Pengantin Baruku - Bab 23 Aku Menyetujuimu
Sebelum dia tersadar, Bella Zhao sudah keluar dari kantor polisi, menarik kencang tangannya: "Jen, bibi yang sudah berpikiran salah padamu. Bibi minta maaf padamu dan akan menggantikan ganti rugi untuk Kherin. Jadi untuk masalah ini, lupakan saja ya. Kherin belum dewasa dan tidak paham akan apapun."
Lupakan? Belum dewasa?
Jenifer Wen mendadak mengangkat matanya. Wajahnya yang pucat seperti kertas saat ini keringat dingin bercucuran. Dia tampak sangat mengenaskan, hanya sepasang mata yang cerah dan terlihat tajam, "Dia 3 tahun lebih tua dariku. Kenapa kamu tidak memikirkan seperti itu saat mengirimku ke kantor polisi tadi?"
Jenifer Wen mengepalkan tangannya, dia sangat membencinya, dan rasanya ingin segera merobek wajah munafik Bella Zhao.
Melihat penampilan sedih Bella Zhao, dan matanya yang merah, dia terlihat sangat menyedihkan dan tampak seperti dia bisa menanggung segalanya demi anak-anak.
Siapa yang tidak akan meleleh kalau melihatnya seperti ini? Sejak kecil dia sudah terlalu sering menderita karena ini.
"Apa yang di lakukan harus dia tanggung sendiri, jadi biar saja dia menerima pelajaran pertama tentang kehidupannya di sini, agar dia dapat memahami bahwa hal-hal yang tidak boleh dikatakan tidak boleh dikatakan dengan sembarangan di lain waktu." Setelah mengatakan itu, Jenifer Wen memanggil taksi dan pergi dari sana.
Bella Zhao berdiri di tempat sambil menggertakan gigi, bagus ya kamu anak ingusan, kamu tidak hanya berada di balik keluarga Lu, tapi juga ada orang kaya yang melindungimu.
Wanita murahan, dasar kamu, tunggu saja!
Setelah kesana kemari seharian, Jenifer Wen merasa tubuhnya begitu lelah, tapi begitu tiba di rumah keluarga Lu, dia di panggil Nicholas Lu pergi ke ruang kerja.
Sekeluarga ini ya baik yang tua maupun yang muda suka sekali memanggil orang pergi ke ruang kerja.
Jenifer Wen berdiri tidak jauh dari meja kerjanya, dan Nicholas Lu selesai melihat dokumennya baru perlahan meliriknya: “Jelaskan, kenapa bisa masuk ke kantor polisi.”
“Memangnya ini apa hubungannya dengan tuan Lu?”
Karena bukan Nicholas Lu yang menyelamatkannya jadi dia untuk apa menjelaskan panjang lebar padanya?
“Jenifer, kita ini adalah suami istri sah di mata hukum, kamu masuk ke kantor polisi itu sama saja dengan menampar wajahku, aku tidak peduli kamu di dalam sana menerima apa saja, aku hanya ingin tahu, apakah pihak pelapor itu ingin menyerang keluarga Lu atau tidak?”
“Heh.” Jenifer Wen tersenyum sinis, benar-benar suami yang tidak berperasaan.
“Pihak pelapor murni datang menyerangku, kamu lupa ya dengan perjanjian kita, dunia luar tidak tahu kalau kita suami istri, dan orang orang bagaimana bisa memanfaatkanku untuk memukul wajahmu, presdir Lu!”
“Bagus lah kalau begitu, pergi lah.”
Nicholas Lu melambaikan tangannya, Jenifer Wen berbalik badan saat hendak keluar dari sana, Nicholas Lu berkata lagi: “Jenifer, aku tidak peduli hidup dan matimu, tapi kalau kamu berani di luar menampar wajahku, aku pasti tidak akan membiarkanmu hidup dengan baik.”
Mata Jenifer Wen berkedut, lelaki ini, bukan lagi lelaki yang menghangatkan saat kedinginan dan mau mendengarkan segala keluh kesahnya.
“Baiklah, aku tahu.”
Keluar menutup pintu, Jenifer Wen pergi dari sana tanpa ekspresi.
Sampai di kamar, di lantai di penuhi oleh plastik belanja, melihat mereknya, itu adalah toko baju yang tadi siang dia sambangi dan terlibat cekcok dengan Bella Zhao dan Kherin Liu.
Tapi dia tidak membeli apapun disana? Kenapa barang-barangnya bisa ada disini?
Teleponnya lagi-lagi berdering, laki-laki itu yang meneleponnya: “Aku sudah membelikan semua baju di toko itu untukmu, ukurannya sesuai denganmu, bagaimana, suka tidak? Wanita bodoh, ingat lain kali kalau menerima penghinaan seperti tadi jangan sampai buat aku kembali datang dan membereskannya untukmu ya.”
Mata Jenifer Wen berair, bibirnya bergetar, tanpa sadar mengatakan perkataan yang selama ini dia takut untuk katakan: “Malam ini kemari lah, aku menyetujuimu.”
Selama ini, kecuali laki-laki ini, tidak ada lagi orang yang membantunya, orang-orang lainnya hanya bisa membullynya, menyakitinya, dan selain laki-laki ini dia tidak bisa percaya pada siapapun.
Setelah menutup teleponnya, dia mengelap air matanya, menegarkan diri, membereskan baju memasukannya ke dalam lemari, tapi saat melihat satu bagian lemari yang tersembunyi dia langsung terdiam.
...
Tengah malam, Jenifer Wen seperti biasa tidur di lantai, Nicholas Lu masih di ruang kerja bekerja, dia dengan gugup mengulurkan tangan memegang sesuatu di bawah bantal berusaha memperhatikan segalanya telah terletak dengan baik baru bisa merasa lega.
Tubuhnya tiba-tiba di peluk dari belakang, dia tahu kalau dia sudah datang.
“Kamu sudah datang.”
Dada lelaki itu menempel di punggungnya, begitu hangat menembus ke kulitnya yang memakai piyama tidur, tapi hatinya sebaliknya terasa dingin.
“Hari ini sudah menyetujuiku, membuatku sedikit terkejut.” Lelaki itu memegang tangannya yang bekas di borgol lalu dengan lembut membelainya, gerakannya itu begitu lembut dan kalau bukan karena hatinya sudah dingin dia pasti akan sepenuhnya terharu dan percaya padanya.
Jenifer Wen berbalik dan menempelkan kepalanya di dadanya, dengan suara lemah lembut berkata: “Mulai sekarang aku hanya akan bergantung padamu.”
Lelaki itu tertawa kecil, memeluknya begitu erat: “Tentu saja, setelah bersamaku, itu pasti tidak akan kurang dari bersama Nicholas.”
Jenifer Wen dalam pelukannya tersenyum sinis, heh benarkah seperti itu, tidak peduli baik itu dia ataupun Nicholas Lu, mereka sama-sama monster baginya!
Setelah mengatakan itu, lelaki itu memasukan tangannya ke dalam bajunya dan mulai menjelajahi tubuhnya.
Seluruh tubuh Jenifer Wen mengeras, jantungnya berdegup kencang, tahan sebentar lagi, tunggu sebentar lagi!
Setelah menunggu sampai dia tidak bertingkah was was lagi, dia baru bisa melakukan itu!
Deru nafasnya semakin tak teratur, tapi itu bukan karena godaan lelaki itu melainkan karena rasa gugup dalam dirinya sendiri.
Malam ini, dia akan melihat siapa lelaki ini sebenarnya!
Di saat laki-laki itu akan membobol pertahanan terakhirnya, Jenifer Wen mengambil lampu senter di bawah bantalnya, sinar yang menyilaukan itu langsung jatuh di wajah lelaki itu!
Novel Terkait
My Cute Wife
DessyThe Revival of the King
ShintaMr. Ceo's Woman
Rebecca WangSi Menantu Buta
DeddyEternal Love
Regina WangWahai Hati
JavAliusPengantin Baruku×
- Bab 1 Menikah Dengan Lelaki Yang Tengah Koma
- Bab 2 Joyous
- Bab 3 Hari Pernikahan
- Bab 4 Kamu Siapa?
- Bab 5 Harusnya Waktu Itu Langsung Bunuh Dia Saja
- Bab 6 Dengarkan Kataku
- Bab 7 Kesepakatan
- Bab 8 Pulang Ke Rumah
- Bab 9 Makna Keluarga Untuknya
- Bab 10 Mengeluarkan Uang 50.000 Yuan Untuk Membayar Kepahitannya
- Bab 11 Yang Di Sebut Cinta
- Bab 12 Tidak Lebih Dari Itu
- Bab 13 Membantunya Meluapkan Emosi
- Bab 14 Rindu Aku Tidak?
