Pengantin Baruku - Bab 19 Kamu Sungguh Tidak Tahu Malu
“Nicholas sudah sadarkan diri, kamu masih berani datang, kamu memangnya tidak takut aku akan berteriak memanggil orang untuk datang kesini!"
"Panggil lah, kalau kamu berani, aku akan menyelesaikanmu di depan mereka, dan lihat apakah Nicholas nanti masih bersedia menerimu sebagai istrinya!”
“Kamu sungguh tidak tahu malu!”
“Jenifer, jangka waktu kesepakatan kita sudah hampir sampai, apakah kamu sudah memikirkannya? Jadi bersedia atau tidak?"
Jenifer Wen terkejut, lelaki ini bahkan masih ingat tentang ini!
“Hal sebesar ini aku bagaimana bisa melupakannya?” Lelaki itu sepertinya bisa membaca pikirannya: “Aku menantikan jawabanmu.”
Tubuh Jenifer Wen tidak bisa menahan gemetar. Langkah kaki datang dari luar kamar. Begitu Jenifer Wen hendak berteriak keras, mulutnya langsung disumpal oleh orang itu: "Hei, jangan takut, aku belum akan memakanmu. Cek yang kuberikan padamu sebelumnya telah diganti dengan sebuah kartu. Ambil kartu ini dan belilah beberapa pakaian indah dan seksi. Aku akan datang lagi saat tenggat waktu 30 hari tiba. Setelah saatnya tiba, ingatlah untuk menyapaku dengan pakaian itu."
Sebuah kartu bank di masukkan ke tangannya, dan lelaki itu tersenyum dan bangkit, menatapnya dengan tatapan yang sangat berbahaya: "Kalau kamu berani tidak mendengarkanku, aku akan membuat Nicholas mati di sisimu. Setelah itu kita akan lihat bagaimana keluarga Lu akan membunuhmu setelah melihatnya."
Jenifer Wen memegang kartu itu erat-erat, dan ujung kartu yang tajam menusuk ke dagingnya, sangat sedih, dan juga membuatnya bergumul dalam putus asa.
Pada akhirnya, dia menutup matanya dan mengangguk: "Baik, aku mengerti."
Setelah itu lelaki itu pergi dengan kepuasan. Nicholas Lu tak lama kembali ke kamar. Jenifer Wen memperhatikannya melepas pakaiannya dan berbaring di tempat tidur, dan bertanya dengan lembut: "Nicholas, saat kamu koma apakah pikiranmu tetap sadar? Apakah bisa mendengar sesuatu dengan normal?"
Nicholas Lu menatapnya dengan dingin: "Kenapa, kamu takut aku mendengar kegiatan liarmu dengan lelakimu itu?"
“Bukan...Aku...”
Dia takut dia akan mendengar kata-kata yang dia curhatkan padanya pada malam-malam yang tidak berdaya itu.
Nicholas Lu bangkit, berjalan ke arahnya, berjongkok dan mencengkeram wajahnya, "Jenifer, ingat baik-baik siapa dirimu, sebaiknya kau tahu bagaimana melakukan sesuatu, meskipun aku tidak tertarik padamu, tapi aku tidak akan pernah mengizinkan istriku berbuat kotor dengan lelaki lain!"
Sikap dingin Nicholas Lu terlihat begitu mencekam, dan aura penguasa yang tak terbantahkan berbeda dengan kebiadaban lelaki itu.
Namun keduanya membuat Jenifer Wen sangat ketakutan.
Dia mengangguk: "Aku, aku tidak akan..."
“Ya, itu yang terbaik!"
Setelah membuang wajahnya, Nicholas Lu menyeka tangannya seolah-olah telah menyentuh sesuatu yang kotor kemudian kembali berbaring untuk tidur.
Keesokan paginya, meskipun Jenifer Wen sendiri enggan, tapi dia tetap keluar untuk membeli pakaian, karena lelaki itu tidak tahu ada di mana saja dan selalu mengawasinya. Kalau dia tidak mendengarkannya, dia takut dia akan melakukan sesuatu yang buruk. Dan bisa membuatnya mati kapan saja.
Mobil keluarga Lu berhenti di depan pusat perbelanjaan termewah di Kota J. Jenifer Wen turun dari mobil. Melihat sekelilingnya, dia hanya merasakan ada banyak kenangan disana.
Ketika dia masih menjadi putri dari keluarga Wen, ibunya sering membawanya ke sini, tetapi sekarang...Segalanya berbeda.
Menyingkirkan semua pikiran yang berantakan, Jenifer Wen masuk dan menemukan etalase yang dulu paling sering dia kunjungi. Belum beberapa tahun dan dekorasinya tidak banyak berubah, tetapi dia tidak mengenal siapa pun yang ada disana.
Melihat di beberapa etalase dengan santai, Jenifer Wen merasakan ada beberapa mata yang tidak ramah tertuju padanya. Ketika dia berbalik, dia melihat beberapa pekerja menatapnya dengan ekspresi aneh, dan ada sedikit penghinaan di mata mereka.
Jenifer Wen melihat pakaiannya, jeans yang sering dicuci hingga warnanya luntur, lengan pendek putih yang sangat sederhana, dan tas kanvas putih. Melihatnya yang seperti itu membuat orang merasa kalau dia tidak sanggup untuk berbelanja disana.
Tampaknya benar kata Hansen Bai, orang-orang jaman sekarang selalu melihat orang dari luarnya saja, melihat dia yang tidak berpakaian bagus, dan dia langsung digolongkan sebagai masyarakat tingkat bawah.
Sambil memikirkan itu, Jenifer Wen melihat dress di tengah etalase dan menyukainya, saat hendak mengulurkan tangan untuk mengambilnya. Tiba-tiba, ada seseorang yang datang dan mengambilnya darinya.
Jenifer Wen mengerutkan kening, mengira kalau dia tidak beruntung dan ingin melihat pakaian lainnya, tetapi tiba-tiba, orang itu berteriak seolah terkejut, "Wah, lihat siapa ini? Jenifer?"
Novel Terkait
Beautiful Lady
ElsaMeet By Chance
Lena TanHis Soft Side
RiseMenaklukkan Suami CEO
Red MapleLove In Sunset
ElinaDemanding Husband
MarshallLove and Trouble
Mimi XuPengantin Baruku×
- Bab 1 Menikah Dengan Lelaki Yang Tengah Koma
- Bab 2 Joyous
- Bab 3 Hari Pernikahan
- Bab 4 Kamu Siapa?
- Bab 5 Harusnya Waktu Itu Langsung Bunuh Dia Saja
- Bab 6 Dengarkan Kataku
- Bab 7 Kesepakatan
- Bab 8 Pulang Ke Rumah
- Bab 9 Makna Keluarga Untuknya
- Bab 10 Mengeluarkan Uang 50.000 Yuan Untuk Membayar Kepahitannya
- Bab 11 Yang Di Sebut Cinta
- Bab 12 Tidak Lebih Dari Itu
- Bab 13 Membantunya Meluapkan Emosi
- Bab 14 Rindu Aku Tidak?
- Bab 15 Di Mata-Matai
- Bab 16 Aku Mohon Lepaskan Aku
- Bab 17 Dia Sadar!
- Bab 18 Mimpi Buruk Itu Datang Lagi
- Bab 19 Kamu Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 20 Kenapa Belum Mati Juga
- Bab 21 Dasar Wanita Murahan
- Bab 22 Kehadirannya Apakah Benar Kebetulan?
- Bab 23 Aku Menyetujuimu
- Bab 24 Kenapa Bisa Dia
- Bab 5 Di Dunia Ini Ada Begitu Banyak Jebakan
- Bab 26 Eksrrim
- Bab 27 Tidak Usah Pergi Kemana-Mana
- Bab 28 Foto
- Bab 29 Tanpa Mengatakan Apa-Apa Sudah Ingin Pergi
- Bab 30 Salah Paham
- Bab 31 Kali Ini Sudah Melembut
- Bab 32 Anggap Saja Aku Memohon Padamu
- Bab 33 Bertemu Setiap Hari
- Bab 34 Tidak Mengerti Perkataan Manusia
- Bab 35 Menghancurkan Perasaan Cherry Wen
- Bab 36 Menerima Banyak Penderitaan
- Bab 37 Seperti Sedang Mengurusi Istri
- Bab 38 Tidak Sanggup Menerimanya
- Bab 39 Sangat Keras Kepala
- Bab 40 Membantumu
- Bab 41 Hanya Aku Yang Bisa Menghukumnya
- Bab 42 Tidak Cocok Untukmu
- Bab 43 Benar-benar Kacau
- Bab 44 Nicholas Lu Membantunya
- Bab 45 Hanya Mainan
- Bab 46 Tidak Perlu Kembali Lagi
- Bab 47 Seharusnya Mati Di Dalam Penjara
- Bab 48 Tidak Bisa Tidak Curiga
- Bab 49 Tidak Sesederhana Itu
- Bab 50 Benar-benar Tidak Tahu Malu
- Bab 51 Tak Tahu Malu
- Bab 52 Mengirim Diri Ke Pelukanmu
- Bab 53 Lantas Apakah Disengaja?
- Bab 54 Jangan Biarkan Dia Lolos
- Bab 55 Tetap Adalah Dia
- Bab 56 Memprovokasi Adik Ipar
- Bab 57 Mengada-ada
- Bab 58 Mengungkapkan Kepada Publik
- Bab 59 Orang Itu Tidak Akan Datang
- Bab 60 Tidak Sadar
- Bab 61 Menggali Lubang Kubur Sendiri
- Bab 62 Mengungkapkan Isi Hati
- Bab 63 Dia Kembali
- Bab 64 Datang Untuk Membahas Perceraian
- Bab 65 Mendekatinya Dengan Ganas
- Bab 66 Hilang Kendali
- Bab 67 Itu Tidak Buruk
- Bab 68 Semua Ini Salahmu
- Bab 69 Rahasia Cherry
- Bab 70 Membakar Diri Sendiri
- Bab 71 Sudah Tidak Memiliki Harga Diri Lagi
- Bab 72 Bisa-Bisanya Mencuri
- Bab 73 Tidak Merasa Tidak Adil
- Bab 74 Benar-Benar Rubah Licik
- Bab 75 Sebentar Lagi Akan Tiba
- Bab 76 Aku Mohon Jangan
- Bab 77 Tidak Apa-Apa
- Bab 78 Menemukan Wanita Itu
- Bab 79 Benar-Benar Membuatku Muak
- Bab 80 Menemukan Wanita Kemarin Malam
- Bab 81 Kamu Adalah Barang
- Bab 82 Tertekan Tapi Tak Bisa Diungkapkan Dengan Kata-kata.
- Bab 83 Apa Yang Sebenarnya Sedang Terjadi?
- Bab 84 Kamu Hamil!
- Bab 85 Aborsi
- Bab 86 Semuanya Akan Berakhir
- Bab 87 Meninggalkan Rumah Keluarga Lu
- Bab 88 Orang Yang Lewat
- Bab 89 Benar-benar Muak
- Bab 90 Ketahuan Hamil
- Bab 91 Kecuali Aku Mati
- Bab 92 Coba Saja
- Bab 93 Tubuhnya Terlalu Lemah
- Bab 94 Aku Sudah Salah Paham Padamu
- Bab 95 Pergi Ke Perusahaan
- Bab 96 Ternyata Kamu Menyukai Wanita Seperti Ini
- Bab 97 Tidak Mungkin Menyukainya Juga, Kan?
- Bab 98 Tidak Ada Kesempatan Sedikitpun
- Bab 99 Tidak Mungkin Dinafkahi, Kan?
- Bab 100 Harus Mendapatkan Jenifer
- Bab 101 Pura-pura Tidak Mau
- Bab 102 Selamatkan Anakku
- Bab 103 Apakah Ingin Tahu Siapa Ayah Dari Anak Ini?
- Bab 104 Diculik!
- Bab 105 Pilihan Nicholas Lu
- Bab 106 Melukai Anaknya
- Bab 107 Kenapa Tidak Senang?
- Bab 108 Anak Ini Adalah Anaknya
- Bab 109 Terharu
- Bab 110 Jarak Tidak Terjangkau
- Bab 111 Menjaganya
- Bab 112 Peduli Padanya
- Bab 113 Tidak Ada Celah
- Bab 114 Apakah Kamu Cemburu?
- Bab 115 Masih Ingin Mempunyai Anak?
- Bab 116 Untuk Orang Yang Kucintai
- Bab 117 Hanya Teman
- Bab 118 Hanya Untuk Balas Dendam
- Bab 119 Aku Tidak Perlu Bantuanmu
- Bab 120 Mengeluh
- Bab 121 Biarkan Aku Menjagamu
- Bab 122 Menemukan Jalan Keluar
- Bab 123 Seperti Melihat Seekor Anjing
- Bab 124 Apa Masih Ada Keadilan
- Bab 125 Apakah Sedang Berbohong Padanya
- Bab 126 Pemikiran Yang Berani
- Bab 127 Sesuatu Terjadi Pada Nicholas Lu
- Bab 128 Berbohong Pada Satu Wanita
- Bab 129 Bisa Memberimu Kesempatan
- Bab 130 Bayar Harganya
- Bab 131 Aku Tidak Ingin Mendengar Kata-kata Ini
- Bab 132 Membuatnya Membayar
- Bab 133 Kamu Cemburu?
- Bab 134 Jenifer Wen, Itu Kamu Kan
- Bab 135 Sedang Berbohong
- Bab 136 Sama Sekali Tidak Mirip Dia
- Bab 137 Calon Menantu Perempuan Adalah...
- Bab 138 Untuk Apa Menyerahkan Diri
- Bab 139 Itu Bergantung Kepadamu
- Bab 140 Tidak Akan Ada Lagi Orang Yang Peduli Kepadanya Seperti Ini
- Bab 141 Ada Sesuatu yang Disembunyikan Dariku
- Bab 142 Percaya
- Bab 143 Sesedih Itu?
- Bab 144 Hanya Boleh Berhasil Tidak Boleh Gagal
- Bab 145 Pergi Mencari Orang Lain
- Bab 146 Ternyata Tidak Patuh
- Bab 147 Lebih Baik Mati
- Bab 147 Dasar Murahan
- Bab 148 Aku Menginginkanmu
- Bab 150 Harus Lebih Bisa Mengontrolnya
- Bab 151 Membujuknya Untuk Tidak Mendengarkan, Tetapi Menerimanya Dengan Paksa.
- Bab 152 Tidak Akan Gegabah Lagi
- Bab 153 Mengeluh Di Belakang
- Bab 154 Merasa Sangat Tertekan
- Bab 155 Semuanya Sudah Berlalu
- Bab 156 Depresi Berat
- Bab 157 Tidak Layak
- Bab 158 Mau Menjadi Musuhku Selama Sisa Hidupmu
- Bab 159 Semua Adalah Salah Wanita Itu
- Bab 160 Mendapatkan Siksaan Atas Kejahatan Yang Telah Dilakukan
- Bab 161 Keluarga Lu Tahu
- Bab 162 Menghancurkan Reputasinya
- Bab 163 Mengabaikannya
- Bab 164 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 165 Anak Ini Adalah Anakmu
- Bab 166 Setelah Di Lahirkan Buang Anak Itu
- Bab 167 Hatinya Merasa Begitu Lelah
- Bab 168 Dia Pikir Dia Siapa?
- Bab 169 Gambaran yang Menusuk Mata
- Bab170 Salah Mengenali Orang