Pengantin Baruku - Bab 136 Sama Sekali Tidak Mirip Dia
Jenifer Wen segera menggelengkan kepalanya. Sebenarnya, bagian yang baru saja terkena air panas sedikit merah, hanya saja, tumpahan sup tadi mengenai bagian dadanya, bagaimana dia akan mengatakan kepada Nicholas Lu, itu sangat memalukan.
Nicholas Lu menyipitkan matanya, “Biar aku lihat.”
Jenifer Wen kaget, “Tidak perlu, sungguh tidak apa-apa!”
“Kamu makanlah, aku, lebih baik aku pergi dulu, aku akan mengurusnya sendiri.”
Jenifer Wen sangat takut sehingga dia bergegas pergi, ini adalah rumah sakit.
Ekspresi Nicholas Lu lebih muram, jika perlu untuk diurusi, berarti panas tadi bisa menimbulkan luka? Wanita ini, disaat yang seperti ini pun masih keras kepala, atau dia tidak bisa percaya dengan dirinya?
Jenifer Wen bangun dan bergegas pergi. Alis pria itu terangkat, melihat tatapannya yang malu-malu itu hanya membuatnya merasa jengkel. Terlepas dari penolakan Jenifer Wen, dia langsung memegang lengan Jenifer Wen dengan lembut, lalu menekannya di tempat tidur.
“Nicholas Lu, apa yang kamu lakukan? Cepat lepaskan aku.”
Tiba-tiba perasaannya berubah, membuat Jenifer Wen memiliki firasat yang tidak menyenangkan.
Tapi pria itu malah tidak menjawabnya. Tubuhnya memancarkan aura dingin, ternyata itu adalah sebuah sosok dengan tubuh yang tinggi sedang menyelimuti dirinya, membuat Jenifer Wen tidak punya kesempatan untuk melarikan diri. Tubuh kecilnya jika berada dalam kondisi seperti ini, akan menunjukkan sedikit ambiguitas.
“Kamu...” Wajah Jenifer Wen merah, bahkan dia merasakan darahnya mengalir ke otaknya, membuat sekujur tubuhnya terasa panas.
Tapi, jika ingin lari, juga tidak ada tempat untuk melarikan diri.
Apa yang dilakukan Nicholas Lu benar-benar membuat orang tidak berdaya.
Jenifer Wen hanya bisa merilekskan tubuhnya untuk sementara. Karena jika ingin melawan, itu juga tidak berguna. Lebih baik melihat apa yang akan dia lakukan.
Jari-jari Nicholas Lu berhenti pada bagian pakaian Jenifer Wen yang basah. Sentuhan di tangannya terasa dingin, membuat tatapannya menjadi lebih dingin.
Wanita ini, ternyata berencana pergi dengan tubuhnya yang basah?
Meskipun dikatakan cuaca sekarang sudah berubah menjadi hangat, tapi dengan keadaannya sekarang, ada kemungkinan akan membuatnya terkena flu.
Jari-jarinya yang panjang dan ramping itu perlahan-lahan berhenti pada kancing baju di bagian dada Jenifer Wen.
“Cepat singkirkan tanganmu!”
Jenifer Wen panik, segera mengulurkan tangan untuk mendorong pria yang ada di atasnya ini untuk menjauh. Posisi Nicholas Lu tadi benar-benar sangat dekat dengannya. Setiap dia menghirup udara, semua itu adalah aroma dari pria ini.
Dia tidak ingin dibingungkan dengan aroma harum ini, tapi pikirannya malah tidak mendengarkan instruksinya sama sekali, sudah pusing, seolah akan menyerah.
“Tenanglah sedikit, biarkan aku melihatnya.”
Nicholas Lu langsung menggenggam tangan Jenifer Wen, dan segera, tangan besarnya itu membuka kancing baju bagian atas, dan dengan cepat, sebuah kulit yang memerah akibat terkena panas itu terlihat di depannya.
Nicholas Lu masih tau batas, dia hanya membuka beberapa kancing baju bagian atas, tidak terlalu banyak, tapi meskipun demikian, sudah cukup membuat Jenifer Wen merasa malu.
Pria ini... bagaimana bisa melakukan hal ini tanpa mengubah ekspresi wajahnya sama sekali?
Tapi, kekuatan Nicholas Lu sangat besar, dan Jenifer Wen tidak memiliki kesempatan untuk melawannya.
“Sakitkah?” Nicholas mengerutkan kening dan menyentuhnya dengan jari-jarinya secara perlahan. Sudah diduga, melihat alis Jenifer Wen yang menegang, dan napasnya juga tidak seperti biasanya.
Ternyata benar, tidak meremehkan seperti yang dia tunjukkan.
“Ini tidak terlalu serius, aku juga bukan tipe wanita yang gampang menangis jika terkena sesuatu. Dulu... dulu aku juga bukan tidak pernah mengalami luka seperti ini, sungguh tidak apa-apa. Aku pulang nanti akan memberinya obat, itu akan baik-baik saja.”
Jenifer Wen tanpa sadar memikirkan hari-harinya berada di dalam penjara.
Ada sekali, dia dipanggil oleh penjaga penjara untuk melakukan pekerjaan. Cuaca sangat dingin, dia membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan pekerjaan kotor bahkan tidak ada orang lain yang ingin mengerjakannya. Saat dia kembali, dengan susah payah dia menuangkan segelas air panas, tapi malah sengaja disiram oleh seorang wanita yang tidak senang melihatnya.
Pada saat itu, sakitnya lebih dari ini, dan juga tidak ada orang yang dengan hati-hati memeriksa lukanya seperti ini.
Memikirkannya, membuat perasaan Jenifer Wen sedikit kesal.
Nicholas Lu melihat ekspresinya yang tiba-tiba menjadi sedih, dia segera mengerti dengan jelas apa yang ingin dia katakan.
Itu berarti beberapa penyiksaan yang dideritanya di dalam penjara.
“Semuanya sudah terlewati, sekarang, kamu harus menghargai dirimu sendiri, mengerti?”
Nicholas Lu melepaskan tangannya, nada bicaranya ringan, tapi hatinya masih tidak begitu tenang.
Jenifer Wen sebenarnya ingin mengatakan pergi, tapi, melihat perhatian dan kekhawatiran di mata pria itu, membuatnya tidak bisa berkata-kata.
Sebenarnya, perasaan diperhatikan oleh orang akan selalu lebih baik daripada diabaikan oleh orang. Temannya sangat sedikit, sudah lama dia tidak merasakan kepedulian seperti ini.
“Aku sudah meminta seseorang untuk mengantarkan obat kesini, lalu lepaslah pakaianmu.”
Melihat Jenifer Wen tidak berniat untuk pergi, dan Nicholas Lu juga melihat bajunya yang basah, lalu bangkit, dan mengambil sebuah baju tidur pria yang masih bersih dan wangi.
Hanya dia yang tinggal di sini, jadi tidak ada pakaian wanita. “Pakailah pakaian ini dulu, nanti aku akan meminta Jordy An untuk mengirimkan baju untukmu.”
Jenifer mengerti maksud Nicholas Lu, dia takut kalau dirinya terkena flu. Setelah dipikir-pikir, jika dia benar-benar sakit karena hal ini, tidak hanya dirinya yang merasa tidak nyaman, tapi bayi yang ada di perutnya juga akan menderita. Jadi tidak perlu untuk menolak lagi, dan segera menerima pakaian itu.
Hanya saja, dia tidak bisa melepas dan mengganti baju di depan Nicholas Lu.
Jadi, Jenifer Wen berdiri, ingin pergi ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya. Nicholas Lu yang melihat itu mengatakan, “Kamu di sini saja. Aku akan keluar.”
Seperti yang dia katakan, dia berjalan keluar dari kamar rumah sakit, membuat Jenifer Wen sedikit tersentuh hatinya. Nicholas Lu dari awal adalah seseorang yang selalu menghargai dirinya, melakukan hal ini demi dia, merupakan kebohongan jika tidak membuatnya terharu.
Memikirkannya, Jenifer Wen malah belum melepaskan bajunya. Namun, setelah itu dia segera melepaskan bajunya dan mengenakan baju tidur pria itu.
Nicholas Lu berdiri di depan pintu kamar rumah sakit. Tidak diperbolehkan merokok di sini, tapi dia tiba-tiba ingin menyalakan rokok.
Jenifer Wen... apa yang terjadi padanya di dalam penjara?
Dahulu, Nicholas Lu penuh dengan kebencian dan penghinaan terhadapnya. Dia merasa bahwa apa yang dideritanya di sana adalah karena perbuatannya sendiri, dari awal tidak pernah memperdulikannya. Tapi sekarang...
Dia malah tidak bisa berpura-pura untuk tidak tahu masa lalu Jenifer Wen yang berantakan. Dia ingin mengetahuinya.
Dia menelpon Jordy An.
“Kirimkan satu set pakaian yang bisa dipakai Jenifer Wen, dan lagi, bantu aku mencari informasi tentang hari-harinya waktu di penjara.”
Setelah selesai bicara, Nicholas Lu menemukan seorang perawat yang sedang lewat, dan memintanya untuk memberikan salep untuk luka bakar, “Ingat untuk pilih yang bisa digunakan oleh ibu hamil.”
Setelah Nicholas mengatakan ini, dia tercengang sendiri. Dia pikir, dia akan selalu merasa jijik pada bayi yang ada di dalam perut Jenifer Wen yang tidak diketahui asalnya, tapi sebelum menyadarinya, sepertinya dia juga tidak seperti yang dia bayangkan.
Novel Terkait
Hidden Son-in-Law
Andy LeePerjalanan Selingkuh
LindaLoving The Pain
AmardaCEO Daddy
TantoGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangPengantin Baruku×
- Bab 1 Menikah Dengan Lelaki Yang Tengah Koma
- Bab 2 Joyous
- Bab 3 Hari Pernikahan
- Bab 4 Kamu Siapa?
- Bab 5 Harusnya Waktu Itu Langsung Bunuh Dia Saja
- Bab 6 Dengarkan Kataku
- Bab 7 Kesepakatan
- Bab 8 Pulang Ke Rumah
- Bab 9 Makna Keluarga Untuknya
- Bab 10 Mengeluarkan Uang 50.000 Yuan Untuk Membayar Kepahitannya
- Bab 11 Yang Di Sebut Cinta
- Bab 12 Tidak Lebih Dari Itu
- Bab 13 Membantunya Meluapkan Emosi
- Bab 14 Rindu Aku Tidak?
- Bab 15 Di Mata-Matai
- Bab 16 Aku Mohon Lepaskan Aku
- Bab 17 Dia Sadar!
- Bab 18 Mimpi Buruk Itu Datang Lagi
- Bab 19 Kamu Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 20 Kenapa Belum Mati Juga
- Bab 21 Dasar Wanita Murahan
- Bab 22 Kehadirannya Apakah Benar Kebetulan?
- Bab 23 Aku Menyetujuimu
- Bab 24 Kenapa Bisa Dia
- Bab 5 Di Dunia Ini Ada Begitu Banyak Jebakan
- Bab 26 Eksrrim
- Bab 27 Tidak Usah Pergi Kemana-Mana
- Bab 28 Foto
- Bab 29 Tanpa Mengatakan Apa-Apa Sudah Ingin Pergi
- Bab 30 Salah Paham
- Bab 31 Kali Ini Sudah Melembut
- Bab 32 Anggap Saja Aku Memohon Padamu
- Bab 33 Bertemu Setiap Hari
- Bab 34 Tidak Mengerti Perkataan Manusia
- Bab 35 Menghancurkan Perasaan Cherry Wen
- Bab 36 Menerima Banyak Penderitaan
- Bab 37 Seperti Sedang Mengurusi Istri
- Bab 38 Tidak Sanggup Menerimanya
- Bab 39 Sangat Keras Kepala
- Bab 40 Membantumu
- Bab 41 Hanya Aku Yang Bisa Menghukumnya
- Bab 42 Tidak Cocok Untukmu
- Bab 43 Benar-benar Kacau
- Bab 44 Nicholas Lu Membantunya
- Bab 45 Hanya Mainan
- Bab 46 Tidak Perlu Kembali Lagi
- Bab 47 Seharusnya Mati Di Dalam Penjara
- Bab 48 Tidak Bisa Tidak Curiga
- Bab 49 Tidak Sesederhana Itu
- Bab 50 Benar-benar Tidak Tahu Malu
- Bab 51 Tak Tahu Malu
- Bab 52 Mengirim Diri Ke Pelukanmu
- Bab 53 Lantas Apakah Disengaja?
- Bab 54 Jangan Biarkan Dia Lolos
- Bab 55 Tetap Adalah Dia
- Bab 56 Memprovokasi Adik Ipar
- Bab 57 Mengada-ada
- Bab 58 Mengungkapkan Kepada Publik
- Bab 59 Orang Itu Tidak Akan Datang
- Bab 60 Tidak Sadar
- Bab 61 Menggali Lubang Kubur Sendiri
- Bab 62 Mengungkapkan Isi Hati
- Bab 63 Dia Kembali
- Bab 64 Datang Untuk Membahas Perceraian
- Bab 65 Mendekatinya Dengan Ganas
- Bab 66 Hilang Kendali
- Bab 67 Itu Tidak Buruk
- Bab 68 Semua Ini Salahmu
- Bab 69 Rahasia Cherry
- Bab 70 Membakar Diri Sendiri
- Bab 71 Sudah Tidak Memiliki Harga Diri Lagi
- Bab 72 Bisa-Bisanya Mencuri
- Bab 73 Tidak Merasa Tidak Adil
- Bab 74 Benar-Benar Rubah Licik
- Bab 75 Sebentar Lagi Akan Tiba
- Bab 76 Aku Mohon Jangan
- Bab 77 Tidak Apa-Apa
- Bab 78 Menemukan Wanita Itu
- Bab 79 Benar-Benar Membuatku Muak
- Bab 80 Menemukan Wanita Kemarin Malam
- Bab 81 Kamu Adalah Barang
- Bab 82 Tertekan Tapi Tak Bisa Diungkapkan Dengan Kata-kata.
- Bab 83 Apa Yang Sebenarnya Sedang Terjadi?
- Bab 84 Kamu Hamil!
- Bab 85 Aborsi
- Bab 86 Semuanya Akan Berakhir
- Bab 87 Meninggalkan Rumah Keluarga Lu
- Bab 88 Orang Yang Lewat
- Bab 89 Benar-benar Muak
- Bab 90 Ketahuan Hamil
- Bab 91 Kecuali Aku Mati
- Bab 92 Coba Saja
- Bab 93 Tubuhnya Terlalu Lemah
- Bab 94 Aku Sudah Salah Paham Padamu
- Bab 95 Pergi Ke Perusahaan
- Bab 96 Ternyata Kamu Menyukai Wanita Seperti Ini
- Bab 97 Tidak Mungkin Menyukainya Juga, Kan?
- Bab 98 Tidak Ada Kesempatan Sedikitpun
- Bab 99 Tidak Mungkin Dinafkahi, Kan?
- Bab 100 Harus Mendapatkan Jenifer
- Bab 101 Pura-pura Tidak Mau
- Bab 102 Selamatkan Anakku
- Bab 103 Apakah Ingin Tahu Siapa Ayah Dari Anak Ini?
- Bab 104 Diculik!
- Bab 105 Pilihan Nicholas Lu
- Bab 106 Melukai Anaknya
- Bab 107 Kenapa Tidak Senang?
- Bab 108 Anak Ini Adalah Anaknya
- Bab 109 Terharu
- Bab 110 Jarak Tidak Terjangkau
- Bab 111 Menjaganya
- Bab 112 Peduli Padanya
- Bab 113 Tidak Ada Celah
- Bab 114 Apakah Kamu Cemburu?
- Bab 115 Masih Ingin Mempunyai Anak?
- Bab 116 Untuk Orang Yang Kucintai
- Bab 117 Hanya Teman
- Bab 118 Hanya Untuk Balas Dendam
- Bab 119 Aku Tidak Perlu Bantuanmu
- Bab 120 Mengeluh
- Bab 121 Biarkan Aku Menjagamu
- Bab 122 Menemukan Jalan Keluar
- Bab 123 Seperti Melihat Seekor Anjing
- Bab 124 Apa Masih Ada Keadilan
- Bab 125 Apakah Sedang Berbohong Padanya
- Bab 126 Pemikiran Yang Berani
- Bab 127 Sesuatu Terjadi Pada Nicholas Lu
- Bab 128 Berbohong Pada Satu Wanita
- Bab 129 Bisa Memberimu Kesempatan
- Bab 130 Bayar Harganya
- Bab 131 Aku Tidak Ingin Mendengar Kata-kata Ini
- Bab 132 Membuatnya Membayar
- Bab 133 Kamu Cemburu?
- Bab 134 Jenifer Wen, Itu Kamu Kan
- Bab 135 Sedang Berbohong
- Bab 136 Sama Sekali Tidak Mirip Dia
- Bab 137 Calon Menantu Perempuan Adalah...
- Bab 138 Untuk Apa Menyerahkan Diri
- Bab 139 Itu Bergantung Kepadamu
- Bab 140 Tidak Akan Ada Lagi Orang Yang Peduli Kepadanya Seperti Ini
- Bab 141 Ada Sesuatu yang Disembunyikan Dariku
- Bab 142 Percaya
- Bab 143 Sesedih Itu?
- Bab 144 Hanya Boleh Berhasil Tidak Boleh Gagal
- Bab 145 Pergi Mencari Orang Lain
- Bab 146 Ternyata Tidak Patuh
- Bab 147 Lebih Baik Mati
- Bab 147 Dasar Murahan
- Bab 148 Aku Menginginkanmu
- Bab 150 Harus Lebih Bisa Mengontrolnya
- Bab 151 Membujuknya Untuk Tidak Mendengarkan, Tetapi Menerimanya Dengan Paksa.
- Bab 152 Tidak Akan Gegabah Lagi
- Bab 153 Mengeluh Di Belakang
- Bab 154 Merasa Sangat Tertekan
- Bab 155 Semuanya Sudah Berlalu
- Bab 156 Depresi Berat
- Bab 157 Tidak Layak
- Bab 158 Mau Menjadi Musuhku Selama Sisa Hidupmu
- Bab 159 Semua Adalah Salah Wanita Itu
- Bab 160 Mendapatkan Siksaan Atas Kejahatan Yang Telah Dilakukan
- Bab 161 Keluarga Lu Tahu
- Bab 162 Menghancurkan Reputasinya
- Bab 163 Mengabaikannya
- Bab 164 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 165 Anak Ini Adalah Anakmu
- Bab 166 Setelah Di Lahirkan Buang Anak Itu
- Bab 167 Hatinya Merasa Begitu Lelah
- Bab 168 Dia Pikir Dia Siapa?
- Bab 169 Gambaran yang Menusuk Mata
- Bab170 Salah Mengenali Orang