Pengantin Baruku - Bab 147 Dasar Murahan
Vino Yu memegang hpnya dan memotret Jenifer Wen yang menggeliat berusaha melepaskan diri dengan pakaian acak-acakan di tempat tidur.
Karena Jenifer Wen memiliki keberanian untuk menjebaknya, maka dia akan mengabadikan keadaannya yang mengenaskan ini. Dan setelah ini, Jenifer Wen akan menjadi seekor anjing di bawah kakinya, mengikuti segala perkataannya.
Dan bahkan orang-orang seperti Nicholas Lu yang pernah dia naiki sebelumnya juga akan membencinya.
Memikirkan hal ini, Vino Yu menjadi sangat bersemangat. Setelah memperbaiki letak kameranya, dia baru akan memulai makan malamnya hari ini.
Kesadaran Jenifer Wen sudah mulai kabur, dia sengaja mencubit dirinya dengan keras, bahkan menggigit bibirnya hingga berdarah, tapi tetap tidak bisa menahan rasa panas dari dalam.
Menyadari Vino Yu yang perlahan mendekatinya, Jenifer Wen secara tidak sadar menendang kakinya untuk menjauhkannya, tetapi gerakannya begitu lembut dan lemah, tidak menimbulkan sedikitpun marabahaya untuk Vino Yu, di saat dia tidak tahu apa lagi yang bisa dia perbuat, tiba-tiba terdengar ketukan dari luar pintu.
Suara rendah dan marah Nicholas Lu terdengar di luar pintu, seperti ada baskom berisi air dingin yang menyiramnya, membuat otak kabur Jenifer Wen seketika terbangun.
Nicholas Lu...Datang?
Apakah ini nyata, atau dia sedang bermimpi?
Jenifer Wen memutar otaknya yang lemot. Pada saat ini, Vino Yu juga menghentikan gerakannya dan melihat ke pintu dengan emosi.
Nicholas Lu bagaimana bisa menemukan tempat ini? Ini kan milik keluarganya, walaupun keluarga Lu punya usaha besar, tapi pihak hotel juga tidak mungkin mengkhianatinya begitu saja.
Nicholas Lu melihat tidak ada orang di dalam yang menanggapinya, wajahnya semakin memuram, "Apakah kamu yakin, itu dia?"
Maria mengangguk, "Tentu saja, aku melihatnya masuk ke dalam dengan mata kepalaku sendiri!"
"Jenifer Wen, apakah kamu di dalam?"
Suara Nicholas Lu terdengar lagi. Kali ini, Jenifer Wen yakin kalau dia memang ada di sini, dan dia tidak tahu dari mana kekuatannya berasal. Dia menendang Vino Yu hingga terbalik dan berlari ke pintu dengan tubuhnya yang sudah lemah, "Nicholas Lu, tolong...Tolong aku...”
Saat mengatakan itu Jenifer Wen merasa sangat malu dan bersalah. Nicholas Lu sebelumnya sudah berulang kali memperingatkannya, tapi dia tidak hanya mendengarkan perkataannya, tapi juga hampir...
Mendengar suara Jenifer Wen, mata Nicholas Lu menjadi lebih dingin, suaranya yang lemah, itu terdengar sangat tidak beres.
"Vino, buka pintunya sekarang, aku mungkin bisa melepaskanmu dan tidak mempermasalahkan ini."
Memikirkan segalan kemungkinan yang di hadapi Jenifer Wen saat ini, Nicholas Lu tidak memintanya melakukan apapun, dan langsung bernegosiasi dengan Vino Yu.
Vino Yu mendengar nada suaranya yang tenang dan mengepalkan tinjunya. Dari awal hingga saat ini, Nicholas Lu telah menghancurkannya berulang kali, entah itu dari penampilan, riwayat keluarga, atau pendapat orang lain. Dia terus dibandingkan dengannya.
Dan sekarang, dia dengan nada suara tenang dan bermartabat itu sedang memerintah dirinya?
Vino Yu tersenyum dingin, “Kenapa, aku dan wanita ini sama-sama ingin membuka kamar, tuan muda Lu untuk hal ini juga ikut campur?”
Pendengaran Jenifer Wen yang dari awal mulai tidak jelas, ketika mendengar ini, langsung membuka mulut, “Tidak, aku tidak bermaksud seperti itu!”
Suara di luar pintu hening untuk beberapa saat. Vino Yu mengira kalau Nicholas Lu marah dengan penghinaan Jenifer Wen yang sudah bermain di belakangnya, dan senyum puas muncul di wajahnya lagi. “Bagaimana, dia sudah tidak peduli padamu lagi, kamu itu hanya mainan. Kamu pikir kamu penting hah?"
Jenifer Wen menggelengkan kepala. Perasaan ketika berhasil mendapatkan harapan tapi tiba-tiba hilang, membuatnya merasa kehilangan, dan dia bahkan lebih menjadi putus asa dari sebelumnya.
Nicholas Lu, apa dia tidak percaya padanya?
Karena dia sudah berulang kali menentangnya, jadi, dia sudah tidak lagi peduli pada dirinya?
Melihat wajah pucat Jenifer Wen, Vino Yu sangat bangga, dan akan melanjutkan apa yang barusan di lakukan, tapi tiba-tiba, ada musik manis di dekat pintu, dan Nicholas Lu menendang pintunya hingga terbuka dan hampir mendorong dan menjatuhkan Vino Yu ke lantai.
Baru saja, Jordy An sudah berhasil memecahkan masalah dan beberapa karyawan hotel yang masih berani melawan, dan mengambil kartu kendali utama.
"Kamu, bagaimana kamu bisa memiliki ini?"
Vino Yu memandang Nicholas Lu dengan tidak percaya. Ini adalah hotel milik keluarganya. Dia adalah bos di sini. Bagaimana mungkin para sampah itu memberikan ini kepada Nicholas Lu?
Nicholas Lu meliriknya dengan acuh, seolah-olah melihat beberapa sampah yang tidak layak di sisi jalan. Kemudian, matanya tertuju pada Jenifer Wen, dan pupil matanya tiba-tiba menjadi tajam.
Maria yang selama ini memperhatikan keadaan, terkejut ketika melihat Jenifer Wen seperti ini. Dia tidak menyangka Jenifer Wen akan mengalami hal semacam ini. Kalau lelaki ini tidak menemukannya, dia mungkin...
Nicholas Lu melangkah mendekat, melepas mantelnya, dan langsung memakaikannya pada Jenifer Wen, lalu langsung mengendalikan tangannya yang bergerak sembarangan, "Bagaimana perasaanmu sekarang?"
Meskipun kesal dan marah pada apa yang Jenifer Wen lakukan, tapi saat Nicholas Lu melihatnya seperti ini dia langsung merasa tertekan, dan dia sudah tidak peduli untuk memberinya pelajaran. Dia hanya bertanya dengan penuh perhatian.
"Aku...Rasanya sangat tidak enak..." Jenifer Wen merasakan rasa dan suhu badan yang familiar mendekatinya, dan jiwa yang mati-matian dia tahan kesadarannya langsung runtuh, dia sudah terlalu lelah. Saat ini, dia tidak memiliki kekuatan untuk terus menahan akal sehatnya.
Saat Nicholas Lu mendekatinya, dia secara impulsif bersandar ke pelukan Nicholas Lu.
Karena masih ada orang luar, dia tidak melakukan apa-apa, dia menggendong Jenifer Wen dan berencana nanti baru menangani Vino Yu sampah yang tidak berguna ini.
Dan Vino Yu semakin kesal ketika melihat sikap Jenifer Wen ini. Dia tadi terlihat seperti wanita yang suci. Tapi ketika melihat Nicholas Lu dia langsung berubah menjadi impulsif. Jenifer Wen wanita ini ternyata cukup matre, hanya memuja orang yang lebih tinggi, dasar murahan!”
“Tuan muda Lu, ini Jenifer sendiri yang datang mencariku, aku tidak ada memaksanya.”
Vino Yu berhasil menarik perhatian Nicholas Lu.
“Aku tidak, aku bukan bermaksud seperti itu...Aku demi...Demi mendapatkan bukti.” Jenifer Wen yang ada di pelukan Nicholas Lu, menarik bajunya takut kalau terjadi kesalah-pahaman.
Melihatnya yang memaksakan diri untuk sadar, Nicholas Lu merasa sedih tertekan dan juga tak berdaya, dia bukannya sudah bilang kalau dia akan membantunya, kenapa tidak bisa menunggunya?
“Ya, aku tahu.” Nicholas Lu tidak terlihat ragu sedikitpun, hanya mengatakan kata singkat dan membuat Jenifer Wen lega, dia kemudian teringat sesuatu lagi, “Dia, dia memotret...Fotoku.”
Wajah Nicholas Lu yang awalnya sudah dingin menjadi semakin dingin, seperti ada aura mematikan yang menyelimuti, melihat ke arah Vino Yu yang masih mau mengatakan beberapa kata lagi untuk membangkitkan emosinya.
Novel Terkait
My Lady Boss
GeorgeAkibat Pernikahan Dini
CintiaAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaLove Is A War Zone
Qing QingPengantin Baruku×
- Bab 1 Menikah Dengan Lelaki Yang Tengah Koma
- Bab 2 Joyous
- Bab 3 Hari Pernikahan
- Bab 4 Kamu Siapa?
- Bab 5 Harusnya Waktu Itu Langsung Bunuh Dia Saja
- Bab 6 Dengarkan Kataku
- Bab 7 Kesepakatan
- Bab 8 Pulang Ke Rumah
- Bab 9 Makna Keluarga Untuknya
- Bab 10 Mengeluarkan Uang 50.000 Yuan Untuk Membayar Kepahitannya
- Bab 11 Yang Di Sebut Cinta
- Bab 12 Tidak Lebih Dari Itu
- Bab 13 Membantunya Meluapkan Emosi
- Bab 14 Rindu Aku Tidak?
- Bab 15 Di Mata-Matai
- Bab 16 Aku Mohon Lepaskan Aku
- Bab 17 Dia Sadar!
- Bab 18 Mimpi Buruk Itu Datang Lagi
- Bab 19 Kamu Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 20 Kenapa Belum Mati Juga
- Bab 21 Dasar Wanita Murahan
- Bab 22 Kehadirannya Apakah Benar Kebetulan?
- Bab 23 Aku Menyetujuimu
- Bab 24 Kenapa Bisa Dia
- Bab 5 Di Dunia Ini Ada Begitu Banyak Jebakan
- Bab 26 Eksrrim
- Bab 27 Tidak Usah Pergi Kemana-Mana
- Bab 28 Foto
- Bab 29 Tanpa Mengatakan Apa-Apa Sudah Ingin Pergi
- Bab 30 Salah Paham
- Bab 31 Kali Ini Sudah Melembut
- Bab 32 Anggap Saja Aku Memohon Padamu
- Bab 33 Bertemu Setiap Hari
- Bab 34 Tidak Mengerti Perkataan Manusia
- Bab 35 Menghancurkan Perasaan Cherry Wen
- Bab 36 Menerima Banyak Penderitaan
- Bab 37 Seperti Sedang Mengurusi Istri
- Bab 38 Tidak Sanggup Menerimanya
- Bab 39 Sangat Keras Kepala
- Bab 40 Membantumu
- Bab 41 Hanya Aku Yang Bisa Menghukumnya
- Bab 42 Tidak Cocok Untukmu
- Bab 43 Benar-benar Kacau
- Bab 44 Nicholas Lu Membantunya
- Bab 45 Hanya Mainan
- Bab 46 Tidak Perlu Kembali Lagi
- Bab 47 Seharusnya Mati Di Dalam Penjara
- Bab 48 Tidak Bisa Tidak Curiga
- Bab 49 Tidak Sesederhana Itu
- Bab 50 Benar-benar Tidak Tahu Malu
- Bab 51 Tak Tahu Malu
- Bab 52 Mengirim Diri Ke Pelukanmu
- Bab 53 Lantas Apakah Disengaja?
- Bab 54 Jangan Biarkan Dia Lolos
- Bab 55 Tetap Adalah Dia
- Bab 56 Memprovokasi Adik Ipar
- Bab 57 Mengada-ada
- Bab 58 Mengungkapkan Kepada Publik
- Bab 59 Orang Itu Tidak Akan Datang
- Bab 60 Tidak Sadar
- Bab 61 Menggali Lubang Kubur Sendiri
- Bab 62 Mengungkapkan Isi Hati
- Bab 63 Dia Kembali
- Bab 64 Datang Untuk Membahas Perceraian
- Bab 65 Mendekatinya Dengan Ganas
- Bab 66 Hilang Kendali
- Bab 67 Itu Tidak Buruk
- Bab 68 Semua Ini Salahmu
- Bab 69 Rahasia Cherry
- Bab 70 Membakar Diri Sendiri
- Bab 71 Sudah Tidak Memiliki Harga Diri Lagi
- Bab 72 Bisa-Bisanya Mencuri
- Bab 73 Tidak Merasa Tidak Adil
- Bab 74 Benar-Benar Rubah Licik
- Bab 75 Sebentar Lagi Akan Tiba
- Bab 76 Aku Mohon Jangan
- Bab 77 Tidak Apa-Apa
- Bab 78 Menemukan Wanita Itu
- Bab 79 Benar-Benar Membuatku Muak
- Bab 80 Menemukan Wanita Kemarin Malam
- Bab 81 Kamu Adalah Barang
- Bab 82 Tertekan Tapi Tak Bisa Diungkapkan Dengan Kata-kata.
- Bab 83 Apa Yang Sebenarnya Sedang Terjadi?
- Bab 84 Kamu Hamil!
- Bab 85 Aborsi
- Bab 86 Semuanya Akan Berakhir
- Bab 87 Meninggalkan Rumah Keluarga Lu
- Bab 88 Orang Yang Lewat
- Bab 89 Benar-benar Muak
- Bab 90 Ketahuan Hamil
- Bab 91 Kecuali Aku Mati
- Bab 92 Coba Saja
- Bab 93 Tubuhnya Terlalu Lemah
- Bab 94 Aku Sudah Salah Paham Padamu
- Bab 95 Pergi Ke Perusahaan
- Bab 96 Ternyata Kamu Menyukai Wanita Seperti Ini
- Bab 97 Tidak Mungkin Menyukainya Juga, Kan?
- Bab 98 Tidak Ada Kesempatan Sedikitpun
- Bab 99 Tidak Mungkin Dinafkahi, Kan?
- Bab 100 Harus Mendapatkan Jenifer
- Bab 101 Pura-pura Tidak Mau
- Bab 102 Selamatkan Anakku
- Bab 103 Apakah Ingin Tahu Siapa Ayah Dari Anak Ini?
- Bab 104 Diculik!
- Bab 105 Pilihan Nicholas Lu
- Bab 106 Melukai Anaknya
- Bab 107 Kenapa Tidak Senang?
- Bab 108 Anak Ini Adalah Anaknya
- Bab 109 Terharu
- Bab 110 Jarak Tidak Terjangkau
- Bab 111 Menjaganya
- Bab 112 Peduli Padanya
- Bab 113 Tidak Ada Celah
- Bab 114 Apakah Kamu Cemburu?
- Bab 115 Masih Ingin Mempunyai Anak?
- Bab 116 Untuk Orang Yang Kucintai
- Bab 117 Hanya Teman
- Bab 118 Hanya Untuk Balas Dendam
- Bab 119 Aku Tidak Perlu Bantuanmu
- Bab 120 Mengeluh
- Bab 121 Biarkan Aku Menjagamu
- Bab 122 Menemukan Jalan Keluar
- Bab 123 Seperti Melihat Seekor Anjing
- Bab 124 Apa Masih Ada Keadilan
- Bab 125 Apakah Sedang Berbohong Padanya
- Bab 126 Pemikiran Yang Berani
- Bab 127 Sesuatu Terjadi Pada Nicholas Lu
- Bab 128 Berbohong Pada Satu Wanita
- Bab 129 Bisa Memberimu Kesempatan
- Bab 130 Bayar Harganya
- Bab 131 Aku Tidak Ingin Mendengar Kata-kata Ini
- Bab 132 Membuatnya Membayar
- Bab 133 Kamu Cemburu?
- Bab 134 Jenifer Wen, Itu Kamu Kan
- Bab 135 Sedang Berbohong
- Bab 136 Sama Sekali Tidak Mirip Dia
- Bab 137 Calon Menantu Perempuan Adalah...
- Bab 138 Untuk Apa Menyerahkan Diri
- Bab 139 Itu Bergantung Kepadamu
- Bab 140 Tidak Akan Ada Lagi Orang Yang Peduli Kepadanya Seperti Ini
- Bab 141 Ada Sesuatu yang Disembunyikan Dariku
- Bab 142 Percaya
- Bab 143 Sesedih Itu?
- Bab 144 Hanya Boleh Berhasil Tidak Boleh Gagal
- Bab 145 Pergi Mencari Orang Lain
- Bab 146 Ternyata Tidak Patuh
- Bab 147 Lebih Baik Mati
- Bab 147 Dasar Murahan
- Bab 148 Aku Menginginkanmu
- Bab 150 Harus Lebih Bisa Mengontrolnya
- Bab 151 Membujuknya Untuk Tidak Mendengarkan, Tetapi Menerimanya Dengan Paksa.
- Bab 152 Tidak Akan Gegabah Lagi
- Bab 153 Mengeluh Di Belakang
- Bab 154 Merasa Sangat Tertekan
- Bab 155 Semuanya Sudah Berlalu
- Bab 156 Depresi Berat
- Bab 157 Tidak Layak
- Bab 158 Mau Menjadi Musuhku Selama Sisa Hidupmu
- Bab 159 Semua Adalah Salah Wanita Itu
- Bab 160 Mendapatkan Siksaan Atas Kejahatan Yang Telah Dilakukan
- Bab 161 Keluarga Lu Tahu
- Bab 162 Menghancurkan Reputasinya
- Bab 163 Mengabaikannya
- Bab 164 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 165 Anak Ini Adalah Anakmu
- Bab 166 Setelah Di Lahirkan Buang Anak Itu
- Bab 167 Hatinya Merasa Begitu Lelah
- Bab 168 Dia Pikir Dia Siapa?
- Bab 169 Gambaran yang Menusuk Mata
- Bab170 Salah Mengenali Orang