Pengantin Baruku - Bab 34 Tidak Mengerti Perkataan Manusia

Setelah embusan angin bertiup, Nicholas Lu menghentikan mobilnya.

"Kamu bisa dari sini berjalan sampai ke perusahaan."

Jenifer Wen turun dari mobil dan melihat sekeliling yang tidak terlihat seperti pusat kota, dan dia tidak melihat ikon bangunan bertingkat tinggi dari perusahaan Lu.

"Tunggu sebentar, disini..." Jenifer Wen hendak bertanya pada Nicholas Lu, tetapi lelaki itu langsung mengabaikannya, dan menginjak pedal gas melaju pergi dari sana.

Dasar lelaki jahat.

Jenifer Wen tidak bisa berkata-kata dan mengeluarkan ponselnya untuk menghidupkan navigasi, kemudian mengetahui kalau Nicholas Lu telah melemparkannya ke jalan yang masih berjarak beberapa kilometer dari perusahaan Lu.

...Lelaki ini, haruskah dia seperti ini?

Jalan tempat perusahaan Nicholas Lu sedang dalam pembangunan, dan lalu lintas sangat sedikit mobil yang lewat kesana, jadi percuma kalau dia mau mencari tumpangan. Jenifer Wen dalam hatinya mengutuknya, tetapi tidak punya pilihan selain berjalan langkah demi langkah.

Pada saat Jenifer Wen sampai di perusahaaan Lu, sudah lewat setengah jam dari jam kerja yang ditentukan.

Pakaian di tubuhnya sudah basah karena keringat, dan karena cemas dia mengambil jalan pintas, jadi ada banyak debu dan kotoran yang menempel di pakaiannya, dia saat ini terlihat begitu mengenaskan.

"Maaf nona, kami tidak mengizinkan orang luar masuk dan keluar sesuka hati."

Melihat Jenifer Wen hendak memasuki pintu gedung, seorang penjaga keamanan langsung menghentikannya.

Jenifer Wen mengerutkan kening, "aku asisten presdir Lu yang baru dipekerjakan hari ini.”

Petugas keamanan memandangnya dengan tidak percaya. Perusahaan Lu adalah perusahaan terbesar di kota J, biasanya merekrut karyawan dengan standar yang sangat tinggi. Mereka tidak hanya membutuhkan kualifikasi akademis yang tinggi, tetapi juga perilaku dan penampilan mereka yang rapi.

Dan untuk orang-orang di sekitar presdir, standarnya tentu lebih tinggi lagi.

Imej Jenifer Wen yang kotor dan berkeringat sangat berbeda dengan citra asisten presiden dalam kesannya.

Pada saat ini, manajer departemen personalia kebetulan datang, setelah mendengarkan penjaga keamanan, dia menatap Jenifer Wen lagi, dan matanya berkilat rasa jijik.

"Maaf nona, aku hanya tahu kalau asisten presdir bernama Jordy An. Kalau kamu ingin mendekati presdir Lu dengan cara ini, kamu benar-benar terlalu tidak sadar diri."

Jenifer Wen melihat kalau dia meremehkan apa yang dia katakan, dan menjawab dengan santai, "Benar atau tidaknya kamu bisa menelepon dan bertanya padanya. Aku tidak begitu bosan hingga mau berpura-pura menjadi asisten presdir dan mengejarnya.”

"Hehe, sepertinya aku terlalu sopan. Orang sepertimu benar-benar tidak mengerti perkataan orang ya."

"Kalau setiap hari orang datang dan meminta kami memanggil presdir Lu. Maka dia setiap hari tidak perlu melakukan apa pun, cukup sibuk berurusan dengan orang-orang yang tidak waras sepertimu."

"Penjaga keamanan, sudah jangan bicara omong kosong lagi dengannya, cepat usir dia."

Manajer personalia sama sekali tidak sopan dan memerintahkan penjaga keamanan untuk mengusir Jenifer Wen.

Beberapa penjaga keamanan muda yang tinggi berjalan mendekat, "Cepat pergi, kalau kamu tidak mau pergi, maka kami hanya bisa mengusirmu paksa!"

Jenifer Wen tentu saja tidak bisa pergi. Ini adalah hari pertamanya bekerja. Kalau kakek Lu tahu dia diusir seperti ini, dan tidak bisamelakukan apa-apa, dia pasti akan marah dan menghukumnya.

Melihat Jenifer Wen yang tidak mau bekerja sama, beberapa petugas keamanan juga ikut marah, dan menggendongnya, mencoba melemparnya ke luar seperti ayam.

Dan pada saat ini, suara acuh tak acuh terdengar, "Stop."

Tubuh Jenifer Wen dilepaskan.

Saat menoleh, ternyata Nicholas Lu keluar melihatnya.

“Lain kali tidak usah menahannya biarkan saja dia masuk.”

Mendengar ini semua orang langsung kaget. Tidak menyangka wanita yang terlihat seperti orang biasa ini mengenal presdirnya?

Jadi mereka tadi bukankah sudah menyinggung perasaan orang?

Jenifer Wen menepuk kerutan di tubuhnya yang ditarik keluar paksa oleh petugas keamanan, dan dalam hatinyamerasa sedikit aneh. Nicholas Lu mengapa begitu baik? Sepertinya tidak normal.

“Presdir Lu, apakah ini benar-benar asisten barumu?” Manajer personalia itu mengeluarkan keringat dingin.

Lelaki itu dengan acuh tak acuh melirik Jenifer Wen, "Ini adalah bawahan keluargaku. Kalau perusahaan nanti butuh apa-apa, tinggal minta dia bantu saja.”

Ketika yang lain mendengar ini, ekspresi mereka menjadi berbagai macam.

Ternyata itu adalah seorang pelayan yang datang untuk melayani mereka, dia bisa-bisanya tidak tahu diri mengatakan kalau dia adalah asisten presdir...

Omong kosongnya lumayan besar juga.

"..." Mendengar ini, Jenifer Wen melirik Nicholas Lu, ternyata dia masih sejahat itu.

Tapi, ketika Nicholas Lu berkata demikian, dia tahu kalau akan sia-sia untuk menjelaskan apapun, jadi dia hanya bisa menerimanya.

Nicholas Lu melihat arlojinya, "Mulai sekarang, ingatlah untuk tiba di perusahaan lebih awal. Kamu sudah terlambat 35 menit di hari pertama kerja. Perusahaan Lu tidak membutuhkan pekerja yang tidak berguna."

Tapi semua ini bukankah karena dia yang membuatnya jadi terlambat?

Jenifer Wen dalam hati membalasnya, tetapi ekspresinya tidak berubah sama sekali. Sebaliknya, dia menurunkan alisnya dan mengangguk, "Baik, aku mengerti."

Nicholas Lu setelah itu tidak mengatakan apa-apa lagi dan langsung naik ke atas.

Jenifer Wen buru-buru mengikutinya. Lelaki itu tinggi jenjang, dan dia tidak memperdulikan Jenifer Wen yang kewalahan mengejarnya, jadi akhirnya, Jenifer Wen hanya bisa berlari untuk mengejarnya.

Di lift, Nicholas Lu melihat keluar melalui jendela kaca transparan. Meskipun dia tidak mengatakan sepatah kata pun, tapi Jenifer Wen bisa merasakan martabat serta kharisma seorang atasan, dunia seolah-olah ada di bawah kakinya dan berada di bawah kendalinya.

Setelah melirik laki-laki itu 2 kali, Jenifer Wen membuang muka dan berhenti untuk melihatnya.

"Meskipun, kamu masuk kesini karena ditambahkan secara paksa oleh kakek, tapi jangan pikir kalau kamu itu memiliki pelindung. Orang sepertiku membenci orang yang tidak bisa apa-apa. Kalau kamu tidak dapat melakukan apa yang aku minta, maka kamu sebaiknya sadar diri dan pergi dari sini.”

Jenifer Wen mendengarkan nada dingin lelaki itu menjawab, "Baik aku mengerti."

Bukankah itu hanya sebuah pekerjaan?Jenifer Wen terpancing oleh kata-katanya, dia harus melakukan yang terbaik untuk membuat lelaki ini menyesali kesombongannya saat ini.

Lift dengan cepat mencapai lantai atas.

Lantai ini milik ruang pribadi Nicholas Lu. Jenifer Wen mengikuti lelaki itu dan saat berjalan tidak bisa tidak mengagumi ini.

Senang rasanya punya uang, di tempat sepert ini, bahkan 1 lantaipun diambil menjadi milik sendiri, keluarga Lu memang benar-benar hebat.

“Singkirkan ekspresimu yang seperti belum pernah melihat dunia itu.” Nicholas Lu melalui kaca melihat kekaguman dan keterkejutan di wajah Jenifer Wen, dan berkata dengan dingin.

Jenifer Wen mendengar itu langsung kembali ke wajah yang tegasnya, dan dia berhenti melihatnya, dia sekarang tahu mengapa Nicholas Lu dan orang-orang di sekitarnya memiliki wajah seperti itu.

Kalau tidak mempertahankan wajah tanpa ekspresinya, lelaki ini pasti mampu melihat melalui pikiran batin orang-orang dan menjatuhkan pikiran mereka.

“Jordy, atur pekerjaan untuknya, jangan biarkan dia menyentuh sesuatu yang penting.” Nicholas Lu nanti akan ada rapat, dia jadi menyerahkan Jenifer Wen kepada asistennya.

Jordy Chen menjawab dengan cepat, berpikir sejenak, "Kalau begitu, kamu pergi lahrapikan rak buku di sana. Sortir buku menurut nama dan tahun, lalu bersihkan kaca."

Nicholas Lu gila akan kebersihan dan gangguan obsesif-kompulsif. Jordy Chen tidak berani membiarkan Jenifer Wen pergi ke ruangannya, dia jadi hanya bisa menemukan tugas yang tidak penting untuk diberikan padanya.

Jenifer Wen memandang rak buku besar itu dan berjalan dengan keluhan dalam hati.

Pada saat ini, ponselnya tiba-tiba berdering, melihat nama di atas layar Jenifer Wen mengerutkan kening.

Novel Terkait

Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu