yang dikirim oleh Nicholas Lu disimpan dengan hati-hati, dan berkata bahwa dia tidak tertarik padanya?
Munafik.
Namun, sebenarnya Nicholas Lu berinisiatif memberikan bunga padanya, apakah itu berarti dia benar-benar tertarik padanya?
Saat ini, Steve Liu meneleponnya, "Bagaimana? Apakah dia sangat tersentuh setelah menerima bunga itu?"
Tersentuh apanya, bagaimana bisa bunga yang dia kirim dengan jumlah yang sedikit itu dibandingkan dengan Nicholas Lu?
"Dia bilang dia sangat menyukainya, setelah pulang kerja dia ingin mengucapkan terima kasih secara pribadi kepadamu, kamu datang kesini dan temui dia. Jika dia malu, kamu harus mengambil inisiatif, wanita selalu mudah merasa malu."
Sheila Liu berpikir sejenak, dan menemukan rencana lain di dalam hatinya.
...
Jenifer Wen memandangi satu buket besar bunga lili di depannya, tapi dia lebih khawatir daripada bahagia.
Nicholas Lu melambaikan tangan yang besar dan sangat senang, dia tidak bisa menangani banyak hal sama sekali, tidak hanya sedikit mengganggu di sini, tetapi juga terlalu mencolok.
Di sini, terlalu mencolok, seolah-olah dia sedang memamerkan sesuatu.
Jenifer Wen tidak ingin terkenal di perusahaan karena hal semacam ini.
Nicholas Lu keluar dari kantor dan melihatnya memandangi bunga-bunga itu dengan ekspresi suram, tanpa banyak kegembiraan di ekspresi wajahnya, "Kenapa, kamu tidak senang?"
Mungkinkah wanita ini harus memelih seseorang setelah mendapatkan bunga?
Nicholas Lu belum pernah memberikan hadiah seperti ini sebelumnya, dia selalu merasa hal semacam ini membosankan, ini baru pertama kali.
Tanpa diduga, Jenifer Wen memberikan reaksi seperti ini.
"Tidak ... aku hanya berpikir jika bunga itu di simpan di sini maka akan memakan tempat."
“Lantai atas sangat besar, apakah tidak bisa meletakkan satu buket bunga ini?” Nicholas Lu mengerutkan kening. “Pokoknya, kamu harus merawatnya dengan baik, jangan biarkan aku menemukan bunga-bunga ini dibuang olehmu dalam beberapa hari ke depan.”
"Lalu bunga ini, kamu memberikannya untukku atau memintaku untuk menjaganya?"
Jenifer Wen sangat tidak bisa berkata-kata, tidak ada orang yang seperti ini, memberikan satu buket bunga dan meminta orang lain untuk menyimpannya dengan hati-hati, tidak boleh membuangnya sesukai hati.
"Ini adalah bentuk perhatian, aku pikir, kamu tidak boleh menginjak-injak perhatian dari orang lain sesuka hati."
Nicholas Lu berkata dengan samar, lalu kembali ke kantor.
Jenifer Wen memandangi sosoknya dari belakang yang gagah, berbicara begitu santai, merawat begitu banyak bunga bukankah sangat merepotkan, jika ingin merawatnya agar tidak layu, khawatir dia harus menyajikan larutan nutrisi setiap hari, dia menghabiskan uang untuk membeli sesuatu yang tidak perlu.
...
Hari yang tidak begitu damai akhirnya berlalu.
Jenifer Wen mengemasi barang-barangnya dan pulang kerja, begitu dia keluar dari pintu perusahaan, Steve Liu mengejarnya, "Jenifer, aku akan mengantarmu pulang."
Jenifer Wen juga tidak ingin, ia pun menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku bisa pulang sendiri, aku tidak ingin merepotkanmu."
Ketika Steve Liu melihat penolakannya, dia masih merasa sedikit tidak senang, bunga telah diterima olehnya, pura-pura tidak mau, beginilah wanita, berbeda dengan apa yang diucapkan, wanita memang susah dimengerti.
"Sebenarnya, ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu, ini sangat penting, aku akan mengantarmu pulang dan membicarakan di jalan.”
Melihat desakannya, Jenifer Wen ingin tahu apa yang akan dia katakan, jadi dia setuju.
Dua orang masuk ke dalam mobil, Steve Liu memperhatikan Jenifer Wen mengenakan setelan resmi yang pas ditubuh, kakinya yang ramping dan putih bertumpang tindih untuk membentuk lekukan yang indah, membuat orang merasa senang dan mau tidak mau menelan air liur.
"Jenifer, apakah hari ini kamu sudah menerima bunga itu? Sebenarnya, aku jatuh cinta padamu saat pertama kali aku melihatmu, aku tidak tahu kamu ..."
Jenifer Wen terkejut, dia tidak menyangka apa yang akan dikatakan Steve Liu, setelah memikirkannya, ternyata dia yang memberikan bunga itu?
"Maaf, aku belum memikirkan hal-hal seperti ini, mungkin aku tidak akan mempertimbangkan dengan siapa aku memiliki hubungan untuk waktu yang lama, jadi, jangan setelah ini jangan beri aku apa pun lagi, hanya buang-buang uang."
Jenifer Wen menolak sepenuhnya, sekarang dia berada dalam situasi khusus, dengan bayi yang belum lahir di dalam perutnya. Bagaimana dia bisa mengembangkan hubungan romantis dengan seseorang? Bukankah dia akan menyakiti orang lain?
Melihat Jenifer Wen yang begitu tegas menolak, Steve Liu merasa sangat kesal. Terutama, karena teringat adiknya berkata bahwa dia sebenarnya sangat senang menerima hadiah itu, dia berpikir bahwa Jenifer Wen merasa malu, teringat adiknya berkata jika ingin mengejar seorang wanita, maka pria butuh sedikit inisiatif.
"Jenifer, kamu sebenarnya tidak perlu berpura-pura malu, aku sebenarnya sangat menyukaimu."
Setelah mengatakan itu, Steve Liu hampir mendekatinya untuk memberikan ciuman.
Jenifer Wen memandang wajah yang membesar itu, terkejut, dan menamparnya karena naluri melindungi diri, dia ingin membuka pintu dan pergi, tapi menemukan bahwa mobilnya terkunci.
"Apa yang kamu inginkan, apakah kamu sudah gila?"
Dia telah menolak dengan tegas, tapi ternyata dia masih ingin menciumnya secara paksa?
"Kenapa kamu harus berpura-pura, kamu bisa hidup di apartemen kelas atas, bukankah karena kamu mengandalkan tidur dengan orang lain? Apakah hanya orang kaya yang bisa tidur denganmu, dan orang sepertiku tidak bisa tidur denganmu?"
Steve Liu telah melajang selama lebih dari 20 tahun dan tidak memiliki pasangan, dia telah lama sendiri, kemudian malah di tampar, wanita sialan ini ternyata berani memukulnya?
Melihat bahwa Jenifer Wen membuatnya malu seperti ini, dia menjadi marah dan mengambil sebotol semprotan yang diberikan oleh seorang teman padanya dan menyemprotnya.
Jenifer Wen tidak sempat menghindar, wajahnya disemprot dengan cairan yang aneh, meskipun dia segera bereaksi dan menahan napas, dia masih menghirup beberapa.
Tiba-tiba, rasa panas melanda tubuh, tangan yang tadinya menekan pegangan pintu berangsur-angsur menjadi lemah.
Apa yang dia semprotkan, ketakutan dan kepanikan melintas di benaknya, Jenifer Wen takut dengan apa yang akan dia lakukan, takut ramuan sialan itu akan mempengaruhi anak di dalam perutnya.
Steve Liu tertawa sinis saat melihat ini, menyentuh pipi Jenifer Wen dengan tangan yang berminyak dan kotor, "Bagaimana? Sekarang kamu masih menolakku?"
Jenifer Wen menatapnya begitu lekat, menggigit bibirnya, rasa sakit itu nyaris membuat dia tetap sadar.
Novel Terkait
Eternal Love
Regina WangSi Menantu Buta
DeddyLelaki Greget
Rudy GoldBaby, You are so cute
Callie WangWonderful Son-in-Law
EdrickStep by Step
LeksPengantin Baruku×
- Bab 1 Menikah Dengan Lelaki Yang Tengah Koma
- Bab 2 Joyous
- Bab 3 Hari Pernikahan
- Bab 4 Kamu Siapa?
- Bab 5 Harusnya Waktu Itu Langsung Bunuh Dia Saja
- Bab 6 Dengarkan Kataku
- Bab 7 Kesepakatan
- Bab 8 Pulang Ke Rumah
- Bab 9 Makna Keluarga Untuknya
- Bab 10 Mengeluarkan Uang 50.000 Yuan Untuk Membayar Kepahitannya
- Bab 11 Yang Di Sebut Cinta
- Bab 12 Tidak Lebih Dari Itu
- Bab 13 Membantunya Meluapkan Emosi
- Bab 14 Rindu Aku Tidak?
