Kisah Si Dewa Perang - Bab 88 Saudara Munafik
Jangan-jangan kamu jatuh cinta dengan David Chu.
Perkataan ini membuat Karin Yun terkejut, wajahnya langsung memerah semua.
“Indiani, kamu, bicara apa kamu, siapa juga yang akan menyukai orang itu.”
Dia salah tingkah, diam-diam ia menundukkan kepala melirik David Chu yang memasak di dapur bersama Bella, hatinya berdegup kencang tidak beraturan.
Indiani Yun mencibir, ia tidak percaya dengannya.
“Sudahlah, kak, tidak peduli kamu suka David Chu atau bukan, pokoknya ada seorang pria di sisimu dan Bella, pasti tidak aman.”
Indiani Yun menegakkan badan dengan bangga, “Jadi, aku yang akan jadi dewi pelindung, sudah aku putuskan, kelak aku menetap di sini.”
“Kalau David Chu berani bertindak macam-macam, heh, aku pasti tidak akan sungkan-sungkan, kumasukkan dia ke rumah sakit!” Sambil bicara demikian, Indiani Yun juga menunjukkan gaya taekwondo dengan penuh kepercayaan diri.
Karin Yun pun tersenyum, meskipun anak ini agak kekanak-kanakan, tapi dalam hatinya tetap terharu.
“Terima kasih Indiani, kamu baik sekali sama aku.”
Indiani Yu menggenggam tangannya dengan penuh perasaan : “Tentu saja, siapa suruh aku adalah adik yang paling kamu cintai!”
“Kamu tenang saja, aku ini orang yang setia dalam persaudaraan dan punya keteguhan pendirian yang mantap, dengan ada aku di sini, siapa pun tidak berani menyakiti kamu.”
Indiani Yun menepuk dada dengan angkuh,seolah merasa puas sekali dengan dirinya.
“Hm hm hm.”
Karin Yun mengangguk-ngangguk, penuh haru dan terhibur, di saat-saat paling penting tetap harus mengandalkan keluarga.
“Hm? Wangi sekali, aroma apa ini——”
Di saat ini pula mata Indiani Yun berbinar, dengan sekuat tenaga ia mencium dan menelusuri wangi tersebut sampai ke dapur.
“Baru saja matang, mau coba?” Ujar David Chu sambil meletakkan sepiring ayam goreng yang baru saja selesai digoreng ke meja makan.
Sayap dan paha ayam yang terpilih, dibalut dengan tepung dan putih telur, kulit tepung yang gurih begitu menggoda selera, daging ayamya juga digoreng sampai kematangan yang pas dengan warna kuning keemasan, tekstur dagingnya empuk dan bumbunya terasa.
Hanya dengan melihat sekilas saja sudah membuat nafsu makan orang meningkat.
Kalau di atasnya ditambah lagi dengan bubuk jinten, cabe, juga dilengkapi dengan coca cola dingin, benar-benar bagaikan kehidupan di kahyangan.
“Um, enak, enak sekali.” Indiani Yun menghabiskan satu paha ayam dalam sekejap, wajahnya penuh kenikmatan dan kepuasan.
Dia mengemut minyak di ujung jarinya sampai bersih sambil melongo ke makanan enak di piring.
“Makan yang banyak kalau enak, kelak setiap hari kubuatkan.” Kata David Chu, terhadap adik iparnya ini, dia harus baik-baik menjaga hubungan yang baik.
“Wah, mantap sekali, kakak ipar, kamu keren!” Sorak Indiani Yun kegirangan.
Karin Yun yang tidak jauh sana hampir jatuh tersandung.
Wajahnya merah padam dan ia menggertakkan gigi.
Mana setia dalam tali persaudaraan yang dibilang tadi? Mana yang katanya mau jadi dewi pelindung karena saking dalamnya tali persaudaran mereka itu?
Dalam sekejap sudah mengkhianati dirinya, bahkan sudah memanggil dengan sebutan kakak ipar hanya karena sepiring ayam goreng?!
“Pengkhianat, saudara munafik!” Karin Yun menghentakkan kaki dengan sebal.
“Terima kasih kakak ipar, hihi.”
Sedangkan Indiani Yun yang di sana pun dengan cepat menyelesaikan pertempurannya, meninggalkan satu meja yang dipenuhi tulang, sambil menepuk perut kecilnya, ia pergi mandi dengan rasa puas dan bahagia.
“Ayah, Bella sudah selesai mencuci tangan,ayam gorengnya sudah selesai?”
Di saat ini pula Bella berlari masuk dengan tidak sabaran, tapi yang tampak di depan matanya hanyalah piring kosong dan meja yang penuh tulang ayam.
Gadis kecil tersebut melongo seketika——
“Mana ayam gorengnya? Tadi begitu banyak, jelas-jelas ada di situ, kenapa menghilang?”
Mata mungil Bella penuh dengan kebingungan.
Keesokan paginya juga seperti biasa, David Chu latihan tinju, lari panjang, lalu menyiapkan sarapan yang berlimpah ruah.
“Karin, Indiani, Bella, bangun, sudah boleh sarapan.”
Tiga wanita tersebut berlama-lama selama setengah jam baru berhasil mengalahkan kanker malas, dengan lamban keluar dari selimut dan membersihkan diri.
Indiani Yun yang awalnya daritadi masih menguap terus langsung berbinar ketika melihat makanan di meja, “Wah, pangsit kuah ayam, cakwe, telur rebusan daun teh, semuanya kesukaan aku.”
Dia langsung berlari kecil tanpa sungkan-sungkan dan makan lahap dengan wajah penuh nikmat kebahagiaan.
David Chu tertawa tidak berdaya, kelihatannya Indiani Yun ini juga jago makan, benar-benar kalau bukan orang yang satu jenis tidak akan menjadi satu keluarga.
Saat ini Bella datang dengan mata panda, mencibir dan tidak bersemangat.
“Kenapa sayang, semalam tidak tidur dengan baik?” David Chu menuangkan segelas susu hangat untuk gadis kecil.
Bella menganggukkan kepala mungilnya dan berkata dengan sedih : “Gara-gara bibi kecil, dia mengigau dan meninju bahkan menendang saat tidur, yang lebih keterlaluannya dia juga tengah malam bangun dan makan cemilan Bella——”
Gadis kecil tersebut berkata dengan sebal : “Bibi, kapan kamu akan pergi.”
Indiani Yun langsung tidak senang mendengar itu, “Hei, dasar kamu ini, begitu cepatnya sudah melupakan kebaikan bibi kecil dan mengusir aku pergi?”
Ia meremas pipi tembem Bella dengan ringan dan sengaja marah : “Kamu lupa siapa yang membelikan mainan, membeli cemilan untuk kamu? Juga yang membawa kamu naik kereta gantung di taman hiburan? Usir aku? Jangan harap bisa.”
Bella memalingkan wajah dengan sebal : “Heh, jelas-jelas kamu yang ingin makan dan pergi main, jadi bawa aku sebagai alasan.”
“Bella adalah anak yang paling pintar di sekolah, kamu tidak bisa membohongi aku.”
Indiani Yun menaikkan bola mata kesal, Karin Yun juga diam-diam tersenyum.
“Tapi rumah ini memang agak terlalu kecil, kita bertiga orang dewasa ditambah seorang anak kecil, memang agak tidak leluasa.” Sambil bicara, Karin Yun menghela nafas.
Waktu itu hanya ada dia dan Bella berdua, jadi ia membeli rumah yang hanya berkamar satu ini, setelah David Chu datang, ia tidur di sofa, masih terpaksa bisa dikatakan muat.
Tapi Indiani Yun sekarang di sini juga, jadi agak sempit karena ada tiga orang dewasa.
“Kelihatannya harus sewa rumah ysang lebih besar sedikit.”
Bella melompat kegirangan, “Yey, kita pindah rumah, kita akan punya rumah besar!”
Indiani Yun mengangkat alis dan menunjukkan senyum bagaikan iblis : “Kalau begitu kamu juga jangan berharap bisa melepaskan aku, kalian ke mana aku pun ke mana, semua cemilan dan mainan kamu harus dibagi ke aku, jadi kelak hari tua bibi kecil akan mengandalkan kamu, mengerti?”
Kegirangan gadis kecil langsung menghilang.
“Sudahlah, kamu jangan mencandainya lagi.” Ujar Karin Yun sambil melihat-lihat ponsel dengan bingung : “Harus sewa rumah di mana?”
Saat ini David Chu berkata dengan datar : “Aku masih ada sebuah rumah di Kota Jiangling, atau pergi ke tempatku saja?”
Sebelumnya karena berpikir akan menetap lama di sini, jadi menyuruh Andrew Luo menghabiskan seratur miliar untuk membeli villa itu, sampai sekarang masih kosong.
“Kamu?” Karin Yun menatap David Chu sekilas, lalu mendengus gusar, “Itu gedung bobrok, bahkan berada di ruang bawah tanah.”
Orang ini kalau benar-benar ada rumah, bagaimana mungkin rela tinggal dirumahnya dan tidur di sofa selama satu bulan.
David Chu menjawab dengan datar : “Memang juga bukan termasuk tempat bagus.”
Dia berpikir keras sejenak, “Sepertinya bernama Villa Gunung Haitang?”
Beuhhh——
Indiani Yun langsung menyemburkan nasinya, wajahnya penuh keterkejutan, Karin Yun juga membelalakkan mata kaget.
“Kamu, kamu ulangi sekali lagi? Kamu tidak bercanda bukan.”
Villa Gunung Haitang, itu adalah daerah villa yang paling bagus dan mahal di satu Kota Jiangling, bahkan yang termurah saja harus di atas puluhan miliar.
David Chu tertawa, “Apa perlu bawa kalian ke sana untuk melihat-lihat?”
“Lebih baik melihat langsung.”
Novel Terkait
Pria Misteriusku
LylyBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaBehind The Lie
Fiona LeeSang Pendosa
DoniHarmless Lie
BaigeAdore You
ElinaKisah Si Dewa Perang×
- Bab 1 Pria Pun Bisa Bersedih
- Bab 2 Aku Telah Kembali
- Bab 3 Anak Haram
- Bab 4 Ayah Adalah Pahlawan
- Bab 5 Sepuluh Tahun Berlalu, Segalanya Masih Sama, Hanya Orang yang Berbeda
- Bab 6 Aku Tidak Tertarik Mendengar Omong Kosong
- Bab 7 Tidak Bisa Melakukannya
- Bab 8 Kamu Hebat Sekali
- Bab 9 Lumpuhkan ‘Petingginya’
- Bab 10 Apakah Dirimu Terlihat Seperti Ikan Ini?
- Bab 11 Angin yang Besar, dan Kuat (1)
- Bab 12 Angin yang Besar, dan Kuat (2)
- Bab 13 Dia Akan Menghormati Aku Seperti Dewa
- Bab 14 Kedatangan Jonathan Ma
- Bab 15 Apakah Dunia Sedang Terbalik?
- Bab 16 Semua Ini Karena Pamanku
- Bab 17 Pertarungan Ayah dan Anak
- Bab 18 Akhirnya Kamu Kembali
- Bab 19 Memukulmu Karena Kamu Rendahan
- Bab 20 Datang Mencari Gara-Gara
- Bab 21 Kamu Terima Tidak?
- Bab 22 Aku Punya Ayah
- Bab 23 Mau Adik Laki-laki
- Bab 24 Perasaannya Tidak Buruk
- Bab 25 Masalah Pernikahan Karin Yun
- Bab 26 Gadis Kecil yang Licik
- Bab 27 Biarkan Dia yang Datang Menemuiku
- Bab 28 pertunjukan Bagus, Dimulai!
- Bab 29 Leo, Teh!
- Bab 30 Ini Baru Kekuasaan
- Bab 31 Dia Telah Berlutut
- Bab 32 Pemuda Pertama di Kota Jiangling, Hanya Begitu Saja
- Bab 33 Tidak Bulat Sama Sekali
- Bab 34 Wanita yang Menjadi Kuat Ketika Telah Menjadi Seorang Ibu
- Bab 35 Kecemburuan
- Bab 36 Siapa Kamu!
- Bab 37 Minta Maaf Kepada Wanitaku
- Bab 38 Selamat Malam, Istriku
- Bab 39 Aku Dipaksa
- Bab 40 Orang Tuaku, Ingin Bertemu Denganmu
- Bab 41 Wanita Yang Tinggi Hati
- Bab 42 Kamu Tidak Sepadan Putriku
- Bab 43 Aku Bersedia Menerima Putrimu Sebagai Budak Keluargaku
- Bab 44 Aku Bahkan Berani Membunuhmu
- Bab 45 Ini Adalah Hot West Wind!
- Bab 46 Arak Ini Bernilai Enam Miliyar!
- Bab 47 Keluarga Kalian Muncul Naga Sejati
- Bab 48 Bella Yang Murung
- Bab 49 Putri, Pilih Sesukamu
- Bab 50 Air Cucuran Jatuhnya ke Pelimbahan Juga
- Bab 51 Tempat Kalian Ini, Aku Menginginkannya
- Bab 52 Ini Yang Namanya Mendominasi
- Bab 53 Apa Yang Dilakukan Dengan Putri Yang Jahat
- Bab 54 Wanita Yang Legendaris
- Bab 55 Keluarga Tang dari Jiangling
- Bab 56 Hak dan Kebebasan Dihapuskan
- Bab 57 Selamat Datang Untuk Anda
- Bab 58 Bau Cemburu yang Sangat Tajam
- Bab 59 Siapa Berani Menyentuhku?
- Bab 60 Bunuh dengan Tangan Terbalik
- Bab 61 Permasalahan Hati Wanita
- Bab 62 Semakin Tinggi Posisi, Semakin Kesepian
- Bab 63 Racun Dandala
- Bab 64 Nama Dewa Sura
- Bab 65 Sayang, kamu sudah datang!
- Bab 66 Dunia Kungfu
- Bab 67 Maaf, Uang Memang Kertas Sampah
- Bab 68 Ibu Cemburu Lagi
- Bab 69 Undangan Justin Sun
- Bab 70 Tuan Muda Xu, Bertemu Lagi
- Bab 71 Dipukul Orang?
- Bab 72 Benar-benar Cari Mati
- Bab 73 Tuan Chu?
- Bab 74 Pamanmu Tidak Berarti Apa-apa
- Bab 75 Kakak Beradik
- Bab 76 Jonathan Meminta Pertolongan
- Bab 77 Kedatangan Adik Perempuan
- Bab 78 Sudah Seharusnya Kamu Menjadi Lajang
- Bab 79 Satu Lawan Satu? Apakah Kamu Mampu?
- Bab 80 Tiada Taranya
- Bab 81 Ada Aku Disini, Apa yang Perlu Ditakutkan?
- Bab 82 Lihat dengan Baik, Pelajari dengan Baik
- Bab 83 Mati Dengan Satu Jari
- Bab 84 Hanya Sebuah Makhluk Liar
- Bab 85 Berapa Jumlah Kepala yang Kamu Punya?
- Bab 86 Pahlawan Yang Tiada Taranya
- Bab 87 Rasa Kehidupan
- Bab 88 Saudara Munafik
- Bab 89 Selamat Datang ke Rumah Baru Kita
- Bab 90 Sepertinya aku benar-benar jatuh cinta sama kamu
- Bab 91 Kakak Ipar Misterius
- Bab 92 Tidak Tahu Diri
- Bab 93 Master Chu, Anda Sudah Datang
- Bab 94 Kamu Tidak Pantas
- Bab 95 Serang Kamu Saja?
- Bab 96 Pria Gentleman
- Bab 97 Adikku
- Bab 88 Keluarga yang Tidak Tahu Malu
- Bab 99 Kamu Memiliki Seorang Kakak yang Baik
- Bab 100 Aku Menantikannya
- Bab 101 Gaun Pengantin Harga Setinggi Langit
- Bab 102 Apa Kabar Tuan
- Bab 103 Menemanimu
- Bab 104 Tidak Senasib
- Bab 105 Sesepuh Tua Tiba
- Bab 106 Tak Tertandingi
- Bab 107 Tampar Kembali
- Bab 108 Kamu Itu Siapa?
- Bab 109 Dewa Perang
- Bab 110 Seluruh Tamu Pergi Dengan Tenang
- Bab 111 Memperkenalkan Wanita Untuk David Chu
- Bab 112 Teman Lama
- Bab 113 Bekerja Menjadi Petugas Keamanan di Bawah Kepemimpinan Aku
- Bab 114 Menyusahkan Dirinya Sendiri
- Bab 115 Pasti Merupakan Anak Kandungnya
- Bab 116 Bibi, Kamu Kasihan Sekali
- Bab 117 Banyak Sekali Orang Yang Membual
- Bab 118 Apakah Dia Layak Untuk Putriku
- Bab 119 Penerima Wanita Bekas
- Bab 120 Kamu Pikir Kamu Siapa
- Bab 121 Calon Menantu
- Bab 122 Memiliku, Sudah Cukup
- Bab 123 Bertemu Dafu Lee Lagi
- Bab 124 Balas Dendam
- Bab 125 Keadaan Darurat
- Bab 126 Yakin 100%
- Bab 127 Menerima murid wanita
- Bab 128 Etika kedokteran
- Bab 129 Menjelaskan padaku
- Bab 130 Kebencian semakin bertambah