Pengantin Baruku - Bab 73 Tidak Merasa Tidak Adil

Ketiga orang itu memasuki ruang CCTV, Nicholas Lu meminta orang CCTV untuk menunjukan videonya, mereka bertiga duduk di sana dengan layar di depan mereka, menonton video CCTV yang membosankan itu, Cherry Wen kehilangan kesabaran, hingga tiba-tiba sebuah gambaran menarik perhatiannya.

Di situ adalah tempat dia dimana sedang berbicara dengan sutradara Zhou, Cherry Wen melihat itu sangat ketakutan sehingga menjadi kaku, dia takut kamera sialan itu merekam sesuatu yang tidak seharusnya direkam.

Untungnya, tempat mereka berdiri tampaknya menjadi titik buta CCTV, dan tidak ada yang terungkap, tepat di saat Cherry Wen merasa lega, dia melihat sosok yang dikenalnya.

Adegannya tidak panjang, tapi cukup baginya untuk mengenali siapa itu.

Jenifer Wen yang berdiri tidak jauh dengan cepat melarikan diri, dan pada saat itu...Dia harusnya sedang berbicara dengan sutradara Zhou beberapa kata yang tidak boleh didengar oleh orang luar.

Rambut di sekujur tubuh Cherry Wen seperti hendak berdiri, Jenifer Wen ternyata mendengar apa yang dia katakan?

Memikirkan itu, dia teringat tadi Jenifer Wen bilang padanya untuk baik-baik menyenangkan orang-orang itu. Pada saat itu, dia tidak terlalu peduli. Sekarang saat memikirkannya, ternyata benar-benar memiliki arti yang dalam.

Saat memikirkan hal ini, Cherry Wen tidak bisa menahan diri. "Tuan Lu, aku kan sudah bilang, kalungku hilang di kamar mandi. Sekarang kamu apa gunanya memintaku menonton video ini?"

Nicholas Lu memicingkan matanya dan menatapnya dengan dingin, seolah ingin melihat ke dalam hati Cherry Wen, "Nona Cherry sepertinya sangat yakin akan hal ini? Orang yang kehilangan sesuatu, biasanya tidak mungkin seyakin ini."

Cherry Wen tidak bisa berkata-kata, dia mengabaikan ini dengan tergesa-gesa hendak mengatakan sesuatu, tetapi Nicholas Lu perlahan bangkit, dengan tinggi 1,8 meternya melihat wanita di depannya. "Kalau kamu sekarang tidak ingin mencari masalah, aku masih bisa menerima semua ini dan tidak memperpanjangnya. Tapi kalau kamu memang mau mencari masalah, setelah menemukan kalung itu, aku akan meminta seseorang untuk menganalisis sidik jari pada kalung itu..."

"Nona Cherry kan orang yang cerdas dan harusnya mengerti dengan apa yang aku maksud."

Melihat sikap tegas lelaki itu, Cherry Wen mengerti kalau dia kali ini benar-benar dikalahkan. Kalung itu dia masukan sendiri ke dalam tas Jenifer Wen, dan setelah itu hanya bisa ditemukan sidik jari miliknya, dan tidak bisa menemukan sidik jari yang di sebut pencuri, kalau sudah begitu, semua orangpun akan merasa jelas dengan apa yang terjadi.

Imagenya sekarang sudah tidak bisa menerima pukulan seperti itu lagi.

"Kalau begitu, ya sudah lupakan saja, mungkin ada kesalahpahaman." Cherry Wen tersenyum kaku, "Kalau begitu maaf merepotkan tuan Lu untuk mengembalikan barangnya kepadaku dalam beberapa hari ke depan."

Nicholas Lu tidak bersuara, tetapi hanya memandangnya dengan acuh tak acuh. Cherry Wen tidak ingin terus berada dalam keadaan itu. Sekarang Nicholas Lu yang tidak ingin membuat hal-hal ini diketahui di seluruh kota, jadi dia hanya bisa mundur menurunkan langkahnya.

Bertarung dengan Nicholas Lu, ya dia belum seberani itu.

Mengambil tas tangannya, Cherry Wen melirik Jenifer Wen yang berdiri di samping, lalu pergi dengan kesal.

Melihat Cherry Wen yang berhasil di taklukan, Jenifer Wen merasa lega. Meskipun dia tidak bersalah, tapi dia tetap tidak bisa menghindari jebakan Cherry Wen. Kalau bukan karena Nicholas Lu tiba tepat waktu, dia khawatir dia akan...

"Terima kasih." Jenifer Wen berkata dengan tulus kepada Nicholas Lu, "Kalau bukan karenamu, aku mungkin sudah selesai."

"Baguslah kalau kamu sadar akan itu." Nicholas Lu sebaliknya tanpa sungkan langsung menanggapi ucapan terima kasih Jenifer Wen.

"Kalau begitu ayo pergi." Jenifer Wen merasa tidak perlu tinggal disini lebih lama lagi, berdiri, siapa tahu, saat melangah kakinya menginjak pena seseorang yang tidak sejak kapan jatuh.

Jenifer Wen yang memakai heels tidak bisa menjaga keseimbangan tubuh, saat menginjak itu, tubuhnya miring, dan ada rasa sakit yang menusuk di pergelangan kakinya.

Nicholas Lu mengulurkan tangan untuk menahan tubuh Jenifer Wen yang limbung, mengerutkan kening, "Tidak apa-apa kan? Kenapa tidak hati-hati sih?"

Jenifer Wen dalam hati mendumel, bukannya kamu yang menyuruhku memakai heels setinggi ini, orang biasa mana mungkin bisa mengenakan ini.

"Tidak...Tidak apa-apa..." Jenifer Wen mencoba untuk menggerakkan pergelangan kakinya, pada saat itu, ada rasa sakit yang menusuk, dan rasa sakit itu membuat keningnya mengeluarkan keringat dingin, dan wajahnya dalam sekejap memucat.

"Tidak apa-apa apanya, untuk apa sok kuat seperti itu?" Nicholas Lu menatapnya yang kesakitan dan suaranya yang gemetaran tapi masih berpura-pura baik-baik saja, dia tiba-tiba langsung mengangkatnya, "Ayo pulang sekarang."

"Tapi, bisnismu..."

Jenifer Wen masih ingat alasan dia keluar kali ini. Nicholas Lu masih memiliki bisnis yang sangat penting untuk dibahas. Dia tidak mau menunda pekerjaannya.

"Jangan khawatir, aku lebih tahu dari kamu apa yang harus dilakukan." Nicholas Lu melirik wanita kecil di pelukannya. Dia sangat kurus, dan bahkan saat dia memeluknya seperti ini, itu tidak terasa berat sama sekali.

Jenifer Wen terdiam sejenak, dengan sedikit kehangatan di hatinya. Tiba-tiba, dia terpikir sesuatu, "Kalau ada seseorang yang melihatnya, sepertinya tidak terlalu baik. Kalau nanti mereka mengira aku ada hubungannya denganmu...Sudah aku turun dan jalan sendiri saja."

Sambil mengatakan itu, Jenifer Wen benar-benar mendorong dada Nicholas Lu, dia seperti benar-benar ingin menahan rasa sakit dan jalan sendiri, Nicholas Lu melihatnya yang takut disalahpahami, hatinya yang di awal sudah kesal semakin kesal, "Dengan keadaanmu sekarang, bagaimana bisa jalan? Menunggumu jalan sampai ke mobil, mungkin semua orang sudah bubar sangking lamanya."

Setelah itu, dia mengabaikan dorongan kecilnya, mempercepat langkahnya dan naik lift langsung ke tempat parkir bawah tanah.

Untungnya, tidak ada yang melihat mereka di sepanjang jalan, dan Jenifer Wen merasa lega.

Nicholas Lu memandangnya yang lega, dan itu membuatnya tidak senang. Saat bersama orang lain, dia tidak pernah melihatnya begitu hati-hati dan takut di lihat orang.

Mungkinkah dia di matanya seburuk itu?

"Apakah kamu sangat takut orang lain melihatku bersamamu?” Nicholas Lu menyalakan mobil dengan nada suara yang muram.

Jenifer Wen memperhatikan ada yang salah dengan emosinya, sedikit tidak mengerti, tetapi dia tetap menjawab dengan jujur, "Kakek Lu kan sudah bilang untuk aku merahasiakannya, dan aku tidak boleh membiarkan siapa pun tahu apa hubungan kita."

Nicholas Lu yang awalnya memiliki wajah yang muram, merasa lebih baik ketika mendengar ini, ternyata itu adalah perintah dari kakeknya, dan dia begitu patuh.

"Kamu memangnya tidak merasa ini tidak adil?"

"Tidak ada yang tidak adil." Jenifer Wen menunduk. Dalam keadaannya, bukankah wajar kalau keluarga Lu tidak mau terlibat dengannya? Bahkan ayah dan keluarganya sendiri pun membuangnya, dan dia bagaimana merasa tidak adil untuk hal semacam ini?

Nicholas Lu memandangi sikap tenang Jenifer Wen, dia menjawab dengan sangat terus terang, sehingga orang tidak bisa melihat ada kepalsuan disana, tapi itu malah membuatnya melihat kesedihan.

Jantungnya terasa sakit seperti tertusuk jarum, tetapi Nicholas Lu tidak berbicara lagi. Setelah beberapa saat, mobil melaju keluar dari tempat tersebut dan menuju perusahaan Lu.

Tapi, ketika mobil itu baru setengah jalan, lelaki itu tiba-tiba menginjak rem, "Aku keluar sebentar."

Jenifer Wen mengangguk, tidak lama, Nicholas Lu kembali dengan tas belanja kecil di tangannya yang berisi beberapa obat untuk mengurangi bengkak dan nyeri.

Jenifer Wen tidak menyangka kalau dia akan secara khusus berhenti membeli obat untuk dirinya. Dia tercengang ketika melihat itu dan Nicholas Lu saat ini sudah melihat pergelangan kakinya yang sudah merah dan bengkak.

Dia tidak mengatakan sepatah kata dan kalau bukan karena dia tidak sengaja melihat butiran keringat di wajahnya, dia sepertinya akan bisa melupakan lukanya.

"Lepaskan heelsmu dan oleskan obatnya."

Novel Terkait

Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu