Pengantin Baruku - Bab 41 Hanya Aku Yang Bisa Menghukumnya
Perjamuan berakhir dengan mulus, dan Nicholas Lu mengantar para tamu pergi satu per satu.
Kembali ke dalam ruangan, Jenifer Wen sedang menatap komputer, mengerutkan kening dengan tatapan sibuk. Dia bahkan tidak memperhatikan Nicholas Lu sudah kembali. Dia tampak tenggelam dalam dunianya sendiri.
Nicholas Lu berjalan mendekat dan melirik layar komputernya. Beberapa informasi yang relevan tentang pembalikan pengadilan masih belum jelas, tetapi Jenifer Wen merasakan ada seseorang yang datang dan buru-buru menutup situsnya.
Melihat ke belakang, dia melihat Nicholas Lu, dia berdiri, "Aku punya beberapa informasi yang ingin aku periksa."
Nicholas Lu menanggapi dengan datar, tanpa mengatakan apapun.
Jenifer Wen melihat bahwa dia sepertinya sedang dalam suasana hati yang baik, jadi dia berkata dengan ragu-ragu, "Hal itu, masalah hari ini bukan aku yang katakan ke mereka, dan aku tidak tahu bagaimana mereka mendapat kabar itu."
Meski perkataan paman dan bibi kedua Nicholas Lu tidak menimbulkan akibat yang serius, Jenifer Wen juga tidak ingin menanggung kesalahan orang lain.
“Aku tahu,” Nicholas Lu mengerutkan kening ketika dia melihatnya terburu-buru untuk menjelaskan.
Rendy Lu dan istrinya sudah lama berada di luar negeri, dan tidak mungkin bagi Jenifer Wen sebagai orang luar untuk mengetahui tentang Keluarga Lu, jadi dia tidak pernah meragukannya sama sekali.
Hanya saja penampakan wanita yang takut dianiaya olehnya ini membuatnya sangat tidak senang, di matanya dia adalah orang yang tidak bisa membedakan benar dan salah?
“Baguslah kalau begitu.” Jenifer Wen mengangguk lega, dan ketika hendak pergi, Nicholas Lu memanggilnya.
"Kamu menangani masalah ini dengan baik, tidak sebodoh yang aku kira."
Ketika Jenifer Wen mendengar ini, sudut bibirnya bergerak-gerak. Pria ini ketika bicara benar-benar hebat. Dia bisa memuji kepintarannya, tapi dengan mengunakan kata sebaliknya.
Itu membuat orang benar-benar tidak senang mendengarnya.
“Itu wajar. aku selalu bereaksi cepat sehingga otak aku sangat bagus.” Jenifer Wen mengangkat kepalanya dengan sedikit membual, jarang sekali menahan diri dari pengekangan Nicholas Lu yang biasa.
Nicholas Lu menatap matanya yang berbinar, sepertinya ini pertama kalinya Jenifer Wen memiliki sisi seperti itu di depannya, bukan keterusterangan yang biasa, tapi sedikit lebih lincah dari gadis seusianya.
Melihat wajah gadis itu sejenak dalam keadaan termenung, Nicholas Lu menyadari bahwa wajahnya tiba-tiba menjadi dingin lagi, "Tidak malu membagakan diri sendiri."
Setelah berbicara, dia berbalik dan pergi ke kamar mandi.
Jenifer Wen melihat punggungnya, merasa tidak berdaya dan tidak bisa berkata-kata. Nicholas Lu benar-benar cukup cepat untuk mengubah wajahnya. Mungkinkah karena dia sedikit bercanda ketika dia berbicara, dia merasa tersinggung?
Memikirkan hal ini, Jenifer Wen menekan ekspresi wajahnya dengan bosan lagi, dan memperingatkan dirinya sendiri di dalam hati untuk tidak membuat kekacauan lagi, agar tidak membuat Nicholas Lu kesal lagi.
Di kamar mandi, tetesan air yang menetes perlahan meluncur ke bawah tubuh kokoh Nicholas Lu. Melihat keramik putih di depannya, pria itu mengerutkan kening.
Dia ternyata bisa merasa tersentuh yang sudah lama tidak dirasakan karena senyuman Jenifer Wen, yang bukan hal bagus.
Di tengah uap air, mata gelap Nicholas Lu masih menatap dengan rumit.
...
Keesokan paginya, Jenifer Wen bangun pagi.
Ketika turun, melihat bahwa Rendy Lu dan Melly Zhou sama-sama di sini yang membuat masalah kemarin.
Di luar dugaan, mereka justru tetap keras kepala?
Melihat Jenifer Wen, Melly Zhou marah, jika kemarin tidak memainkan dengan masuk akal, Nicholas Lu pasti akan kehilangan muka.
Sekarang malah sebaliknya, Nicholas Lu baik-baik saja, tetapi mereka memiliki reputasi yang buruk, menderita kerugian tapi apa yang direncakan tidak berhasil.
"Hehe, bukankah itu pelayan keluarga? Kenapa kamu sampai ke lantai dua tuan?"
Karena tidak ada orang lain di sana, kedua pasangan itu tidak perlu berpura-pura menjadi orang baik.
Jenifer Wen berpura-pura tidak mendengar, Orang ini sepertinya berselisih dengan Nicholas Lu dan tidak memiliki niat baik padanya, jadi dia tidak ingin memprovokasi dia.
“Bicara denganmu, apa kamu tidak mendengarnya?” Melly Zhou diabaikan, dan kemarahan di dalam hatinya menjadi lebih kuat, dan dia bergegas, “Aturan Keluruga Lu, sepertinya tidak ada yang mengajarimu, jadi hari ini aku akan melakukannya. Biarkan kamu memahami bagaimana bawahan dan tuan harus berbicara ... "
Saat dia berkata sambil melambaikan tangan hendak menamparnya, Jenifer Wen dengan cepat mundur selangkah dan menghindarinya.
Tanpa diduga, Melly Zhou tidak senang, melihat bahwa ia tidak memukul Jenifer Wen, dan ingin datang dan memukulnya untuk kedua kalinya.
Jenifer Wen telah mundur ke dinding, dan tidak ada tempat lain untuk bersembunyi, dia akan menampar dirinya, tetapi tangannya tiba-tiba terangkat ke udara dalam postur yang aneh.
Nicholas Lu memandang Melly Zhou dengan acuh tak acuh, kekuatan di tangannya sangat kuat, hampir menghancurkan tulangnya.
"Ah! Sakit!" Melly Zhou melirik Nicholas Lu, terkejut dengan tatapan dingin yang membunuh milik pria itu, "Nicholas? Kenapa kamu bangun? Lepaskan tanganku, sakit!"
“Jika tidak bangun, mungkin tidak bisa melihat pertunjukan yang bagus.” Nicholas Lu tidak bermaksud melepaskannya, dan melirik Jenifer Wen, dan dia buru-buru meninggalkan Melly Zhou.
Melly Zhou mabuk oleh nafas dingin Nicholas Lu. Jelas bahwa pria di depannya adalah juniornya, tetapi dia tampak seperti seorang kaisar yang mencemooh semua makhluk hidup, membencinya, seolah-olah dia hanya seekor semut ...
Setelah beberapa saat, Rendy Lu bereaksi dan ingin menarik Melly Zhou pergi dengan marah, "Nicholas, apa maksudmu, untuk wanita seperti itu, apakah kamu ingin melakukan sesuatu pada bibimu?"
Jenifer Wen tidak jauh, bukan untuk pergi, juga tidak untuk tinggal. Merasa canggung, dan mau tidak mau mengerutkan bibir ketika dia mendengar ini.
Apakah maksudnya "wanita seperti itu", apakah dia jauh lebih rendah dari orang lain, dan pantas mendapat tamparan di pagi hari karena tidak melakukan apa-apa?
Nicholas Lu tersenyum tipis ketika mendengar kata-kata itu, tapi tidak ada kehangatan di matanya, "Pokoknya di keluarga Lu, bukan urusan paman dan bibi untuk mendidik orang. Kalaupun dia salah, hanya aku yang bisa menghukumnya."
"Kamu! Kamu sepertinya merasa diri sendiri besar dan sekarang tidak memandang kami yang lebih tua, ya kan?"
Rendy Lu kehilangan muka dan menunjuk Nicholas Lu untuk waktu yang lama. Tepat ketika terjadi kekacauan, suara lelaki tua yang mengetuk lantai dengan tongkatnya terdengar ke atas, "Sepagi ini, apa yang kalian lakukan?"
Akhir-akhir ini, cuaca tidak menentu, dan ayahnya sedang tidak enak badan, jadi dia selalu tidak muncul.
Nicholas Lu melihatnya, melepaskan tangannya, lalu mengeluarkan sapu tangan dari lengannya dan menyekanya dengan hati-hati di tempat yang baru saja disentuhnya.
Gerakan yang tidak disengaja menyebabkan Melly Zhou bernafas dengan amarah. "Paman, lihat Nicholas. Aku hanya ingin mengajari gadis kecil yang tidak tahu etika. Dia menggengam pergelangan tanganku sampai merah, sekarang masih sakit. Bagaimanapun, dia harus menyapa aku bibi. Jangan bilang ini karena kamu tidak ingin menghormati yang lebih tua? "
Jenifer Wen terlibat secara tiba-tiba, dan ketidaksukaannya pada Melly Zhou semakin dalam. Kakek itu terlihat agak serius. Setelah meliriknya, dia berkata dengan anggun, "Aku lihat, kalian sepertinya melihat aku sebagai orang tua yang linglung."
Novel Terkait
Takdir Raja Perang
Brama aditioMy Cold Wedding
MevitaCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyThis Isn't Love
YuyuGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangLoving Handsome
Glen ValoraMy Cute Wife
DessyCinta Yang Tak Biasa
WenniePengantin Baruku×
- Bab 1 Menikah Dengan Lelaki Yang Tengah Koma
- Bab 2 Joyous
- Bab 3 Hari Pernikahan
- Bab 4 Kamu Siapa?
- Bab 5 Harusnya Waktu Itu Langsung Bunuh Dia Saja
- Bab 6 Dengarkan Kataku
- Bab 7 Kesepakatan
- Bab 8 Pulang Ke Rumah
- Bab 9 Makna Keluarga Untuknya
- Bab 10 Mengeluarkan Uang 50.000 Yuan Untuk Membayar Kepahitannya
- Bab 11 Yang Di Sebut Cinta
- Bab 12 Tidak Lebih Dari Itu
- Bab 13 Membantunya Meluapkan Emosi
- Bab 14 Rindu Aku Tidak?
- Bab 15 Di Mata-Matai
- Bab 16 Aku Mohon Lepaskan Aku
- Bab 17 Dia Sadar!
- Bab 18 Mimpi Buruk Itu Datang Lagi
- Bab 19 Kamu Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 20 Kenapa Belum Mati Juga
- Bab 21 Dasar Wanita Murahan
- Bab 22 Kehadirannya Apakah Benar Kebetulan?
- Bab 23 Aku Menyetujuimu
- Bab 24 Kenapa Bisa Dia
- Bab 5 Di Dunia Ini Ada Begitu Banyak Jebakan
- Bab 26 Eksrrim
- Bab 27 Tidak Usah Pergi Kemana-Mana
- Bab 28 Foto
- Bab 29 Tanpa Mengatakan Apa-Apa Sudah Ingin Pergi
- Bab 30 Salah Paham
- Bab 31 Kali Ini Sudah Melembut
- Bab 32 Anggap Saja Aku Memohon Padamu
- Bab 33 Bertemu Setiap Hari
- Bab 34 Tidak Mengerti Perkataan Manusia
- Bab 35 Menghancurkan Perasaan Cherry Wen
- Bab 36 Menerima Banyak Penderitaan
- Bab 37 Seperti Sedang Mengurusi Istri
- Bab 38 Tidak Sanggup Menerimanya
- Bab 39 Sangat Keras Kepala
- Bab 40 Membantumu
- Bab 41 Hanya Aku Yang Bisa Menghukumnya
- Bab 42 Tidak Cocok Untukmu
- Bab 43 Benar-benar Kacau
- Bab 44 Nicholas Lu Membantunya
- Bab 45 Hanya Mainan
- Bab 46 Tidak Perlu Kembali Lagi
- Bab 47 Seharusnya Mati Di Dalam Penjara
- Bab 48 Tidak Bisa Tidak Curiga
- Bab 49 Tidak Sesederhana Itu
- Bab 50 Benar-benar Tidak Tahu Malu
- Bab 51 Tak Tahu Malu
- Bab 52 Mengirim Diri Ke Pelukanmu
- Bab 53 Lantas Apakah Disengaja?
- Bab 54 Jangan Biarkan Dia Lolos
- Bab 55 Tetap Adalah Dia
- Bab 56 Memprovokasi Adik Ipar
- Bab 57 Mengada-ada
- Bab 58 Mengungkapkan Kepada Publik
- Bab 59 Orang Itu Tidak Akan Datang
- Bab 60 Tidak Sadar
- Bab 61 Menggali Lubang Kubur Sendiri
- Bab 62 Mengungkapkan Isi Hati
- Bab 63 Dia Kembali
- Bab 64 Datang Untuk Membahas Perceraian
- Bab 65 Mendekatinya Dengan Ganas
- Bab 66 Hilang Kendali
- Bab 67 Itu Tidak Buruk
- Bab 68 Semua Ini Salahmu
- Bab 69 Rahasia Cherry
- Bab 70 Membakar Diri Sendiri
- Bab 71 Sudah Tidak Memiliki Harga Diri Lagi
- Bab 72 Bisa-Bisanya Mencuri
- Bab 73 Tidak Merasa Tidak Adil
- Bab 74 Benar-Benar Rubah Licik
- Bab 75 Sebentar Lagi Akan Tiba
- Bab 76 Aku Mohon Jangan
- Bab 77 Tidak Apa-Apa
- Bab 78 Menemukan Wanita Itu
- Bab 79 Benar-Benar Membuatku Muak
- Bab 80 Menemukan Wanita Kemarin Malam
- Bab 81 Kamu Adalah Barang
- Bab 82 Tertekan Tapi Tak Bisa Diungkapkan Dengan Kata-kata.
- Bab 83 Apa Yang Sebenarnya Sedang Terjadi?
- Bab 84 Kamu Hamil!
- Bab 85 Aborsi
- Bab 86 Semuanya Akan Berakhir
- Bab 87 Meninggalkan Rumah Keluarga Lu
- Bab 88 Orang Yang Lewat
- Bab 89 Benar-benar Muak
- Bab 90 Ketahuan Hamil
- Bab 91 Kecuali Aku Mati
- Bab 92 Coba Saja
- Bab 93 Tubuhnya Terlalu Lemah
- Bab 94 Aku Sudah Salah Paham Padamu
- Bab 95 Pergi Ke Perusahaan
- Bab 96 Ternyata Kamu Menyukai Wanita Seperti Ini
- Bab 97 Tidak Mungkin Menyukainya Juga, Kan?
- Bab 98 Tidak Ada Kesempatan Sedikitpun
- Bab 99 Tidak Mungkin Dinafkahi, Kan?
- Bab 100 Harus Mendapatkan Jenifer
- Bab 101 Pura-pura Tidak Mau
- Bab 102 Selamatkan Anakku
- Bab 103 Apakah Ingin Tahu Siapa Ayah Dari Anak Ini?
- Bab 104 Diculik!
- Bab 105 Pilihan Nicholas Lu
- Bab 106 Melukai Anaknya
- Bab 107 Kenapa Tidak Senang?
- Bab 108 Anak Ini Adalah Anaknya
- Bab 109 Terharu
- Bab 110 Jarak Tidak Terjangkau
- Bab 111 Menjaganya
- Bab 112 Peduli Padanya
- Bab 113 Tidak Ada Celah
- Bab 114 Apakah Kamu Cemburu?
- Bab 115 Masih Ingin Mempunyai Anak?
- Bab 116 Untuk Orang Yang Kucintai
- Bab 117 Hanya Teman
- Bab 118 Hanya Untuk Balas Dendam
- Bab 119 Aku Tidak Perlu Bantuanmu
- Bab 120 Mengeluh
- Bab 121 Biarkan Aku Menjagamu
- Bab 122 Menemukan Jalan Keluar
- Bab 123 Seperti Melihat Seekor Anjing
- Bab 124 Apa Masih Ada Keadilan
- Bab 125 Apakah Sedang Berbohong Padanya
- Bab 126 Pemikiran Yang Berani
- Bab 127 Sesuatu Terjadi Pada Nicholas Lu
- Bab 128 Berbohong Pada Satu Wanita
- Bab 129 Bisa Memberimu Kesempatan
- Bab 130 Bayar Harganya
- Bab 131 Aku Tidak Ingin Mendengar Kata-kata Ini
- Bab 132 Membuatnya Membayar
- Bab 133 Kamu Cemburu?
- Bab 134 Jenifer Wen, Itu Kamu Kan
- Bab 135 Sedang Berbohong
- Bab 136 Sama Sekali Tidak Mirip Dia
- Bab 137 Calon Menantu Perempuan Adalah...
- Bab 138 Untuk Apa Menyerahkan Diri
- Bab 139 Itu Bergantung Kepadamu
- Bab 140 Tidak Akan Ada Lagi Orang Yang Peduli Kepadanya Seperti Ini
- Bab 141 Ada Sesuatu yang Disembunyikan Dariku
- Bab 142 Percaya
- Bab 143 Sesedih Itu?
- Bab 144 Hanya Boleh Berhasil Tidak Boleh Gagal
- Bab 145 Pergi Mencari Orang Lain
- Bab 146 Ternyata Tidak Patuh
- Bab 147 Lebih Baik Mati
- Bab 147 Dasar Murahan
- Bab 148 Aku Menginginkanmu
- Bab 150 Harus Lebih Bisa Mengontrolnya
- Bab 151 Membujuknya Untuk Tidak Mendengarkan, Tetapi Menerimanya Dengan Paksa.
- Bab 152 Tidak Akan Gegabah Lagi
- Bab 153 Mengeluh Di Belakang
- Bab 154 Merasa Sangat Tertekan
- Bab 155 Semuanya Sudah Berlalu
- Bab 156 Depresi Berat
- Bab 157 Tidak Layak
- Bab 158 Mau Menjadi Musuhku Selama Sisa Hidupmu
- Bab 159 Semua Adalah Salah Wanita Itu
- Bab 160 Mendapatkan Siksaan Atas Kejahatan Yang Telah Dilakukan
- Bab 161 Keluarga Lu Tahu
- Bab 162 Menghancurkan Reputasinya
- Bab 163 Mengabaikannya
- Bab 164 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 165 Anak Ini Adalah Anakmu
- Bab 166 Setelah Di Lahirkan Buang Anak Itu
- Bab 167 Hatinya Merasa Begitu Lelah
- Bab 168 Dia Pikir Dia Siapa?
- Bab 169 Gambaran yang Menusuk Mata
- Bab170 Salah Mengenali Orang