Pengantin Baruku - Bab 143 Sesedih Itu?
"Sesedih itu?"
Nada suara Nicholas Lu tanpa dia sadari melunak, dia barusan hanya ingin memberi Jenifer Wen pelajaran untuk tidak menyembunyikan sesuatu darinya, tetapi dia tidak menyangka akan terangsang oleh tubuh lembutnya. .
"Kamu tentu saja tidak peduli. Tapi kalau...Kalau yang barusan dilihat oleh tetanggaku, menurutmu apa yang akan mereka pikirkan tentang aku? Seorang wanita yang tidak tahu malu dan tidak bermoral?"
Karena kesedihan itu, Jenifer Wen tidak menahannya lagi dan mengatakan apa yang ada di hatinya.
Nicholas Lu tertusuk oleh kesedihan di matanya, terpikir akan sesuatu dan dia tidak mengatakan apapun lagi.
Melihat kesunyian ini, Jenifer Wen menertawakan dirinya sendiri.
Oang seperti Nicholas Lu, dia bagaimana bisa memahami perasaannya, dan apa yang terjadi antaranya dengan seorang wanita, baginya hanyalah berita kecil yang tak ada arti, tapi sebaliknya untuk orang biasa sepertinya ini adalah suatu bencana.
Dia mungkin sama sekali tidak bisa memahami celah ini.
"Hari ini terima kasih telah membawakan makan malam, kalau tidak ada apa-apa lagi, kamu sebaiknya pulang saja, daripada keluarga Lu khawatir sibuk mencarimu."
Jenifer Wen tidak ingin terlibat dengan Nicholas Lu lagi, jadi dia hanya membuka mulutnya dan mengusirnya pulang.
Hanya, setelah menunggu lama, dia tidak mendengar suara pintu ditutup, Jenifer Wen kemudian melihat Nicholas Lu mendatanginya dan wajah yang sedikit muram.
Apa dia marah mendengar katanya barusan?
Jenifer Wen mengira kalau Nicholas Lu akan memarahinya karena tidak tahu terima kasih, tetapi dia tidak menyangka kalau lelaki ini hanya duduk dengan tenang di sampingnya, "Apa yang kamu katakan itu masuk akal. Aku dulu memiliki beberapa prasangka buruk terhadapmu, dan untuk nantinya aku akan coba untuk lebih memperhatikannya."
Jenifer Wen untuk sementara waktu tidak bereaksi, Nicholas Lu ini benar-benar melunak setelah mendengar perkataannya...
Melihatnya tidak berbicara, Nicholas Lu juga tidak mengatakan apa-apa, tetapi dia tidak terlihat akan pergi, sebaliknya, dia tanpa sungkan menduduki tempat tidur Jenifer Wen.
"Karena kamu tidak mau mengatakannya, maka aku hanya dapat menggunakan beberapa cara khusus."
Nicholas Lu melihat mata Jenifer Wen yang menatapnya bingug, "Malam ini aku akan mengiap disini."
Jenifer Wen terkejut, menginap disini?
Apartemen yang dia sewa hanya kamar satu petak, mana ada tempat untuk dia menginap, kalaupun ada...
Ya mereka berdua hanya bisa tidur di atas kasur yang sama.
"Tempatku disini begitu kecil, tidak ada tempat..."
Jenifer Wen langsung menolak, hanya Nicholas Lu tidak mendengarkannya, dengan bodoh amat berbaring di kasurnya, dan juga merampas bantal Jenifer Wen.
Karena Jenifer Wen dari cara keras sampai lembut tetap tidak mau memberitahunya, maka dia hanya bisa menginap disini untuk melihatnya langsung dan membuatnya tidak berani melakukan apapun.
Jenifer Wen tidak bisa mengusirnya, akhirnya hanya bisa menerima semua ini.
"Ya sudah kamu tidur di luar." Jenifer Wen menujuk sofa di luar, dia tidak mau tidur satu kasur dengan Nicholas Lu, itu terlalu berbahaya."
"Tidak mau, sofamu sekecil itu, aku mana bisa tidur?"
Jenifer Wen emosi, dia dulu kenapa tidak menyadari kalau Nicholas Lu bisa tidak setahu malu ini?
"Ya sudah aku yang pergi, puas?" Jenifer Wen memeluk selimut mau keluar, dalam hati berpikir ya sudah malam ini biar dia saja yang tidur di sofa.
"Tidak, kasur kamu kan tidaak kecil, bisa tidur berdua."
Nicholas Lu menariknya dan menekannya berbaring di kasur, Jenifer Wen terkejut dan tidak berani bergerak, takut memancing api, hanya di luar dugaan, Nicholas Lu tidak melakukan apa-apa, hanya tidur memeluknya dengan tenang.
Jenifer Wen berbaring di pelukan hangat lelaki itu, tak lama rasa kantuk menghantuinya, dan dia tanpa sadar menurukan kewaspadaannya dan akhirnya jatuh tertidur.
Nicholas Lu baru melihat wanita yang ada di pelukannya, pelan-pelan turun dari kasur dan mematikan lampu.
Dia kemudian keluar, menelepon Jordy An, "Coba periksa nomor telepon Jenifer, dia hari ini menghubungi siapa saja."
Novel Terkait
Mata Superman
BrickGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraVillain's Giving Up
Axe AshciellyDark Love
Angel VeronicaAwesome Husband
EdisonCinta Pada Istri Urakan
Laras dan Gavin1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaPengantin Baruku×
- Bab 1 Menikah Dengan Lelaki Yang Tengah Koma
- Bab 2 Joyous
- Bab 3 Hari Pernikahan
- Bab 4 Kamu Siapa?
- Bab 5 Harusnya Waktu Itu Langsung Bunuh Dia Saja
- Bab 6 Dengarkan Kataku
- Bab 7 Kesepakatan
- Bab 8 Pulang Ke Rumah
- Bab 9 Makna Keluarga Untuknya
- Bab 10 Mengeluarkan Uang 50.000 Yuan Untuk Membayar Kepahitannya
- Bab 11 Yang Di Sebut Cinta
- Bab 12 Tidak Lebih Dari Itu
- Bab 13 Membantunya Meluapkan Emosi
- Bab 14 Rindu Aku Tidak?
- Bab 15 Di Mata-Matai
- Bab 16 Aku Mohon Lepaskan Aku
- Bab 17 Dia Sadar!
- Bab 18 Mimpi Buruk Itu Datang Lagi
- Bab 19 Kamu Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 20 Kenapa Belum Mati Juga
- Bab 21 Dasar Wanita Murahan
- Bab 22 Kehadirannya Apakah Benar Kebetulan?
- Bab 23 Aku Menyetujuimu
- Bab 24 Kenapa Bisa Dia
- Bab 5 Di Dunia Ini Ada Begitu Banyak Jebakan
- Bab 26 Eksrrim
- Bab 27 Tidak Usah Pergi Kemana-Mana
- Bab 28 Foto
- Bab 29 Tanpa Mengatakan Apa-Apa Sudah Ingin Pergi
- Bab 30 Salah Paham
- Bab 31 Kali Ini Sudah Melembut
- Bab 32 Anggap Saja Aku Memohon Padamu
- Bab 33 Bertemu Setiap Hari
- Bab 34 Tidak Mengerti Perkataan Manusia
- Bab 35 Menghancurkan Perasaan Cherry Wen
- Bab 36 Menerima Banyak Penderitaan
- Bab 37 Seperti Sedang Mengurusi Istri
- Bab 38 Tidak Sanggup Menerimanya
- Bab 39 Sangat Keras Kepala
- Bab 40 Membantumu
- Bab 41 Hanya Aku Yang Bisa Menghukumnya
- Bab 42 Tidak Cocok Untukmu
- Bab 43 Benar-benar Kacau
- Bab 44 Nicholas Lu Membantunya
- Bab 45 Hanya Mainan
- Bab 46 Tidak Perlu Kembali Lagi
- Bab 47 Seharusnya Mati Di Dalam Penjara
- Bab 48 Tidak Bisa Tidak Curiga
- Bab 49 Tidak Sesederhana Itu
- Bab 50 Benar-benar Tidak Tahu Malu
- Bab 51 Tak Tahu Malu
- Bab 52 Mengirim Diri Ke Pelukanmu
- Bab 53 Lantas Apakah Disengaja?
- Bab 54 Jangan Biarkan Dia Lolos
- Bab 55 Tetap Adalah Dia
- Bab 56 Memprovokasi Adik Ipar
- Bab 57 Mengada-ada
- Bab 58 Mengungkapkan Kepada Publik
- Bab 59 Orang Itu Tidak Akan Datang
- Bab 60 Tidak Sadar
- Bab 61 Menggali Lubang Kubur Sendiri
- Bab 62 Mengungkapkan Isi Hati
- Bab 63 Dia Kembali
- Bab 64 Datang Untuk Membahas Perceraian
- Bab 65 Mendekatinya Dengan Ganas
- Bab 66 Hilang Kendali
- Bab 67 Itu Tidak Buruk
- Bab 68 Semua Ini Salahmu
- Bab 69 Rahasia Cherry
- Bab 70 Membakar Diri Sendiri
- Bab 71 Sudah Tidak Memiliki Harga Diri Lagi
- Bab 72 Bisa-Bisanya Mencuri
- Bab 73 Tidak Merasa Tidak Adil
- Bab 74 Benar-Benar Rubah Licik
- Bab 75 Sebentar Lagi Akan Tiba
- Bab 76 Aku Mohon Jangan
- Bab 77 Tidak Apa-Apa
- Bab 78 Menemukan Wanita Itu
- Bab 79 Benar-Benar Membuatku Muak
- Bab 80 Menemukan Wanita Kemarin Malam
- Bab 81 Kamu Adalah Barang
- Bab 82 Tertekan Tapi Tak Bisa Diungkapkan Dengan Kata-kata.
