Kisah Si Dewa Perang - Bab 34 Wanita yang Menjadi Kuat Ketika Telah Menjadi Seorang Ibu
Daerah Jiangnan sedang hujan.
Cuaca di musim gugur seperti suasana hatinya seorang gadis, berubah begitu mendadak.
Menjelang senja, cuaca dipenuhi awan matahari yang terbenam, dan ketika malam hari, awan gelap mulai menyapu lalu hujan turun deras.
David Chu sendiri tidak terlalu terpengaruh, mendengarkan suara hujan di luar, dengan teratur menyiapkan makan malam mewah di dapur.
Tumis rebung, udang galah kering, iga babi rebus, ayam tiga cangkir, dan satu panci panas berisi sup telur rumput laut, empat hidangan dan satu sup, warna dan rasa yang lezat.
Namun, setelah menunggu setengah jam penuh, dia masih belum melihat sosok Karin Yun.
David Chu menelepon dan tidak berada di area layanan, menelepon lagi, dan langsung tidak ada sinyal.
Dia memandang hujan deras yang turun di luar jendela, dengan tatapan cemas di matanya, wanita ini, mungkin telah kehujanan, dan terjadi masalah.
Wajah kecil Bella terbaring di atas meja, melihat makanan lezat di atas meja dengan tidak sabar, benar-benar murung: "Mengapa Ibu masih tidak kembali, perut Bella sudah sangat lapar …."
Setelah itu, dia mengerucutkan bibirnya dan mengeluarkan suara "krucuk krucuk".
David Chu tidak bisa menahan perasaan geli, dia mengusap kepala kecil putrinya dengan penuh kasih sayang, memasukkan sepotong besar tulang iga ke dalam mangkuk, dan berkata: "Bella lapar, kalau begitu makanlah dulu."
Mata besar Bella bersinar, dan kemudian langsung menyuram, dengan sedih berkata: "Tapi, tapi Ibu memberitahu Bella bahwa baru bisa makan ketika semua orang sudah hadir, Bella harus beretika."
David Chu sangat senang, meskipun Karin Yun membesarkan Bella sendirian selama lima tahun, tetapi dia sangat memperhatikan pendidikan anak, dan menanamkan banyak energy positif pada Bella.
Dia tersenyum: "Yang dikatakan Ibu itu benar, tapi hari ini adalah situasi khusus, jadi Bella diperbolehkan untuk makan duluan."
"Tidak bisa membuat putri baikku ini kelaparan."
"Terima kasih Ayah, kalau begitu aku tidak sungkan lagi." Bella tersenyum, lalu makan dengan lahap, membuat mulut kecilnya penuh minyak, dan tidak lupa untuk memberikan beberapa potong ayam untuk David Chu,
"Ayah, kamu sudah bekerja keras, kamu makan juga."
"Ayah tidak lapar, Ayah menunggu Ibu pulang untuk makan bersama."
Hati David Chu terasa hangat, lalu dia menjadi lebih khawatir saat melihat guntur bergemuruh di luar.
Pergi ke mana saja Karin Yun ini di tengah hujan yang begitu deras?
"Bella, apakah dulu Ibu juga pulang begitu larut malam?"
"Sering."
Bella sambil makan, sambil berkata: "Perusahaan Ibu selalu lembur, terkadang bahkan harus lembur sampai larut malam, jadi Bella hanya makan mie instan di rumah sendirian, mengerjakan tugas sekolah, dan kemudian tidur."
"Sudah beberapa kali hujan deras, demi menghemat uang taksi, Ibu pergi menunggu bus, sesampainya di rumah, pakaiannya basah kuyup semua, dan demam dalam beberapa hari. Kata Ibu, dia ingin menghembat uang untuk membeli susu buat Bella dan membayar biaya sekolah …."
Gadis kecil itu mengedipkan matanya yang besar, dan kemudian berkata dengan lebih serius: "Kelak Bella ingin menghasilkan banyak uang, dan tidak akan membiarkan Ibu sakit karena menghemat uang lagi."
David Chu merasa sangat sedih dan bersalah ketika mendengarnya, Bella membicarakan hal ini dengan sangat tenang, dan ini menunjukkan bahwa kejadian seperti ini adalah sikap yang sering terjadi di dalam hidup mereka.
"Bella benar-benar bijaksana, sekarang Ayah telah kembali, Ayah tidak akan membiarkan kalian disakiti lagi."
David Chu memandang gadis kecil di depannya, ekspresinya lembut dan suaranya penuh tekad.
Dia memutuskan untuk mencari Karin Yun, wanita bodoh ini jangan sampai mengalami masalah lagi.
Ketika dia sedang mengingat di mana letak alamat perusahaan Karin Yun, tiba-tiba ada sebuah panggilan masuk dari nomor yang tidak dikenal.
"Tuan Chu, tidak, Kakak ipar, aku Jeki Yun." kata Jeki Yun dengan sangat hati-hati, dengan sedikit menyanjung dan mencari muka.
David Chu mengangkat alisnya, dia malas menghadapi orang seperti Jeki Yun ini, tetapi melihat dia yang memiliki sedikit hubungan darah dengan Karin Yun, dia masih menjawab dengan ringan:
"Budi dan dendamku dengan King Li telah selesai, dan tidak akan membalas dendam padamu, kamu juga tidak pantas untuk aku balas dendamkan."
Setelah berbicara, dia ingin langsung menutup telepon.
Tetapi Jeki Yun di balik sana malah berteriak dengan cemas: "Kakak ipar, ini bukan tentang masalah ini, yang ingin aku bicarakan adalah kakak sepupuku, masalah Karin Yun."
Ekspresi David Chu terdiam, dan terus mendengarkan:
"Kakak ipar, Kakak sepupu dia telah berdiri di gerbang rumah Keluarga Yun sepanjang sore, dan sekarang sedang turun hujan, dia masih belum pergi juga, kamu cepat datang kemari, lalu bawa dia pergi …."
"Dia ingin bertemu Kakek, dan memohon untuk memutuskan pertunangan dengan tuan muda Keluarga Li, tapi Kakek seorang senior tidak mungkin begitu mudah untuk bertemunya. Aii, aku mengambil resiko mengkhianati Keluarga Yun untuk meneleponmu."
"Kakak ipar, aku juga bertanggung jawab atas masalah ini, dan ingin melakukan sesuatu untuk menebus hati nuraniku. Kakak ipar, maafkan aku …."
Ekspresi David Chu langsung menyuram, dia mendongak melihat ke luar jendela, terdengar sebuah guntur, kilatan petir, dan hujan yang turun deras.
Dalam pikirannya, seperti muncul gambar tubuh halus Karin Yun, berdiri sendirian di luar pintu, seluruh tubuhnya basah kuyup, dan bimbang di tengah hujan angin.
"Aku sudah tahu."
Dia meletakkan teleponnya, sebuah amarah dan rasa menyalahkan diri muncul di dalam hatinya.
Wanita bodoh ini, priamu sekarang dalam kekuatan penuh, hanya dengan satu kata darimu saja, semua hal kecil seperti Keluarga Yun, Keluarga Li akan berubah menjadi abu.
Untuk apa kamu pergi ke sana dengan bodoh begitu, membiarkan dirimu dihina dan sangat menyedihkan begini ….
"Bella, Ayah akan pergi menjemput Ibu pulang, kamu sendiri di rumah, baik-baik, oke?" David Chu mengusap kepala si gadis kecil itu, dan berkata dengan lembut.
"Ya, Ayah pergi dengan tenang saja, Bella akan menunggu kalian dengan patuh." Bella menganggukkan kepala dengan keras, dan sangat bijaksana.
"Pintar sekali."
David Chu tersenyum, berbalik dan pergi.
Di luar sangat dingin, hujan terus-menerus, tetapi aura yang keluar dari tubuh David Chu seratus kali lebih dingin dari hujan deras ini!
Villa Yunding adalah sebuah villa yang terletak di wilayah pemandangan di Kota Jiangling, luasnya lebih dari tiga ribu meter persegi, dengan pemandangan yang indah, lingkungan yang elegan dan dekorasi yang mewah.
Ini adalah kediaman Keluarga Yun, dan hanya mereka yang memiliki kemampuan superior dan posisi tinggi di Keluarga Yun yang memenuhi syarat untuk tinggal di sana, itu adalah tanah suci di hati Keluarga Yun.
Pada saat ini, hujan turun deras dan asap membubung naik, membuat Villa Yunding menjadi lebih bermisteri di tengah hujan angin ini, seperti gua peri di puncak awan.
Dan di depan gedung yang megah ini, sesosok tubuh yang lemah berdiri sendirian di luar pintu, air hujan telah membasahi rambut, pakaian, dan kulitnya, lalu berubah menjadi pucat dan tidak berdarah mengikuti terpaan air hujan yang dingin.
"Hatchiii …."
Karin Yun mulai bersin, hawa dingin yang menembus sumsum tulangnya membuat seluruh tubuhnya bergetar, dan hampir jatuh pingsan beberapa kali.
Namun, memikirkan tujuan perjalanannya kali ini, memikirkan David Chu yang tidak bersalah, yang harus menerima balas dendamnya si gila King Li, dia langsung menggigil, dan di matanya yang indah langsung memberikan sentuhan kekuatan dan tekad.
"Karin Yun, bagaimana kamu bisa mundur di saat seperti ini. David Chu telah sangat membantumu, bagaimana kamu tega melihatnya dibalas dendam dengan siksaan si gila King Li itu …."
"Satu orang yang berbuat maka harus ditanggung juga oleh orang itu, bahkan jika pernikahan ini tidak bisa diundur, dia juga tetap harus memohon pada Kakek, memintanya untuk memberitahu King Li, jangan melibatkan David Chu."
"Bertahanlah, selama kamu bisa tetap bertahan, kamu pasti bisa bertemu dengan Kakek, pasti!"
Karin Yun berkata pada dirinya sendiri, di dalam benaknya, dia tiba-tiba teringat dengan adegan dia diusir dari rumah lima tahun yang lalu, sangat mirip dengan hari ini.
Hujan yang sama derasnya, dan angin yang sama dinginnya.
Hari itu, dia yang baru saja melahirkan Bella, berlutut dalam kesedihan di depan vila Keluarga Yun, memohon agar mereka membiarkan dirinya memberi susu kepada putrinya, mohon agar mereka membiarkan putrinya yang tidak bersalah untuk hidup ….
Hari itu, hujan sangat deras, mengaburkan pandangannya, tetapi dia dapat melihat wajah orang-orang itu dengan sangat jelas dan mengingatnya di dalam hati.
"Ha, tidak ada hal besar, paling tidak, berlutut satu kali lagi saja."
Karin Yun mengangkat wajahnya yang cantik, matanya yang indah menatap ke villa yang megah itu, membiarkan hujan angin yang dingin terus menampar pipinya.
Wanita pada dasarnya memang lemah, tetapi ketika dia telah menjadi seorang Ibu, dia bisa menjadi luar biasa kuat.
Novel Terkait
Kisah Si Dewa Perang×
- Bab 1 Pria Pun Bisa Bersedih
- Bab 2 Aku Telah Kembali
- Bab 3 Anak Haram
- Bab 4 Ayah Adalah Pahlawan
- Bab 5 Sepuluh Tahun Berlalu, Segalanya Masih Sama, Hanya Orang yang Berbeda
- Bab 6 Aku Tidak Tertarik Mendengar Omong Kosong
- Bab 7 Tidak Bisa Melakukannya
- Bab 8 Kamu Hebat Sekali
- Bab 9 Lumpuhkan ‘Petingginya’
- Bab 10 Apakah Dirimu Terlihat Seperti Ikan Ini?
- Bab 11 Angin yang Besar, dan Kuat (1)
- Bab 12 Angin yang Besar, dan Kuat (2)
- Bab 13 Dia Akan Menghormati Aku Seperti Dewa
- Bab 14 Kedatangan Jonathan Ma
- Bab 15 Apakah Dunia Sedang Terbalik?
- Bab 16 Semua Ini Karena Pamanku
- Bab 17 Pertarungan Ayah dan Anak
- Bab 18 Akhirnya Kamu Kembali
- Bab 19 Memukulmu Karena Kamu Rendahan
- Bab 20 Datang Mencari Gara-Gara
- Bab 21 Kamu Terima Tidak?
- Bab 22 Aku Punya Ayah
- Bab 23 Mau Adik Laki-laki
- Bab 24 Perasaannya Tidak Buruk
- Bab 25 Masalah Pernikahan Karin Yun
- Bab 26 Gadis Kecil yang Licik
- Bab 27 Biarkan Dia yang Datang Menemuiku
- Bab 28 pertunjukan Bagus, Dimulai!
- Bab 29 Leo, Teh!
- Bab 30 Ini Baru Kekuasaan
- Bab 31 Dia Telah Berlutut
- Bab 32 Pemuda Pertama di Kota Jiangling, Hanya Begitu Saja
- Bab 33 Tidak Bulat Sama Sekali
- Bab 34 Wanita yang Menjadi Kuat Ketika Telah Menjadi Seorang Ibu
- Bab 35 Kecemburuan
- Bab 36 Siapa Kamu!
- Bab 37 Minta Maaf Kepada Wanitaku
- Bab 38 Selamat Malam, Istriku
- Bab 39 Aku Dipaksa
- Bab 40 Orang Tuaku, Ingin Bertemu Denganmu
- Bab 41 Wanita Yang Tinggi Hati
- Bab 42 Kamu Tidak Sepadan Putriku
- Bab 43 Aku Bersedia Menerima Putrimu Sebagai Budak Keluargaku
- Bab 44 Aku Bahkan Berani Membunuhmu
- Bab 45 Ini Adalah Hot West Wind!
- Bab 46 Arak Ini Bernilai Enam Miliyar!
- Bab 47 Keluarga Kalian Muncul Naga Sejati
- Bab 48 Bella Yang Murung
- Bab 49 Putri, Pilih Sesukamu
- Bab 50 Air Cucuran Jatuhnya ke Pelimbahan Juga
- Bab 51 Tempat Kalian Ini, Aku Menginginkannya
- Bab 52 Ini Yang Namanya Mendominasi
- Bab 53 Apa Yang Dilakukan Dengan Putri Yang Jahat
- Bab 54 Wanita Yang Legendaris
- Bab 55 Keluarga Tang dari Jiangling
- Bab 56 Hak dan Kebebasan Dihapuskan
- Bab 57 Selamat Datang Untuk Anda
- Bab 58 Bau Cemburu yang Sangat Tajam
- Bab 59 Siapa Berani Menyentuhku?
- Bab 60 Bunuh dengan Tangan Terbalik
- Bab 61 Permasalahan Hati Wanita
- Bab 62 Semakin Tinggi Posisi, Semakin Kesepian
- Bab 63 Racun Dandala
- Bab 64 Nama Dewa Sura
- Bab 65 Sayang, kamu sudah datang!
- Bab 66 Dunia Kungfu
- Bab 67 Maaf, Uang Memang Kertas Sampah
- Bab 68 Ibu Cemburu Lagi
- Bab 69 Undangan Justin Sun
- Bab 70 Tuan Muda Xu, Bertemu Lagi
- Bab 71 Dipukul Orang?
- Bab 72 Benar-benar Cari Mati
- Bab 73 Tuan Chu?
- Bab 74 Pamanmu Tidak Berarti Apa-apa
- Bab 75 Kakak Beradik
- Bab 76 Jonathan Meminta Pertolongan
- Bab 77 Kedatangan Adik Perempuan
- Bab 78 Sudah Seharusnya Kamu Menjadi Lajang
- Bab 79 Satu Lawan Satu? Apakah Kamu Mampu?
- Bab 80 Tiada Taranya
- Bab 81 Ada Aku Disini, Apa yang Perlu Ditakutkan?
- Bab 82 Lihat dengan Baik, Pelajari dengan Baik
- Bab 83 Mati Dengan Satu Jari
- Bab 84 Hanya Sebuah Makhluk Liar
- Bab 85 Berapa Jumlah Kepala yang Kamu Punya?
- Bab 86 Pahlawan Yang Tiada Taranya
- Bab 87 Rasa Kehidupan
- Bab 88 Saudara Munafik
- Bab 89 Selamat Datang ke Rumah Baru Kita
- Bab 90 Sepertinya aku benar-benar jatuh cinta sama kamu
- Bab 91 Kakak Ipar Misterius
- Bab 92 Tidak Tahu Diri
- Bab 93 Master Chu, Anda Sudah Datang
- Bab 94 Kamu Tidak Pantas
- Bab 95 Serang Kamu Saja?
- Bab 96 Pria Gentleman
- Bab 97 Adikku
- Bab 88 Keluarga yang Tidak Tahu Malu
- Bab 99 Kamu Memiliki Seorang Kakak yang Baik
- Bab 100 Aku Menantikannya
- Bab 101 Gaun Pengantin Harga Setinggi Langit
- Bab 102 Apa Kabar Tuan
- Bab 103 Menemanimu
- Bab 104 Tidak Senasib
- Bab 105 Sesepuh Tua Tiba
- Bab 106 Tak Tertandingi
- Bab 107 Tampar Kembali
- Bab 108 Kamu Itu Siapa?
- Bab 109 Dewa Perang
- Bab 110 Seluruh Tamu Pergi Dengan Tenang
- Bab 111 Memperkenalkan Wanita Untuk David Chu
- Bab 112 Teman Lama
- Bab 113 Bekerja Menjadi Petugas Keamanan di Bawah Kepemimpinan Aku
- Bab 114 Menyusahkan Dirinya Sendiri
- Bab 115 Pasti Merupakan Anak Kandungnya
- Bab 116 Bibi, Kamu Kasihan Sekali
- Bab 117 Banyak Sekali Orang Yang Membual
- Bab 118 Apakah Dia Layak Untuk Putriku
- Bab 119 Penerima Wanita Bekas
- Bab 120 Kamu Pikir Kamu Siapa
- Bab 121 Calon Menantu
- Bab 122 Memiliku, Sudah Cukup
- Bab 123 Bertemu Dafu Lee Lagi
- Bab 124 Balas Dendam
- Bab 125 Keadaan Darurat
- Bab 126 Yakin 100%
- Bab 127 Menerima murid wanita
- Bab 128 Etika kedokteran
- Bab 129 Menjelaskan padaku
- Bab 130 Kebencian semakin bertambah