Pengantin Baruku - Bab 32 Anggap Saja Aku Memohon Padamu
Galvin He tertegun sejenak sebelum menyadari keanehannya, dia lalu terbatuk ringan, menyesap air di depannya, dan meredakan rasa canggung.
Karena kejadian barusan, kedua orang itu mengobrol beberapa kata lagi dengan rasa canggung. Baru kemudian, Galvin He di telepon temannya dan di ajak pergi ngumpul, dan Jenifer Wen sendiri mengambil kesempatan itu untuk izin pamit.
“Aku akan mengantarmu pulang.” Galvin He mengambil kunci mobil dan menawarkan untuk mengantarnya pulang.
Jenifer Wen menggelengkan kepalanya, "Kamu masih ada urusan lain, jadi tidak perlu mengantarku.”
Selain alasan itu, dia juga tidak ingin orang tahu kalau dia tinggal di rumah Nicholas Lu, karena kalau itu diketahui orang lain dia akan sulit untuk menjelaskannya dengan jelas.
Galvin He melihatnya membereskan segala sesuatunya dengan cepat, berbalik dan mengucapkan selamat tinggal lalu pergi, dia dalam hatinya merasakan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan. Seorang wanita seperti Jenifer Wen yang rendah hati dan besikap hati-hatinya terhadapnya itu jarang ada.
Membuatnya jadi penasaran akannya.
Jenifer Wen sedang menunggu bus di halte pinggir jalan. Setelah beberapa saat, sebuah mobil sport mewah berhenti di depannya, "Ayo, aku tidak sedang terburu-buru, kamu seperti ini mau menunggu berapa lama?”
"Tidak apa-apa, sebentar lagi pasti akan ada bus yang datang, kamu pergilah selesaikan urusanmu.”
Melihat kekeras-kepalaannya, Galvin He turun dari mobil dan meraih pergelangan tangan Jenifer Wen dan memaksanya masuk ke dalam mobil. “Tidak mengantar pulang wanita yang sudah mentraktirku makan, itu sangat bertentangan prinsipku sejak kecil, ayo jalan, aku akan mengantarmu pulang..."
"Titt--"
Sambil tarik-ulur, sebuah suara klakson yang besar memotong kata-kata Galvin He.
Galvin He mengerutkan kening dan melihat ke belakang, dia melihat sebuah mobil sport yang lebih ramping dari yang dikendarainya hari ini.
Rolls-Royce Phantom Global limited edition, mungkin hanya ada 1-2 di kota J, tapi dia tidak menyangka akan menemukannya di sini.
Jenifer Wen juga terkejut dengan suara klakson yang keras, ketika dia menoleh dan melihat orang yang duduk di kursi pengemudi, detak jantungnya langsungbm berdegup semakin kencang.
Nicholas Lu?
Dia bagaimana bisa datang ke sini?
Ekspresi bingung Jenifer Wen yang jatuh di mata Nicholas Lu, hanya bisa terjelaskan dengan 4 kata: hati yang merasa bersalah.
Dia menurunkan kaca jendela dengan wajah tenang, "Maaf, tuan, mobilmu sepertinya diparkir di tempat yang tidak seharusnya."
Galvin He mengerutkan kening ketika dia melihat Nicholas Lu. Ada sedikit ketidak-senangan di matanya karena tindakan keras kepala Jenifer Wen.
Nicholas Lu dan dia saling mengangguk. Keduanya juga pernah bertemu beberapa kali, jadi tidak mungkin hanya masalah ini bisa saling serang.
“Ayo, aku antar pulang, lihat lah aku sudah menghadang jalan orang.”
Jenifer Wen tentu semakin tidak mungkin untuk masuk ke dalam mobilnya. Mata Nicholas Lu seperti pisau terhenti padanya, seolah akan memotongnya, "Tidak lah, kamu cepatlah pergi."
Nicholas Lu melihat kedua orang yang saling tarik-ulur, berkata dengan dingin, "Tuan, kalau orang itu tidak mau, lalu kamu kenapa masih bersikeras?"
Galvin He mendengar itu jadi sedikit kesal, "Aku akan membawa mobilku ke belakang, Jenifer, tunggu aku."
Setelah mengatakan itu, Galvin He ingin memindahkan mobilnya, tetapi begitu mobilnya berbelok ke satu arah, Nicholas Lu tiba-tiba menginjak pedal gas dan menabrak mobil itu. Tabrakan itu mengejutkan semua orang yang ada disana.
“Kamu gila ya?” Jenifer Wen terkejut. Meskipun tidak akan ada kecelakaan serius dalam insiden ini, tapi kedua mobil ini sama-sama mobil mewah. Kalau mobil ini tersentuh atau tertabrak sedikit bisa memakan biaya puluhan ribu yuan.
Galvin He jelas tidak menyangka hal seperti itu akan terjadi. Dia turun dari mobil dan mengerutkan kening. Nicholas Lu kemudian berkata dengan dingin, "Masalah mobil yang menabrak itu adalah masalah sepele, tapi kalau tuan He mendekati seseorang yang seharusnya tidak didekati, itu akan menjadi masalah besar."
Galvin He seperti mengerti sesuatu dalam kata-katanya, "Apa maksudmu?"
Wajah kecil Jenifer Wen memucat, dia tidak ingin Nicholas Lu mengatakan sesuatu yang buruk di depan Galvin He.
Dia tidak ingin ada orang langka yang bersedia memberinya semangat akan langsung membenci dirinya karena mendengar perkataan itu.
"Kamu, kamu sebaiknya cepat pergi dari sini!"
Jenifer Wen tanpa sadar berhenti di sebelah Galvin He dan menarik ujung lengan bajunya berharap dia mau pergi dan tak mendengarkan itu.
"Maksudnya adalah..." Nicholas Lu melihat gerakan-gerakan kecil Jenifer Wen dan kekhawatiran di wajahnya, amarahnya di hatinya menjadi semakin besar.
Apa yang dia khawatirkan? Apakah karena dia takut dia akan mengatakan yang sebenarnya, dan tuannya ini akhirnya menyadari kenyataan dan membencinya?
Benar-benar tidak tahu malu.
"Beberapa orang di luar tampaknya tidak bersalah dan tidak berbahaya, tetapi kamu tidak tahu betapa kotornya hati mereka. Aku hanya ingin menasihati tuan He, jangan tertipu, dan jangan mengira kalau kamu telah mengambil beberapa harta karun."
Suara Nicholas Lu selalu acuh tak acuh. Padahal nada suaranya bagus, tapi bagi Jenifer Wen, itu terdengar mengerikan seperti suara dari neraka.
Meski Galvin He saat ini masih bingung, tapi dia masih bisa mendengar implikasi dari Nicholas Lu terutama saat melihat raut wajah Jenifer Wen, dia seolah telah mengerti semuanya.
Melihat bahu Jenifer Wen yang gemetar, Galvin He tiba-tiba memiliki keinginan untuk melindunginya, dan dia melindunginya di belakangnya, "Aku pikir, untuk memahami seseorang, kamu harus langsung berhubungan dengannya, dan untuk perkataan tuan Lu barusan sebaiknya berikan pada orang lain saja.”
Nicholas Lu memandang Jenifer Wen yang disembunyikan di belakangnya, dengan mata redup berkata, "Oh, benarkah?"
Suara Nicholas Lu sengaja direndahkan, dan Jenifer Wen bisa mendengar amarah di dalamnya. Kalau dia membuatnya semakin marah lagi, lelaki ini mungkin akan mengatakan sesuatu yang lebih parah lagi.
Dengan diam-diam, Jenifer Wen berbisik kepada Galvin He, "Tuan He, aku mohon, pergi lah dulu...”
Galvin He tentu tidak ingin pergi, tetapi ketika dia menoleh, dia melihat permohonan yang begitu pasrah di mata Jenifer Wen. Dan itu membuatnya melembut, "Apakah kamu benar-benar baik-baik saja?"
Jenifer Wen mengangguk, dan Galvin He akhirnya menyimpan amarahnya dan masuk ke dalam mobil.
Ketika Nicholas Lu melihatnya pergi, kemarahan yang terhalang di hatinya tetap tidak bisa keluar.
Apalagi saat Jenifer Wen yang berada di samping Galvin He terhanyut menatap kepergian Galvin He, dia semakin tidak senang, dan menginjak kencang pedal gas.
Jenifer Wen yang ada di depannya melihat siluet mobil sedingin es yang lewat dengan kecepatan tinggi, dia tercengang dan tiba-tiba mundur untuk menghindarinya.
Dia hampir tertabrak mobil!
Jenifer Wen merasa kakinya begitu lemas, dan dia memiliki rasa takut yang besar saat melihat mobil sport itu melaju kencang.
Bagaimana bisa ada orang gila seperti itu?
Jenifer Wen duduk sejenak di halte bus, menunggu perasaannya pulih dari keadaan menakutkan tadi. Setelah agak lama, dia baru naik ke dalam bus pergi menuju ke rumah keluarga Lu.
...
Saat pulang Jenifer Wen melirik ke tempat parkir. Mobil sport itu tidak ada, Nicholas Lu sepertinya belum kembali.
Melihat Jenifer Wen, Yuni Xia memiliki senyum yang agak ironis di wajahnya, "Nyonya muda sudah kembali? Tuan muda saat keluar tadi tampaknya sangat marah dengan apa yang kamu lakukan.”
Jenifer Wen memandangnya dan melihat tatapan tak terselubung di matanya, Yuni Xia ini, padahal dia selalu sopan dan sungkan padanya, tapi dia mengapa masih tidak mau melepaskannya dan selalu membuat segalanya menjadi sulit?
“Huh, akan ada masanya tuan mengetahui wajah aslimu dan mengusirmu dari sini.” Yuni Xia melihat Jenifer Wen yang sepertinya tidak mau ribut dengannya merasa sangat membosankan.
“Memangnya kalau aku pergi, kamu bisa naik ke posisiku?” Jenifer Wen melihat ekspresinya, seolah mengerti apa maksudnya.
Mungkinkah, karena dia memiliki rasa pada Nicholas Lu jadi memperlakukannya seperti ini?
“Omong kosong apa yang kamu bicarakan?”
Melihat Yuni Xia marah, Jenifer Wen seketika semakin yakin dengan tebakannya.
Tapi, Jenifer Wen tidak merasa kalau Nicholas Lu bisa menikahi wanita yang tidak sederajat dengannya.
Novel Terkait
Love Is A War Zone
Qing QingKembali Dari Kematian
Yeon KyeongMy Lady Boss
GeorgeCutie Mom
AlexiaThe Winner Of Your Heart
ShintaLove at First Sight
Laura VanessaBretta’s Diary
DaniellePengantin Baruku×
- Bab 1 Menikah Dengan Lelaki Yang Tengah Koma
- Bab 2 Joyous
- Bab 3 Hari Pernikahan
- Bab 4 Kamu Siapa?
- Bab 5 Harusnya Waktu Itu Langsung Bunuh Dia Saja
- Bab 6 Dengarkan Kataku
- Bab 7 Kesepakatan
- Bab 8 Pulang Ke Rumah
- Bab 9 Makna Keluarga Untuknya
- Bab 10 Mengeluarkan Uang 50.000 Yuan Untuk Membayar Kepahitannya
- Bab 11 Yang Di Sebut Cinta
- Bab 12 Tidak Lebih Dari Itu
- Bab 13 Membantunya Meluapkan Emosi
- Bab 14 Rindu Aku Tidak?
- Bab 15 Di Mata-Matai
- Bab 16 Aku Mohon Lepaskan Aku
- Bab 17 Dia Sadar!
- Bab 18 Mimpi Buruk Itu Datang Lagi
- Bab 19 Kamu Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 20 Kenapa Belum Mati Juga
- Bab 21 Dasar Wanita Murahan
- Bab 22 Kehadirannya Apakah Benar Kebetulan?
- Bab 23 Aku Menyetujuimu
- Bab 24 Kenapa Bisa Dia
- Bab 5 Di Dunia Ini Ada Begitu Banyak Jebakan
- Bab 26 Eksrrim
- Bab 27 Tidak Usah Pergi Kemana-Mana
- Bab 28 Foto
- Bab 29 Tanpa Mengatakan Apa-Apa Sudah Ingin Pergi
- Bab 30 Salah Paham
- Bab 31 Kali Ini Sudah Melembut
- Bab 32 Anggap Saja Aku Memohon Padamu
- Bab 33 Bertemu Setiap Hari
- Bab 34 Tidak Mengerti Perkataan Manusia
- Bab 35 Menghancurkan Perasaan Cherry Wen
- Bab 36 Menerima Banyak Penderitaan
- Bab 37 Seperti Sedang Mengurusi Istri
- Bab 38 Tidak Sanggup Menerimanya
- Bab 39 Sangat Keras Kepala
- Bab 40 Membantumu
- Bab 41 Hanya Aku Yang Bisa Menghukumnya
- Bab 42 Tidak Cocok Untukmu
- Bab 43 Benar-benar Kacau
- Bab 44 Nicholas Lu Membantunya
- Bab 45 Hanya Mainan
- Bab 46 Tidak Perlu Kembali Lagi
- Bab 47 Seharusnya Mati Di Dalam Penjara
- Bab 48 Tidak Bisa Tidak Curiga
- Bab 49 Tidak Sesederhana Itu
- Bab 50 Benar-benar Tidak Tahu Malu
- Bab 51 Tak Tahu Malu
- Bab 52 Mengirim Diri Ke Pelukanmu
- Bab 53 Lantas Apakah Disengaja?
- Bab 54 Jangan Biarkan Dia Lolos
- Bab 55 Tetap Adalah Dia
- Bab 56 Memprovokasi Adik Ipar
- Bab 57 Mengada-ada
- Bab 58 Mengungkapkan Kepada Publik
- Bab 59 Orang Itu Tidak Akan Datang
- Bab 60 Tidak Sadar
- Bab 61 Menggali Lubang Kubur Sendiri
- Bab 62 Mengungkapkan Isi Hati
- Bab 63 Dia Kembali
- Bab 64 Datang Untuk Membahas Perceraian
- Bab 65 Mendekatinya Dengan Ganas
- Bab 66 Hilang Kendali
- Bab 67 Itu Tidak Buruk
- Bab 68 Semua Ini Salahmu
- Bab 69 Rahasia Cherry
- Bab 70 Membakar Diri Sendiri
- Bab 71 Sudah Tidak Memiliki Harga Diri Lagi
- Bab 72 Bisa-Bisanya Mencuri
- Bab 73 Tidak Merasa Tidak Adil
- Bab 74 Benar-Benar Rubah Licik
- Bab 75 Sebentar Lagi Akan Tiba
- Bab 76 Aku Mohon Jangan
- Bab 77 Tidak Apa-Apa
- Bab 78 Menemukan Wanita Itu
- Bab 79 Benar-Benar Membuatku Muak
- Bab 80 Menemukan Wanita Kemarin Malam
- Bab 81 Kamu Adalah Barang
- Bab 82 Tertekan Tapi Tak Bisa Diungkapkan Dengan Kata-kata.
- Bab 83 Apa Yang Sebenarnya Sedang Terjadi?
- Bab 84 Kamu Hamil!
- Bab 85 Aborsi
- Bab 86 Semuanya Akan Berakhir
- Bab 87 Meninggalkan Rumah Keluarga Lu
- Bab 88 Orang Yang Lewat
- Bab 89 Benar-benar Muak
- Bab 90 Ketahuan Hamil
- Bab 91 Kecuali Aku Mati
- Bab 92 Coba Saja
- Bab 93 Tubuhnya Terlalu Lemah
- Bab 94 Aku Sudah Salah Paham Padamu
- Bab 95 Pergi Ke Perusahaan
- Bab 96 Ternyata Kamu Menyukai Wanita Seperti Ini
- Bab 97 Tidak Mungkin Menyukainya Juga, Kan?
- Bab 98 Tidak Ada Kesempatan Sedikitpun
- Bab 99 Tidak Mungkin Dinafkahi, Kan?
- Bab 100 Harus Mendapatkan Jenifer
- Bab 101 Pura-pura Tidak Mau
- Bab 102 Selamatkan Anakku
- Bab 103 Apakah Ingin Tahu Siapa Ayah Dari Anak Ini?
- Bab 104 Diculik!
- Bab 105 Pilihan Nicholas Lu
- Bab 106 Melukai Anaknya
- Bab 107 Kenapa Tidak Senang?
- Bab 108 Anak Ini Adalah Anaknya
- Bab 109 Terharu
- Bab 110 Jarak Tidak Terjangkau
- Bab 111 Menjaganya
- Bab 112 Peduli Padanya
- Bab 113 Tidak Ada Celah
- Bab 114 Apakah Kamu Cemburu?
- Bab 115 Masih Ingin Mempunyai Anak?
- Bab 116 Untuk Orang Yang Kucintai
- Bab 117 Hanya Teman
- Bab 118 Hanya Untuk Balas Dendam
- Bab 119 Aku Tidak Perlu Bantuanmu
- Bab 120 Mengeluh
- Bab 121 Biarkan Aku Menjagamu
- Bab 122 Menemukan Jalan Keluar
- Bab 123 Seperti Melihat Seekor Anjing
- Bab 124 Apa Masih Ada Keadilan
- Bab 125 Apakah Sedang Berbohong Padanya
- Bab 126 Pemikiran Yang Berani
- Bab 127 Sesuatu Terjadi Pada Nicholas Lu
- Bab 128 Berbohong Pada Satu Wanita
- Bab 129 Bisa Memberimu Kesempatan
- Bab 130 Bayar Harganya
- Bab 131 Aku Tidak Ingin Mendengar Kata-kata Ini
- Bab 132 Membuatnya Membayar
- Bab 133 Kamu Cemburu?
- Bab 134 Jenifer Wen, Itu Kamu Kan
- Bab 135 Sedang Berbohong
- Bab 136 Sama Sekali Tidak Mirip Dia
- Bab 137 Calon Menantu Perempuan Adalah...
- Bab 138 Untuk Apa Menyerahkan Diri
- Bab 139 Itu Bergantung Kepadamu
- Bab 140 Tidak Akan Ada Lagi Orang Yang Peduli Kepadanya Seperti Ini
- Bab 141 Ada Sesuatu yang Disembunyikan Dariku
- Bab 142 Percaya
- Bab 143 Sesedih Itu?
- Bab 144 Hanya Boleh Berhasil Tidak Boleh Gagal
- Bab 145 Pergi Mencari Orang Lain
- Bab 146 Ternyata Tidak Patuh
- Bab 147 Lebih Baik Mati
- Bab 147 Dasar Murahan
- Bab 148 Aku Menginginkanmu
- Bab 150 Harus Lebih Bisa Mengontrolnya
- Bab 151 Membujuknya Untuk Tidak Mendengarkan, Tetapi Menerimanya Dengan Paksa.
- Bab 152 Tidak Akan Gegabah Lagi
- Bab 153 Mengeluh Di Belakang
- Bab 154 Merasa Sangat Tertekan
- Bab 155 Semuanya Sudah Berlalu
- Bab 156 Depresi Berat
- Bab 157 Tidak Layak
- Bab 158 Mau Menjadi Musuhku Selama Sisa Hidupmu
- Bab 159 Semua Adalah Salah Wanita Itu
- Bab 160 Mendapatkan Siksaan Atas Kejahatan Yang Telah Dilakukan
- Bab 161 Keluarga Lu Tahu
- Bab 162 Menghancurkan Reputasinya
- Bab 163 Mengabaikannya
- Bab 164 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 165 Anak Ini Adalah Anakmu
- Bab 166 Setelah Di Lahirkan Buang Anak Itu
- Bab 167 Hatinya Merasa Begitu Lelah
- Bab 168 Dia Pikir Dia Siapa?
- Bab 169 Gambaran yang Menusuk Mata
- Bab170 Salah Mengenali Orang