- Bab 83 Apa Yang Sebenarnya Sedang Terjadi?
- Bab 84 Kamu Hamil!
- Bab 85 Aborsi
- Bab 86 Semuanya Akan Berakhir
- Bab 87 Meninggalkan Rumah Keluarga Lu
- Bab 88 Orang Yang Lewat
- Bab 89 Benar-benar Muak
- Bab 90 Ketahuan Hamil
- Bab 91 Kecuali Aku Mati
- Bab 92 Coba Saja
- Bab 93 Tubuhnya Terlalu Lemah
- Bab 94 Aku Sudah Salah Paham Padamu
- Bab 95 Pergi Ke Perusahaan
- Bab 96 Ternyata Kamu Menyukai Wanita Seperti Ini
- Bab 97 Tidak Mungkin Menyukainya Juga, Kan?
- Bab 98 Tidak Ada Kesempatan Sedikitpun
- Bab 99 Tidak Mungkin Dinafkahi, Kan?
- Bab 100 Harus Mendapatkan Jenifer
- Bab 101 Pura-pura Tidak Mau
- Bab 102 Selamatkan Anakku
- Bab 103 Apakah Ingin Tahu Siapa Ayah Dari Anak Ini?
- Bab 104 Diculik!
- Bab 105 Pilihan Nicholas Lu
- Bab 106 Melukai Anaknya
- Bab 107 Kenapa Tidak Senang?
- Bab 108 Anak Ini Adalah Anaknya
- Bab 109 Terharu
- Bab 110 Jarak Tidak Terjangkau
- Bab 111 Menjaganya
- Bab 112 Peduli Padanya
- Bab 113 Tidak Ada Celah
- Bab 114 Apakah Kamu Cemburu?
- Bab 115 Masih Ingin Mempunyai Anak?
- Bab 116 Untuk Orang Yang Kucintai
- Bab 117 Hanya Teman
- Bab 118 Hanya Untuk Balas Dendam
- Bab 119 Aku Tidak Perlu Bantuanmu
- Bab 120 Mengeluh
- Bab 121 Biarkan Aku Menjagamu
- Bab 122 Menemukan Jalan Keluar
- Bab 123 Seperti Melihat Seekor Anjing
- Bab 124 Apa Masih Ada Keadilan
- Bab 125 Apakah Sedang Berbohong Padanya
- Bab 126 Pemikiran Yang Berani
- Bab 127 Sesuatu Terjadi Pada Nicholas Lu
- Bab 128 Berbohong Pada Satu Wanita
- Bab 129 Bisa Memberimu Kesempatan
- Bab 130 Bayar Harganya
- Bab 131 Aku Tidak Ingin Mendengar Kata-kata Ini
- Bab 132 Membuatnya Membayar
- Bab 133 Kamu Cemburu?
- Bab 134 Jenifer Wen, Itu Kamu Kan
- Bab 135 Sedang Berbohong
- Bab 136 Sama Sekali Tidak Mirip Dia
- Bab 137 Calon Menantu Perempuan Adalah...
- Bab 138 Untuk Apa Menyerahkan Diri
- Bab 139 Itu Bergantung Kepadamu
- Bab 140 Tidak Akan Ada Lagi Orang Yang Peduli Kepadanya Seperti Ini
- Bab 141 Ada Sesuatu yang Disembunyikan Dariku
- Bab 142 Percaya
- Bab 143 Sesedih Itu?
- Bab 144 Hanya Boleh Berhasil Tidak Boleh Gagal
- Bab 145 Pergi Mencari Orang Lain
- Bab 146 Ternyata Tidak Patuh
- Bab 147 Lebih Baik Mati
- Bab 147 Dasar Murahan
- Bab 148 Aku Menginginkanmu
- Bab 150 Harus Lebih Bisa Mengontrolnya
- Bab 151 Membujuknya Untuk Tidak Mendengarkan, Tetapi Menerimanya Dengan Paksa.
- Bab 152 Tidak Akan Gegabah Lagi
- Bab 153 Mengeluh Di Belakang
- Bab 154 Merasa Sangat Tertekan
- Bab 155 Semuanya Sudah Berlalu
- Bab 156 Depresi Berat
- Bab 157 Tidak Layak
- Bab 158 Mau Menjadi Musuhku Selama Sisa Hidupmu
- Bab 159 Semua Adalah Salah Wanita Itu
- Bab 160 Mendapatkan Siksaan Atas Kejahatan Yang Telah Dilakukan
- Bab 161 Keluarga Lu Tahu
- Bab 162 Menghancurkan Reputasinya
- Bab 163 Mengabaikannya
- Bab 164 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 165 Anak Ini Adalah Anakmu
- Bab 166 Setelah Di Lahirkan Buang Anak Itu
- Bab 167 Hatinya Merasa Begitu Lelah
- Bab 168 Dia Pikir Dia Siapa?
- Bab 169 Gambaran yang Menusuk Mata
- Bab170 Salah Mengenali Orang