- Bab 15 Di Mata-Matai
- Bab 16 Aku Mohon Lepaskan Aku
- Bab 17 Dia Sadar!
- Bab 18 Mimpi Buruk Itu Datang Lagi
- Bab 19 Kamu Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 20 Kenapa Belum Mati Juga
- Bab 21 Dasar Wanita Murahan
- Bab 22 Kehadirannya Apakah Benar Kebetulan?
- Bab 23 Aku Menyetujuimu
- Bab 24 Kenapa Bisa Dia
- Bab 5 Di Dunia Ini Ada Begitu Banyak Jebakan
- Bab 26 Eksrrim
- Bab 27 Tidak Usah Pergi Kemana-Mana
- Bab 28 Foto
- Bab 29 Tanpa Mengatakan Apa-Apa Sudah Ingin Pergi
- Bab 30 Salah Paham
- Bab 31 Kali Ini Sudah Melembut
- Bab 32 Anggap Saja Aku Memohon Padamu
- Bab 33 Bertemu Setiap Hari
- Bab 34 Tidak Mengerti Perkataan Manusia
- Bab 35 Menghancurkan Perasaan Cherry Wen
- Bab 36 Menerima Banyak Penderitaan
- Bab 37 Seperti Sedang Mengurusi Istri
- Bab 38 Tidak Sanggup Menerimanya
- Bab 39 Sangat Keras Kepala
- Bab 40 Membantumu
- Bab 41 Hanya Aku Yang Bisa Menghukumnya
- Bab 42 Tidak Cocok Untukmu
- Bab 43 Benar-benar Kacau
- Bab 44 Nicholas Lu Membantunya
- Bab 45 Hanya Mainan
- Bab 46 Tidak Perlu Kembali Lagi
- Bab 47 Seharusnya Mati Di Dalam Penjara
- Bab 48 Tidak Bisa Tidak Curiga
- Bab 49 Tidak Sesederhana Itu
- Bab 50 Benar-benar Tidak Tahu Malu
- Bab 51 Tak Tahu Malu
- Bab 52 Mengirim Diri Ke Pelukanmu
- Bab 53 Lantas Apakah Disengaja?
- Bab 54 Jangan Biarkan Dia Lolos
- Bab 55 Tetap Adalah Dia
- Bab 56 Memprovokasi Adik Ipar
- Bab 57 Mengada-ada
- Bab 58 Mengungkapkan Kepada Publik
- Bab 59 Orang Itu Tidak Akan Datang
- Bab 60 Tidak Sadar
- Bab 61 Menggali Lubang Kubur Sendiri
- Bab 62 Mengungkapkan Isi Hati
- Bab 63 Dia Kembali
- Bab 64 Datang Untuk Membahas Perceraian
- Bab 65 Mendekatinya Dengan Ganas
- Bab 66 Hilang Kendali
- Bab 67 Itu Tidak Buruk
- Bab 68 Semua Ini Salahmu
- Bab 69 Rahasia Cherry
- Bab 70 Membakar Diri Sendiri
- Bab 71 Sudah Tidak Memiliki Harga Diri Lagi
- Bab 72 Bisa-Bisanya Mencuri
- Bab 73 Tidak Merasa Tidak Adil
- Bab 74 Benar-Benar Rubah Licik
- Bab 75 Sebentar Lagi Akan Tiba
- Bab 76 Aku Mohon Jangan
- Bab 77 Tidak Apa-Apa
- Bab 78 Menemukan Wanita Itu
- Bab 79 Benar-Benar Membuatku Muak
- Bab 80 Menemukan Wanita Kemarin Malam
- Bab 81 Kamu Adalah Barang
- Bab 82 Tertekan Tapi Tak Bisa Diungkapkan Dengan Kata-kata.
- Bab 83 Apa Yang Sebenarnya Sedang Terjadi?
- Bab 84 Kamu Hamil!
- Bab 85 Aborsi
- Bab 86 Semuanya Akan Berakhir
- Bab 87 Meninggalkan Rumah Keluarga Lu
- Bab 88 Orang Yang Lewat
- Bab 89 Benar-benar Muak
- Bab 90 Ketahuan Hamil
- Bab 91 Kecuali Aku Mati
- Bab 92 Coba Saja
- Bab 93 Tubuhnya Terlalu Lemah
- Bab 94 Aku Sudah Salah Paham Padamu
- Bab 95 Pergi Ke Perusahaan
- Bab 96 Ternyata Kamu Menyukai Wanita Seperti Ini
- Bab 97 Tidak Mungkin Menyukainya Juga, Kan?
- Bab 98 Tidak Ada Kesempatan Sedikitpun
- Bab 99 Tidak Mungkin Dinafkahi, Kan?
- Bab 100 Harus Mendapatkan Jenifer
- Bab 101 Pura-pura Tidak Mau
- Bab 102 Selamatkan Anakku
- Bab 103 Apakah Ingin Tahu Siapa Ayah Dari Anak Ini?
- Bab 104 Diculik!
- Bab 105 Pilihan Nicholas Lu
- Bab 106 Melukai Anaknya
- Bab 107 Kenapa Tidak Senang?
- Bab 108 Anak Ini Adalah Anaknya
- Bab 109 Terharu
- Bab 110 Jarak Tidak Terjangkau
- Bab 111 Menjaganya
- Bab 112 Peduli Padanya
- Bab 113 Tidak Ada Celah
- Bab 114 Apakah Kamu Cemburu?
- Bab 115 Masih Ingin Mempunyai Anak?
- Bab 116 Untuk Orang Yang Kucintai
- Bab 117 Hanya Teman
- Bab 118 Hanya Untuk Balas Dendam
- Bab 119 Aku Tidak Perlu Bantuanmu
- Bab 120 Mengeluh
- Bab 121 Biarkan Aku Menjagamu
- Bab 122 Menemukan Jalan Keluar
- Bab 123 Seperti Melihat Seekor Anjing
- Bab 124 Apa Masih Ada Keadilan
- Bab 125 Apakah Sedang Berbohong Padanya
- Bab 126 Pemikiran Yang Berani
- Bab 127 Sesuatu Terjadi Pada Nicholas Lu
- Bab 128 Berbohong Pada Satu Wanita
- Bab 129 Bisa Memberimu Kesempatan
- Bab 130 Bayar Harganya
- Bab 131 Aku Tidak Ingin Mendengar Kata-kata Ini
- Bab 132 Membuatnya Membayar
- Bab 133 Kamu Cemburu?
- Bab 134 Jenifer Wen, Itu Kamu Kan
- Bab 135 Sedang Berbohong
- Bab 136 Sama Sekali Tidak Mirip Dia
- Bab 137 Calon Menantu Perempuan Adalah...
- Bab 138 Untuk Apa Menyerahkan Diri
- Bab 139 Itu Bergantung Kepadamu
- Bab 140 Tidak Akan Ada Lagi Orang Yang Peduli Kepadanya Seperti Ini
- Bab 141 Ada Sesuatu yang Disembunyikan Dariku
- Bab 142 Percaya
- Bab 143 Sesedih Itu?
- Bab 144 Hanya Boleh Berhasil Tidak Boleh Gagal
- Bab 145 Pergi Mencari Orang Lain
- Bab 146 Ternyata Tidak Patuh
- Bab 147 Lebih Baik Mati
- Bab 147 Dasar Murahan
- Bab 148 Aku Menginginkanmu
- Bab 150 Harus Lebih Bisa Mengontrolnya
- Bab 151 Membujuknya Untuk Tidak Mendengarkan, Tetapi Menerimanya Dengan Paksa.
- Bab 152 Tidak Akan Gegabah Lagi
- Bab 153 Mengeluh Di Belakang
- Bab 154 Merasa Sangat Tertekan
- Bab 155 Semuanya Sudah Berlalu
- Bab 156 Depresi Berat
- Bab 157 Tidak Layak
- Bab 158 Mau Menjadi Musuhku Selama Sisa Hidupmu
- Bab 159 Semua Adalah Salah Wanita Itu
- Bab 160 Mendapatkan Siksaan Atas Kejahatan Yang Telah Dilakukan
- Bab 161 Keluarga Lu Tahu
- Bab 162 Menghancurkan Reputasinya
- Bab 163 Mengabaikannya
- Bab 164 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 165 Anak Ini Adalah Anakmu
- Bab 166 Setelah Di Lahirkan Buang Anak Itu
- Bab 167 Hatinya Merasa Begitu Lelah
- Bab 168 Dia Pikir Dia Siapa?
- Bab 169 Gambaran yang Menusuk Mata
- Bab170 Salah Mengenali Orang