Pengantin Baruku - Bab 103 Apakah Ingin Tahu Siapa Ayah Dari Anak Ini?
Setelah Jenifer Wen dipastikan baik-baik saja, dia pun diantar ke bangsal. Dokter memberi intruksi kepada Nicholas Lu untuk menginap di rumah sakit selama jangka waktu tertentu untuk melakukan pemeriksaan, lebih baik istirahat dengan tenang agar janin tidak mengalami masalah lagi.
Nicholas Lu melihat wajah tidur Jenifer Wen, karena suntikan obat penenang, dia sekarang tidur sangat nyenyak dan tampak tenang, yang membuat orang merasa tenang dan nyaman.
Mungkin, seperti ini juga sangat bagus.
Nicholas Lu juga sedikit capek, dia hendak istirahat sebentar, namun terdengar suara keributan di luar, "Di mana Direktur Lu, aku ingin bertemu dengannya!"
Sheila Liu berlari masuk dengan ekspresi panik. Baru saja, polisi menemukan rumah Keluarga Liu dan membawa mereka semua untuk diinterogasi, kemudian dia baru tahu bahwa Steve Liu tidak hanya gagal merebut Jenifer Wen, tetapi juga ketahuan oleh Nicholas Lu, sekarang dia dibawa ke kantor polisi dan kemungkinan besar akan menghadapi tuduhan percobaan paksa.
Segera setelah ini terjadi, Keluarga Liu panik, orang tuanya menangis dengan sangat sedih, dengan putus asa meminta Sheila Liu untuk datang dan menyelesaikan masalah tersebut.
Sheila Liu di satu sisi memarahi kakaknya sebagai orang yang tidak berguna, tapi dia hanya bisa datang menemuinya, dia khawatir Steve Liu akan takut dan menyeret dirinya ke dalam masalah ini.
Jenifer Wen mengerutkan kening, seakan dibangunkan oleh suara yang keras, Nicholas Lu berjalan keluar dengan wajah dingin, baru saja membuka pintu, Sheila Liu langsung datang ingin memeluknya seperti melihat seorang penyelamat.
"Direktur Lu, kakakku ada di kantor polisi ... tolong bantu aku."
Nicholas Lu mengelak tanpa ekspresi di wajahnya, Sheila Liu seolah memeluk udara, muncul rasa malu di wajahnya, kemudian dengan cepat mengeluarkan air mata, "Direktur Lu ..."
Nicholas Lu sama sekali tidak tersentuh oleh air matanya, bahkan merasa sangat benci.
Kakaknya-lah yang melakukan kesalahan, tetapi sekarang dia berpura-pura bersikap begitu menyedihkan. Jika dia tidak melihatnya lebih dari itu, khawatir akan menjadi kesalahan yang tidak dapat diperbaiki.
“Kakakmu harus bertanggung jawab atas kesalahannya.” Nicholas Lu tidak menunjukkan gerakan sedikitpun. “Ini adalah rumah sakit, kamu sangat berisik, keluar.”
Tepat ketika Sheila Liu ingin mengatakan sesuatu, dokter datang dan ingin pergi ke bangsal untuk melihat kondisi Jenifer Wen.
"Dia sedang tidur, beri tahu aku dulu jika ada sesuatu yang ingin dikatakan."
Nicholas Lu tahu bahwa Jenifer Wen hari ini mengalami kejadian yang sangat membuatnya terkejut, ia pun tidak ingin ada orang yang mengganggu dia beristirahat.
Dokter mengangguk dan memberikan obat kepada Nicholas Lu, "Tidak ada sesuatu yang begitu penting yang ingin aku sampaikan, tapi dia harus mengganti nutrisi yang dia konsumsi sekarang, jika tidak menggantinya, maka bisa membuat janin kekurangan gizi."
Ketika Sheila Liu mendengar kata janin, dia tidak tahu apakah air matanya harus diperas atau ditelan.
Jenifer Wen ternyata hamil?
Apakah itu anak Nicholas Lu?
Setelah dipikirkan, jika bukan anak Nicholas Lu, bagaimana dia bisa begitu khawatir.
Sheila Liu tiba-tiba merasakan kebencian di dalam hatinya, ternyata Jenifer Wen sudah mengetahuinya sejak lama, tapi dia terus berpura-pura saat berada di depannya, melihat sikapnya pada Nicholas Lu tidak bisa dikatakan bercanda ?
“Kamu belum pergi?” Nicholas Lu mengambil barang-barang itu di tangannya, baru kemudian menyadari bahwa Sheila Liu sedang menatap dirinya dengan tatapan kosong, dan bergegas pergi.
Melihat wajah Nicholas Lu yang sangat tampan, hati Sheila Liu sedih dan tidak berdaya.
Kelembutannya hanya diberikan padanya sekali, ketika dia salah mengira bahwa dia adalah Jenifer Wen. Sekarang, dirinya sudah terbangun dari mimpinya dan semuanya telah berakhir!
Ketika dia pergi, Sheila Liu tiba-tiba membenci Jenifer Wen. Jika dia tidak membawa Nicholas Lu ke dalam hidupnya secara tidak sengaja, maka dia tidak akan menjadi seperti sekarang.
Perasaan kehilangan ini lebih menyakitkan dari sebelumnya, rasa sakit ini membuat orang menjadi gila.
Sheila Liu berjalan beberapa langkah dengan putus asa. Pada saat ini, seorang pria menabraknya dan menatapnya lagi, "Itu dia, bawalah."
Sheila Liu bahkan tidak punya waktu untuk berteriak melawan, mulutnya ditutupi dengan handuk yang dibasahi cairan khusus, dia pun langsung jatuh pingsan.
...
Jenifer Wen tidur begitu lama di bawah pengaruh obat penenang, ketika dia bangun, hari sudah gelap.
Dia pun bangkit dan duduk, menggerakkan tubuh kakunya, melihat bangsal yang kosong itu hanya dia seorang diri, dia pun merasa sedikit kecewa.
Biasanya tidak pernah merasakan jenis kebutuhan seperti ini。
Ketika orang menjaganya, dia merasa sedikit menyedihkan dan sendirian.
Nicholas Lu harusnya sudah pergi setelah mengantarnya ke rumah sakit, pikir Jenifer Wen, ia pun menggelengkan kepalanya tanpa daya.
Sudah merupakan kebaikan yang besar baginya untuk menyelamatkannya dari orang itu. Apakah dia masih ingin Nicholas Lu tetap berada di bangsal untuk dan menunggunnya sadar dari tidurnya?
Ini terlalu berlebihan karena ingin merasakan kenyamanan untuk diri sendiri.
Jenifer Wen menyalahkan pikiran-pikiran yang berantakan ini hingga mempengaruhi kehamilannya, pasti otak wanita yang hamil memang menjadi bodoh, jadi bisa memikirkan hal seperti itu.
Saat termenung, Jordy An yang sedang berjaga di luar, melihat lampu di bangsal menyala, masuk, dan menyerahkan makan malam bergizi, "Kamu makan dulu."
Jenifer Wen menerimanya dan mengucapkan terima kasih, kebetulan dia juga sedikit lapar, "Apakah Nicholas yang menyuruhmu datang ke sini?"
Jordy An mengangguk, hati Jenifer Wen merasa sedikit hangat, tiba-tiba teringat sesuatu, "Di mana orang itu?"
Steve Liu hampir menodainya dan hampir melukai anak di dalam perutnya, jadi dia harus menanyakan keberadaannya.
"Masalah ini, kata bos dia akan mengurusnya."
Jordy An menjelaskannya dengan teratur tanpa ada yang ketinggalan, dia akan mengatakan yang sebenarnya masalah mengenai Steve Liu ini. Lagipula pada akhirnya tidak berhasil, tetapi Nicholas Lu tidak ingin melepaskannya begitu saja, jadi dia harus melakukan pembalasan dengan beberapa cara khusus.
Beberapa hal ini tidak pantas didengar oleh Jenifer Wen.
Senyuman di wajah Jenifer Wen sedikit menghilang, gerakan makannya melambat, "Aku mengerti."
Steve Liu adalah kakak dari Sheila Liu, Nicholas Lu sangat spesial baginya, jadi bukan tidak mungkin untuk membantunya secara khusus.
Saat memikirkannya, perasaan Jenifer Wen merasa sedikit sedih.
Lagipula, jika Nicholas Lu memutuskan untuk membantu Steve Liu, dia tidak bisa melawannya, masalah ini hanya bisa dilupakan, meskipun dia benar-benar tidak mau melepaskan bajingan sialan itu.
Jordy An tidak melihat kejanggalan pada Jenifer Wen, dia melihat waktu dan berkata, "Sekarang waktu sudah sangat larut, aku akan kembali dulu, aku sudah menyewa seorang pengasuh untukmu, jika kamu butuh bantuan, kamu bisa memanggil dia, dia akan datang membantumu. "
Jenifer Wen mengangguk dan memperhatikan Jordy An yang pergi.
Melihat pengasuh berdiri di luar pintu, dia tidak bisa berhenti berpikir, apakah ini cara Nicholas Lu untuk memberi perhatian padanya? Dia benar-benar tidak bisa merasa senang sama sekali.
Jenifer Wen dengan lancar keluar dari rumah sakit setelah melakukan pemulihan di rumah sakit selama beberapa hari. Dalam beberapa hari terakhir, dia terbaring di tempat tidur setiap hari, pengasuh akan mengikuti bahkan ketika dia pergi ke toilet, karena takut akan ada masalah padanya.
Hanya dalam beberapa hari, seperti telah melewati waktu beberapa tahun, dia hampir mati lemas.
Akhirnya, setelah bekerja, Jenifer Wen mengetahui bahwa Sheila Liu tidak ada.
Tidak ada, bagus juga, Jenifer Wen masih menyimpan dendam di hatinya, bagaimanapun, dia tidak pernah bersikap tidak baik padanya, tetapi dia ditikam dengan kejam, bohong jika dia tidak merasa keberatan.
Ketika sedang bekerja, tiba-tiba ponsel Jenifer Wen berdering, ternyata itu adalah panggilan telepon dari nomor yang tidak dikenal.
Jenifer Wen tidak menjawab, namun beberapa saat kemudian, orang tersebut mengirimkan pesan singkat, "Apakah kamu tidak ingin tahu siapa yang ada di kamar kelas presiden di Hotel Mingsheng di hari itu?"
Novel Terkait
The Winner Of Your Heart
ShintaBeautiful Love
Stefen LeeCinta Yang Berpaling
NajokurataThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniCinta Dan Rahasia
JesslynPengantin Baruku×
- Bab 1 Menikah Dengan Lelaki Yang Tengah Koma
- Bab 2 Joyous
- Bab 3 Hari Pernikahan
- Bab 4 Kamu Siapa?
- Bab 5 Harusnya Waktu Itu Langsung Bunuh Dia Saja
- Bab 6 Dengarkan Kataku
- Bab 7 Kesepakatan
- Bab 8 Pulang Ke Rumah
- Bab 9 Makna Keluarga Untuknya
- Bab 10 Mengeluarkan Uang 50.000 Yuan Untuk Membayar Kepahitannya
- Bab 11 Yang Di Sebut Cinta
- Bab 12 Tidak Lebih Dari Itu
- Bab 13 Membantunya Meluapkan Emosi
- Bab 14 Rindu Aku Tidak?
- Bab 15 Di Mata-Matai
- Bab 16 Aku Mohon Lepaskan Aku
- Bab 17 Dia Sadar!
- Bab 18 Mimpi Buruk Itu Datang Lagi
- Bab 19 Kamu Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 20 Kenapa Belum Mati Juga
- Bab 21 Dasar Wanita Murahan
- Bab 22 Kehadirannya Apakah Benar Kebetulan?
- Bab 23 Aku Menyetujuimu
- Bab 24 Kenapa Bisa Dia
- Bab 5 Di Dunia Ini Ada Begitu Banyak Jebakan
- Bab 26 Eksrrim
- Bab 27 Tidak Usah Pergi Kemana-Mana
- Bab 28 Foto
- Bab 29 Tanpa Mengatakan Apa-Apa Sudah Ingin Pergi
- Bab 30 Salah Paham
- Bab 31 Kali Ini Sudah Melembut
- Bab 32 Anggap Saja Aku Memohon Padamu
- Bab 33 Bertemu Setiap Hari
- Bab 34 Tidak Mengerti Perkataan Manusia
- Bab 35 Menghancurkan Perasaan Cherry Wen
- Bab 36 Menerima Banyak Penderitaan
- Bab 37 Seperti Sedang Mengurusi Istri
- Bab 38 Tidak Sanggup Menerimanya
- Bab 39 Sangat Keras Kepala
- Bab 40 Membantumu
- Bab 41 Hanya Aku Yang Bisa Menghukumnya
- Bab 42 Tidak Cocok Untukmu
- Bab 43 Benar-benar Kacau
- Bab 44 Nicholas Lu Membantunya
- Bab 45 Hanya Mainan
- Bab 46 Tidak Perlu Kembali Lagi
- Bab 47 Seharusnya Mati Di Dalam Penjara
- Bab 48 Tidak Bisa Tidak Curiga
- Bab 49 Tidak Sesederhana Itu
- Bab 50 Benar-benar Tidak Tahu Malu
- Bab 51 Tak Tahu Malu
- Bab 52 Mengirim Diri Ke Pelukanmu
- Bab 53 Lantas Apakah Disengaja?
- Bab 54 Jangan Biarkan Dia Lolos
- Bab 55 Tetap Adalah Dia
- Bab 56 Memprovokasi Adik Ipar
- Bab 57 Mengada-ada
- Bab 58 Mengungkapkan Kepada Publik
- Bab 59 Orang Itu Tidak Akan Datang
- Bab 60 Tidak Sadar
- Bab 61 Menggali Lubang Kubur Sendiri
- Bab 62 Mengungkapkan Isi Hati
- Bab 63 Dia Kembali
- Bab 64 Datang Untuk Membahas Perceraian
- Bab 65 Mendekatinya Dengan Ganas
- Bab 66 Hilang Kendali
- Bab 67 Itu Tidak Buruk
- Bab 68 Semua Ini Salahmu
- Bab 69 Rahasia Cherry
- Bab 70 Membakar Diri Sendiri
- Bab 71 Sudah Tidak Memiliki Harga Diri Lagi
- Bab 72 Bisa-Bisanya Mencuri
- Bab 73 Tidak Merasa Tidak Adil
- Bab 74 Benar-Benar Rubah Licik
- Bab 75 Sebentar Lagi Akan Tiba
- Bab 76 Aku Mohon Jangan
- Bab 77 Tidak Apa-Apa
- Bab 78 Menemukan Wanita Itu
- Bab 79 Benar-Benar Membuatku Muak
- Bab 80 Menemukan Wanita Kemarin Malam
- Bab 81 Kamu Adalah Barang
- Bab 82 Tertekan Tapi Tak Bisa Diungkapkan Dengan Kata-kata.
- Bab 83 Apa Yang Sebenarnya Sedang Terjadi?
- Bab 84 Kamu Hamil!
- Bab 85 Aborsi
- Bab 86 Semuanya Akan Berakhir
- Bab 87 Meninggalkan Rumah Keluarga Lu
- Bab 88 Orang Yang Lewat
- Bab 89 Benar-benar Muak
- Bab 90 Ketahuan Hamil
- Bab 91 Kecuali Aku Mati
- Bab 92 Coba Saja
- Bab 93 Tubuhnya Terlalu Lemah
- Bab 94 Aku Sudah Salah Paham Padamu
- Bab 95 Pergi Ke Perusahaan
- Bab 96 Ternyata Kamu Menyukai Wanita Seperti Ini
- Bab 97 Tidak Mungkin Menyukainya Juga, Kan?
- Bab 98 Tidak Ada Kesempatan Sedikitpun
- Bab 99 Tidak Mungkin Dinafkahi, Kan?
- Bab 100 Harus Mendapatkan Jenifer
- Bab 101 Pura-pura Tidak Mau
- Bab 102 Selamatkan Anakku
- Bab 103 Apakah Ingin Tahu Siapa Ayah Dari Anak Ini?
- Bab 104 Diculik!
- Bab 105 Pilihan Nicholas Lu
- Bab 106 Melukai Anaknya
- Bab 107 Kenapa Tidak Senang?
- Bab 108 Anak Ini Adalah Anaknya
- Bab 109 Terharu
- Bab 110 Jarak Tidak Terjangkau
- Bab 111 Menjaganya
- Bab 112 Peduli Padanya
- Bab 113 Tidak Ada Celah
- Bab 114 Apakah Kamu Cemburu?
- Bab 115 Masih Ingin Mempunyai Anak?
- Bab 116 Untuk Orang Yang Kucintai
- Bab 117 Hanya Teman
- Bab 118 Hanya Untuk Balas Dendam
- Bab 119 Aku Tidak Perlu Bantuanmu
- Bab 120 Mengeluh
- Bab 121 Biarkan Aku Menjagamu
- Bab 122 Menemukan Jalan Keluar
- Bab 123 Seperti Melihat Seekor Anjing
- Bab 124 Apa Masih Ada Keadilan
- Bab 125 Apakah Sedang Berbohong Padanya
- Bab 126 Pemikiran Yang Berani
- Bab 127 Sesuatu Terjadi Pada Nicholas Lu
- Bab 128 Berbohong Pada Satu Wanita
- Bab 129 Bisa Memberimu Kesempatan
- Bab 130 Bayar Harganya
- Bab 131 Aku Tidak Ingin Mendengar Kata-kata Ini
- Bab 132 Membuatnya Membayar
- Bab 133 Kamu Cemburu?
- Bab 134 Jenifer Wen, Itu Kamu Kan
- Bab 135 Sedang Berbohong
- Bab 136 Sama Sekali Tidak Mirip Dia
- Bab 137 Calon Menantu Perempuan Adalah...
- Bab 138 Untuk Apa Menyerahkan Diri
- Bab 139 Itu Bergantung Kepadamu
- Bab 140 Tidak Akan Ada Lagi Orang Yang Peduli Kepadanya Seperti Ini
- Bab 141 Ada Sesuatu yang Disembunyikan Dariku
- Bab 142 Percaya
- Bab 143 Sesedih Itu?
- Bab 144 Hanya Boleh Berhasil Tidak Boleh Gagal
- Bab 145 Pergi Mencari Orang Lain
- Bab 146 Ternyata Tidak Patuh
- Bab 147 Lebih Baik Mati
- Bab 147 Dasar Murahan
- Bab 148 Aku Menginginkanmu
- Bab 150 Harus Lebih Bisa Mengontrolnya
- Bab 151 Membujuknya Untuk Tidak Mendengarkan, Tetapi Menerimanya Dengan Paksa.
- Bab 152 Tidak Akan Gegabah Lagi
- Bab 153 Mengeluh Di Belakang
- Bab 154 Merasa Sangat Tertekan
- Bab 155 Semuanya Sudah Berlalu
- Bab 156 Depresi Berat
- Bab 157 Tidak Layak
- Bab 158 Mau Menjadi Musuhku Selama Sisa Hidupmu
- Bab 159 Semua Adalah Salah Wanita Itu
- Bab 160 Mendapatkan Siksaan Atas Kejahatan Yang Telah Dilakukan
- Bab 161 Keluarga Lu Tahu
- Bab 162 Menghancurkan Reputasinya
- Bab 163 Mengabaikannya
- Bab 164 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 165 Anak Ini Adalah Anakmu
- Bab 166 Setelah Di Lahirkan Buang Anak Itu
- Bab 167 Hatinya Merasa Begitu Lelah
- Bab 168 Dia Pikir Dia Siapa?
- Bab 169 Gambaran yang Menusuk Mata
- Bab170 Salah Mengenali Orang