- Bab 15 Di Mata-Matai
- Bab 16 Aku Mohon Lepaskan Aku
- Bab 17 Dia Sadar!
- Bab 18 Mimpi Buruk Itu Datang Lagi
- Bab 19 Kamu Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 20 Kenapa Belum Mati Juga
- Bab 21 Dasar Wanita Murahan
- Bab 22 Kehadirannya Apakah Benar Kebetulan?
- Bab 23 Aku Menyetujuimu
- Bab 24 Kenapa Bisa Dia
- Bab 5 Di Dunia Ini Ada Begitu Banyak Jebakan
- Bab 26 Eksrrim
- Bab 27 Tidak Usah Pergi Kemana-Mana
- Bab 28 Foto
- Bab 29 Tanpa Mengatakan Apa-Apa Sudah Ingin Pergi
- Bab 30 Salah Paham
- Bab 31 Kali Ini Sudah Melembut
- Bab 32 Anggap Saja Aku Memohon Padamu
- Bab 33 Bertemu Setiap Hari
- Bab 34 Tidak Mengerti Perkataan Manusia
- Bab 35 Menghancurkan Perasaan Cherry Wen
- Bab 36 Menerima Banyak Penderitaan
- Bab 37 Seperti Sedang Mengurusi Istri
- Bab 38 Tidak Sanggup Menerimanya
- Bab 39 Sangat Keras Kepala
- Bab 40 Membantumu
- Bab 41 Hanya Aku Yang Bisa Menghukumnya
- Bab 42 Tidak Cocok Untukmu
- Bab 43 Benar-benar Kacau
- Bab 44 Nicholas Lu Membantunya
- Bab 45 Hanya Mainan
- Bab 46 Tidak Perlu Kembali Lagi
- Bab 47 Seharusnya Mati Di Dalam Penjara
- Bab 48 Tidak Bisa Tidak Curiga
- Bab 49 Tidak Sesederhana Itu
- Bab 50 Benar-benar Tidak Tahu Malu
- Bab 51 Tak Tahu Malu
- Bab 52 Mengirim Diri Ke Pelukanmu
- Bab 53 Lantas Apakah Disengaja?
- Bab 54 Jangan Biarkan Dia Lolos
- Bab 55 Tetap Adalah Dia
- Bab 56 Memprovokasi Adik Ipar
- Bab 57 Mengada-ada
- Bab 58 Mengungkapkan Kepada Publik
- Bab 59 Orang Itu Tidak Akan Datang
- Bab 60 Tidak Sadar
- Bab 61 Menggali Lubang Kubur Sendiri
- Bab 62 Mengungkapkan Isi Hati
- Bab 63 Dia Kembali
- Bab 64 Datang Untuk Membahas Perceraian
- Bab 65 Mendekatinya Dengan Ganas
- Bab 66 Hilang Kendali
- Bab 67 Itu Tidak Buruk
- Bab 68 Semua Ini Salahmu
- Bab 69 Rahasia Cherry
- Bab 70 Membakar Diri Sendiri
- Bab 71 Sudah Tidak Memiliki Harga Diri Lagi
- Bab 72 Bisa-Bisanya Mencuri
- Bab 73 Tidak Merasa Tidak Adil
- Bab 74 Benar-Benar Rubah Licik
- Bab 75 Sebentar Lagi Akan Tiba
- Bab 76 Aku Mohon Jangan
- Bab 77 Tidak Apa-Apa
- Bab 78 Menemukan Wanita Itu
- Bab 79 Benar-Benar Membuatku Muak
- Bab 80 Menemukan Wanita Kemarin Malam
- Bab 81 Kamu Adalah Barang
- Bab 82 Tertekan Tapi Tak Bisa Diungkapkan Dengan Kata-kata.
- Bab 83 Apa Yang Sebenarnya Sedang Terjadi?
- Bab 84 Kamu Hamil!
- Bab 85 Aborsi
- Bab 86 Semuanya Akan Berakhir
- Bab 87 Meninggalkan Rumah Keluarga Lu
- Bab 88 Orang Yang Lewat
- Bab 89 Benar-benar Muak
- Bab 90 Ketahuan Hamil
- Bab 91 Kecuali Aku Mati
- Bab 92 Coba Saja
- Bab 93 Tubuhnya Terlalu Lemah
- Bab 94 Aku Sudah Salah Paham Padamu
- Bab 95 Pergi Ke Perusahaan
- Bab 96 Ternyata Kamu Menyukai Wanita Seperti Ini
- Bab 97 Tidak Mungkin Menyukainya Juga, Kan?
- Bab 98 Tidak Ada Kesempatan Sedikitpun
- Bab 99 Tidak Mungkin Dinafkahi, Kan?
- Bab 100 Harus Mendapatkan Jenifer
- Bab 101 Pura-pura Tidak Mau
- Bab 102 Selamatkan Anakku
- Bab 103 Apakah Ingin Tahu Siapa Ayah Dari Anak Ini?
- Bab 104 Diculik!
- Bab 105 Pilihan Nicholas Lu
- Bab 106 Melukai Anaknya
- Bab 107 Kenapa Tidak Senang?
- Bab 108 Anak Ini Adalah Anaknya
- Bab 109 Terharu
- Bab 110 Jarak Tidak Terjangkau
- Bab 111 Menjaganya
- Bab 112 Peduli Padanya
- Bab 113 Tidak Ada Celah
- Bab 114 Apakah Kamu Cemburu?
- Bab 115 Masih Ingin Mempunyai Anak?
- Bab 116 Untuk Orang Yang Kucintai
- Bab 117 Hanya Teman
- Bab 118 Hanya Untuk Balas Dendam
- Bab 119 Aku Tidak Perlu Bantuanmu
- Bab 120 Mengeluh
- Bab 121 Biarkan Aku Menjagamu
- Bab 122 Menemukan Jalan Keluar
- Bab 123 Seperti Melihat Seekor Anjing
- Bab 124 Apa Masih Ada Keadilan
- Bab 125 Apakah Sedang Berbohong Padanya
- Bab 126 Pemikiran Yang Berani
- Bab 127 Sesuatu Terjadi Pada Nicholas Lu
- Bab 128 Berbohong Pada Satu Wanita
- Bab 129 Bisa Memberimu Kesempatan
- Bab 130 Bayar Harganya
- Bab 131 Aku Tidak Ingin Mendengar Kata-kata Ini
- Bab 132 Membuatnya Membayar
- Bab 133 Kamu Cemburu?
- Bab 134 Jenifer Wen, Itu Kamu Kan
- Bab 135 Sedang Berbohong
- Bab 136 Sama Sekali Tidak Mirip Dia
- Bab 137 Calon Menantu Perempuan Adalah...
- Bab 138 Untuk Apa Menyerahkan Diri
- Bab 139 Itu Bergantung Kepadamu
- Bab 140 Tidak Akan Ada Lagi Orang Yang Peduli Kepadanya Seperti Ini
- Bab 141 Ada Sesuatu yang Disembunyikan Dariku
- Bab 142 Percaya
- Bab 143 Sesedih Itu?
- Bab 144 Hanya Boleh Berhasil Tidak Boleh Gagal
- Bab 145 Pergi Mencari Orang Lain
- Bab 146 Ternyata Tidak Patuh
- Bab 147 Lebih Baik Mati
- Bab 147 Dasar Murahan
- Bab 148 Aku Menginginkanmu
- Bab 150 Harus Lebih Bisa Mengontrolnya
- Bab 151 Membujuknya Untuk Tidak Mendengarkan, Tetapi Menerimanya Dengan Paksa.
- Bab 152 Tidak Akan Gegabah Lagi
- Bab 153 Mengeluh Di Belakang
- Bab 154 Merasa Sangat Tertekan
- Bab 155 Semuanya Sudah Berlalu
- Bab 156 Depresi Berat
- Bab 157 Tidak Layak
- Bab 158 Mau Menjadi Musuhku Selama Sisa Hidupmu
- Bab 159 Semua Adalah Salah Wanita Itu
- Bab 160 Mendapatkan Siksaan Atas Kejahatan Yang Telah Dilakukan
- Bab 161 Keluarga Lu Tahu
- Bab 162 Menghancurkan Reputasinya
- Bab 163 Mengabaikannya
- Bab 164 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 165 Anak Ini Adalah Anakmu
- Bab 166 Setelah Di Lahirkan Buang Anak Itu
- Bab 167 Hatinya Merasa Begitu Lelah
- Bab 168 Dia Pikir Dia Siapa?
- Bab 169 Gambaran yang Menusuk Mata
- Bab170 Salah Mengenali Orang