Pengantin Baruku - Bab170 Salah Mengenali Orang

Keesokan harinya.

Setelah bangun, Jenifer Wen menyadari kalau lingkaran hitam di bawah matanya semakin pekat, matanya juga merah dia sudah mirip seperti seekor kelinci.

Kalau dia bilang tidak peduli itu salah, karena pada akhirnya, setiap dia teringat dengan gambar yang ada di foto itu, dia masih tidak mampu menahan air mata dan sakit hatinya, ya kemarin malam, dia insomnia.

Sejak Nicholas Lu pergi meninggalkannya waktu itu, dia sudah tidak ada datang mencarinya lagi, Jenifer Wen memikirkan itu, menertawakan dirinya sendiri, mungkin, orang itu sudah menyadari kenyataan yang ada, dan menyadari Sherli Mu nona besar yang bermartabat lah yang cocok untuknya, jadi memutuskan untuk mencari orang sepertinya lagi.

Jenifer Wen membersihkan muka, karena hamil tidak boleh memakai make-up, tapi sudah ada janji untuk bertemu dengan Galvin He, dia jadi menemukan kacamata hitam, memakainnya untuk menutupi lingkaran serta matanya yang merah.

Setelah mempersiapkan diri, Jenifer Wen baru pergi meninggalkan rumah.

Galvin He sudah memesan khusus restoran bernuansa kafe yang suasananya bagus, walaupun datang bukan untuk berkencan, tapi dia berharap bisa menggunakan kesempatan itu untuk bisa bersama Jenifer Wen, karena bagaimanapun mereka berdua sudah begitu lama tidak bertemu dan mengobrol berdua.

Jenifer Wen turun dari tangga, melihat mobil Galvin He sudah menunggu di bawah, dia sepertinya sedikit terkejut, karena mereka sebelumnya tidak memiliki kesepakatan kalau Galvin He akan datang menjemputnya, dan juga, Galvin He juga tidak memberinya telepon, kalau begitu, bukankah itu berarti dia sudah menunggunya lama di bawah?

“Kamu kenapa tidak meneleponku dan menyuruhku cepat turun?” Teringat saat dirinya tadi yang sengaja bertele-tele, Jenifer Wen merasa sedikit tidak enak.

“Menunggu sebentar itu tidaklah ada apa-apanya, memangnya menunggu wanita, bukan tugas seorang laki-laki?” Galvin He dengan gentle membuka pintu mobil, mengajak Jenifer Wen masuk ke dalam.

Mendengar perkataannya, Jenifer Wen hanya bisa tersenyum paksa, tak bisa dipungkiri, Galvin He ini sangat bisa bicara, sikapnya itu tanpa terasa membuat kekesalan dan kesedihan dalam hatinya berkurang jauh.

Galvin He masuk ke dalam mobil, menyadari kalau Jenifer Wen tidak melepas kacamatanya, dalam hatinya tergerak suatu pemikiran, “Terik matahari hari ini tidak begitu, kenapa tidak di lepas kacamatanya?”

Jenifer Wen menggelengkan kepala, “Aku...Kemarin tidak tidur nyenyak, jadi mataku agak tidak enak, pakai ini untuk menutupinya.”

Galvin He langsung mengerti kalau dia sedang berbohong, hanya, dia tidak ingin mengatakannya, dia juga tidak ingin terus bertanya membuat Jenifer Wen kesusahan, “Ya sudah nanti kita selesai makan langsung pulang ya, biar kamu bisa balas tidur yang tidak nyenyak semalam.”

Jenifer Wen mendengar itu menganggukan kepala, dia mengerti orang sepintar Galvin He ini sudah memahami sesuatu, tapi dia tidak terus mengejarnya dan bertanya, ini membuat perasaannya menjadi lebih nyaman.

Keduanya begitu tenang pergi ke tempat tujuan, selama di perjalanan mengobrol beberapa kata, walaupun keadaan begitu tenang tapi itu malah membuat orang merasa relax.

Tak lama, mobil Galvin He behenti di depan restoran yang sudah dia pesan.

Galvin He turun dari mobil, kemudian maju membukakan pintu Jenifer awen, gerakannya yang begitu gentle dengan cepat memancing perhatian para wanita sekitar.

“Lihat lah kamu ini begitu terkenal ya.” Jenifer Wen melihat beberapa wanita ingin menyapanya. Tapi setelah melihat kehadirannya langsung mengurungkan niat, dia merasa ini sangat lucu, “Lihat lah, sepertinya keberadaanku, mengganggu kesempatan mereka.”

Para wanita itu seperti salah paham dengan hubungan keduanya, melihatnya, tidak berani bergerak menyapa hanya berani menatap mereka diam-diam.

“Kalau boleh, aku malah berharap kamu terus disisiku untuk menghentikan mereka datang menyapaku.” Galvin He melihat moodnya yang membaik, juga tersenyum dan melontarkan candaan itu, tapi dari sorot matanya sebaliknya tidak terlihat sedikitpun bercanda, malah...Terlihat begitu serius.

Kalau, Jenifer Wen bersedia menerimanya, bersedia menyuruhnya untuk menutupi segala kekurangannya, dia mungkin bisa tidak memperdulikan sisanya.

Jenifer Wen bisa merasakan itu, tapi ya hanya bisa berpura-pura tidak menyadarinya, dia dengan canggung terbatuk 2 kali, “Udah yuk. Cepat masuk makan, aku sudah lapar.”

Melihatnya tidak menanggapi perkataannya, Galvin He sedikit sedih tapi dia tidak terus terlena akan itu, karena dia tahu di hati Jenifer Wen saat ini ada oran lain, dia tidak bisa terburu-buru dan memaksanya.

Kedua orang itu masuk ke dalam restoran, Galvin He dengan cepat memberitahu tempat yang sudah di pesannya, “Pemandangan taman bunga disini sangat indah, jadi aku tidak memilih ruang tertutup, tidak apa-apa kan?”

Jenifer Wen menggelengkan kepala, dia tidak begitu mempermasalahkan hal seperti itu, dan juga, suasana disana sangat enak, di depan restoran ada taman bunga yang indah dan asri, ada berbagai macam bunga yang merekah, membuat orang merasakan disana indah dan nyaman, bisa sambil menikmati makanan dan pemandangan adalah suatu hal yang menyenangkan.

GalvinHe tersenyum, bola matanya menggelap tapi dia dengan cepat menyembunyikannya.

Di bawah arahan pelayan keduanya sampai dan duduk di tempat mereka.

“Kamu cepat lah pesan makanannya.” Galvin He walaupun tahu makanan rekomendasi disini apa, tapi karena ingin lebih memahami selera Jenifer Wen dia jadi memberikan opsi pilihannya padanya.

Jenifer Wen mengangguk, tidak menolak, kemudian memilih beberapa makanan yang tidak berminyak dan banyak sayur, dia kemudian meminta Galvin He memesan beberapa makanan rekomendasi, sebelum pelayan pergi, Galvin He memanggilnya dan berkata, “Minta segelas susu juga ya.”

Jenifer Wen tahu itu untuknya, dalam hatinya merasa hangat, dan di sudut bibirnya tercipta senyuman.

“Jenifer, kemarin, kamu sebenarnya menghadapi apa, hingga tiba-tiba mau pergi ke luar negeri?”

Galvin He melihat moodnya yang baik, lalu mulai menanyakan hal ini.

Setelah tahu orang di belakang Jenifer Wen adalah Nicholas Lu, hatinya mulai menggebu-gebu, pokoknya dengan orang ini dia tidak boleh kalah.

Tapi selama ini, dia tidak mendapatkan kesempatan yang baik, ya yang kemarin malam, dia seperti mendapatkan sedikit harapan di dalam kegelapan.

Pasti karena Nicholas Lu telah melakukan sesuatu, menyakitinya hingga dia mau meninggalkan tempat ini.

“Sejujurnya, ya tidak ada apa-apa, cuma merasa lelah.” Jenifer Wen mengambil gelas susunya dan meminumnya.

Kemarin malam dia sudah memikirkannya dengan jelas, Nicholas Lu tidak percaya anak di dalam perutnya anaknya, dan dia sepertinya sudah berbaikan kembali bersama Sherli Mu, maka dari itu kebersamaan mereka saat ini hanya tinggal waktu saja.

Setelah waktunya tiba, keberadaannya akan menjadi sesuatu yang membingungkan dan membuatnya canggung, Sherli Mu yang sebelumnya belum berbaikan dengan Nicholas Lu pun sudah menghantuinya dan bahkan...Mencarinya ke rumah sakit memukulnya.

Apalagi, kalau dia tahu dia hamil, dan anak yang ada di dalam perutnya anak Nicholas Lu, apa yang akan dia lakukan padanya?

Bisa jadi melakukan sesuatu yang tidak baik pada anaknya, Jenifer Wen tidak berani mengambil resiko untuk anak yang ada dalam kandungannya.

“Apakah...Ada hubungannya dengan Nicholas?”

Galvin He saat ini menggenggam erat gelasnya, ya dia saat ini, dengan hati tercekat melontarkan pertanyaan ini, karena dia tahu Jenifer Wen adalah orang yang berhati-hati, jadi setelah menanyakan ini, dalam hatinya sudah tidak ada dasar lagi.

“Kamu...”

Jenifer Wen terkejut, setelah dia sadar, dia baru sadar kalau keterkejutannya itu sudah menjual dirinya sendiri, “Kamu bagaimana bisa tahu...”

Karena perintah dari keluarga Lu, dia dari awal tidak pernah mengatakan hubungannya dengan Nicholas Lu, hanya beberapa orang yang pernah melihatnya saja yang tahu akan masalah ini.

Galvin He bagaimana bisa tahu...

“Waktu itu aku di rumah sakit, seorang perawat salah lihat orang, mengira kalau aku dia.”

Novel Terkait

My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu