Pengantin Baruku - Bab 75 Sebentar Lagi Akan Tiba
Waktu begitu cepat berlalu, sampai hari dimana Cherry Wen dan sutradara Zhou membuat janji.
Jenifer Wen tiba di hotel lebih awal dan membuka kamar yang tidak jauh dari kamar yang telah mereka pesan.
Dia kemudian menemukan pelayan yang dibelinya, pelayan itu adalah seorang mahasiswa yang datang untuk bekerja part-time. Jenifer Wen memberinya beberapa keuntungan dan dia akhirnya setuju untuk meminjamkan pakaiannya selama beberapa jam.
"Kamu harus berhati-hati ya, hotel kami malam nanti ada acara, jangan sampai membuat masalah."
Jenifer Wen mengangguk dan mengambil pakaian itu. Di dalamnya ada satu set pakaian pelayan standar dan lencana. Dia dengan cepat menggantinya, lalu keluar, sambil membersihkan toilet sambil memperhatikan pergerakan di sampingnya.
...
Hotel Mingsheng
Nicholas Lu menghentikan mobil, memandang ke ruang perjamuan yang terang benderang, dan mengusap pelipisnya.
Hari ini, sepupunya sudah tidak dilihatnya selama beberapa tahun kembali ke rumah. Paman kedua dan bibinya telah menunggu begitu lama untuk memberi kesempatan kepada putra mereka untuk menunjukkan wajahnya. Tentu, mereka tidak akan melewatkan kesempatan seperti ini.
Oleh karena itu, makan malam sebesar itu diadakan secara khusus.
Nicholas Lu mencibir. Apakah mereka hari ini akan secara resmi mengajaknya bertarung?
Sungguh tidak tahu diri.
Tapi, karena kakeknya berharap dia dan sepupunya bisa rukun dan tidak membahas keluhan antara generasi sebelumnya, jadi dia tetap datang kesini.
Keluar dari mobil, Nicholas Lu melangkah masuk ke tempat itu.
Lelaki itu tentu tidak membuat persiapan khusus untuk acara jamuan makan yang tidak ingin dia datangi ini. Pakaian yang dikenakannya masih sama saat dia pergi kerja tadi. Hanya saja gaya sederhana ini di pasang di tubuh Nicholas Lu masih menghasilkan efek yang sempurna.
Meskipun Sherik Lu adalah peran utama dari perjamuan ini, dan dia juga bisa di bilang tampan, tetapi tentunya dia masih tidak sebanding dengan Nicholas Lu.
Tidak sedikit selebriti yang tertarik akan penampilan Nicholas Lu.
Sherik Lu melihat Nicholas Lu yang dikelilingi oleh orang-orang, jejak kebencian muncul di matanya yang tertutup oleh lensa, dan kemudian senyuman samar masih ditarik dari sudut mulutnya.
Karena tak lama lagi, Nicholas Lu tidak akan bisa sebangga ini lagi.
"Apa sudah siap?" Sherik Lu bertanya dengan ringan.
Pada saat ini, Yuni Xia berjalan keluar dari samping, menatap lelaki yang sama mempesona seperti matahari di antara kerumunan, dan mengangguk lembut, "Pasti tidak akan ada masalah."
Beberapa hari yang lalu, Yuni Xia marah karena Jenifer Wen. Dan pada saat itu, Sherik Lu dan istrinya datang mencarinya, mereka bilang mereka mengerti dengan apa yang diinginkannya pada Nicholas Lu, sebagai orang yang lebih tua, mereka bersedia membantu.
Hanya saja, karena statusnya yang rendah dan merupakan seorang bawahan, jadi cara terbaik untuk mendapatkannya adalah dengan memasak nasi mentah dulu, dan kalau dia bisa hamil maka itu akan lebih baik.
Oleh karena itu, yang dipegangnya saat ini tidak lain adalah cemilan yang sudah di tambah bahan tambahan. Obat jenis ini sangat ampuh, hanya tersentuh dikit, bisa membuat lelaki kehilangan akal dan dengan impuls mencari wanita.
Yuni Xia berjalan mendekat dan memberikan piring makan di tangannya kepada Nicholas Lu, "Tuan muda, kakek memintaku untuk datang dan melihatmu. Dia takut perutmu sakit, jadi menyuruhku untuk mengingatkanmu makan."
Nicholas Lu mengangguk, tanpa curiga, Yuni Xia melihatnya memakan beberapa gigitan dari makanan yang dia siapkan, jantungnya langsung berdetak sangat cepat.
Efek obatnya akan segera terjadi, kalau itu terjadi, dia harus memanfaatkan kesempatan itu dan menaklukannya dalam satu gerakan.
...
Jenifer Wen menunggu di luar agak lama, dan saat dia mulai tidak sabar, dia melihat sosok Cherry Wen muncul di ujung koridor, dan ada seorang lelaki di belakangnya.
Itu seharusnya sutradara Zhou.
Jenifer Wen menjadi gugup, menyentuh kamera miniatur di tangannya, menundukkan kepalanya, berpura-pura menyapu lantai, dan dia nanti hanya perlu memotret 1 foto, dan dia sudah bisa di bilang berhasil!
Sambil memikirkan itu, Jenifer Wen merasa sedikit bersemangat, tetapi ketika jantungnya melonjak, suara heels yang bertabrakan dengan tanah tiba-tiba berhenti dan Cherry Wen yang berjalan di depannya berhenti.
“Jenifer Wen, apakah itu kamu?” Cherry Wen mencibir.
Jenifer Wen tersadar, hah identitasnya sudah terungkap? Ini seharusnya tidak terjadi, tetapi sekarang bukan waktunya untuk memikirkan mengapa, Cherry Wen sudah menemukannya dia jadi harus melarikan diri secepat mungkin.
Namun, lelaki di belakang Cherry Wen meraih tangannya dan memelintirnya dengan keras, "Jangan bergerak, aku tidak menjamin tanganmu tidak akan terkilir."
Jenifer Wen benar-benar terdiam. Dia tidak menyangka ini akan terjadi, lalu dimana sutradara Zhou? Lelaki ini memiliki keterampilan yang kuat, dan dia jelas bukan sutradara yang gemuk itu.
Melihat apa yang dilakukan Cherry Wen ini, dia sepertinya memang sudah menyiapkannya?
Kapan dia mengekspos dirinya?
"Jenifer, kamu pasti sedang berpikir kapan aku mengetahui tentang ini?" Cherry Wen seperti memegang tiket kemenangan, dan dia mengangkat dagu Jenifer Wen dengan heelsnya, "Waktu di ruang CCTV, kalian tidak melihatnya, tapi aku memperhatikan kamu yang berdiri di sudut mendengar obrolan kami."
"Awalnya, kalau kamu tidak menggerakkan pikiran idiotmu itu, aku pasti tidak dapat melakukan apa pun padamu, tetapi sekarang kamu sendiri yang mengirim dirimu kesini."
Cherry Wen mengeluarkan kamera miniatur di tangan Jenifer Wen, "Kamu telah mempersiapkannya dengan cukup baik, tapi hal ini tidak akan sepenuhnya sia-sia kok..."
Dia perlahan-lahan mendekat ke telinga Jenifer Wen, "Kebetulan sutradara Zhou ini sangat jelek, dan aku mendengar kalau dia memiliki beberapa hobi yang aneh, dan aku tidak ingin membuat kesepakatan dengannya, jadi biar kamu saja yang pergi menemaninya. Kamu kan kakak, jadi kamu harusnya bisa menyelesaikan masalah ini untuk adikmu kan."
Setelah selesai berbicara, Cherry Wen meminta lelaki itu untuk mengikat tangan dan kaki Jenifer Wen dengan tali, dan melemparkannya ke ranjang besar di kamar, "Aku rasa kakak akan menyukai barang kecil yang dia beli ini."
Cherry Wen menyalakan mini-camera dan meletakkannya di atas ranjang, jelas, dia tidak hanya ingin membuat Jenifer Wen mengalami kejadian ini, tetapi juga mendapatkan pegangannya sehingga bisa membuatnya tidak dapat membalikkan badannya lagi.
Jenifer Wen berusaha keras melepaskan diri, dan menyaksikan Cherry Wen pergi dengan bangga, tetapi tidak ada yang bisa dia lakukan.
Jenifer Wen merasa sangat mual ketika memikirkan tatapan mata sutradara Zhou. Dia memutar tubuhnya, tangannya sudah lecet karena tali di belakangnya, dan dia tidak peduli. Dia tahu kalau rencana Cherry Wen ini berhasil, maka dia akan tamat.
Akhirnya, dengan usahanya yang tak ada hentinya, tali di tangannya sedikit lepas, di saat Jenifer Wen senang dan ingin mempercepat gerakan untuk melarikan diri, terdengar suara kartu kamar dari pintu.
"Hei, sayang sudah menunggu lama ya?"
Sutradara Zhou telah tiba!
Mata Jenifer Wen menjadi gelap dan dia menggigit bibirnya dengan erat, rasa sakit di tangannya memaksanya untuk tetap tenang dan terjaga.
Melihat kalau orang di tempat tidur bukanlah Cherry Wen, tetapi seorang wanita dengan pakaian pelayan, sutradara Zhou sedikit terkejut. Jenifer Wen melihat kalau dia sepertinya tidak mengetahui hal ini, jadi dia berkata dengan cepat, "Sutradara Zhou, Cherry melarikan diri, aku adalah pelayan di sini, aku mohon lepaskan aku!"
Sutradara Zhou sedikit marah ketika mendengarnya, tetapi setelah beberapa saat, telepon dari Cherry Wen terdengar, "Itu adalah kakakku, ini anggap saja makanan pembuka kecil yang kuberikan untuk sutradara Zhou."
Setelah mendengar ini, sutradara Zhou langsung menyetujuinya. Melihat wajah cantik Jenifer Wen dan bentuk tubuh yang sangat indah, dia hampir menyerang tubuhnya ke depan, "Adikmu sudah mengatakan kepadaku, jangan takut, aku akan melakukannya dengan lemah lembut!"
Jenifer Wen memperhatikan lelaki gendut yang semakin mendekat, dia sungguh bukan manusia, tapi seorang bajingan!
Novel Terkait
Cinta Yang Terlarang
MinnieLove In Sunset
ElinaThe Sixth Sense
AlexanderPrecious Moment
Louise LeeDemanding Husband
MarshallMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlThe Winner Of Your Heart
ShintaPengantin Baruku×
- Bab 1 Menikah Dengan Lelaki Yang Tengah Koma
- Bab 2 Joyous
- Bab 3 Hari Pernikahan
- Bab 4 Kamu Siapa?
- Bab 5 Harusnya Waktu Itu Langsung Bunuh Dia Saja
- Bab 6 Dengarkan Kataku
- Bab 7 Kesepakatan
- Bab 8 Pulang Ke Rumah
- Bab 9 Makna Keluarga Untuknya
- Bab 10 Mengeluarkan Uang 50.000 Yuan Untuk Membayar Kepahitannya
- Bab 11 Yang Di Sebut Cinta
- Bab 12 Tidak Lebih Dari Itu
- Bab 13 Membantunya Meluapkan Emosi
- Bab 14 Rindu Aku Tidak?
- Bab 15 Di Mata-Matai
- Bab 16 Aku Mohon Lepaskan Aku
- Bab 17 Dia Sadar!
- Bab 18 Mimpi Buruk Itu Datang Lagi
- Bab 19 Kamu Sungguh Tidak Tahu Malu
- Bab 20 Kenapa Belum Mati Juga
- Bab 21 Dasar Wanita Murahan
- Bab 22 Kehadirannya Apakah Benar Kebetulan?
- Bab 23 Aku Menyetujuimu
- Bab 24 Kenapa Bisa Dia
- Bab 5 Di Dunia Ini Ada Begitu Banyak Jebakan
- Bab 26 Eksrrim
- Bab 27 Tidak Usah Pergi Kemana-Mana
- Bab 28 Foto
- Bab 29 Tanpa Mengatakan Apa-Apa Sudah Ingin Pergi
- Bab 30 Salah Paham
- Bab 31 Kali Ini Sudah Melembut
- Bab 32 Anggap Saja Aku Memohon Padamu
- Bab 33 Bertemu Setiap Hari
- Bab 34 Tidak Mengerti Perkataan Manusia
- Bab 35 Menghancurkan Perasaan Cherry Wen
- Bab 36 Menerima Banyak Penderitaan
- Bab 37 Seperti Sedang Mengurusi Istri
- Bab 38 Tidak Sanggup Menerimanya
- Bab 39 Sangat Keras Kepala
- Bab 40 Membantumu
- Bab 41 Hanya Aku Yang Bisa Menghukumnya
- Bab 42 Tidak Cocok Untukmu
- Bab 43 Benar-benar Kacau
- Bab 44 Nicholas Lu Membantunya
- Bab 45 Hanya Mainan
- Bab 46 Tidak Perlu Kembali Lagi
- Bab 47 Seharusnya Mati Di Dalam Penjara
- Bab 48 Tidak Bisa Tidak Curiga
- Bab 49 Tidak Sesederhana Itu
- Bab 50 Benar-benar Tidak Tahu Malu
- Bab 51 Tak Tahu Malu
- Bab 52 Mengirim Diri Ke Pelukanmu
- Bab 53 Lantas Apakah Disengaja?
- Bab 54 Jangan Biarkan Dia Lolos
- Bab 55 Tetap Adalah Dia
- Bab 56 Memprovokasi Adik Ipar
- Bab 57 Mengada-ada
- Bab 58 Mengungkapkan Kepada Publik
- Bab 59 Orang Itu Tidak Akan Datang
- Bab 60 Tidak Sadar
- Bab 61 Menggali Lubang Kubur Sendiri
- Bab 62 Mengungkapkan Isi Hati
- Bab 63 Dia Kembali
- Bab 64 Datang Untuk Membahas Perceraian
- Bab 65 Mendekatinya Dengan Ganas
- Bab 66 Hilang Kendali
- Bab 67 Itu Tidak Buruk
- Bab 68 Semua Ini Salahmu
- Bab 69 Rahasia Cherry
- Bab 70 Membakar Diri Sendiri
- Bab 71 Sudah Tidak Memiliki Harga Diri Lagi
- Bab 72 Bisa-Bisanya Mencuri
- Bab 73 Tidak Merasa Tidak Adil
- Bab 74 Benar-Benar Rubah Licik
- Bab 75 Sebentar Lagi Akan Tiba
- Bab 76 Aku Mohon Jangan
- Bab 77 Tidak Apa-Apa
- Bab 78 Menemukan Wanita Itu
- Bab 79 Benar-Benar Membuatku Muak
- Bab 80 Menemukan Wanita Kemarin Malam
- Bab 81 Kamu Adalah Barang
- Bab 82 Tertekan Tapi Tak Bisa Diungkapkan Dengan Kata-kata.
- Bab 83 Apa Yang Sebenarnya Sedang Terjadi?
- Bab 84 Kamu Hamil!
- Bab 85 Aborsi
- Bab 86 Semuanya Akan Berakhir
- Bab 87 Meninggalkan Rumah Keluarga Lu
- Bab 88 Orang Yang Lewat
- Bab 89 Benar-benar Muak
- Bab 90 Ketahuan Hamil
- Bab 91 Kecuali Aku Mati
- Bab 92 Coba Saja
- Bab 93 Tubuhnya Terlalu Lemah
- Bab 94 Aku Sudah Salah Paham Padamu
- Bab 95 Pergi Ke Perusahaan
- Bab 96 Ternyata Kamu Menyukai Wanita Seperti Ini
- Bab 97 Tidak Mungkin Menyukainya Juga, Kan?
- Bab 98 Tidak Ada Kesempatan Sedikitpun
- Bab 99 Tidak Mungkin Dinafkahi, Kan?
- Bab 100 Harus Mendapatkan Jenifer
- Bab 101 Pura-pura Tidak Mau
- Bab 102 Selamatkan Anakku
- Bab 103 Apakah Ingin Tahu Siapa Ayah Dari Anak Ini?
- Bab 104 Diculik!
- Bab 105 Pilihan Nicholas Lu
- Bab 106 Melukai Anaknya
- Bab 107 Kenapa Tidak Senang?
- Bab 108 Anak Ini Adalah Anaknya
- Bab 109 Terharu
- Bab 110 Jarak Tidak Terjangkau
- Bab 111 Menjaganya
- Bab 112 Peduli Padanya
- Bab 113 Tidak Ada Celah
- Bab 114 Apakah Kamu Cemburu?
- Bab 115 Masih Ingin Mempunyai Anak?
- Bab 116 Untuk Orang Yang Kucintai
- Bab 117 Hanya Teman
- Bab 118 Hanya Untuk Balas Dendam
- Bab 119 Aku Tidak Perlu Bantuanmu
- Bab 120 Mengeluh
- Bab 121 Biarkan Aku Menjagamu
- Bab 122 Menemukan Jalan Keluar
- Bab 123 Seperti Melihat Seekor Anjing
- Bab 124 Apa Masih Ada Keadilan
- Bab 125 Apakah Sedang Berbohong Padanya
- Bab 126 Pemikiran Yang Berani
- Bab 127 Sesuatu Terjadi Pada Nicholas Lu
- Bab 128 Berbohong Pada Satu Wanita
- Bab 129 Bisa Memberimu Kesempatan
- Bab 130 Bayar Harganya
- Bab 131 Aku Tidak Ingin Mendengar Kata-kata Ini
- Bab 132 Membuatnya Membayar
- Bab 133 Kamu Cemburu?
- Bab 134 Jenifer Wen, Itu Kamu Kan
- Bab 135 Sedang Berbohong
- Bab 136 Sama Sekali Tidak Mirip Dia
- Bab 137 Calon Menantu Perempuan Adalah...
- Bab 138 Untuk Apa Menyerahkan Diri
- Bab 139 Itu Bergantung Kepadamu
- Bab 140 Tidak Akan Ada Lagi Orang Yang Peduli Kepadanya Seperti Ini
- Bab 141 Ada Sesuatu yang Disembunyikan Dariku
- Bab 142 Percaya
- Bab 143 Sesedih Itu?
- Bab 144 Hanya Boleh Berhasil Tidak Boleh Gagal
- Bab 145 Pergi Mencari Orang Lain
- Bab 146 Ternyata Tidak Patuh
- Bab 147 Lebih Baik Mati
- Bab 147 Dasar Murahan
- Bab 148 Aku Menginginkanmu
- Bab 150 Harus Lebih Bisa Mengontrolnya
- Bab 151 Membujuknya Untuk Tidak Mendengarkan, Tetapi Menerimanya Dengan Paksa.
- Bab 152 Tidak Akan Gegabah Lagi
- Bab 153 Mengeluh Di Belakang
- Bab 154 Merasa Sangat Tertekan
- Bab 155 Semuanya Sudah Berlalu
- Bab 156 Depresi Berat
- Bab 157 Tidak Layak
- Bab 158 Mau Menjadi Musuhku Selama Sisa Hidupmu
- Bab 159 Semua Adalah Salah Wanita Itu
- Bab 160 Mendapatkan Siksaan Atas Kejahatan Yang Telah Dilakukan
- Bab 161 Keluarga Lu Tahu
- Bab 162 Menghancurkan Reputasinya
- Bab 163 Mengabaikannya
- Bab 164 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 165 Anak Ini Adalah Anakmu
- Bab 166 Setelah Di Lahirkan Buang Anak Itu
- Bab 167 Hatinya Merasa Begitu Lelah
- Bab 168 Dia Pikir Dia Siapa?
- Bab 169 Gambaran yang Menusuk Mata
- Bab170 Salah Mengenali Orang