Pengantin Baruku - Bab 27 Tidak Usah Pergi Kemana-Mana
“Apa yang salah?” Dia bergumam, bingung, tidak bisa berpikir dengan jernih.
Nicholas Lu merasa tempat yang dia genggam berubah secara drastis, dan seketika miliknya sudah mengangkat kepalanya untuk memberi hormat kepada wanita di depannya...
Pembuluh darah biru di dahi lelaki itu berdenyut. Ini adalah pertama kalinya seorang wanita tanpa malu bergantung di tubuhnya, dan dia bahkan terangsang.
“Kamu yang meminta ini.” Mungkin Nicholas Lu juga tertular oleh efek alkohol kental Jenifer Wen mendorong tubuh Jenifer Wen jatuh ke ranjang besar di belakangnya.
Dia dari ketinggian memandang sekujur tubuh Jenifer Wen yang memerah, bibir halusnya terlihat bercahaya di bawah cahaya, dan aroma lembut anggur merah datang, menyerang sisa kewarasannya.
Nicholas Lu menunduk dan hendak merasakan rasanya, tapi Jenifer Wen tiba-tiba menggerakkan bibirnya, "Richard...Kamu sungguh bukan manusia."
Nama lelaki itu tiba-tiba muncul dari mulut Jenifer Wen, membuat Nicholas Lu seperti tersiram air dingin, dan keinginannya yang baru saja diaduk langsung mendingin.
Dia mencubit pipi ramping wanita itu, "Siapa yang kamu panggil?"
Karena di cubit dan merasa tidak nyaman, Jenifer Wen hanya bisa mengucapkan beberapa patah kata, Nicholas Lu kehilangan kesabaran dan melepaskannya, dia sendiri langsung keluar dari kamarnya.
Jenifer Wen karena perlakuannya itu merasa sedikit tidak nyaman, dan dia melanjutkan mengutuk Richard Wen beberapa kata kemudian membalikan badan dan tertidur lelap.
Nicholas Lu dengan wajah dingin masuk ke dalam kamar mandi.
Wanita sialan, yang barusan dia panggil tadi sepertinya bukan Hansen Bai, jadi, dia baru-baru ini pergi menggoda laki-laki lainnya?
Belum ada 1 bulan keluar, dia sudah berganti laki-laki 2 kali, ternyata dia yang terlalu menganggapnya remeh.
Air dingin membasahi tubuh membawa pergi suhu hangat tubuh, sorot mata laki-laki itu kini malah lebih dingin dari air yang membasahi tubuhnya.
……
Ketika Jenifer Wen bangun, dia kaget menyadari kalau dirinya tidur di ranjang besar kamar.
Tapi untungnya, dia tidak melihat ada jejak orang lain yang tidur di sana. Sepertinya, Nicholas Lu kemarin tidak pulang.
Jenifer Wen merasa sedikit bersalah, dan dengan cepat menyingkirkan botol anggur dari sana dan membersihkan bekas yang ditinggalkannya di tempat tidur.
Setelah selesai, Jenifer Wen menahan sakit kepala karena habis mabuk dan hendak pergi bekerja, tepat ketika dia akan keluar, Nicholas Lu muncul di hadapannya.
"Mau kemana?"
Jenifer Wen menatapnya dengan heran, "Tentu saja mau pergi bekerja.”
Nicholas Lu biasanya tidak peduli dengan kehidupan sehari-harinya, jadi ketika dia bertanya seperti itu tiba-tiba membuatnya sedikit merasa heran.
Nicholas Lu kemudian dengan wajah muram berkata, "Keluarga Lu tidak kekurangan makanan dan pakaian, juga ada memberikanmu uang. Mulai hari ini, kamu tidak perlu pergi ke mana pun, mulai sekarang di rumah saja.”
Ketika Jenifer Wen mendengar ini, dia menjadi cemas.
Meskipun dia tidak menghasilkan banyak uang dalam pekerjaannya ini, tapi Hansen Bai sudah mengatur semuanya dengan baik. Dan dia juga sudah memutuskan untuk menggunakan kedua tangannya untuk mendapatkan pijakan yang kokoh di dunia masyarakat.
Nicholas Lu tiba-tiba mengatakan padanya untuk diam di rumah, tapi dia bukan mainannya yang hanya bisa di pajang di rumah.
"Tidak bisa, aku mau bekerja, aku harus menghasilkan uang untuk menghidupi diriku sendiri."
“Siapa yang tahu apakah kamu pergi bekerja atau pergi keluar untuk mencari laki-laki?” Nicholas Lu membalasnya dan menatapnya dengan dingin, “Keluarga Lu tidak bisa menerima hinaan seperti itu.”
Jenifer Wen sedikit kesal mendengarnya yang tidak ada hujan dan petir tiba-tiba mengatainya mau pergi menggoda laki-laki.
"Kamu terus mengatakan dan membawa nama keluarga Lu. Kalau aku nanti tinggal di jalanan, memangnya keluarga Lu masih mau menampung dan menerimaku?”
"Aku bukan tuan muda sepertimu, hanya membuka mata langsung ada sebuah vila mewah, dilayani oleh banyak pelayan, aku sekarang ingin belajar bagaimana menghidupi diriku sendiri, apa yang salah dengan itu? Aku punya pekerjaan, setidaknya, saat aku di buang oleh kalian aku masih tidak terlalu mengenaskan!”
Setelah mengatakan itu, Jenifer Wen mengabaikan ekspresi Nicholas Lu dan pergi meninggalkan rumah keluarga Lu.
Untuk pekerjaan ini dia tidak akan menyerah begitu saja, menyuruhnya setiap hari hanya berdiam di rumah, jadi dia kapan bisa memiliki kemampuan mencari uang dan membawa ibunya keluar?
Nicholas Lu melihat bayangan tubuhnya yang kukuh terus pergi menjauh, bola matanya terlihat begitu gelap.
……
Jenifer Wen tiba di perusahaan dengan emosi yang belum reda sempurna, sebelum mendorong pintu masuk, dia tiba-tiba mendengar ada orang yang mengobrol di dalam dan mendiskusikan sesuatu.
"Sih Jenifer itu sepertinya hanya lulusan SMA, dan aku tidak tahu di belakangnya ada siapa."
"Ckckck, aku baru saja dengar katanya dia itu simpanan seseorang, maka dari itu dia bisa masuk lewat pintu belakang."
"Kudengar dia pernah dipenjara!"
Setelah beberapa kata pernah dipenjara keluar, wajah Jenifer Wen menjadi pucat, setelah bergabung dengan perusahaan ini, dia sangat menghargai kesempatan untuk bekerja disana.
Karena dia tahu sekarang masih tidak mengerti apa-apa dan juga datang melalui pintu belakang, dia tidak bisa menolak kalau ada orang yang tidak suka dengannya, dan karena itu juga sikap kerja Jenifer Wen sangat baik, dan dia mencoba membantu apa yang orang lain katakan padanya dan melakukan segalanya.
Tapi sekarang, semua usahanya berubah menjadi lelucon karena beberapa kata itu.
Sebenarnya siapa yang sangat membencinya hingga ingin benar-benar menghancurkannya seperti ini?
Dia hanya ingin menetap dan mencari pekerjaan biasa, tapi dia mengapa tidak bisa mendapatkan keinginannya?
Dalam benak Jenifer Wen teringat dengan apa yang dikatakan Nicholas Lu tadi, apakah itu dia?
Dengan wajah pucat, Jenifer Wen mengepalkan tinjunya.
“Apa yang kamu lakukan di sini?” Saat ini, seseorang sedang melewati tempatnya, melihat Jenifer Wen menempel di pintu dan tidak masuk, bertanya dengan penasaran.
Baru setelah itu orang-orang di dalam menjadi tenang, dan melihat kalau orang yang sedang didiskusikan masuk, mereka semua langsung diam menutup mulut.
Tiba-tiba, ada seseorang yang berkata dengan tidak senang, "Wanita yang biasanya terlihat normal, aku tidak menyangka kalau dia begitu tidak tahu malu. Kita benar-benar tidak bisa melihat orang hanya dari wajahnya saja."
Jenifer Wen pura-pura tidak mendengar, dan membuka file di depannya, hanya saja pena di tangannya mengkhianatinya, tangannya terus bergetar dan tak bisa menulis apapun.
