Pengantin Baruku - Bab 37 Seperti Sedang Mengurusi Istri

Jenifer Wen menggelengkan kepalanya, hanya tersenyum dan tidak mengatakan apapun.

Masa lalu yang terlalu pahit itu. Di saat ini, dia tidak ingin memunculkan kegelapan itu, apalagi...

Kalau Galvin He mendengarnya pernah berada di penjara, dia pasti akan membencinya kan?

Jenifer Wen menunduk. Galvin He adalah orang pertama yang berbuat baik padanya. Dia tidak ingin dia membenci dirinya, dan walau itu suatu saat akan terjadi, dia ingin itu datang selambat mungkin.

Melihat Jenifer Wen tidak berbicara, Galvin He tidak enak untuk bertanya lagi, tak lama staf kafe kembali dengan membawa 2 kotak berisi barang-barang di tangannya.

“Kafe kami nanti akan direnovasi, jadi tolong sekalian bawa biji kopi untuk beberapa waktu ke depan.”

Jenifer Wen melihat barang di atas meja yang tidak ringan dan agak kesulitan, tapi staf kafe itu sudah pergi meninggalkan mereka.

“Tunggu aku di sini sebentar, aku akan membelikanmu salep, dan aku akan mengantarmu pulang.” Galvin He seolah bisa membaca pikirannya dan menawarkan bantuan.

"Ini sepertinya akan sangat merepotkanmu, atau aku..."

Jenifer Wen merasa tidak enak terus merepotkan Galvin He seperti ini, tetapi lelaki itu mendorongnya duduk ke kursi, "Kalau kamu masih menganggapku teman, dengar perkataanku."

Kata "teman" membuat Jenifer Wen terdiam. Galvin He baru akhirnya dengan puas berdiri dan pergi mencari toko obat.

Jenifer Wen yang duduk di kejauhan, dalam hatinya ada sedikit rasa senang dan sedih, teman...

Setelah dia masuk penjara, orang-orang yang dulunya mengatakan kalau mereka adalah teman sejati sekarang mulai menghindarinya, dan dia sudah lama tidak percaya dengan apa yang disebut persahabatan.

Dan sekarang, Galvin He muncul dan berkata, kalau mereka teman?

Jenifer Wen menggelengkan kepalanya, itu karena dia tidak tahu tentang masa lalunya, kalau dia tahu, dia pasti tidak akan seperti sekarang menganggapnya teman.

……

Tidak jauh dari sana, Nicholas Lu turun dari mobil, dia awalnya ingin pergi keluar untuk mencari udara segar, tapi tidak tahu mengapa, dia malah pergi ke sini.

Lelaki itu melirik dengan santai, dan dengan cepat melihat Jenifer Wen yang sedang duduk di dekat jendela terlihat gundah tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan.

Matahari sore terasa hangat, dan menjadi lebih lembut saat menyinari Jenifer Wen, tubuhnya seolah-olah dilapisi emas cemerlang.

Garis ketat di wajah Nicholas Lu sedikit mengendur, saat dia akan masuk dia tiba-tiba melihat sosok yang tidak ingin dia lihat muncul di depan matanya.

Dengan plastik belanja di tangannya, Galvin He buru-buru masuk ke kafe dan duduk di depan Jenifer Wen. Kedua orang itu bisa-bisanya saat ini berkencan di sini diam-diam.

Nicholas Lu meremas kunci mobil di tangannya dan menyipitkan matanya.

Jenifer Wen terkejut dengan sikap berlebihan Galvin He, dan dia tidak tahu apakah karena orang dari toko obat yang sengaja membodohinya, sampai dia bisa membeli 7 atau 8 jenis salep dan meletakkannya di depannya, membuat matanya berkunang-kunang.

"Sungguh tidak perlu seperti ini..." Jenifer Wen merasa tidak enak.

Terakhir kali Galvin He sudah membantunya. Dan kali ini dia bahkan membelikannya obatnya.

“Anggap saja kalau aku sedang melindungi sesuatu yang indah, ya? Karena sayang sekali kalau tangan yang indah ini meninggalkan bekas luka seperti ini.” Galvin He sambil mengatakan itu pergi meraih tangan Jenifer Wen.

Tapi saat dia hendak menyentuhnya, sebuah suara dingin tiba-tiba mengganggu gerakannya.

"Tuan He, kebetulan sekali, kita bertemu lagi."

Nicholas Lu awalnya masih berada di pinggir jalan, tetapi ketika melihat kedua orang itu semakin berlebihan, di siang hari seperti ini saling tarik-menarik, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menyela.

“Tuan Lu? Kamu kenapa bisa ada di sini?” Galvin He mengerutkan kening saat mendengar suara Nicholas Lu.

Dia belum melupakan kejadian ketika Nicholas Lu menabrak mobilnya secara tiba-tiba waktu itu.

Meskipun Nicholas Lu adalah karakter hebat di Kota J, tapi dia sangat tidak menyukai orang sembrono semacamnya.

“Ya namanya kebetulan,” jawab Nicholas Lu ringan, dan matanya beralih ke Jenifer Wen yang duduk di samping tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dia menundukkan kepalanya dan tidak berkata apa-apa.

Tapi semakin dia seperti itu, semakin Nicholas Lu kesal.

"Perusahaan mempekerjakanmu, bukan untukmu mengambil gaji kemudian keluar selama jam kerja untuk berpacaran.”

Jenifer Wen mendengar ini merasa canggung.

Dia hanya kebetulan bertemu dengan Galvin He, dan perkataannya ini malah bisa membuat orang salah paham.

“Maaf, aku akan segera kembali.” Jenifer Wen berdiri dan mau mengangkat 2 box barang di depannya.

Sekarang, dia sungguh tidak ingin terlibat di antara 2 orang ini, dia hanya ingin bisa bersembunyi dari mereka sejauh mungkin.

“Tunggu, Jenifer, jadi kamu bekerja di perusahaan Lu?” Galvin He sedikit terkejut.

Perusahaan Lu di kota J terkenal karena merekrut orang-orang dengan sangat ketat. Dan saat ini bukanlah musim perekrutan. Jadi dia bagaimana bisa masuk bekerja disana?

Tetapi yang lebih aneh adalah orang sibuk seperti Nicholas Lu bisa-bisanya datang kesini untuk memberi pelajaran pada karyawan kecilnya.

Benarkah kalau mereka berdua saling mengenal satu sama lain?

“Ceritanya panjang, aku pergi dulu ya.” Jenifer Wen mengangguk, sebelum pergi dengan membawa barang-barangnya.

"Aku akan membantumu." Galvin He berjalan dan menyambarnya. "Tuan Lu, aku akan mengantar karyawan kecilmu ke perushaaan, tidak apa-apa kan? Dia adalah seorang wanita kecil, membawa benda berat seperti ini tentu tidak nyaman."

Tatapan acuh tak acuh Nicholas Lu menyapu kedua orang itu.

Dia telah mendengar tentang Galvin He, dan telah mendengar kalau dia adalah orang yang penyayang dan punya banyak wanita. Dab sekarang, apakah dia bermaksud ingin mengejar Jenifer dengan mengeluarkan berbagai cara seperti ini?

Wajah Nicholas Lu memuram, "Karena tuan He bersikeras melakukan ini, maka aku tidak bisa menghentikannya. Kalau begitu tolong bantu kirimkan barang-barang ke perusahaan kami. Mengenai kamu..."

Nicholas Lu melirik Jenifer Wen, "Aku akan membawamu kembali ke perusahaan."

Galvin He tiba-tiba merasa kalau dia telah jatuh ke dalam jebakan. Apa maksudnya, dia mengangkut barang-barang ke perusahaan Lu tapi dia tidak mengizinkan Jenifer Wen naik mobil yang sama dengannya.

Dia juga bukan pegawai yang dipekerjakan oleh keluarga Lu dan temperamen Nicholas Lu ini sungguh terlalu aneh.

"Tuan Lu kamu ini terlalu sungkan, kamu keluar pasti karena ada sesuatu yang harus di kerjakan kan. Ya sudah biar aku saja yang mengantar Jenifer kembali ke perusahaan dengan barang-barangnya."

"Tidak apa-apa. Waktu untuk mengantar karyawan kembali ke perusahaan tentu ada. Bagaimanapun, dia adalah karyawanku, dan aku tidak enak untuk merepotkan tuan He."

Setelah itu, Nicholas Lu tidak mengatakan apa-apa lagi dan langsung masuk ke mobil. Jenifer Wen ragu-ragu sejenak dan berbisik kepada Galvin He, "Maaf, dia ini orangnya sangat aneh, biar aku sendiri saja yang mengambil barang-barangnya."

Galvin He yang awalnya kesal karena sikap Nicholas Lu, tapi ketika mendengar Jenifer Wen dan melihat wajahnya yang kesulitan, sebagian besar kekesalannya menghilang, "Ya sudah aku tidak peduli dengan hal semacam ini, membantu orang harus membantu sampai akhir. Tapi ya dia itu tidak terlihat seperti sedang mengurusi bawahannya, tapi lebih terlihat seperti sedang mengurusi istrinya, mungkinkah... "

Galvin He merasa ada yang tidak beres, dan sikap Nicholas Lu terlalu aneh dan keras hanya untuk seorang karyawan wanita biasa, dia bagaimanq bisa kukuh seperti itu?

“Tentu saja tidak ada apa-apa di antara kami!” Jenifer Wen terkejut segera melambaikan tangannya menyangkal, "Kamu terlalu banyak berpikir, itu bagaimana mungkin?"

Galvin He tidak banyak bicara, dan Jenifer Wen buru-buru masuk ke dalam mobil Nicholas Lu, wajah kecilnya masih pucat karena kejutan barusan.

Galvin He tadi harusnya bercanda kan, tapi, itu tadi hampir menghentikan detak jantungnya.

Kalau statusnya sekarang yang sebagai nyonya muda keluarga Lu diketahui orang lain, Nicholas Lu mungkin pasti bisa mencekiknya sampai mati kan?

Novel Terkait

Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu