Pengantin Baruku - Bab 106 Melukai Anaknya
Jenifer Wen saat itu memikirkan banyak hal, mungkin karena dia akan menghadapi situasi putus asa seperti ini, dia pun agak tenang.
Dia bahkan berpikir apakah Nicholas Lu tahu bahwa anak di perutnya adalah anaknya, saat dia tahu bahwa dia membunuh anaknya sendiri, apakah dia akan menyesalinya.
Nicholas Lu memandang Jenifer Wen dengan mata tertutup dan hatinya galau, ia pun mengepalkan tangannya.
Apa yang dikatakan Jordy An barusan menyebabkan dia berubah pikiran dalam sekejap.
Kepala penjahat kali ini pada dasarnya memiliki masalah psikologis, dia biasanya suka menyiksa orang lain dengan pilihan yang membosankan ini, dia pasti akan melakukannya atas pilihannya sendiri.
Nicholas Lu juga bertaruh, bertaruh disaat-saat kritis seperti ini bahwa mereka tidak akan melakukan apapun pada Jenifer Wen.
Kakak Long tersenyum, tepat ketika Jenifer Wen mengira dia akan dibuang, Sheila Liu berteriak, "Nicholas, kamu benar-benar hebat. Demi kekasihmu sendiri, bahkan berani mengobarkan seorang wanita hamil, kamu memang pantas disebut orang munafik! "
Begitu mengatakan kalimat tersebut, Sheila Liu didorong dari atas gedung!
Jenifer Wen menyaksikannya jatuh, wajahnya menjadi pucat dan kakinya benar-benar lemah.
Baru saja, dia hampir jatuh.
Mengambil keuntungan dari perhatian kelompok tersebut di tempat lain, Nicholas Lu yang disergap dalam kegelapan dengan cepat menggerakkan tangannya.
Melihat peluru dari beberapa pistol udara terbang dengan cepat, para penjahat yang masih menunjukkan sikap sombong itu jatuh satu demi satu.
Jenifer Wen sangat ketakutan sehingga dia cepat-cepat jongkok, takut dia akan terkena, dia tiarap di tepi atap dan melihat situasi di bawah.
Untungnya, Sheila Liu jatuh di bantalan udara yang sudah dipersiapkan oleh Jordy An sebelumnya, jadi tidak ada pemandangan berdarah.
Jenifer Wen menghela nafas lega, perasaan takut tentang apa yang akan terjadi di sisa hidupnya menghantam hatinya. Tubuh dan jiwanya yang tadinya berada dalam kondisi sesak, tidak dapat menahan rangsangan yang begitu besar, melihat bahwa akhirnya tidak ada bahaya, dia hanya melihat warna hitam di matanya dan langsung pingsan.
Nicholas Lu segera naik ke lantai atas, matanya yang dingin memandangi beberapa penjahat yang tidak tahu apakah masih hidup dan mati, "Bawa mereka semua kembali."
Segera, dia melangkah ke sisi Jenifer Wen yang terbaring di samping, melihatnya tidak bergerak, pria itu merasa sedikit bingung. Bahkan ketika dia dihadapkan pada pilihan antara hidup dan mati dua orang itu, dia juga tidak panik.
Dengan lembut menyentuh bahu Jenifer Wen, tapi dia tidak menanggapi. Nicholas Lu tidak terlalu peduli, jadi dia segera menggendongnya, "Tinggalkan beberapa orang ini, kalian harus bertanya dengan jelas apakah mereka telah merencanakan sesuatu hal yang buruk lainnya. "
Dia tidak akan pernah membiarkan ini terjadi lagi.
Setelah berbicara, Nicholas Lu menggendong Jenifer Wen dan masuk ke dalam mobil. Baru kemudian dia menemukan bahwa tubuh Jenifer Wen sangat dingin, tidak terasa hangat sama sekali, dia pasti terjebak dalam angin dingin setelah diculik di sini.
Nicholas Lu segera melepas jaketnya, dengan hati-hati menempatkan Jenifer Wen di kursi belakang mobil, menyelimuti tubuhnya dengan pakaiannya, dan bergegas menuju rumah sakit.
Jenifer Wen kali ini tidur sangat nyenyak, dalam keadaan tidak sadar, dia sepertinya merasa ada yang menggendongnya, pelukan orang itu begitu hangat dan lapang, seperti lautan yang mengelilinginya, seolah memberinya ketenangan pikiran.
...
Jenifer Wen dan Sheila Liu diantar ke rumah sakit pada waktu yang bersamaan.
Jenifer Wen hanya mengalami ketakutan. Selain itu, tubuh wanita hamil itu memang sudah lemah, dan dia pingsan setelah terperangkap angin dingin.
Masalah Sheila Liu jauh lebih serius.
Ketika dia jatuh, walaupun ada tindakan perlindungan tertentu di bawahnya. tapi karena terlempar ke bawah dalam postur pinggang menyentuh tanah lebih dulu. Jadi, tulang belakang lumbal mengalami cedera parah, yang sangat mungkin menyebabkan gejala lain yang serius.
Mendengarkan kata-kata dokter, Nicholas Lu merasa sedikit bersyukur atas pilihannya saat itu, di saat yang sama, dia merasa bersalah pada Sheila Liu yang masih menjalani perawatan.
Bisa dibilang dia adalah orang yang dikorbankan olehnya.
Saat sedang memikirkannya, Jordy An pun masuk, "Sudah selesai ditangani, bos, sekelompok orang ini masih memiliki beberapa kaki tangan, kami melacak mereka, kami akan segera menangkap dan membawa mereka ke pengadilan segera, ke depannya masalah seperti ini tidak akan terjadi lagi."
Nicholas Lu mengangguk, alis cemberutnya sedikit mengendur, dia melirik ke arah bangsal Jenifer Wen, "Bagaimana dengan keadannya?"
Karena Sheila Liu mungkin mengalami lumpuh, Nicholas Lu terus berada di sini tanpa ada waktu untuk pergi menjenguknya.
"Nona Wen sudah bangun, sekarang sepertinya suasana hatinya lebih stabil."
Nicholas Lu mengangguk, "Cari seseorang untuk menjaganya. Dan juga, beberapa hari ini utus beberapa orang untuk melindunginya secara diam-diam."
Jordy An mengangguk dan membawa pengasuh ke kamar Jenifer Wen.
Jenifer Wen duduk di tempat tidur dalam keadaan termenung, mendengar suara pintu dibuka, ternyata itu adalah Jordy An, ada jejak kekecewaan yang tak bisa dijelaskan di dalam hatinya, lalu dia tidak bisa menahan tawa ejekan pada dirinya sendiri.
Apakah dia pikir Nicholas Lu akan datang menemuinya?
Saat itu, Nicholas Lu merelakannya, apalagi sekarang?
"Bos meminta kamu untuk melakukan pemulihan di rumah sakit hingga membaik, kamu tidak perlu mengurus hal-hal lain, orang ini akan menjagamu selama 24 jam, kamu dapat mencarinya jika butuh bantuan."
Jenifer Wen mengangguk dan mengucapkan terima kasih dengan sopan.
Jordy An adalah orang yang sangat pintar, wajar bisa melihat bahwa suasana hatinya tidak terlalu baik, menebak sejenak, mungkin karena pilihan Nicholas Lu, saat akan menjelaskan kepadanya, tiba-tiba, ponsel berdering.
Itu adalah beberapa orang yang pergi untuk menyelidiki kaki tangan penjahat itu untuk mendapatkan informasi, Jordy An melihat ini dan lupa apa yang akan dia katakan, ia pun segera pergi.
Sekarang, memecahkan kemungkinan ancaman ini adalah prioritas utamanya.
Melihat Jordy An pergi, Jenifer Wen merasa sedikit lelah, "Kamu keluar dulu, aku mau sendiri."
Pengasuh itu juga keluar, satu-satunya orang di bangsal besar itu adalah Jenifer Wen, dia menatap ke luar jendela sambil termenung sejenak, ia pun langsung menyentuh perutnya.
Begitu dia mengetahui bahwa ayah anak itu adalah Nicholas Lu, dia benar-benar lega, setidaknya, orang itu bukan orang jahat.
Namun kini, fakta tersebut membuat Jenifer Wen sangat cemas.
Apa yang terjadi hari ini membuatnya mengerti bahwa Nicholas Lu tetaplah pria yang membencinya, meskipun dia adalah seorang wanita hamil, dia juga akan mengorbankan dirinya tanpa ragu.
Bagaimana jika ... jika dia mengatakan yang sebenarnya dan mengatakan kepadanya bahwa wanita di hari itu adalah dirinya, apa yang akan terjadi padanya?
Jenifer Wen bahkan tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi, lagipula, ketika dia tidak melakukan apa-apa, Nicholas Lu merasa bahwa dia adalah wanita yang tidak beradab dan tidak teratur.
Jika dia berpikir bahwa dia sengaja mencari masalah di hari itu, apakah dia akan langsung menyakiti anaknya?
Lagipula Keluarga Lu itu sangat bermartabat, jika ada yang tahu bahwa seseorang seperti dia sedang mengandung keturunan Keluarga Lu, apa yang akan mereka lakukan benar-benar tidak bisa dipastikan.
Mungkin, bayi ini akan dipaksa untuk digugurkan.
Memikirkan hal ini, Jenifer Wen seketika merasakan sakit pada posisi janin, tapi tidak terlalu intens, seolah-olah bayi tahu bahwa ayahnya mungkin tidak ingin melihatnya, sehingga membuat protes kecil.
Tangan Jenifer Wen berhenti, dan berkata pada perut yang sedikit membuncit itu, "Jangan khawatir, mama akan melindungimu."
Dia tidak akan pernah membiarkan Nicholas Lu mengetahui hubungan antara anak ini dan dia, dan tidak akan memberinya kesempatan untuk menggugurkan anak ini.
Novel Terkait
Pengantin Baruku×
- Bab 1 Menikah Dengan Lelaki Yang Tengah Koma
- Bab 2 Joyous
- Bab 3 Hari Pernikahan
- Bab 4 Kamu Siapa?
- Bab 5 Harusnya Waktu Itu Langsung Bunuh Dia Saja
- Bab 6 Dengarkan Kataku
- Bab 7 Kesepakatan
- Bab 8 Pulang Ke Rumah
- Bab 9 Makna Keluarga Untuknya
- Bab 10 Mengeluarkan Uang 50.000 Yuan Untuk Membayar Kepahitannya
- Bab 11 Yang Di Sebut Cinta
- Bab 12 Tidak Lebih Dari Itu
- Bab 13 Membantunya Meluapkan Emosi
- Bab 14 Rindu Aku Tidak?
- Bab 15 Di Mata-Matai
- Bab 16 Aku Mohon Lepaskan Aku
- Bab 17 Dia Sadar!
- Bab 18 Mimpi Buruk Itu Datang Lagi
- Bab 19 Kamu Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 20 Kenapa Belum Mati Juga
- Bab 21 Dasar Wanita Murahan
- Bab 22 Kehadirannya Apakah Benar Kebetulan?
- Bab 23 Aku Menyetujuimu
- Bab 24 Kenapa Bisa Dia
- Bab 5 Di Dunia Ini Ada Begitu Banyak Jebakan
- Bab 26 Eksrrim
- Bab 27 Tidak Usah Pergi Kemana-Mana
- Bab 28 Foto
- Bab 29 Tanpa Mengatakan Apa-Apa Sudah Ingin Pergi
- Bab 30 Salah Paham
- Bab 31 Kali Ini Sudah Melembut
- Bab 32 Anggap Saja Aku Memohon Padamu
- Bab 33 Bertemu Setiap Hari
- Bab 34 Tidak Mengerti Perkataan Manusia
- Bab 35 Menghancurkan Perasaan Cherry Wen
- Bab 36 Menerima Banyak Penderitaan
- Bab 37 Seperti Sedang Mengurusi Istri
- Bab 38 Tidak Sanggup Menerimanya
- Bab 39 Sangat Keras Kepala
- Bab 40 Membantumu
- Bab 41 Hanya Aku Yang Bisa Menghukumnya
- Bab 42 Tidak Cocok Untukmu
- Bab 43 Benar-benar Kacau
- Bab 44 Nicholas Lu Membantunya
- Bab 45 Hanya Mainan
- Bab 46 Tidak Perlu Kembali Lagi
- Bab 47 Seharusnya Mati Di Dalam Penjara
- Bab 48 Tidak Bisa Tidak Curiga
- Bab 49 Tidak Sesederhana Itu
- Bab 50 Benar-benar Tidak Tahu Malu
- Bab 51 Tak Tahu Malu
- Bab 52 Mengirim Diri Ke Pelukanmu
- Bab 53 Lantas Apakah Disengaja?
- Bab 54 Jangan Biarkan Dia Lolos
- Bab 55 Tetap Adalah Dia
- Bab 56 Memprovokasi Adik Ipar
- Bab 57 Mengada-ada
- Bab 58 Mengungkapkan Kepada Publik
- Bab 59 Orang Itu Tidak Akan Datang
- Bab 60 Tidak Sadar
- Bab 61 Menggali Lubang Kubur Sendiri
- Bab 62 Mengungkapkan Isi Hati
- Bab 63 Dia Kembali
- Bab 64 Datang Untuk Membahas Perceraian
- Bab 65 Mendekatinya Dengan Ganas
- Bab 66 Hilang Kendali
- Bab 67 Itu Tidak Buruk
- Bab 68 Semua Ini Salahmu
- Bab 69 Rahasia Cherry
- Bab 70 Membakar Diri Sendiri
- Bab 71 Sudah Tidak Memiliki Harga Diri Lagi
- Bab 72 Bisa-Bisanya Mencuri
- Bab 73 Tidak Merasa Tidak Adil
- Bab 74 Benar-Benar Rubah Licik
- Bab 75 Sebentar Lagi Akan Tiba
- Bab 76 Aku Mohon Jangan
- Bab 77 Tidak Apa-Apa
- Bab 78 Menemukan Wanita Itu
- Bab 79 Benar-Benar Membuatku Muak
- Bab 80 Menemukan Wanita Kemarin Malam
- Bab 81 Kamu Adalah Barang
- Bab 82 Tertekan Tapi Tak Bisa Diungkapkan Dengan Kata-kata.
- Bab 83 Apa Yang Sebenarnya Sedang Terjadi?
- Bab 84 Kamu Hamil!
- Bab 85 Aborsi
- Bab 86 Semuanya Akan Berakhir
- Bab 87 Meninggalkan Rumah Keluarga Lu
- Bab 88 Orang Yang Lewat
- Bab 89 Benar-benar Muak
- Bab 90 Ketahuan Hamil
- Bab 91 Kecuali Aku Mati
- Bab 92 Coba Saja
- Bab 93 Tubuhnya Terlalu Lemah
- Bab 94 Aku Sudah Salah Paham Padamu
- Bab 95 Pergi Ke Perusahaan
- Bab 96 Ternyata Kamu Menyukai Wanita Seperti Ini
- Bab 97 Tidak Mungkin Menyukainya Juga, Kan?
- Bab 98 Tidak Ada Kesempatan Sedikitpun
- Bab 99 Tidak Mungkin Dinafkahi, Kan?
- Bab 100 Harus Mendapatkan Jenifer
- Bab 101 Pura-pura Tidak Mau
- Bab 102 Selamatkan Anakku
- Bab 103 Apakah Ingin Tahu Siapa Ayah Dari Anak Ini?
- Bab 104 Diculik!
- Bab 105 Pilihan Nicholas Lu
- Bab 106 Melukai Anaknya
- Bab 107 Kenapa Tidak Senang?
- Bab 108 Anak Ini Adalah Anaknya
- Bab 109 Terharu
- Bab 110 Jarak Tidak Terjangkau
- Bab 111 Menjaganya
- Bab 112 Peduli Padanya
- Bab 113 Tidak Ada Celah
- Bab 114 Apakah Kamu Cemburu?
- Bab 115 Masih Ingin Mempunyai Anak?
- Bab 116 Untuk Orang Yang Kucintai
- Bab 117 Hanya Teman
- Bab 118 Hanya Untuk Balas Dendam
- Bab 119 Aku Tidak Perlu Bantuanmu
- Bab 120 Mengeluh
- Bab 121 Biarkan Aku Menjagamu
- Bab 122 Menemukan Jalan Keluar
- Bab 123 Seperti Melihat Seekor Anjing
- Bab 124 Apa Masih Ada Keadilan
- Bab 125 Apakah Sedang Berbohong Padanya
- Bab 126 Pemikiran Yang Berani
- Bab 127 Sesuatu Terjadi Pada Nicholas Lu
- Bab 128 Berbohong Pada Satu Wanita
- Bab 129 Bisa Memberimu Kesempatan
- Bab 130 Bayar Harganya
- Bab 131 Aku Tidak Ingin Mendengar Kata-kata Ini
- Bab 132 Membuatnya Membayar
- Bab 133 Kamu Cemburu?
- Bab 134 Jenifer Wen, Itu Kamu Kan
- Bab 135 Sedang Berbohong
- Bab 136 Sama Sekali Tidak Mirip Dia
- Bab 137 Calon Menantu Perempuan Adalah...
- Bab 138 Untuk Apa Menyerahkan Diri
- Bab 139 Itu Bergantung Kepadamu
- Bab 140 Tidak Akan Ada Lagi Orang Yang Peduli Kepadanya Seperti Ini
- Bab 141 Ada Sesuatu yang Disembunyikan Dariku
- Bab 142 Percaya
- Bab 143 Sesedih Itu?
- Bab 144 Hanya Boleh Berhasil Tidak Boleh Gagal
- Bab 145 Pergi Mencari Orang Lain
- Bab 146 Ternyata Tidak Patuh
- Bab 147 Lebih Baik Mati
- Bab 147 Dasar Murahan
- Bab 148 Aku Menginginkanmu
- Bab 150 Harus Lebih Bisa Mengontrolnya
- Bab 151 Membujuknya Untuk Tidak Mendengarkan, Tetapi Menerimanya Dengan Paksa.
- Bab 152 Tidak Akan Gegabah Lagi
- Bab 153 Mengeluh Di Belakang
- Bab 154 Merasa Sangat Tertekan
- Bab 155 Semuanya Sudah Berlalu
- Bab 156 Depresi Berat
- Bab 157 Tidak Layak
- Bab 158 Mau Menjadi Musuhku Selama Sisa Hidupmu
- Bab 159 Semua Adalah Salah Wanita Itu
- Bab 160 Mendapatkan Siksaan Atas Kejahatan Yang Telah Dilakukan
- Bab 161 Keluarga Lu Tahu
- Bab 162 Menghancurkan Reputasinya
- Bab 163 Mengabaikannya
- Bab 164 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 165 Anak Ini Adalah Anakmu
- Bab 166 Setelah Di Lahirkan Buang Anak Itu
- Bab 167 Hatinya Merasa Begitu Lelah
- Bab 168 Dia Pikir Dia Siapa?
- Bab 169 Gambaran yang Menusuk Mata
- Bab170 Salah Mengenali Orang