Pengantin Baruku - Bab 150 Harus Lebih Bisa Mengontrolnya
Ketika Jenifer Wen bangun, matanya melebar, dan adegan sebelum dia kehilangan kesadaran muncul di benaknya.
Dia pergi mencari Vino Yu, tetapi rencananya gagal dan hampir di habisi olehnya!
Mungkin karena efek obatnya belum hilang sepenuhnya, jadi saat memikirkan ini kepala Jenifer Wen mendengung, dan wajah kecilnya tiba-tiba menjadi pucat.
Jenifer Wen melihat segala sesuatu di sekitarnya, semuanya berwarna putih, masih ada jarum infus yang tergantung di tangannya, tetapi Jenifer Wen sedang tidak mood untuk berbaring, dan dengan cepat duduk dari tempat tidur, tetapi rasa sakitnya tiba-tiba menyerang membuatnya mengadu, "Aw, sakit sekali.”
Nicholas Lu, yang sedang berbicara dengan perawat di luar, mendengar gerakan di dalam buru-buru masuk.
Jenifer Wen melihat kalau itu adalah Nicholas Lu, perasaan gugupnya tadi menjadi rileks, hanya pipinya jadi memerah.
Dia bukan gadis kecil lagi, dan dia tahu persis apa yang terjadi kemarin.
Jadi, Nicholas Lu telah menyelamatkannya. Adegan menawan namun terfragmentasi itu bukanlah mimpi yang dibuat saat dia pingsan, tetapi semuanya adalah adegan nyata.
Nicholas Lu memandang ekspresi Jenifer Wen yang tidak dapat diprediksi, "Kenapa, bagian mana yang tidak nyaman?"
Jenifer Wen menggeleng bingung, tatapan bingungnya itu membuat mata Nicholas Lu redup.
Jenifer Wen merasa tatapan mata Nicholas Lu sangat panas, tidak hanya pipinya memerah, tapi telinganya juga ikut memerah.
Jenifer Wen segera teringat sesuatu, menyentuh perut bagian bawahnya, dan bertanya dengan sedikit takut, "Anakku..."
"Jangan khawatir, tidak apa-apa."
“Bagus, baguslah kalau seperti itu…” Jenifer Wen mengelus perut yang sedikit menggembung. Meskipun Nicholas Lu tidak tahu kalau anak itu adalah anaknya, dan dia masih tidak menyakiti bayinya, ini membuat hati Jenifer Wen sangat lega.
Mungkin, akan ada hari dimana Nicholas Lu mau menerima anak ini.
Nicholas Lu memperhatikan gerakan Jenifer Wen dan berjalan mendekat menekannya kembali ke tempat tidur. "Karena kamu tidak dalam kesehatan yang baik, kamu harus menerima perawatan. Ini adalah hal yang paling bertanggung jawab terhadap anak di perutmu..."
Meskipun Jenifer Wen baru saja bangun, tapi nada suara Nicholas Lu terdengar begitu serius.
Dia harus membiarkan wanita yang tidak tahu ketinggian langit ini tahu betapa berbahayanya bertindak gegabah.
“Kamu pernah tidak terpikir, kalau aku kemarin tidak menemukan kamar itu, membuka kamarnya, kamu akan bagaimana?”
Nicholas Lu mengangkat dagunya memaksanya untuk menatapnya, tidak memberinya kesempatan untuk melarikan diri dari tatapannya.
Kalau tidak memberikannya pelajaran yang cukup, dia pasti tidak akan tahu kalau apa yang dia lalukan itu begitu berbahaya.
"Aku ..." Bibir Jenifer Wen bergerak, dia memang terlalu gegabah dan tidak sepenuhnya mempertimbangkan bahayanya. Teringat saat Vino Yu mengatakan akan mengeluarkan bayinya, jejak kebencian melintas di matanya.
"Dimana dia? Bukti yang aku inginkan..."
Meski Jenifer Wen mendengar perkataan Nicholas Lu merasa bersalah dan menyesal, tetapi pada akhirnya dia masih tetap peduli dengan bukti yang ada di tangan Vino Yu.
Apakah dia bisa membersihkan dirinya dan namanya semua tergantung pada dirinya apakah mampu membuka mulut Vino Yu.
“Dia sekarang ada di tanganku, yakinlah, aku punya lebih banyak cara untuk menghadapinya daripada kamu.” Nicholas Lu mendengar nama Vino Yu, matanya semakin dingin, dia beraninya melakukan hal tidak senonoh semacam ini dan menjebak Jenifer Wen, karena dia hampir berhasil, jadi Nicholas Lu bagaimana bisa dengan mudah melepaskannya?
Sementara Nicholas Lu memikirkan bagaimana membuat Vino Yu membayar harga yang pantas diterimanya, hpnya kemudian berdering.
Itu telepon dari Jordy An.
"Bos, semuanya sudah diatur seperti yang kamu katakan, dan dia mungkin tidak lama lagi akan mengatakannya.”
Nicholas Lu memicingkan matanya, "Benarkah?"
Dia saat ini ingin melihat situasi tragis Vino Yu dengan mata kepalanya sendiri. Karena dia sudah berulang kali memprovokasinya, kalau dia masih tidak bergerak, dia takut Vino Yu akan berpikir adalah Nicholas Lu seekor kucing rumahan.
"Kenala?" Jenifer Wen mendengar suara Jordy An, dan merasa kalau itu kemungkinan besar berkaitan dengan masalah bukti, jadi dia mencoba bersikeras untuk bangun, "Aku ikut juga.”
Dia benar-benar perlu membuktikan kalau dia tidak bersalah, selama ada secercah harapan, dia mau menjadi orang pertama yang mengetahuinya.
“Mau pergi kemana, ya?” Nicholas Lu dengan tidak senang mengerutkan kening, melihat tubuh Jenifer Wen yang gemetar, dia hampir tidak bisa tegak lurus, tapi masih memikirkan hal-hal ini.
Harus dikatakan kalau wanita ini sangat bodoh, dia bahkan tidak peduli dengan tubuhnya, atau dia memang terlalu keras kepala dan telah melupakan segalanya hanya untuk menemukan kebenaran?
"Beristirahatlah di sini, jangan kemana-mana, kalau tidak..."
Nicholas Lu membelai dagu Jenifer Wen, kulit putihnya tersentuh oleh suhu tubuhnya yang panas dan langsung memerah.
Apa yang dilihat Jenifer Wen di mata lelaki itu, membuatnya terkejut, dan dia tidak berani mengatakan apa-apa. Dia bagaimana bisa begitu...Brengsek?
Melihat Jenifer Wen yang tidak lagi bersikeras mengikutinya, Nicholas Lu sangat puas, dan mencium bibir merahnya dengan lembut, "Kalau ada kabar aku pasti akan memberitahumu, aku tidak akan mengizinkanmu melakukan ini sendiri, apakah kamu mendengarnya dengan jelas?"
Jarak antara kedua orang itu begitu dekat sehingga nafas hangat Nicholas Lu saat berbicara mengenai wajah Jenifer Wen, membuatnya malu dan mendorongnya untuk menuruti perkataannya, dan dia akhirnya mengangguk mematuhinya.
"Pintar, aku sudah memanggil seseorang untuk membuatkan makanan bergizi untukmu."
Melihat Jenifer Wen yang berperilaku sangat baik dan penurut membuat suasana hati Nicholas Lu membaik, dia mencium pipinya lagi dan pergi dari sana.
Pengasuh yang telah memegang barang-barang di luar pintu, melihat Nicholas Lu pergi baru kemudian masuk. Melihat wajah Jenifer Wen yang memerah, dia tidak bisa menahan iri sambil melambaikan barang-barang di tangannya. "Suamimu benar-benar baik. Kamu tidur sehari semalaman pun dia terus disini bersamamu. Tidak hanya itu, dia juga secara khusus menyuruhku membuat sup ayam untuk menyehatkan tubuhmu. Lelaki sebaik itu jarang ada loh."
Ketika Jenifer Wen mendengar kata-kata suami, dia ingin menyangkalnya. Bagaimanapun, dia dan Nicholas Lu sudah bukan suami istri lagi, tetapi melihat ekspresi iri pengasuh itu dia tidak bisa mengatakan apa-apa.
Hanya, karena tidur dalam waktu yang lama, walaupun larutan nutrisi sudah disuntikkan, tapi perutnya masih kosong, Jenifer Wen cepat-cepat mengesampingkan rasa malu dan tidak enaknya, dia mulai menyantap makanan yang sudah disiapkan di hadapannya.
Nicholas Lu masih mengingat makanan kesukaannya dengan sangat jelas, semua yang dia suka makan, dan bahkan sup ayamnya tidak berminyak sama sekali, semua lemaknya sudah dibuang sebelumnya, rasa kasih dan sayang ini membuatnya seperti bermimpi.
Melihat Jenifer Wen selesai makan, pengasuh merapikan kembali barang-barangnya. Sambil merapikannya, dia tak lupa mengobrol dengan Jenifer Wen menghilangkan rasa bosannya, namun saat melihat pakaian rumah sakit yang longgar dan menampakkan jejak yang harusnya di tutupi, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak berkata, "Menjadi anak muda itu hal yang baik dan bisa selalu energik, tetapi nona Wen, kamu sedang hamil, jadi kamu harus lebih bisa mengontrolnya!”
Novel Terkait
My Charming Wife
Diana AndrikaCinta Di Balik Awan
KellyIstri Pengkhianat
SubardiThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensHis Second Chance
Derick HoPengantin Baruku×
- Bab 1 Menikah Dengan Lelaki Yang Tengah Koma
- Bab 2 Joyous
- Bab 3 Hari Pernikahan
- Bab 4 Kamu Siapa?
- Bab 5 Harusnya Waktu Itu Langsung Bunuh Dia Saja
- Bab 6 Dengarkan Kataku
- Bab 7 Kesepakatan
- Bab 8 Pulang Ke Rumah
- Bab 9 Makna Keluarga Untuknya
- Bab 10 Mengeluarkan Uang 50.000 Yuan Untuk Membayar Kepahitannya
- Bab 11 Yang Di Sebut Cinta
- Bab 12 Tidak Lebih Dari Itu
- Bab 13 Membantunya Meluapkan Emosi
- Bab 14 Rindu Aku Tidak?
- Bab 15 Di Mata-Matai
- Bab 16 Aku Mohon Lepaskan Aku
- Bab 17 Dia Sadar!
- Bab 18 Mimpi Buruk Itu Datang Lagi
- Bab 19 Kamu Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 20 Kenapa Belum Mati Juga
- Bab 21 Dasar Wanita Murahan
- Bab 22 Kehadirannya Apakah Benar Kebetulan?
- Bab 23 Aku Menyetujuimu
- Bab 24 Kenapa Bisa Dia
- Bab 5 Di Dunia Ini Ada Begitu Banyak Jebakan
- Bab 26 Eksrrim
- Bab 27 Tidak Usah Pergi Kemana-Mana
- Bab 28 Foto
- Bab 29 Tanpa Mengatakan Apa-Apa Sudah Ingin Pergi
- Bab 30 Salah Paham
- Bab 31 Kali Ini Sudah Melembut
- Bab 32 Anggap Saja Aku Memohon Padamu
- Bab 33 Bertemu Setiap Hari
- Bab 34 Tidak Mengerti Perkataan Manusia
- Bab 35 Menghancurkan Perasaan Cherry Wen
- Bab 36 Menerima Banyak Penderitaan
- Bab 37 Seperti Sedang Mengurusi Istri
- Bab 38 Tidak Sanggup Menerimanya
- Bab 39 Sangat Keras Kepala
- Bab 40 Membantumu
- Bab 41 Hanya Aku Yang Bisa Menghukumnya
- Bab 42 Tidak Cocok Untukmu
- Bab 43 Benar-benar Kacau
- Bab 44 Nicholas Lu Membantunya
- Bab 45 Hanya Mainan
- Bab 46 Tidak Perlu Kembali Lagi
- Bab 47 Seharusnya Mati Di Dalam Penjara
- Bab 48 Tidak Bisa Tidak Curiga
- Bab 49 Tidak Sesederhana Itu
- Bab 50 Benar-benar Tidak Tahu Malu
- Bab 51 Tak Tahu Malu
- Bab 52 Mengirim Diri Ke Pelukanmu
- Bab 53 Lantas Apakah Disengaja?
- Bab 54 Jangan Biarkan Dia Lolos
- Bab 55 Tetap Adalah Dia
- Bab 56 Memprovokasi Adik Ipar
- Bab 57 Mengada-ada
- Bab 58 Mengungkapkan Kepada Publik
- Bab 59 Orang Itu Tidak Akan Datang
- Bab 60 Tidak Sadar
- Bab 61 Menggali Lubang Kubur Sendiri
- Bab 62 Mengungkapkan Isi Hati
- Bab 63 Dia Kembali
- Bab 64 Datang Untuk Membahas Perceraian
- Bab 65 Mendekatinya Dengan Ganas
- Bab 66 Hilang Kendali
- Bab 67 Itu Tidak Buruk
- Bab 68 Semua Ini Salahmu
- Bab 69 Rahasia Cherry
- Bab 70 Membakar Diri Sendiri
- Bab 71 Sudah Tidak Memiliki Harga Diri Lagi
- Bab 72 Bisa-Bisanya Mencuri
- Bab 73 Tidak Merasa Tidak Adil
- Bab 74 Benar-Benar Rubah Licik
- Bab 75 Sebentar Lagi Akan Tiba
- Bab 76 Aku Mohon Jangan
- Bab 77 Tidak Apa-Apa
- Bab 78 Menemukan Wanita Itu
- Bab 79 Benar-Benar Membuatku Muak
- Bab 80 Menemukan Wanita Kemarin Malam
- Bab 81 Kamu Adalah Barang
- Bab 82 Tertekan Tapi Tak Bisa Diungkapkan Dengan Kata-kata.
- Bab 83 Apa Yang Sebenarnya Sedang Terjadi?
- Bab 84 Kamu Hamil!
- Bab 85 Aborsi
- Bab 86 Semuanya Akan Berakhir
- Bab 87 Meninggalkan Rumah Keluarga Lu
- Bab 88 Orang Yang Lewat
- Bab 89 Benar-benar Muak
- Bab 90 Ketahuan Hamil
- Bab 91 Kecuali Aku Mati
- Bab 92 Coba Saja
- Bab 93 Tubuhnya Terlalu Lemah
- Bab 94 Aku Sudah Salah Paham Padamu
- Bab 95 Pergi Ke Perusahaan
- Bab 96 Ternyata Kamu Menyukai Wanita Seperti Ini
- Bab 97 Tidak Mungkin Menyukainya Juga, Kan?
- Bab 98 Tidak Ada Kesempatan Sedikitpun
- Bab 99 Tidak Mungkin Dinafkahi, Kan?
- Bab 100 Harus Mendapatkan Jenifer
- Bab 101 Pura-pura Tidak Mau
- Bab 102 Selamatkan Anakku
- Bab 103 Apakah Ingin Tahu Siapa Ayah Dari Anak Ini?
- Bab 104 Diculik!
- Bab 105 Pilihan Nicholas Lu
- Bab 106 Melukai Anaknya
- Bab 107 Kenapa Tidak Senang?
- Bab 108 Anak Ini Adalah Anaknya
- Bab 109 Terharu
- Bab 110 Jarak Tidak Terjangkau
- Bab 111 Menjaganya
- Bab 112 Peduli Padanya
- Bab 113 Tidak Ada Celah
- Bab 114 Apakah Kamu Cemburu?
- Bab 115 Masih Ingin Mempunyai Anak?
- Bab 116 Untuk Orang Yang Kucintai
- Bab 117 Hanya Teman
- Bab 118 Hanya Untuk Balas Dendam
- Bab 119 Aku Tidak Perlu Bantuanmu
- Bab 120 Mengeluh
- Bab 121 Biarkan Aku Menjagamu
- Bab 122 Menemukan Jalan Keluar
- Bab 123 Seperti Melihat Seekor Anjing
- Bab 124 Apa Masih Ada Keadilan
- Bab 125 Apakah Sedang Berbohong Padanya
- Bab 126 Pemikiran Yang Berani
- Bab 127 Sesuatu Terjadi Pada Nicholas Lu
- Bab 128 Berbohong Pada Satu Wanita
- Bab 129 Bisa Memberimu Kesempatan
- Bab 130 Bayar Harganya
- Bab 131 Aku Tidak Ingin Mendengar Kata-kata Ini
- Bab 132 Membuatnya Membayar
- Bab 133 Kamu Cemburu?
- Bab 134 Jenifer Wen, Itu Kamu Kan
- Bab 135 Sedang Berbohong
- Bab 136 Sama Sekali Tidak Mirip Dia
- Bab 137 Calon Menantu Perempuan Adalah...
- Bab 138 Untuk Apa Menyerahkan Diri
- Bab 139 Itu Bergantung Kepadamu
- Bab 140 Tidak Akan Ada Lagi Orang Yang Peduli Kepadanya Seperti Ini
- Bab 141 Ada Sesuatu yang Disembunyikan Dariku
- Bab 142 Percaya
- Bab 143 Sesedih Itu?
- Bab 144 Hanya Boleh Berhasil Tidak Boleh Gagal
- Bab 145 Pergi Mencari Orang Lain
- Bab 146 Ternyata Tidak Patuh
- Bab 147 Lebih Baik Mati
- Bab 147 Dasar Murahan
- Bab 148 Aku Menginginkanmu
- Bab 150 Harus Lebih Bisa Mengontrolnya
- Bab 151 Membujuknya Untuk Tidak Mendengarkan, Tetapi Menerimanya Dengan Paksa.
- Bab 152 Tidak Akan Gegabah Lagi
- Bab 153 Mengeluh Di Belakang
- Bab 154 Merasa Sangat Tertekan
- Bab 155 Semuanya Sudah Berlalu
- Bab 156 Depresi Berat
- Bab 157 Tidak Layak
- Bab 158 Mau Menjadi Musuhku Selama Sisa Hidupmu
- Bab 159 Semua Adalah Salah Wanita Itu
- Bab 160 Mendapatkan Siksaan Atas Kejahatan Yang Telah Dilakukan
- Bab 161 Keluarga Lu Tahu
- Bab 162 Menghancurkan Reputasinya
- Bab 163 Mengabaikannya
- Bab 164 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 165 Anak Ini Adalah Anakmu
- Bab 166 Setelah Di Lahirkan Buang Anak Itu
- Bab 167 Hatinya Merasa Begitu Lelah
- Bab 168 Dia Pikir Dia Siapa?
- Bab 169 Gambaran yang Menusuk Mata
- Bab170 Salah Mengenali Orang