……
Jenifer Wen hari ini tidak tahu bagaimana bisa melewati ini, kantornya begitu besar, dan gosipnya seperti embusan angin, yang dengan cepat menyebar ke setiap sudut perusahaan.
Ke mana pun dia pergi, dia akan bertemu dengan tatapan aneh dan hinaan orang-orang, seolah-olah dia adalah virus yang mengerikan dan menjijikkan, di mana pun muncul, itu akan membawa bencana.
Setelah pulang kerja, Jenifer Wen pulang ke rumah dan melihat Nicholas Lu minum kopi dengan elegan di rumah. Itu hanya gerakan yang sederhana, tapi terlihat tampan dan aura serta kharismanya sangat berbeda dengan Jenifer Wen.
“Kenapa kamu melakukan itu?” Jenifer Wen tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya.
Nicholas Lu adalah seorang lelaki berkekuatan besar dan memiliki segalanya, lalu dia mengapa harus mencari masalah dengannya yang hanya seekor semut kecil, apakah menyenangkan bermain dengannya, menginjak-injaknya sampai mati?
“Apa?” Nicholas Lu mengerutkan kening, melihat wajah marah Jenifer Wen, wajahnya memerah, dan beberapa tetes keringat kristal terlepas dari dahinya, terlihat sangat marah.
“Jangan berpura-pura, kamu sebegitu tidak inginnya aku bekerja di perusahaan?” Jenifer Wen hanya berpikir dia berani melakukannya, tapi tak berani mengakuinya, sungguh sangat konyol. “Aku tidak akan menyerah, aku akan tetap bertahan di perusahaan itu. Kita tunggu dan lihat saja."
Setelah itu, dia berbalik dan pergi. Karena Nicholas Lu memandang rendah dia seperti ini dan ingin menghancurkannya, maka dia tidak bisa mengaku kalah.
Baru kemudian Nicholas Lu meletakkan cangkir kopi di tangannya dengan dahi mengkerut, matanya terlihat tajam.
Trik macam apa yang dimainkan wanita ini?
...
Jenifer Wen beberapa hari kemudian setiap hari bangun pagi-pagi sekali, dia berpikir karena rekan-rekannya sudah salah paham, maka dia akan menunjukkan ketulusannya.
Dia percaya kalau tindakan nyatanya dapat menghancurkan rumor.
Tetapi situasinya tidak membaik seperti yang dia pikirkan. Banyak orang yang mulai mempersulitnya karena mereka tahu masa lalunya yang suram itu.
"Apa, kamu bahkan tidak bisa membuat tabel, apa kamu menggunakan semua ilmumu di tempat tidur hanya untuk membuat lelaki senang saja, huh?"
Novel Terkait
Air Mata Cinta
Bella CiaoAsisten Bos Cantik
Boris DreyCinta Tapi Diam-Diam
RossieTen Years
VivianHanya Kamu Hidupku
RenataHusband Deeply Love
NaomiPengantin Baruku×
- Bab 1 Menikah Dengan Lelaki Yang Tengah Koma
- Bab 2 Joyous
- Bab 3 Hari Pernikahan
- Bab 4 Kamu Siapa?
- Bab 5 Harusnya Waktu Itu Langsung Bunuh Dia Saja
- Bab 6 Dengarkan Kataku
- Bab 7 Kesepakatan
- Bab 8 Pulang Ke Rumah
- Bab 9 Makna Keluarga Untuknya
- Bab 10 Mengeluarkan Uang 50.000 Yuan Untuk Membayar Kepahitannya
- Bab 11 Yang Di Sebut Cinta
- Bab 12 Tidak Lebih Dari Itu
- Bab 13 Membantunya Meluapkan Emosi
- Bab 14 Rindu Aku Tidak?
- Bab 15 Di Mata-Matai
- Bab 16 Aku Mohon Lepaskan Aku
- Bab 17 Dia Sadar!
- Bab 18 Mimpi Buruk Itu Datang Lagi
- Bab 19 Kamu Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 20 Kenapa Belum Mati Juga
- Bab 21 Dasar Wanita Murahan
- Bab 22 Kehadirannya Apakah Benar Kebetulan?
- Bab 23 Aku Menyetujuimu
- Bab 24 Kenapa Bisa Dia
- Bab 5 Di Dunia Ini Ada Begitu Banyak Jebakan
- Bab 26 Eksrrim
- Bab 27 Tidak Usah Pergi Kemana-Mana
- Bab 28 Foto
- Bab 29 Tanpa Mengatakan Apa-Apa Sudah Ingin Pergi
- Bab 30 Salah Paham
- Bab 31 Kali Ini Sudah Melembut
- Bab 32 Anggap Saja Aku Memohon Padamu
- Bab 33 Bertemu Setiap Hari
- Bab 34 Tidak Mengerti Perkataan Manusia
- Bab 35 Menghancurkan Perasaan Cherry Wen
- Bab 36 Menerima Banyak Penderitaan
- Bab 37 Seperti Sedang Mengurusi Istri
- Bab 38 Tidak Sanggup Menerimanya
- Bab 39 Sangat Keras Kepala
- Bab 40 Membantumu
- Bab 41 Hanya Aku Yang Bisa Menghukumnya
- Bab 42 Tidak Cocok Untukmu
- Bab 43 Benar-benar Kacau
- Bab 44 Nicholas Lu Membantunya
- Bab 45 Hanya Mainan
- Bab 46 Tidak Perlu Kembali Lagi
- Bab 47 Seharusnya Mati Di Dalam Penjara
- Bab 48 Tidak Bisa Tidak Curiga
- Bab 49 Tidak Sesederhana Itu
- Bab 50 Benar-benar Tidak Tahu Malu
- Bab 51 Tak Tahu Malu
- Bab 52 Mengirim Diri Ke Pelukanmu
- Bab 53 Lantas Apakah Disengaja?
- Bab 54 Jangan Biarkan Dia Lolos
- Bab 55 Tetap Adalah Dia
- Bab 56 Memprovokasi Adik Ipar
- Bab 57 Mengada-ada
- Bab 58 Mengungkapkan Kepada Publik
- Bab 59 Orang Itu Tidak Akan Datang
- Bab 60 Tidak Sadar
- Bab 61 Menggali Lubang Kubur Sendiri
- Bab 62 Mengungkapkan Isi Hati
- Bab 63 Dia Kembali
- Bab 64 Datang Untuk Membahas Perceraian
- Bab 65 Mendekatinya Dengan Ganas
- Bab 66 Hilang Kendali
- Bab 67 Itu Tidak Buruk
- Bab 68 Semua Ini Salahmu
- Bab 69 Rahasia Cherry
- Bab 70 Membakar Diri Sendiri
- Bab 71 Sudah Tidak Memiliki Harga Diri Lagi
- Bab 72 Bisa-Bisanya Mencuri
- Bab 73 Tidak Merasa Tidak Adil
- Bab 74 Benar-Benar Rubah Licik
- Bab 75 Sebentar Lagi Akan Tiba
- Bab 76 Aku Mohon Jangan
- Bab 77 Tidak Apa-Apa
- Bab 78 Menemukan Wanita Itu
- Bab 79 Benar-Benar Membuatku Muak
- Bab 80 Menemukan Wanita Kemarin Malam
- Bab 81 Kamu Adalah Barang
- Bab 82 Tertekan Tapi Tak Bisa Diungkapkan Dengan Kata-kata.
- Bab 83 Apa Yang Sebenarnya Sedang Terjadi?
- Bab 84 Kamu Hamil!
- Bab 85 Aborsi
- Bab 86 Semuanya Akan Berakhir
- Bab 87 Meninggalkan Rumah Keluarga Lu
- Bab 88 Orang Yang Lewat
- Bab 89 Benar-benar Muak
- Bab 90 Ketahuan Hamil
- Bab 91 Kecuali Aku Mati
- Bab 92 Coba Saja
- Bab 93 Tubuhnya Terlalu Lemah
- Bab 94 Aku Sudah Salah Paham Padamu
- Bab 95 Pergi Ke Perusahaan
- Bab 96 Ternyata Kamu Menyukai Wanita Seperti Ini
- Bab 97 Tidak Mungkin Menyukainya Juga, Kan?
- Bab 98 Tidak Ada Kesempatan Sedikitpun
- Bab 99 Tidak Mungkin Dinafkahi, Kan?
- Bab 100 Harus Mendapatkan Jenifer
- Bab 101 Pura-pura Tidak Mau
- Bab 102 Selamatkan Anakku
- Bab 103 Apakah Ingin Tahu Siapa Ayah Dari Anak Ini?
- Bab 104 Diculik!
- Bab 105 Pilihan Nicholas Lu
- Bab 106 Melukai Anaknya
- Bab 107 Kenapa Tidak Senang?
- Bab 108 Anak Ini Adalah Anaknya
- Bab 109 Terharu
- Bab 110 Jarak Tidak Terjangkau
- Bab 111 Menjaganya
- Bab 112 Peduli Padanya
- Bab 113 Tidak Ada Celah
- Bab 114 Apakah Kamu Cemburu?
- Bab 115 Masih Ingin Mempunyai Anak?
- Bab 116 Untuk Orang Yang Kucintai
- Bab 117 Hanya Teman
- Bab 118 Hanya Untuk Balas Dendam
- Bab 119 Aku Tidak Perlu Bantuanmu
- Bab 120 Mengeluh
- Bab 121 Biarkan Aku Menjagamu
- Bab 122 Menemukan Jalan Keluar
- Bab 123 Seperti Melihat Seekor Anjing
- Bab 124 Apa Masih Ada Keadilan
- Bab 125 Apakah Sedang Berbohong Padanya
- Bab 126 Pemikiran Yang Berani
- Bab 127 Sesuatu Terjadi Pada Nicholas Lu
- Bab 128 Berbohong Pada Satu Wanita
- Bab 129 Bisa Memberimu Kesempatan
- Bab 130 Bayar Harganya
- Bab 131 Aku Tidak Ingin Mendengar Kata-kata Ini
- Bab 132 Membuatnya Membayar
- Bab 133 Kamu Cemburu?
- Bab 134 Jenifer Wen, Itu Kamu Kan
- Bab 135 Sedang Berbohong
- Bab 136 Sama Sekali Tidak Mirip Dia
- Bab 137 Calon Menantu Perempuan Adalah...
- Bab 138 Untuk Apa Menyerahkan Diri
- Bab 139 Itu Bergantung Kepadamu
- Bab 140 Tidak Akan Ada Lagi Orang Yang Peduli Kepadanya Seperti Ini
- Bab 141 Ada Sesuatu yang Disembunyikan Dariku
- Bab 142 Percaya
- Bab 143 Sesedih Itu?
- Bab 144 Hanya Boleh Berhasil Tidak Boleh Gagal
- Bab 145 Pergi Mencari Orang Lain
- Bab 146 Ternyata Tidak Patuh
- Bab 147 Lebih Baik Mati
- Bab 147 Dasar Murahan
- Bab 148 Aku Menginginkanmu
- Bab 150 Harus Lebih Bisa Mengontrolnya
- Bab 151 Membujuknya Untuk Tidak Mendengarkan, Tetapi Menerimanya Dengan Paksa.
- Bab 152 Tidak Akan Gegabah Lagi
- Bab 153 Mengeluh Di Belakang
- Bab 154 Merasa Sangat Tertekan
- Bab 155 Semuanya Sudah Berlalu
- Bab 156 Depresi Berat
- Bab 157 Tidak Layak
- Bab 158 Mau Menjadi Musuhku Selama Sisa Hidupmu
- Bab 159 Semua Adalah Salah Wanita Itu
- Bab 160 Mendapatkan Siksaan Atas Kejahatan Yang Telah Dilakukan
- Bab 161 Keluarga Lu Tahu
- Bab 162 Menghancurkan Reputasinya
- Bab 163 Mengabaikannya
- Bab 164 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 165 Anak Ini Adalah Anakmu
- Bab 166 Setelah Di Lahirkan Buang Anak Itu
- Bab 167 Hatinya Merasa Begitu Lelah
- Bab 168 Dia Pikir Dia Siapa?
- Bab 169 Gambaran yang Menusuk Mata
- Bab170 Salah Mengenali Orang