Pengantin Baruku - Bab 38 Tidak Sanggup Menerimanya

“Kenapa, menyuruhmu berpisah dari orang itu, membuatmu sangat tidak nyaman?”

Nicholas Lu memandang ekspresi Jenifer Wen yang tidak tenang, kemudian dengan ringan membuka bibir tipisnya dan menyindirnya.

“Tentu saja tidak seperti itu.”Jenifer Wen mengerutkan kening. Mengapa Nicholas Lu selalu berpikir yang aneh-aneh?

Dia hanya kaget dengan perkataan Galvin He tadi. Kalau kabar pernikahannya dengan Nicholas Lu tersebar, ini pasti akan dicurigai oleh keluarga Lu kalau dia sengaja melakukannya. Dan untuk akibatnya, dia tentu tidak mampu menanggungnya.

“Baguslah kalau tidak.”

Nicholas Lu tidak memperdulikannya lagi, dan langsung menginjak pedal gas. Jenifer Wen karena khawatir sampai lupa memasang sabuk pengaman, hampir menabrak kaca depan karena laju mobil yang tiba-tiba.

Dia melirik ke arah Nicholas Lu yang tanpa ekspresi. Jelas terlihat kalau lelaki ini sengaja membalas dendam padanya. Sebegitu bencinya kah dia padanya?

Jenifer Wen merasa sedikit kesal, dan dengan cepat memasang sabuk pengamannya, “Aku hari ini saat mengambil barang hanya kebetulan bertemu dengannya. Tidak seperti yang kamu pikirkan.”

Nicholas Lu tidak berbicara, tapi matanya jelas tidak percaya.

“Jordy yang menyuruhku untuk membeli barang, dan kenapa sangat lama karena mereka bilang toko sedang kehabisan stok dan memintaku untuk menunggu. Lalu aku bertemu dengan Galvin yang pergi untuk membeli kopi. Kamu juga melihatnya, mereka langsung memberiku barang sebanyak itu. Kalau kamu tidak percaya, kamu bisa pergi dan bertanya kepada stafnya langsung.”

Jenifer Wen menyelesaikan itu dalam satu tarikan nafas, dan malas menjelaskannya lagi, dia bahkan merasa apa yang baru saja dia katakan itu harusnya tidak perlu di katakan.

“Mengambil barang, memangnya harus tarik-tarikan tangan? Kalau berbohong itu harus masuk akal sedikit.”

Jenifer Wen meliriknya, lelaki ini kenapa harus berpikir kesana.

“Itu karena beberapa luka di tanganku karena terburu-buru membuatkan kopi untukmu, dan dia membeli obat dan dia bilang dia akan mengoleskannya untukku.”

Nicholas Lu melirik jari Jenifer Wen yang terbuka. Memang ada beberapa lecet merah meletup di jarinya, dan tampak mengejutkan.

“Kamu ini bodoh sekali ya, buat kopi saja bisa seperti itu.”

Jenifer Wen mendengar perkataannya merasa kehabisan kata-kata, dia jadi tidak mau bicara lagi dan dengan marah melihat ke luar jendela, dalam hatinya berpikir kalau dia baru saja membuang-buang waktu berbicara dengannya.

Nicholas Lu jelas mencari sesuatu untuk mempersulitnya, jadi dia bagaimana mungkin mau mendengarkan penjelasannya?

...

Tak lama, mobil berhenti di lantai bawah perusahaan Lu.

“Kamu naik saja dulu.” Perintah Nicholas Lu dengan suara yang dingin.

“Baik.” Jenifer Wen mana berani tidak mendengarkannya, dia melirik Galvin He yang mengikutinya di belakang dan dalam hatinya merasa sedikit iba.

“Masih tidak pergi juga?” Nicholas Lu berkata dengan dingin ketika melihat keraguannya.

Jenifer Wen mendengar ada kemarahan dalam kata-katanya kemudian dengan patuh naik ke atas.

Nicholas Lu perlahan keluar dari mobil dan menatap Galvin He yang mengikuti mereka dengan ekspresi tidak senang, “Maaf merepotkan tuan He.”

Galvin He tanpa bisa di jelaskan mengikuti mereka membawa barang-barang, dan ketika dia tidak melihat Jenifer Wen lagi, dia menjadi sedikit kesal dan saat melihat Nicholas Lu datang dia dengan sengaja dan menyeringai, “Tuan Lu, aku sebelumnya tidak tahu kalau kamu juga mengurusi kehidupan asmara karyawanmu.”

Kehidupan asmara?

Tunggu dulu, jadi mereka masih ingin membicarakan tentang sebuah hubungan?

Nicholas Lu mendengar itu juga tersenyum, tetapi senyuman tidak sampai ke dasar matanya, “Karena ini adalah waktu kerja, tentu tidak boleh membicarakan kehidupan apapun, apalagi tuan He, kamu bagaimana bisa se percaya diri itu?”

Jejak kejengkelan melintas di mata Galvin He, “Kalau begitu, aku akan menunggu sampai dia pulang kerja. Lagi pula, perusahaan formal seperti perusahaan Lu tidak akan membuat karyawan bekerja 24 jam full.”

Nicholas Lu melihat senyuman di wajahnya, hanya merasa itu merusak pemandangannya, “Ya terserah kamu.”

Setelah mengatakan itu dia langsung pergi. Pada saat ini, beberapa penjaga keamanan datang dan mengeluarkan barang-barang di bagasi.

Ketika semua orang pergi, Galvin He memukul setir kemudinya dengan kesal.

Nicholas Lu sialan!

...

Jenifer Wen kembali ke lantai atas dan hendak melanjutkan mengemasi barang-barang disana. Setelah beberapa saat, Nicholas Lu juga muncul.

Dia melihat orang itu semakin dekat dan dekat, saat hendak menghindarinya, tiba-tiba, sebuah botol salep dilemparkan di depannya, “Ini ambillah olesi di tanganmu yang luka.”

Jenifer Wen melihatnya sekilas. Itu adalah salep untuk luka bakar. Nicholas Lu benar-benar membelikannya obat, apakah matahari telah keluar dari barat?

“Aku tidak ingin orang bilang perusahaan Lu tidak mampu membeli obat dan menyiksa karyawannya.” Nicholas Lu memandang ekspresi ragu Jenifer Wen, merasa sedikit kesal.

Saat mengambil barang-barang dengan Galvin He tadi dia juga tidak melihat ekspresinya yang seperti ini.

“Oh begitu, itu…Terima kasih.” Jenifer Wen tidak mengerti apa yang dipikirkan Nicholas Lu, jadi dia tidak repot-repot memikirkannya dan hanya menjawab terima kasih.

Bagaimanapun, tangannya terluka karena dia, tentu tidak ada masalah kalau dia menerima kotak obat ini.

Sambil berpikir seperti ini, Jenifer Wen dengan tenang membuka tutup salep dan mengoleskannya ke tangannya.

Alis cemberut asli Nicholas Lupun mengendur, "Kamu tidak perlu membersihkan lemari hari ini. Kamu bisa melakukannya nanti ketika tanganmu sudah lebih baik."

Setelah mengatakan itu, lelaki itu pergi.

Jenifer Wen tertegun. Sekarang tugasnya adalah membersihkan barang-barang. Tapi Nicholas Lu memintanya untuk tidak melakukan itu, sebenarnya apa maksudnya?

Apakah karena dia terluka?

Lelaki ini bisa sebaik itu?

……

Selama beberapa hari berikutnya, keadaan begitu tenang.

Nicholas Lu tidak pernah sengaja mencari masalah dengan Jenifer Wen lagi. Selain mengemasi barang-barang, tugasnya adalah menemaninya pergi dan pulang kerja, sangat santai.

Tak terasa, tiba di akhir pekan.

Ketika Jenifer Wen bangun tidur, dia menerima telepon dari Galvin He.

“Cuacanya hari ini sangat bagus. Ayo pergi? Aku punya 2 tiket konser di sini. Bagaimana kalau pergk keluar dan mendengarkan bersama? Cukup sulit untuk mendapatkan tiket ini.”

Karena Nicholas Lu tidak mengizinkannya melakukan apa pun dengan karyawan lainnya selama jam kerja, dan tiba di akhir pekan, dia harusnya tidak bisa mengaturnya lagi kan?

“Hah?” Jenifer Wen sedikit terkejut, tapi dia tidak menyangka Galvin He bisa mengajaknya keluar.

Orang sepertinya mau berteman dengannya sungguh membuatnya merasa semua ini tidak nyata.

“Untuk kejadian yang terakhir kali itu, aku sungguh tidak enak...”

Jenifer Wen masih ingat terakhir kali Nicholas Lu sengaja mempermalukannya di depan Galvin He, dan saat hendak meminta maaf, lelaki yang sedang mandi di kamar mandi tiba-tiba keluar.

Mendengar apa yang dia katakan, mata Nicholas Lu meredup, dan dia dengan sengaja membanting pintu hingga tertutup dan membuat suara yang keras.

“Kenapa? Bunyi apa itu keras sekali.”

Jenifer Wen menoleh dan melihat wajah suram lelaki itu. Apakah dia mendengar semuanya?

“Tidak...Tidak ada...” Jenifer Wen sedikit kaku, “Yah, aku tidak begitu mengerti seni-seni seperti konser. Aku khawatir aku hanya akan mengganggu minatmu, jadi kamu sepertinya bisa mengajak yang lain untuk pergi bersamamu.”

Setelah mengatakan itu, Jenifer Wen buru-buru menutup telepon.

Nicholas Lu bahkan tidak melihatnya, “Pergi ambilkan handuk.”

Lelaki itu baru saja selesai mandi. Dia hanya mengenakan jubah mandi putih longgar. Tetesan air menetes dari rambutnya. Otot yang kuat terlihat di sepanjang dadanya. Itu menyelinap ke tempat yang tidak terlihat oleh mata, tetapi itu menjadi semakin menarik dan misterius.

Lelaki ini, bahkan dengan gerakan seperti itu saja bisa memancarkan ketertarikan yang fatal. Jenifer Wen melihat kemudian dengan cepat menundukkan kepalanya.

Novel Terkait

Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu