Pengantin Baruku - Bab 1 Menikah Dengan Lelaki Yang Tengah Koma
Di malam yang gelap, penjara wanita kota J, terasa sepi juga dingin.
Jenifer Wen meringkuk di atas kasur, selimut di tubuhnya begitu tipis, bahkan tidak bisa menutupi angin malam yang dingin, dia mengulurkan tangan memegang lututnya yang sakit, rasa sakit di tulang lututnya itu membuatnya tidak bisa tidur semalaman.
Sudah 3 tahun, dia awalnya mengira kalau dia akan terbiasa dengan semua kepahitan ini, tapi sekarang dia baru menyadari kalau dirinya tidak sekuat itu.
Rasa sakit yang terkumpul dari 3 tahun ini membuat musim dingin kali ini semakin sulit terlewati, Jenifer Wen bahkan tidak tahu apakah dia bisa menunggu dan melewati semua ini sampai hari nanti dia akan keluar dari penjara.
3 tahun yang lalu setelah dirinya di jebak menjadi tersangka dan di vonis 10 tahun penjara, sekarang masih ada 7 tahun untuk bisa keluar dan menghirup udara bebas.
Karena sakit, Jenifer Wen memiringkan badan, dan pergerakan di kasurnya itu membangunkan orang sebelahnya, orang itu dengan kesal bangkit dan langsung menarik rambut Jenifer Wen.
Jenifer Wen melihat wajah ganas wanita itu, ekspresinya diam dan pasrah. Menerima segala pukulan baginya adalah hal yang biasa.
Hanya diamnya itu tidak turut membuat hati orang itu melembut, sebuah tamparan keras terlihat akan mendarat di wajahnya, Jenifer Wen tidak ada tenaga untuk menghindar jadi hanya membiarkan wanita itu memukulnya, karena Jenifer Wen berpikir, setelah dia puas memukul semua keadaannya akan kembali seperti semula.
Di saat Jenifer Wen menutup mata menunggu datangnya rasa sakit, tiba-tiba, dari luar terdengar langkah kaki. “Jenifer, keluar!”
Jenifer Wen membuka mata, dan wanita itu langsung menyingkirkannya, “Anggap saja kamu sedang beruntung.”
Jenifer Wen mulai bergerak dan memakai baju satu-satunya yang layak dipakai, kemudian mengikuti penjaga penjara berjalan keluar, “Apa yang terjadi?”
“Diam, yang tidak harus ditanya jangan ditanya!”
Penjaga penjara tidak banyak bicara, kemudian memasangkan borgol dan penutup kepala pada Jenifer Wen.
Kegelapan, membawa rasa takut yang tak tertebak, hati Jenifer Wen perlahan semakin kelam.
Setelah tak lama berjalan, dia di bawa masuk ke dalam mobil, “Kalian mau bawa aku pergi kemana!”
Jenifer Wen mendengar mesin mobil yang berbunyi, ketakutannya menjadi tak tertahankan.
Karena dalam keadaan dirinya yang tidak tahu apa-apa dan di bawa pergi, membuatnya merasa seperti dirinya akan di eksekusi.
“Nanti kalau sudah sampai kamu akan tahu sendiri.”
Sebuah suara tua yang berat dan bertenaga terdengar di telinganya, jantung Jenifer Wen berdetak semakin kencang...
Instingnya mengatakan, kepergiannya kali ini pasti akan bisa merubah lintasan hidupnya.
Setelah duduk dengan tidak tenang selama beberapa waktu, mobil akhirnya berhenti dan Jenifer Wen turun dari mobil, kemudian dirinya di tarik orang untuk mengikutinya pergi berjalan agak jauh hingga akhirnya berhenti.
Kemudian seseorang dengan kasar membuka penutup kepalanya, karena telah berada di kegelapan dalam waktu yang lama membuat matanya sedikit perih ketika melihat cahaya.
Jenifer Wen berusaha beradaptasi dengan keadaan sekitar, baru menyadari di kejauhan tengah berdiri seorang lelaki tua, di wajahnya tidak ada ekspresi apapun, tapi dia memiliki aura yang membuat orang sekitarnya tak bisa berkutik.
Orang ini adalah orang yang membawanya keluar, dan orang yang tidak bisa dia ganggu.
Jenifer Wen meliriknya kemudian menundukan kepala, dia sangat takut kalau orang ini tiba-tiba marah dan melakukan sesuatu padanya, karena dia tidak ada sedikitpun tenaga untuk melawan.
“Jadi begini, aku memiliki suatu hal yang ingin kamu untuk membantunya, kalau kamu bersedia, aku bisa menarik vonis penjaramu dan kamu bisa keluar dari sana lebih awal.
Sebelum kata-kata orang tua itu jatuh, Jenifer Wen karena tidak sabar langsung memotongnya, “Aku bersedia.”
“Kamu tidak takut kalau permintaanku itu akan berdampak buruk untukmu?” Orang itu sangat aneh dan bingung melihat responnya.
Jenifer Wen menggelengkan kepala, “Tidak peduli apapun itu, pastinya tidak akan seburuk dengan keadaan saat ini. Lagi pula, kalau kamu benar-benar ingin menyelesaikanku, aku percaya aku pasti tidak akan ada kesempatan untuk berdiri di sini seperti saat ini.”
Orang ini, bisa membawanya keluar dari penjara, juga bisa membebaskannya, jadi dia tentu juga bisa kalau ingin membuatnya menghilang dari dunia ini, tapi masalahnya dia belum ingin mati.
Orang tua itu menganggukan kepala, “Walaupun perkataannya seperti itu, tapi kamu setidaknya harus mengerti apa itu dan baru memutuskan.”
Setelah mengatakan itu, orang tua itu membuka pintu kamar dan masuk ke dalam, Jenifer Wen mengikuti di belakangnya, dan disana dia melihat ada sebuah kasur rawat yang sedang berbaring seorang manusia.
Orang yang berbaring disana adalah seorang lelaki yang memiliki paras tampan. Walaupun tubuhnya terbalut pakaian rumah sakit, kedua matanya tertutup rapat, tapi itu tidak mengurangi auranya yang besar, fitur wajah pahatan sempurna di bawah cahaya redup menguraikan siluet yang tidak dapat ditolak oleh seorang wanita manapun.
Jenifer Wen tidak pernah mengetahui kehebatan lelaki ini, dan orang sepertinya tentu tidak ada hubungan dengannya, membuat Jenifer Wen tidak bisa menyembunyikan kebingungannya.
“Ini cucuku Nicholas Lu, dia sudah koma selama 3 tahun, dan dia adalah orang yang kamu tabrak waktu itu.”
Wajah Jenifer Wen seketika pucat, dia tidak bisa menahan diri untuk mengepalkan tangan, dan kuku yang belum sempat di potong menembus hingga ke daging tangannya, tapi dia sama sekali tidak merasa rasa sakitnya hanya memandang tajam lelaki di depannya.
Ternyata dia!
Jenifer Wen tahu kalau dia juga korban, tapi ketika teringat kalau dia karena lelaki ini masuk dalam penjara, dan habis-habisan di bully di siksa, membuatnya kesulitan untuk menetralkan diri.
Marah, merasa tidak adil semua rasa itu berkumpul menjadi satu, tapi dia akhirnya hanya menahannya, dan membentuk eskpresi wajah yang tenang.
Orang tua itu melihat tangannya gemetaran, mengira kalau dia merasa bersalah, “Nicholas sekarang masih koma tidak sadarkan diri, butuh seorang wanita untuk menikah dengannya dan mengurusnya, tapi karena beberapa alasan, jadi pilihan wanitanya jatuh padamu, bagaimana menurutmu?”
Jenifer Wen terdiam, menikah? Menikah dengan laki-laki seperti Nicholas Lu ini?
Walaupun tidak masuk ke dalam penjara, dan dengan status keluarganya saat ini untuk bisa menikah dengan keluarga Lu yang merupakan keluarga kaya raya semua itu pasti hanya imajinasi dan mimpi belaka.
Dia mengerti, keluarga Lu pasti sedang merencanakan sesuatu...
Tapi dia tidak punya hak untuk menolak.
Dia hanya memiliki 2 jalan.
Pertama, menikah dengan orang koma tak sadarkan diri ini, dan memulai jalan dengan masa depan yang tidak pasti.
Atau, kembali ke penjara menjalani hidup yang gelap dan tidak tahu hari hingga masa vonisnya habis.
Tidak peduli jalan mana yang mau di ambil, semuanya itu hanyalah sangkar. Dia menatap lurus Nicholas Lu yang tidak sadarkan diri dengan emosi rumit di matanya.
“Aku...”
Novel Terkait
Beautiful Love
Stefen LeeBeautiful Lady
ElsaUnplanned Marriage
MargeryMy Greget Husband
Dio ZhengLove and Trouble
Mimi XuYou're My Savior
Shella NaviPengantin Baruku×
- Bab 1 Menikah Dengan Lelaki Yang Tengah Koma
- Bab 2 Joyous
- Bab 3 Hari Pernikahan
- Bab 4 Kamu Siapa?
- Bab 5 Harusnya Waktu Itu Langsung Bunuh Dia Saja
- Bab 6 Dengarkan Kataku
- Bab 7 Kesepakatan
- Bab 8 Pulang Ke Rumah
- Bab 9 Makna Keluarga Untuknya
- Bab 10 Mengeluarkan Uang 50.000 Yuan Untuk Membayar Kepahitannya
- Bab 11 Yang Di Sebut Cinta
- Bab 12 Tidak Lebih Dari Itu
- Bab 13 Membantunya Meluapkan Emosi
- Bab 14 Rindu Aku Tidak?
- Bab 15 Di Mata-Matai
- Bab 16 Aku Mohon Lepaskan Aku
- Bab 17 Dia Sadar!
- Bab 18 Mimpi Buruk Itu Datang Lagi
- Bab 19 Kamu Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 20 Kenapa Belum Mati Juga
- Bab 21 Dasar Wanita Murahan
- Bab 22 Kehadirannya Apakah Benar Kebetulan?
- Bab 23 Aku Menyetujuimu
- Bab 24 Kenapa Bisa Dia
- Bab 5 Di Dunia Ini Ada Begitu Banyak Jebakan
- Bab 26 Eksrrim
- Bab 27 Tidak Usah Pergi Kemana-Mana
- Bab 28 Foto
- Bab 29 Tanpa Mengatakan Apa-Apa Sudah Ingin Pergi
- Bab 30 Salah Paham
- Bab 31 Kali Ini Sudah Melembut
- Bab 32 Anggap Saja Aku Memohon Padamu
- Bab 33 Bertemu Setiap Hari
- Bab 34 Tidak Mengerti Perkataan Manusia
- Bab 35 Menghancurkan Perasaan Cherry Wen
- Bab 36 Menerima Banyak Penderitaan
- Bab 37 Seperti Sedang Mengurusi Istri
- Bab 38 Tidak Sanggup Menerimanya
- Bab 39 Sangat Keras Kepala
- Bab 40 Membantumu
- Bab 41 Hanya Aku Yang Bisa Menghukumnya
- Bab 42 Tidak Cocok Untukmu
- Bab 43 Benar-benar Kacau
- Bab 44 Nicholas Lu Membantunya
- Bab 45 Hanya Mainan
- Bab 46 Tidak Perlu Kembali Lagi
- Bab 47 Seharusnya Mati Di Dalam Penjara
- Bab 48 Tidak Bisa Tidak Curiga
- Bab 49 Tidak Sesederhana Itu
- Bab 50 Benar-benar Tidak Tahu Malu
- Bab 51 Tak Tahu Malu
- Bab 52 Mengirim Diri Ke Pelukanmu
- Bab 53 Lantas Apakah Disengaja?
- Bab 54 Jangan Biarkan Dia Lolos
- Bab 55 Tetap Adalah Dia
- Bab 56 Memprovokasi Adik Ipar
- Bab 57 Mengada-ada
- Bab 58 Mengungkapkan Kepada Publik
- Bab 59 Orang Itu Tidak Akan Datang
- Bab 60 Tidak Sadar
- Bab 61 Menggali Lubang Kubur Sendiri
- Bab 62 Mengungkapkan Isi Hati
- Bab 63 Dia Kembali
- Bab 64 Datang Untuk Membahas Perceraian
- Bab 65 Mendekatinya Dengan Ganas
- Bab 66 Hilang Kendali
- Bab 67 Itu Tidak Buruk
- Bab 68 Semua Ini Salahmu
- Bab 69 Rahasia Cherry
- Bab 70 Membakar Diri Sendiri
- Bab 71 Sudah Tidak Memiliki Harga Diri Lagi
- Bab 72 Bisa-Bisanya Mencuri
- Bab 73 Tidak Merasa Tidak Adil
- Bab 74 Benar-Benar Rubah Licik
- Bab 75 Sebentar Lagi Akan Tiba
- Bab 76 Aku Mohon Jangan
- Bab 77 Tidak Apa-Apa
- Bab 78 Menemukan Wanita Itu
- Bab 79 Benar-Benar Membuatku Muak
- Bab 80 Menemukan Wanita Kemarin Malam
- Bab 81 Kamu Adalah Barang
- Bab 82 Tertekan Tapi Tak Bisa Diungkapkan Dengan Kata-kata.
- Bab 83 Apa Yang Sebenarnya Sedang Terjadi?
- Bab 84 Kamu Hamil!
- Bab 85 Aborsi
- Bab 86 Semuanya Akan Berakhir
- Bab 87 Meninggalkan Rumah Keluarga Lu
- Bab 88 Orang Yang Lewat
- Bab 89 Benar-benar Muak
- Bab 90 Ketahuan Hamil
- Bab 91 Kecuali Aku Mati
- Bab 92 Coba Saja
- Bab 93 Tubuhnya Terlalu Lemah
- Bab 94 Aku Sudah Salah Paham Padamu
- Bab 95 Pergi Ke Perusahaan
- Bab 96 Ternyata Kamu Menyukai Wanita Seperti Ini
- Bab 97 Tidak Mungkin Menyukainya Juga, Kan?
- Bab 98 Tidak Ada Kesempatan Sedikitpun
- Bab 99 Tidak Mungkin Dinafkahi, Kan?
- Bab 100 Harus Mendapatkan Jenifer
- Bab 101 Pura-pura Tidak Mau
- Bab 102 Selamatkan Anakku
- Bab 103 Apakah Ingin Tahu Siapa Ayah Dari Anak Ini?
- Bab 104 Diculik!
- Bab 105 Pilihan Nicholas Lu
- Bab 106 Melukai Anaknya
- Bab 107 Kenapa Tidak Senang?
- Bab 108 Anak Ini Adalah Anaknya
- Bab 109 Terharu
- Bab 110 Jarak Tidak Terjangkau
- Bab 111 Menjaganya
- Bab 112 Peduli Padanya
- Bab 113 Tidak Ada Celah
- Bab 114 Apakah Kamu Cemburu?
- Bab 115 Masih Ingin Mempunyai Anak?
- Bab 116 Untuk Orang Yang Kucintai
- Bab 117 Hanya Teman
- Bab 118 Hanya Untuk Balas Dendam
- Bab 119 Aku Tidak Perlu Bantuanmu
- Bab 120 Mengeluh
- Bab 121 Biarkan Aku Menjagamu
- Bab 122 Menemukan Jalan Keluar
- Bab 123 Seperti Melihat Seekor Anjing
- Bab 124 Apa Masih Ada Keadilan
- Bab 125 Apakah Sedang Berbohong Padanya
- Bab 126 Pemikiran Yang Berani
- Bab 127 Sesuatu Terjadi Pada Nicholas Lu
- Bab 128 Berbohong Pada Satu Wanita
- Bab 129 Bisa Memberimu Kesempatan
- Bab 130 Bayar Harganya
- Bab 131 Aku Tidak Ingin Mendengar Kata-kata Ini
- Bab 132 Membuatnya Membayar
- Bab 133 Kamu Cemburu?
- Bab 134 Jenifer Wen, Itu Kamu Kan
- Bab 135 Sedang Berbohong
- Bab 136 Sama Sekali Tidak Mirip Dia
- Bab 137 Calon Menantu Perempuan Adalah...
- Bab 138 Untuk Apa Menyerahkan Diri
- Bab 139 Itu Bergantung Kepadamu
- Bab 140 Tidak Akan Ada Lagi Orang Yang Peduli Kepadanya Seperti Ini
- Bab 141 Ada Sesuatu yang Disembunyikan Dariku
- Bab 142 Percaya
- Bab 143 Sesedih Itu?
- Bab 144 Hanya Boleh Berhasil Tidak Boleh Gagal
- Bab 145 Pergi Mencari Orang Lain
- Bab 146 Ternyata Tidak Patuh
- Bab 147 Lebih Baik Mati
- Bab 147 Dasar Murahan
- Bab 148 Aku Menginginkanmu
- Bab 150 Harus Lebih Bisa Mengontrolnya
- Bab 151 Membujuknya Untuk Tidak Mendengarkan, Tetapi Menerimanya Dengan Paksa.
- Bab 152 Tidak Akan Gegabah Lagi
- Bab 153 Mengeluh Di Belakang
- Bab 154 Merasa Sangat Tertekan
- Bab 155 Semuanya Sudah Berlalu
- Bab 156 Depresi Berat
- Bab 157 Tidak Layak
- Bab 158 Mau Menjadi Musuhku Selama Sisa Hidupmu
- Bab 159 Semua Adalah Salah Wanita Itu
- Bab 160 Mendapatkan Siksaan Atas Kejahatan Yang Telah Dilakukan
- Bab 161 Keluarga Lu Tahu
- Bab 162 Menghancurkan Reputasinya
- Bab 163 Mengabaikannya
- Bab 164 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 165 Anak Ini Adalah Anakmu
- Bab 166 Setelah Di Lahirkan Buang Anak Itu
- Bab 167 Hatinya Merasa Begitu Lelah
- Bab 168 Dia Pikir Dia Siapa?
- Bab 169 Gambaran yang Menusuk Mata
- Bab170 Salah Mengenali Orang