Pengantin Baruku - Bab 144 Hanya Boleh Berhasil Tidak Boleh Gagal

Matahari pagi masuk ke dalam ruangan melalui tirai tipis, dan bulu mata Jenifer Wen bergerak dan dia kemudian perlahan terbangun.

Menyadari ada orang di sampingnya, dia tertegun sejenak sebelum teringat kalau Nicholas Lu kemarin menginap.

Pipi Jenifer Wen merah, dengan sedikit panik duduk, melihat pakaian yang dia kenakan masih begitu rapi, sepertinya tidak terjadi sesuatu yang seharusnya memang tidak terjadi.

Jenifer Wen menghela nafas lega. Nicholas Lu yang dari awal memang mudah terbangun, karena gerakan yang dibuatnya akhirnya terbangun. Jarak antara alisnya menjadi sedikit suram, melihat gerakannya, dia merasa marah juga lucu.

Wanita ini, apakah dia takut kalau dia akan melakukan itu padanya?

"Jangan khawatir, aku tidak selapar itu, sampai mau melakukan seks dengan wanita yang tidur seperti babi."

Setelah mengatakan itu, Nicholas Lu bangkit, masuk ke kamar mandi dan mandi.

Jenifer Wen melihat punggungnya dan melambaikan tinjunya, apanya yang mirip babi? Cara tidurnya padahl jelas-jelas sangat tenang dan anggun, oke?

Setelah bangun, Jenifer Wen memasak sarapan dengan bahan-bahan yang tersedia di lemari es. Baru kemudian teringat kalau dia hari ini masih ada urusan penting yang harus dilakukan, jadi dia melihat seorang lelaki yang memakan roti panggang dengan perlahan.

"Kamu hari ini tidak mungkin terus berada di luar kan? Kalau kamu tidak kembali, keluarga Lu pasti akan panik sibuk mencarimu."

Kalau Nicholas Lu terus mengawasinya di sini, maka dia pasti tidak akan memiliki kesempatan untuk bertemu dengan Vino Yu.

"Kamu sangat berharap aku pergi?” Nicholas Lu menatapnya dengan tenang.

Kemarin, Jordy An sudah mengetahui siapa yang dihubungi Jenifer Wen, nama Vino Yu itu, dia masih belum melupakannya.

Dia ingat kalau lelaki ini adalah tunangan Jenifer Wen, dan dalam hal ini dia sudah pernah memarahinya dan memperingatinya untuk tidak terlibat dengan orang seperti itu. Tapi tampaknya, dia sama sekali tidak mendengarkannya?

"Tidak...Tidak seperti itu..." Jenifer Wen tersenyum canggung karena niatnya sudah terbaca, tapi dalam hatinya masih sangat cemas.

Ketika Nicholas Lu melihatnya seperti itu, dia tidak lagi melontarkan pertanyaan, "Ya sudah kalau begitu, aku pulang dulu. Kebetulan rumah sakit sana hari ini harus mengurus prosedur pemulangan."

Jenifer Wen mengangguk dan menunggu sampai Nicholas Lu selesai sarapan baru mengantarnya keluar, dan dia mulai berkemas dan mencari apa saja yang dibutuhkan untuk memberesi Vino Yu.

Perekam suara, obat yang sudah ditelitinya dan tongkat kejut listrik untuk pertahanan diri.

Setelah mengemasi ini, Jenifer Wen mengenakan pakaian bersih, menemukan topi dan kacamata hitam, dan mendandani dirinya dengan baik, setelah menatap orang yang tidak dapat lagi dikenali dari cermin, Jenifer Wen baru mengangguk puas.

Nicholas Lu turun, tapi tidak pergi dari sana. Sebaliknya, dia menunggu dengan sabar di bawah, tak lama ada orang yang menghampirinya.

"Pergi dan perhatikan dia dengan baik, dan terus beri tahuku apa saja yang dia lakukan."

Nicholas Lu masih harus berurusan dengan banyak hal, jadi dia mengirim seseorang untuk mengikuti Jenifer Wen. Karena dia tidak ingin mengatakannya, maka dia akan melihat apa yang akan dia lakukan.

Setelah mengatur orang itu, Nicholas Lu kembali menatap jendela Jenifer Wen.

Dia berharap Jenifer Wen tidak mengambil kata-katanya terlalu jauh dan membuat keputusan yang mengecewakannya.

...

Waktu terus berlalu, dan hari sudah hampir gelap, Vino Yu juga sudah menelepon untuk menanyakan Jenifer Wen kapan akan datang, dan dia baru pergi mengambil barang-barang yang sudah dikemas dan berjalan keluar.

Mengambil nafas dalam-dalam, Jenifer Wen mengepalkan tinjunya. Kali ini, hanya boleh berhasil tidak boleh gagal.

Dia harus mengeluarkan semua yang Vino Yu ketahui untuk menghindari masalah di masa depan.