Pengantin Baruku - Bab 155 Semuanya Sudah Berlalu
Berapa banyak kesulitan yang diderita Jenifer Wen ketika dia tidak mengetahuinya?
"Kamu tidak akan mengalaminya lagi."
Nicholas Lu meraih tangan Jenifer Wen dan beberapa kali mencium ujung jari yang putih dengan lembut. Gerakannya begitu lembut, membuat Jenifer Wen merasa diberi perhatian.
"Semuanya sudah berlalu, seharusnya ... biarkan saja berlalu ..."
Jenifer Wen bergumam, melihat pria di depannya, dia selalu memiliki perasaan yang tidak nyata.
Sungguh tidak bisa dipercaya bahwa seseorang seperti Nicholas Lu akan memperlakukannya seperti ini, dia tidak tahu apakah dia ingin terus jatuh atau tidak.
Perasaan dilindungi seperti ini terlalu menggoda, seperti bunga opium, sulit untuk berhenti setelah mencicipinya sekali.
“Sudah berlalu, percaya padaku.” Nicholas Lu mengerti bahwa Jenifer Wen masih ragu-ragu, jadi dia memberinya janji tanpa ragu-ragu.
Jenifer Wen tersenyum. Saat ini, dia tidak ingin terlalu memikirkannya, dia tidak ingin memikirkan Keluarga Lu, Sherli Mu, dan masih banyak lagi, dia hanya ingin tenggelam bersama Nicholas Lu di alam indah, meskipun, mungkin hanya sementara.
Nicholas Lu tampak sedikit terkejut, Jenifer Wen dalam kesannya jarang tersenyum, mungkin karena terlalu banyak berpikir, dia selalu memiliki sedikit kesuraman dan kesedihan di matanya. Baru kemudian dia ingat orang di depannya itu adalah seorang wanita yang baru berusia 23 tahun, usia baru lulus kuliah.
"Kamu memiliki senyum yang bagus, ke depannya kamu harus lebih banyak tersenyum."
Setelah Nicholas Lu berkata, dia dengan lembut mengambil sehelai rambut patah yang jatuh dari pipi Jenifer Wen.
Jenifer Wen tidak menjawab, namun juga dia tidak menolak, dia meringkuk di pelukan pria yang hangat dan murah hati itu, lalu merasakan suhu tubuh yang menenteramkan.
Untuk sesaat, dia seperti teringat sesuatu lagi, "Oh ya, Vino ... apakah dia sudah dia mengakuinya?"
Baru saja Nicholas Lu mengatakan bahwa dia akan pergi menemui Vino Yu, jadi, apakah ada perkembangan?
"..." Nicholas Lu tidak menyangka dia akan menanyakan ini, "Kita harus menunggu."
“Dia, tidak bersedia mengatakan yang sebenarnya?” Jenifer Wen mengepalkan tinjunya, kilatan kemarahan melintas di matanya.
Orang seperti Vino Yu merugikan orang lain dan menguntungkan diri sendiri, tidak memperlakukan orang lain sebagai manusia, cara membuatnya berbicara memang menjadi masalah.
"Aku akan membuat dia berbicara secepat mungkin."
Nicholas Lu jelas sangat muak dengan Vino Yu, tetapi jika orang ini tidak berbicara, dia tidak bisa memaksanya untuk mengakui sebuah kesalahan, jadi meskipun dia mendapat pengakuan, itu tidak akan berguna, itu tidak akan memungkinkan Jenifer Wen untuk mendapatkan kembali citra dirinya yang bersih.
“Aku… apakah besok kita bisa pergi menemuinya bersama?” Jenifer Wen berpikir sejenak dan berkata.
Setidaknya, dia ingin tahu bagaimana perkembangan masalah ini.
Nicholas Lu menatap matanya yang serius dan mengerti betapa dia sangat memperhatikan masalah ini, "Pulihkan dirimu baik-baik, aku akan membawamu."
Mendengar janji Nicholas Lu, Jenifer Wen sangat lega, pria itu mengolesi obat untuk semua luka di kakinya, kemudian dia menggandong dan meletakkannya di ranjang rumah sakit yang cukup besar.
Jenifer Wen mengangguk, merasa bahwa Nicholas Lu tidak memiliki gerakan yang tidak teratur, kegugupannya berkurang. Perlahan, rasa kantuk melanda, dan dia tertidur.
Nicholas Lu melihat dia yang tertidur nyenyak pun sedikit tercengang, ada apa dengan wanita ini, dia tidur begitu cepat, dia hanya memiliki rasa pertahanan yang sedikit dan itu benar-benar menyedihkan.
Tapi dia tidak melakukan apa-apa, jadi dia pasrah dan berjalan ke kamar mandi ...
...
Matahari pagi menyinari ruangan, Jenifer Wen meregangkan pinggangnya, baru kemudian dia menyadari bahwa ada seseorang di sebelahnya, dia membuka matanya dan melihat wajah tampan Nicholas Lu yang sedang tidur.
Mungkin pria itu sedikit lelah karena pekerjaan baru-baru ini, muncul lingkaran hitam di bawah matanya, dan dia terlihat sedikit lelah, dia juga belum terbangun.
Jenifer Wen menatapnya dengan bingung, ia harus mengatakan bahwa Nicholas Lu terlalu disukai oleh Tuhan, dengan wajah sempurna dan fitur wajah yang lebih halus daripada bintang, meskipun dengan mata tertutup, ada juga pesona yang membuat orang tak bisa berpaling.
Jenifer Wen memandangnya, sedikit terpesona, dia pun langsung mengulurkan tangannya, menelusuri garis wajahnya yang dalam.
Nicholas Lu disentuh olehnya, dia sudah agak sadar dalam pikirannya, tetapi dia tidak membuka matanya dengan tergesa-gesa. Sebaliknya, dia membiarkan Jenifer Wen menyentuh wajahnya sedikit dengan lancang.
Dia ingin melihat apa yang wanita ini ingin lakukan.
Namun, setelah Jenifer Wen mengelus wajah Nicholas Lu sejenak, wajahnya sedikit merah, apa yang dia lakukan, saat ini, dia benar-benar mulai bodoh karena cinta terhadap wajah Nicholas Lu, itu benar-benar ...
Jejak rasa malu melintas di hati Jenifer Wen, dia hendak menarik tangannya, tetapi tiba-tiba dipegang oleh pria itu dan tidak bisa menariknya kembali. "Kenapa, pagi-pagi sekali ... kamu ingin memprovokasiku, hm?"
Jenifer Wen tidak menyangka bahwa Nicholas Lu akan bangun begitu cepat, dia ingin menarik tangannya kembali, tetapi dia tidak dapat menahan kekuatan pria itu dan tidak dapat membantah, jadi dia hanya dapat mengubah topik pembicaraan, “Kamu sudah bangun, aku mau bangun, kamu mau makan apa? "
Nicholas Lu menyipitkan mata pada pengalihan canggungnya, dan menariknya kembali ke pelukannya, "Atau, memakanmu?"
Begitu banyak pertumpahan darah dalam otak Jenifer Wen oleh kata-katanya, sehingga dia tidak pernah berpikir bahwa Nicholas Lu memiliki sisi ... bajingan seperti itu sebelumnya.
Dewa kejam yang selalu berkata baik sekarang menjadi penipu.
"Jangan membuat masalah ..." Jenifer Wen meronta, saat Nicholas Lu hendak melakukan sesuatu, perut Jenifer Wen tiba-tiba berbunyi.
Pipinya yang sudah memerah berubah canggung, dia juga tidak bisa disalahkan karena dia sedang hamil, sekarang setelah reaksi pada tiga bulan pertama, nafsu makannya jauh lebih besar dari sebelumnya, dan dia juga jauh lebih cepat lapar dari biasanya.
Sekarang, itu seharusnya dianggap sebagai reaksi normal, tetapi tidak disangka didengar oleh Nicholas Lu, citra dirinya pun hilang.
Nicholas Lu tidak bisa menahan tawa, tetapi reaksi semacam ini tidak membuatnya merasa canggung, sebaliknya malah merasa sedikit lebih lucu.
"Sepertinya kamu tidak berbicara omong kosong, kamu benar-benar lapar."
Jenifer Wen sangat malu, dia tidak tahu harus berkata apa. Nicholas Lu tidak perlu menahannya lagi. Lagi pula, dia sekarang membutuhkan nutrisi, dia pun duduk dan berkata, "Ganti pakaian, ayo makan."
Jenifer Wen mengangguk, mengganti pakaiannya dan pergi makan pagi bersama Nicholas Lu, setelah istirahat seharian, rasa sakit di tubuhnya juga berkurang banyak.
"Pergilah ke perusahaan, aku akan baik-baik saja di sini, ada seorang bibi pengasuh menemaniku."
Setelah sarapan bersama Nicholas Lu, Jenifer Wen dengan penuh pertimbangan memintanya pergi bekerja dan kembali ke bangsal seorang diri.
Nicholas Lu tidak terburu-buru pergi ke perusahaan, sebelum ke perusahaan, dia masih memiliki satu hal yang harus diselesaikan.
Novel Terkait
Menantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeMr. Ceo's Woman
Rebecca WangI'm Rich Man
HartantoPergilah Suamiku
DanisAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaBaby, You are so cute
Callie WangPengantin Baruku×
- Bab 1 Menikah Dengan Lelaki Yang Tengah Koma
- Bab 2 Joyous
- Bab 3 Hari Pernikahan
- Bab 4 Kamu Siapa?
- Bab 5 Harusnya Waktu Itu Langsung Bunuh Dia Saja
- Bab 6 Dengarkan Kataku
- Bab 7 Kesepakatan
- Bab 8 Pulang Ke Rumah
- Bab 9 Makna Keluarga Untuknya
- Bab 10 Mengeluarkan Uang 50.000 Yuan Untuk Membayar Kepahitannya
- Bab 11 Yang Di Sebut Cinta
- Bab 12 Tidak Lebih Dari Itu
- Bab 13 Membantunya Meluapkan Emosi
- Bab 14 Rindu Aku Tidak?
- Bab 15 Di Mata-Matai
- Bab 16 Aku Mohon Lepaskan Aku
- Bab 17 Dia Sadar!
- Bab 18 Mimpi Buruk Itu Datang Lagi
- Bab 19 Kamu Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 20 Kenapa Belum Mati Juga
- Bab 21 Dasar Wanita Murahan
- Bab 22 Kehadirannya Apakah Benar Kebetulan?
- Bab 23 Aku Menyetujuimu
- Bab 24 Kenapa Bisa Dia
- Bab 5 Di Dunia Ini Ada Begitu Banyak Jebakan
- Bab 26 Eksrrim
- Bab 27 Tidak Usah Pergi Kemana-Mana
- Bab 28 Foto
- Bab 29 Tanpa Mengatakan Apa-Apa Sudah Ingin Pergi
- Bab 30 Salah Paham
- Bab 31 Kali Ini Sudah Melembut
- Bab 32 Anggap Saja Aku Memohon Padamu
- Bab 33 Bertemu Setiap Hari
- Bab 34 Tidak Mengerti Perkataan Manusia
- Bab 35 Menghancurkan Perasaan Cherry Wen
- Bab 36 Menerima Banyak Penderitaan
- Bab 37 Seperti Sedang Mengurusi Istri
- Bab 38 Tidak Sanggup Menerimanya
- Bab 39 Sangat Keras Kepala
- Bab 40 Membantumu
- Bab 41 Hanya Aku Yang Bisa Menghukumnya
- Bab 42 Tidak Cocok Untukmu
- Bab 43 Benar-benar Kacau
- Bab 44 Nicholas Lu Membantunya
- Bab 45 Hanya Mainan
- Bab 46 Tidak Perlu Kembali Lagi
- Bab 47 Seharusnya Mati Di Dalam Penjara
- Bab 48 Tidak Bisa Tidak Curiga
- Bab 49 Tidak Sesederhana Itu
- Bab 50 Benar-benar Tidak Tahu Malu
- Bab 51 Tak Tahu Malu
- Bab 52 Mengirim Diri Ke Pelukanmu
- Bab 53 Lantas Apakah Disengaja?
- Bab 54 Jangan Biarkan Dia Lolos
- Bab 55 Tetap Adalah Dia
- Bab 56 Memprovokasi Adik Ipar
- Bab 57 Mengada-ada
- Bab 58 Mengungkapkan Kepada Publik
- Bab 59 Orang Itu Tidak Akan Datang
- Bab 60 Tidak Sadar
- Bab 61 Menggali Lubang Kubur Sendiri
- Bab 62 Mengungkapkan Isi Hati
- Bab 63 Dia Kembali
- Bab 64 Datang Untuk Membahas Perceraian
- Bab 65 Mendekatinya Dengan Ganas
- Bab 66 Hilang Kendali
- Bab 67 Itu Tidak Buruk
- Bab 68 Semua Ini Salahmu
- Bab 69 Rahasia Cherry
- Bab 70 Membakar Diri Sendiri
- Bab 71 Sudah Tidak Memiliki Harga Diri Lagi
- Bab 72 Bisa-Bisanya Mencuri
- Bab 73 Tidak Merasa Tidak Adil
- Bab 74 Benar-Benar Rubah Licik
- Bab 75 Sebentar Lagi Akan Tiba
- Bab 76 Aku Mohon Jangan
- Bab 77 Tidak Apa-Apa
- Bab 78 Menemukan Wanita Itu
- Bab 79 Benar-Benar Membuatku Muak
- Bab 80 Menemukan Wanita Kemarin Malam
- Bab 81 Kamu Adalah Barang
- Bab 82 Tertekan Tapi Tak Bisa Diungkapkan Dengan Kata-kata.
- Bab 83 Apa Yang Sebenarnya Sedang Terjadi?
- Bab 84 Kamu Hamil!
- Bab 85 Aborsi
- Bab 86 Semuanya Akan Berakhir
- Bab 87 Meninggalkan Rumah Keluarga Lu
- Bab 88 Orang Yang Lewat
- Bab 89 Benar-benar Muak
- Bab 90 Ketahuan Hamil
- Bab 91 Kecuali Aku Mati
- Bab 92 Coba Saja
- Bab 93 Tubuhnya Terlalu Lemah
- Bab 94 Aku Sudah Salah Paham Padamu
- Bab 95 Pergi Ke Perusahaan
- Bab 96 Ternyata Kamu Menyukai Wanita Seperti Ini
- Bab 97 Tidak Mungkin Menyukainya Juga, Kan?
- Bab 98 Tidak Ada Kesempatan Sedikitpun
- Bab 99 Tidak Mungkin Dinafkahi, Kan?
- Bab 100 Harus Mendapatkan Jenifer
- Bab 101 Pura-pura Tidak Mau
- Bab 102 Selamatkan Anakku
- Bab 103 Apakah Ingin Tahu Siapa Ayah Dari Anak Ini?
- Bab 104 Diculik!
- Bab 105 Pilihan Nicholas Lu
- Bab 106 Melukai Anaknya
- Bab 107 Kenapa Tidak Senang?
- Bab 108 Anak Ini Adalah Anaknya
- Bab 109 Terharu
- Bab 110 Jarak Tidak Terjangkau
- Bab 111 Menjaganya
- Bab 112 Peduli Padanya
- Bab 113 Tidak Ada Celah
- Bab 114 Apakah Kamu Cemburu?
- Bab 115 Masih Ingin Mempunyai Anak?
- Bab 116 Untuk Orang Yang Kucintai
- Bab 117 Hanya Teman
- Bab 118 Hanya Untuk Balas Dendam
- Bab 119 Aku Tidak Perlu Bantuanmu
- Bab 120 Mengeluh
- Bab 121 Biarkan Aku Menjagamu
- Bab 122 Menemukan Jalan Keluar
- Bab 123 Seperti Melihat Seekor Anjing
- Bab 124 Apa Masih Ada Keadilan
- Bab 125 Apakah Sedang Berbohong Padanya
- Bab 126 Pemikiran Yang Berani
- Bab 127 Sesuatu Terjadi Pada Nicholas Lu
- Bab 128 Berbohong Pada Satu Wanita
- Bab 129 Bisa Memberimu Kesempatan
- Bab 130 Bayar Harganya
- Bab 131 Aku Tidak Ingin Mendengar Kata-kata Ini
- Bab 132 Membuatnya Membayar
- Bab 133 Kamu Cemburu?
- Bab 134 Jenifer Wen, Itu Kamu Kan
- Bab 135 Sedang Berbohong
- Bab 136 Sama Sekali Tidak Mirip Dia
- Bab 137 Calon Menantu Perempuan Adalah...
- Bab 138 Untuk Apa Menyerahkan Diri
- Bab 139 Itu Bergantung Kepadamu
- Bab 140 Tidak Akan Ada Lagi Orang Yang Peduli Kepadanya Seperti Ini
- Bab 141 Ada Sesuatu yang Disembunyikan Dariku
- Bab 142 Percaya
- Bab 143 Sesedih Itu?
- Bab 144 Hanya Boleh Berhasil Tidak Boleh Gagal
- Bab 145 Pergi Mencari Orang Lain
- Bab 146 Ternyata Tidak Patuh
- Bab 147 Lebih Baik Mati
- Bab 147 Dasar Murahan
- Bab 148 Aku Menginginkanmu
- Bab 150 Harus Lebih Bisa Mengontrolnya
- Bab 151 Membujuknya Untuk Tidak Mendengarkan, Tetapi Menerimanya Dengan Paksa.
- Bab 152 Tidak Akan Gegabah Lagi
- Bab 153 Mengeluh Di Belakang
- Bab 154 Merasa Sangat Tertekan
- Bab 155 Semuanya Sudah Berlalu
- Bab 156 Depresi Berat
- Bab 157 Tidak Layak
- Bab 158 Mau Menjadi Musuhku Selama Sisa Hidupmu
- Bab 159 Semua Adalah Salah Wanita Itu
- Bab 160 Mendapatkan Siksaan Atas Kejahatan Yang Telah Dilakukan
- Bab 161 Keluarga Lu Tahu
- Bab 162 Menghancurkan Reputasinya
- Bab 163 Mengabaikannya
- Bab 164 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 165 Anak Ini Adalah Anakmu
- Bab 166 Setelah Di Lahirkan Buang Anak Itu
- Bab 167 Hatinya Merasa Begitu Lelah
- Bab 168 Dia Pikir Dia Siapa?
- Bab 169 Gambaran yang Menusuk Mata
- Bab170 Salah Mengenali Orang