Kisah Si Dewa Perang - Bab 94 Kamu Tidak Pantas
Master!
Kata yang diucapkan dari mulut ahli Tinju Thailand Erick Mu, segera menyebabkan keributan, menyebabkan semua yang hadir disambar petir.
Sang Master Budo adalah Naga Dewa Langit, gunung tinggi yang diagungkan oleh orang-orang dalam seni bela diri, seorang dewa.
Bahkan jika itu adalah Erick Mu yang dikenal sebagai ahli yang terkenal di Jiangbei dan dikenal sebagai ahli terhebat di Kota Jiangling, dia hanyalah pesilat level keenam Kungfu tingkat kedua, walaupun satu level lagi bisa mencapai tingkat ketujuh untuk menjadi seorang master, namun tingkat kesulitannya setinggi langit.
Berapa banyak jenius, berapa banyak pejuang telah bekerja sangat keras sepanjang hidup mereka, sembilan puluh sembilan persen orang tidak dapat melewati celah itu.
Hanya sejumlah kecil jenius yang bisa memasuki level Master, tersenyum bangga menatap langit, bagaikan dewa!
Di depannya, David Chu ini, pemuda seusia mereka ini, ternyata adalah seorang Master?!
Ini, ini terlalu mengejutkan, terlalu luar biasa.
Sekelompok praktisi Taekwondo di tempat kejadian teringat barusan mereka berteriak-teriak memprovokasi David Chu dan ingin bertarung dengannya, saat ini ketakutan dan berkeringat hingga jantung mereka hampir melompat——
Dia adalah Master bela diri, dengan satu jari sudah cukup untuk membunuh Erick Mu dalam hitungan detik, belum lagi sekelompok semut seperti mereka.
Hansen Meng mengepalkan tinjunya, matanya penuh dengan keterkejutan dan keengganan. Dia tidak bisa mengerti mengapa David Chu jauh lebih baik darinya pada usia yang sama!
“Sekelompok orang yang tidak terbuka matanya, segera minta maaf kepada Master Chu.” Erick Mu berteriak seperti genta besa, menegur dengan tajam.
Ada juga kepanikan di hatinya. Para siswa Taekwondo ini mengira bahwa mereka tidak akan terkalahkan dengan mempelajari dua trik meninju dan menendang. Sekelompok katak di dasar sumur, mana bisa memahami dengan baik kekejaman seniman bela diri yang sebenarnya dan kekuatan ahli seni bela diri.
Master tidak boleh dipermalukan, ini adalah hukum ketat dunia kungfu, apakah benar-benar berpikir untuk dijadikan lelucon mereka?
"Maaf, kami yang tidak punya mata."
"Master Chu, kami salah."
Sekelompok siswa membungkuk dan meminta maaf satu demi satu, wajah mereka pucat, dan mereka bahkan tidak berani menarik napas, baru sekarang mereka menyadari keseriusan masalah tersebut.
Ekspresi David Chu tenang, tapi dia berkata dengan acuh tak acuh:
"Tidak apa-apa, Erick Mu, karena kamu di sini, bawa aku ke perpustakaanmu."
Dia tidak akan perhitungan dengan sekelompok anak muda, dan sudah tidak masalah jika sudah meminta maaf. Tugas penting sekarang adalah menemukan informasi biksu terkemuka dan menemukan metode detoksifikasi Racun Dandala di dalam tubuh.
“Oke, silahkan Master Chu.” Erick Mu meletakkan batu besar di hatinya, dan semua siswa terengah-engah.
"Profesor Erick Mu, harap tunggu sebentar."
Pada saat ini, Hansen Meng di tengah gym tinju tiba-tiba berkata, Dia melangkah maju dan menatap David Chu dengan mata gemetar, seolah-olah dia telah membuat keputusan besar.
"Pertarunganku dengan Tuan Chu belum berakhir."
"Sekalipun dia adalah Master, bahkan jika aku bukan lawannya, Hansen Meng, aku ingin bertarung dan melihat celah antara aku dan Master. Jika tidak, aku tidak akan pernah merasa nyaman dalam hidupku."
Ucapan ini menimbulkan keributan, sebagian besar orang merasa aneh, dan tanpa sadar menjauhkan diri darinya, agar tidak terbebani olehnya.
Ada juga sekelompok kecil orang yang mengagumi dia, percaya bahwa inilah jiwa seni bela diri.
“Hansen lancang!” Erick Mu sangat ketakutan hingga jantungnya berdegup kencang, dengan marah mengutuk: “Kemuliaan seorang Master, pantaskan kamu provokasi? Cepat minta maaf.”
Bahkan petarung setengah Master yang mengerikan seperti Tuan Wu, yang bagaikan moster anti peluru, dia pun ditinju tembus oleh David Chu. Berapa jurus yang bisa diterima oleh bocah kecil seperti Hansen Meng?
Indiani Yun juga mengedipkan matanya yang indah, dan dia membujuknya, "Kakak senior, lupakan saja, kamu tidak bisa mengalahkan kakak iparku."
Dan kalimat ini benar-benar menjadi pukulan terakhir yang membanjiri hati Hansen Meng. Bagaimana kamu bisa mengatakan bahwa kamu tidak sanggup di depan seorang wanita cantik?
Hansen Meng mengatur kuda-kuda, penuh momentum, dan berteriak: "Master Chu, tolong bertarung!"
Pada saat ini, David Chu berhenti dan menatap langsung Hansen Meng. Tatapan ini membuat Hansen Meng berdiri seluruh bulu kuduknya, mengatupkan giginya, agar tidak takut dan pingsan oleh aurayang mengejutkan ini.
"Mau bertarung denganku, kamu tidak layak, jauh dari layak."
David Chu meninggalkan kalimat ringan tanpa bergerak, bagaikan menampar wajah Hansen Meng seperti tamparan keras, yang lebih tidak nyaman daripada membunuhnya.
"Tunggu saat kau mencapai level ini, baru temui aku lagi."
Mata David Chu menyapu, dan dia mendarat di pintu masuk gimnasium, singa batu yang terbuat dari marmer, tinggi dan berat setengah orang.
Dia menjatuhkan kelima jarinya, menepuk kepala singa dengan telapak tangan, lalu melambaikan lengan bajunya dan pergi dengan tenang.
"Ayo pergi."
Erick Mu dan Indiani Yun mengikuti dari belakang.
Semua orang di tempat kejadian memelototi singa batu di depan mereka, tetapi setelah satu menit, dua menit, dan lima menit berlalu, singa itu tetap tidak bergerak, tidak ada yang aneh.
Apa yang terjadi? Yang dipanggil Master Chu ini hanya gertakan? Munafik?
Kerumunan siswa mulai berbicara.
Derric Qiao memeras otak, berjalan ke depan, berjalan mengelilingi, memegang kaca pembesar untuk menelitinya.
"Idih, Master apaan, Master Chu apaan, Senior Hansen benar, orang ini hanya menggertak, menurut aku, Profesor Erick Mu juga rabun dan ditipu oleh anak ini!"
"Lihat, singa batu ini bukankah baik-baik saja? Sok hebat apa?"
Derric Qiao melengkungkan bibirnya dan tidak mempedulikannya. Dia mengambil foto singa dan mengambil foto selfie dengan ponselnya. Berkata dengan nada aneh: "Bagaimana jika kita mendirikan monumen untuknya dan menulis 'Grandmaster David Chu Menepuk Sekali”? Hahahaha —— "
Dia tertawa terbahak-bahak, sangat bahagia, tetapi mengapa orang-orang ini melihat dirinya dengan tatapan aneh dan terperanjat?
Klik——
Pada saat ini, Derric Qiao mendengar dengan jelas, suara retakan yang jelas dan tak tertandingi masuk ke telinganya, seperti suara retakan es.
Mungkinkah--
Wajah Derric Qiao berubah, dia menoleh secara mekanis, dan segera berteriak ngeri: "Bu, tolong—"
Gemuruh!
Singa batu terbelah hancur seketika, terbelah menjadi batu seukuran telapak tangan, lalu roboh seketika, dan langsung menindih Derric Qiao, dan suara tulang retak terdengar jelas ke telinga, anak ini langsung dihancurkan oleh batu tersebut, diperkirakan tidak bisa bangun dari tempat tidur selama tiga sampai lima tahun.
"Ini ini--"
Wajah Hansen Meng sangat pucat pada saat itu, kakinya lemas, dan dia jatuh ke tanah dengan bunyi kencang.
Semua siswa di tempat kejadian bahkan lebih ketakutan dan menjatuhkan diri ke tanah, bersembunyi di sudut menggigil seperti anak kucing yang tidak berdaya dan panik.
Kekuatan telapak tangan menepuk singa batu berkeping-keping, masihkah ini kekuatan manusia?
Jika tamparan ini menimpa diri sendiri, maka--
Hansen Meng tidak bisa menahan keringat dingin, jantungnya hampir karena ketakutan.
Semua martabat, semua kebanggaan, dan yang disebut roh seni bela diri semuanya hancur oleh telapak tangan David Chu, seperti singa batu ini, benar-benar berubah menjadi abu!
Ini, ini sangat menggerikan!
"Dia benar. Aku sama sekali tidak pantas melawannya. Ternyata selama bertahun-tahun, aku selalu menjadi katak dalam tempurung yang merasa diriku paling hebat."
Hansen Meng melihat punggung David Chu yang acuh tak acuh dan bebas, dan tidak bisa menahan senyuman pahit, tanpa ada sedikitpun penghinaan.
Novel Terkait
His Second Chance
Derick HoStep by Step
LeksAwesome Husband
EdisonThe Winner Of Your Heart
ShintaCinta Tak Biasa
SusantiAku bukan menantu sampah
Stiw boyBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesMy Cute Wife
DessyKisah Si Dewa Perang×
- Bab 1 Pria Pun Bisa Bersedih
- Bab 2 Aku Telah Kembali
- Bab 3 Anak Haram
- Bab 4 Ayah Adalah Pahlawan
- Bab 5 Sepuluh Tahun Berlalu, Segalanya Masih Sama, Hanya Orang yang Berbeda
- Bab 6 Aku Tidak Tertarik Mendengar Omong Kosong
- Bab 7 Tidak Bisa Melakukannya
- Bab 8 Kamu Hebat Sekali
- Bab 9 Lumpuhkan ‘Petingginya’
- Bab 10 Apakah Dirimu Terlihat Seperti Ikan Ini?
- Bab 11 Angin yang Besar, dan Kuat (1)
- Bab 12 Angin yang Besar, dan Kuat (2)
- Bab 13 Dia Akan Menghormati Aku Seperti Dewa
- Bab 14 Kedatangan Jonathan Ma
- Bab 15 Apakah Dunia Sedang Terbalik?
- Bab 16 Semua Ini Karena Pamanku
- Bab 17 Pertarungan Ayah dan Anak
- Bab 18 Akhirnya Kamu Kembali
- Bab 19 Memukulmu Karena Kamu Rendahan
- Bab 20 Datang Mencari Gara-Gara
- Bab 21 Kamu Terima Tidak?
- Bab 22 Aku Punya Ayah
- Bab 23 Mau Adik Laki-laki
- Bab 24 Perasaannya Tidak Buruk
- Bab 25 Masalah Pernikahan Karin Yun
- Bab 26 Gadis Kecil yang Licik
- Bab 27 Biarkan Dia yang Datang Menemuiku
- Bab 28 pertunjukan Bagus, Dimulai!
- Bab 29 Leo, Teh!
- Bab 30 Ini Baru Kekuasaan
- Bab 31 Dia Telah Berlutut
- Bab 32 Pemuda Pertama di Kota Jiangling, Hanya Begitu Saja
- Bab 33 Tidak Bulat Sama Sekali
- Bab 34 Wanita yang Menjadi Kuat Ketika Telah Menjadi Seorang Ibu
- Bab 35 Kecemburuan
- Bab 36 Siapa Kamu!
- Bab 37 Minta Maaf Kepada Wanitaku
- Bab 38 Selamat Malam, Istriku
- Bab 39 Aku Dipaksa
- Bab 40 Orang Tuaku, Ingin Bertemu Denganmu
- Bab 41 Wanita Yang Tinggi Hati
- Bab 42 Kamu Tidak Sepadan Putriku
- Bab 43 Aku Bersedia Menerima Putrimu Sebagai Budak Keluargaku
- Bab 44 Aku Bahkan Berani Membunuhmu
- Bab 45 Ini Adalah Hot West Wind!
- Bab 46 Arak Ini Bernilai Enam Miliyar!
- Bab 47 Keluarga Kalian Muncul Naga Sejati
- Bab 48 Bella Yang Murung
- Bab 49 Putri, Pilih Sesukamu
- Bab 50 Air Cucuran Jatuhnya ke Pelimbahan Juga
- Bab 51 Tempat Kalian Ini, Aku Menginginkannya
- Bab 52 Ini Yang Namanya Mendominasi
- Bab 53 Apa Yang Dilakukan Dengan Putri Yang Jahat
- Bab 54 Wanita Yang Legendaris
- Bab 55 Keluarga Tang dari Jiangling
- Bab 56 Hak dan Kebebasan Dihapuskan
- Bab 57 Selamat Datang Untuk Anda
- Bab 58 Bau Cemburu yang Sangat Tajam
- Bab 59 Siapa Berani Menyentuhku?
- Bab 60 Bunuh dengan Tangan Terbalik
- Bab 61 Permasalahan Hati Wanita
- Bab 62 Semakin Tinggi Posisi, Semakin Kesepian
- Bab 63 Racun Dandala
- Bab 64 Nama Dewa Sura
- Bab 65 Sayang, kamu sudah datang!
- Bab 66 Dunia Kungfu
- Bab 67 Maaf, Uang Memang Kertas Sampah
- Bab 68 Ibu Cemburu Lagi
- Bab 69 Undangan Justin Sun
- Bab 70 Tuan Muda Xu, Bertemu Lagi
- Bab 71 Dipukul Orang?
- Bab 72 Benar-benar Cari Mati
- Bab 73 Tuan Chu?
- Bab 74 Pamanmu Tidak Berarti Apa-apa
- Bab 75 Kakak Beradik
- Bab 76 Jonathan Meminta Pertolongan
- Bab 77 Kedatangan Adik Perempuan
- Bab 78 Sudah Seharusnya Kamu Menjadi Lajang
- Bab 79 Satu Lawan Satu? Apakah Kamu Mampu?
- Bab 80 Tiada Taranya
- Bab 81 Ada Aku Disini, Apa yang Perlu Ditakutkan?
- Bab 82 Lihat dengan Baik, Pelajari dengan Baik
- Bab 83 Mati Dengan Satu Jari
- Bab 84 Hanya Sebuah Makhluk Liar
- Bab 85 Berapa Jumlah Kepala yang Kamu Punya?
- Bab 86 Pahlawan Yang Tiada Taranya
- Bab 87 Rasa Kehidupan
- Bab 88 Saudara Munafik
- Bab 89 Selamat Datang ke Rumah Baru Kita
- Bab 90 Sepertinya aku benar-benar jatuh cinta sama kamu
- Bab 91 Kakak Ipar Misterius
- Bab 92 Tidak Tahu Diri
- Bab 93 Master Chu, Anda Sudah Datang
- Bab 94 Kamu Tidak Pantas
- Bab 95 Serang Kamu Saja?
- Bab 96 Pria Gentleman
- Bab 97 Adikku
- Bab 88 Keluarga yang Tidak Tahu Malu
- Bab 99 Kamu Memiliki Seorang Kakak yang Baik
- Bab 100 Aku Menantikannya
- Bab 101 Gaun Pengantin Harga Setinggi Langit
- Bab 102 Apa Kabar Tuan
- Bab 103 Menemanimu
- Bab 104 Tidak Senasib
- Bab 105 Sesepuh Tua Tiba
- Bab 106 Tak Tertandingi
- Bab 107 Tampar Kembali
- Bab 108 Kamu Itu Siapa?
- Bab 109 Dewa Perang
- Bab 110 Seluruh Tamu Pergi Dengan Tenang
- Bab 111 Memperkenalkan Wanita Untuk David Chu
- Bab 112 Teman Lama
- Bab 113 Bekerja Menjadi Petugas Keamanan di Bawah Kepemimpinan Aku
- Bab 114 Menyusahkan Dirinya Sendiri
- Bab 115 Pasti Merupakan Anak Kandungnya
- Bab 116 Bibi, Kamu Kasihan Sekali
- Bab 117 Banyak Sekali Orang Yang Membual
- Bab 118 Apakah Dia Layak Untuk Putriku
- Bab 119 Penerima Wanita Bekas
- Bab 120 Kamu Pikir Kamu Siapa
- Bab 121 Calon Menantu
- Bab 122 Memiliku, Sudah Cukup
- Bab 123 Bertemu Dafu Lee Lagi
- Bab 124 Balas Dendam
- Bab 125 Keadaan Darurat
- Bab 126 Yakin 100%
- Bab 127 Menerima murid wanita
- Bab 128 Etika kedokteran
- Bab 129 Menjelaskan padaku
- Bab 130 Kebencian semakin bertambah