Kisah Si Dewa Perang - Bab 112 Teman Lama
Dia tinggal semalaman di rumah Kelurga Zhou, kebiasaan bertahun-tahunnya ini membuat David Chu bagun pagi. Dia berlari dan berlatih silat di sekitaran Desa Xinghua. Dia diam-diam juga sedang menikmati desa kecil yang membawa kenangan indah pada masa kecilnya dan merasakan pertumbuhan dan perkembangan dia.
Dalam sepuluh tahun, benda-benda di sini masih sama hanya saja orangnya yang sudah mengalami perubahan. Semuanya mengalami perkembangan pesat dengan tidak terduga.
Satu-satunya hal yang tidak berubah adalah perlakuan Rey Zhou beserta istrinya terhadap dirinya yang masih begitu baik. Sejak awal mereka memutuskan untuk mengadopsi dia, mereka sudah memutuskan untuk memperlakukannya seperti putra kandung mereka sendiri.
"Ayah ibu, saat ini putra kalian sudah kembali dan juga sudah dewasa. Aku akan membalas seraus bahkan seribu kali lipas atas dasar kalian yang sudah mengasuh aku selama dua puluh tahunan."
David Chu diam-diam memutuskan di dalam hatinya. Setelah selesai berlatih dan ketika dia kembali ke rumah Keluarga Zhou, Rey Zhou dan istrinya sudah pergi bertani. Kedua orang itu yang sudah bekerja keras selama hidup mereka pun tidak dapat bersantai-santai meskipun saat ini mereka sudah kaya raya dan keinginan untuk bekerja keras sama sekali tidak mengalami perubahan.
"Kak ayo makan."
Dari dalam dapur tercium bau makanan dan Vivi Zhou sudah membawa dua mangkuk yang berisi mi dan berjalan keluar dari dapur dan memberikannya kepada David Chu: "kak, di perdesaan sangat banyak naymuk, apakah tidurmu nyenyak pada kemarin malam?"
David Chu memakan mi tersebut dan tertawa pelan: "lihatlah ucapanmu ini. Bagaimana mungkin aku tidak dapat tidur nyenyak di rumahku sendiri? Kemarin malam adalah tidur ternyenyak aku selama sepuluh tahun ini."
Ketika berbaring di tempat tidurnya dan mendengarkan jeritan jangkrik dari arah luar jendela, David Chu tertidur jauh lebih cepat dibanding biasanya, seolah-olah dia telah kembali ke masa kecilnya, masa kecil yang tanpa beban.
Vivi Zhou menjulurkan lidahnya dan merasa sangat senang. Dia tersenyum dan menjahilinya: "itu tidak pasti, kamu adalah jenderal berpangkat tinggi sekarang. Kami adalah keluarga kecil, bagaimana mungkin kami bisa menampung orang hebat seperti kamu?"
"Meskipun aku menjadi seorang raja pun, aku juga kakakmu."
David Chu mengelus hidung Vivi Zhou dan berkata dengan lembut, "cepat makan. Jika kamu sudah selesai, aku akan membawamu ke rumahku untuk berkeliling dan kemudian membantumu mencari pekerjaan."
"Karena kamu dan Justin Sun sudah putus, maka ajukan surat pengunduran diri saja dari perusahaan dia. Adik dari David Chu tidak membutuhkan orang lain untuk menghidupinya."
Vivi Zhou makan dengan sangat cepat, menundukkan kepalanya, air mata sudah muncul di matanya yang indah karena perasaan terharu dan bahagia.
Dia menganggukkan kepalanya dengan semangat: "baik kak, aku akan mengikuti perkataan kamu!"
"Gadis bodoh." David Chu tersenyum sayang kepadanya.
Setelah selesai makan, David Chu mengembalikan segaram jendral kepada Andrew Luo dan mengganti pakaian menjadi pakaian olahraga dan membawa Vivi Zhou pergi keluar.
Pertama-tama mereka pergi ke perusahaan milik Keluarga Sun untuk mengajukan pengunduran diri. Lalu setelah memutuskan hubungan dengan Justin Sun, David Chu membawa Vivi Zhou datang ke villa di Gunung Haitang.
"Kak untuk apa kita datang ke tempat ini?"
Setelah turun dari mobil, Vivi Zhou melihat villa-villa mewah yang sangat indah ini di Gunung Haitang dengan tatapan terkejut dan kebingungan.
Ini adalah villa di Gunung Haitang yang merupakan kawasan tempat tinggal termahal di Kota Jiangling, meskipun di kaki gunung terdapat villa yang murah, akan tetapi harganya juga berkisaran pada miliaran rupiah ke atas.
Tentu saja sebelumnya Vivi Zhou bahkan sedang bermimpi pun juga tidak akan bermimpi datang ke tempat seperti ini.
Dia menarik ujung pakaian David Chu dan berkata: "kak, sebaiknya kita pergi saja, aku melihat petugas keamanan di sana sudah melihat ke arah kita........"
David Chu tertawa dan berjalan dengan sangat santai: "gadis bodoh, rumahku ada di sini, akan tetapi kamu menyuruhku untuk pergi, lalu kita harus pergi ke mana?"
"Rumah, rumah kamu ada di sini?" Vivi Zhou membuka mulutnya dengan lebar dan menunjukkan ekspresi tidak percaya dan terkejut.
"Villa Pavilion Begonia di puncak gunung sana." David Chu menunjuk ke arah puncak Gunung Haitang. Dia tersenyum ringan dan menjentikkan jarinya pada kening Vivi Zhou, "jangan-jangan kamu berada di alam mimpi? Gaun pengantin yang aku berikan padamu dengan nama Dewi Cahaya Bulan saja sudah bernilai 800 miliar rupiah, tentu saja sangat mudah bila ingin membeli villa di sini."
Vivi Zhou menolehkan kepalanya dan menjulurkan lidahnya.
Gadis yang lahir dalam kemiskinan selalu merasa rendah diri, bahkan jika tiba-tiba menjadi makmur, secara tidak sadar mereka masih berpikir bahwa dirinya tidak layak dan membutuhkan waktu untuk beradaptasi.
“Aku hampir lupa, saat ini kakakku adalah jenderal yang tak tertandingi di dunia, hehe!” Vivi Zhou dengan penuh kasih sayang meraih lengan David Chu, wajahnya yang cantik penuh dengan kebanggaan.
David Chu tersenyum tak berdaya dan berjalan bersama Vivi Zhou di jalan pegunungan. Sambil berjalan, dia mengenalkan pemandangan indah yang ada di sekitarnya, yang membuat mata Vivi Zhou berbinar-binar dan merasa senang.
"David Chu? Apakah kamu adalah David Chu dari Keluarga Zhou di Desa Xinghua?"
Pada saat ini, tiba-tiba seorang pemuda yang mengenakan seragam keamanan, dengan wajah berminyak, memanggilnya. Dia berlari menghampiri mereka dan mengamati David Chu dan Vivi Zhou dengan terkejut.
“Apakah kamu adalah Vivi Zhou? Ckck, ini benar-benar kalian. Sepuluh tahun telah berlalu dan kamu telah mengalami banyak perubahan.” Dia berkata sambil tersenyum. Sepasang mata itu menatap pakaian yang dikenakan David Chu yang tidak mencapai 400 ribu rupiah itu pun menunjukkan senyuman angkuh dan tatapan meghina.
Sudah sepuluh tahun dan memang sangat berguna, karena dia masih saja seperti ini!
Pria itu menjulurkan tangan untuk memukul pundak David Chu, akan tetapi dia memiringkan badannya sehingga dia gagal menyentuhnya.
"Kamu siapa?" David Chu bertanya sambil melirik ke arah pria yang tidak terlihat senang itu.
"Aku adalah Tommy Wang, dulu waktu ketika masih kanak-kanak, kita tetanggan!" Petugas keamanan itu mengerutkan keningnya dan berteriak": "kamu sudah lupa ya, kita bersama-sama mendaftar menjadi seorang prajurit pada sepuluh tahun yang lalu."
"Kita itu adalah teman seperjuangan pada masa kecil!"
Otak David Chu memutat dan dia pun sudah mengingatnya dan menyunggingkan sebuah senyuman.
Memang ada orang yang bernama Tommy Wang ini. Dulu dia dan dirinya bersama-sama mendaftar menjadi seorang prajurit, akan tetapi karena orang ini lemah sehingga dia tidak berhasil melewati selama tiga bulan masa percobaan seorang prajurit dan dia pun kabur hingga dikeluarkan oleh Departemen Kemiliteran.
Teman masa kecil? Sepertinya masih cocok bila dipaksakan. Teman seperjuangan? Dia tidak akan pernah cocok mendapatkan panggilan seperti ini.
Akan tetapi saat ini jika dilihat-lihat, sepertinya hidupnya juga tidak buruk?
Dia menyapu pakaian seragam yang dikenakan Tommy Wang dan terdapat papan nama yang bertuliskan ketua regu keamanan.
Kamu harus tahu bahwa kawasan villa Gunung Haitang adalah kawasan villa termewah di Kota Jiangling dan tunjangan serta gaji perusahaan properti juga sangat tinggi. Umumnya petugas keamanan akan mendapatkan gaji sebesar 40 hingga 60 juta rupiah.
Belum lagi ketua regu keamanan yang bertanggung jawab atas dua puluh orang, paling sedikit gaji tahunan Tommy Wang mencapai angka miliaran yang mampu membeli rumah di kawasan elite di perkotaan.
Pada saat ini Vivi Zhou berhasil mengenali dia dan dengan senang berteriak: "Kak Tommy, kamu adalah Kak Tommy."
"Hehe, akhirnya kamu sudah mengingatnya? David Chu, mengapa setelah bertahun-tahun berlalu, kamu masih terlihat biasa-biasa saja akan tetapi kesombonganmu ini semakin meningkat hingga bisa melupakan teman seperjuangan kamu?"
"Benar-benar sama sekali tidak tahu diri, bagaimana kamu dapat sukses di masyarakat ini?"
Tommy Wang berbicara panjang lebar dan menunjukkan sikap sedang memberi pelajaran.
Dia dengan puas memberikan sebatang rokok dan sengaja mengguncang lengannya untuk memperlihatkan jam tangan emas bermerk Rolex yang memiliki nilai 200 jutaan rupiah itu dan dengan nada sombong berkata:
"Rokok termahal di China, pasti kamu belum pernah mencobanya bukan? Jangan sungkan, aku masih memiliki banyak."
David Chu tidak menggerakkan tangannya dan hanya melirik dia dengan tatapan datar:
"Kamu pasti sudah salah mengingat, aku tidak memiliki teman seperjuangan yang kabur di tengah jalan seperti itu."
Tangan Tommy Wang terangkat di udara, wajah yang memiliki ekspresi sombong itu pun langsung berubah menjadi ungu dan merasa sangat malu.....
Novel Terkait
Adore You
ElinaLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaThe Great Guy
Vivi HuangUnplanned Marriage
MargeryMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesKisah Si Dewa Perang×
- Bab 1 Pria Pun Bisa Bersedih
- Bab 2 Aku Telah Kembali
- Bab 3 Anak Haram
- Bab 4 Ayah Adalah Pahlawan
- Bab 5 Sepuluh Tahun Berlalu, Segalanya Masih Sama, Hanya Orang yang Berbeda
- Bab 6 Aku Tidak Tertarik Mendengar Omong Kosong
- Bab 7 Tidak Bisa Melakukannya
- Bab 8 Kamu Hebat Sekali
- Bab 9 Lumpuhkan ‘Petingginya’
- Bab 10 Apakah Dirimu Terlihat Seperti Ikan Ini?
- Bab 11 Angin yang Besar, dan Kuat (1)
- Bab 12 Angin yang Besar, dan Kuat (2)
- Bab 13 Dia Akan Menghormati Aku Seperti Dewa
- Bab 14 Kedatangan Jonathan Ma
- Bab 15 Apakah Dunia Sedang Terbalik?
- Bab 16 Semua Ini Karena Pamanku
- Bab 17 Pertarungan Ayah dan Anak
- Bab 18 Akhirnya Kamu Kembali
- Bab 19 Memukulmu Karena Kamu Rendahan
- Bab 20 Datang Mencari Gara-Gara
- Bab 21 Kamu Terima Tidak?
- Bab 22 Aku Punya Ayah
- Bab 23 Mau Adik Laki-laki
- Bab 24 Perasaannya Tidak Buruk
- Bab 25 Masalah Pernikahan Karin Yun
- Bab 26 Gadis Kecil yang Licik
- Bab 27 Biarkan Dia yang Datang Menemuiku
- Bab 28 pertunjukan Bagus, Dimulai!
- Bab 29 Leo, Teh!
- Bab 30 Ini Baru Kekuasaan
- Bab 31 Dia Telah Berlutut
- Bab 32 Pemuda Pertama di Kota Jiangling, Hanya Begitu Saja
- Bab 33 Tidak Bulat Sama Sekali
- Bab 34 Wanita yang Menjadi Kuat Ketika Telah Menjadi Seorang Ibu
- Bab 35 Kecemburuan
- Bab 36 Siapa Kamu!
- Bab 37 Minta Maaf Kepada Wanitaku
- Bab 38 Selamat Malam, Istriku
- Bab 39 Aku Dipaksa
- Bab 40 Orang Tuaku, Ingin Bertemu Denganmu
- Bab 41 Wanita Yang Tinggi Hati
- Bab 42 Kamu Tidak Sepadan Putriku
- Bab 43 Aku Bersedia Menerima Putrimu Sebagai Budak Keluargaku
- Bab 44 Aku Bahkan Berani Membunuhmu
- Bab 45 Ini Adalah Hot West Wind!
- Bab 46 Arak Ini Bernilai Enam Miliyar!
- Bab 47 Keluarga Kalian Muncul Naga Sejati
- Bab 48 Bella Yang Murung
- Bab 49 Putri, Pilih Sesukamu
- Bab 50 Air Cucuran Jatuhnya ke Pelimbahan Juga
- Bab 51 Tempat Kalian Ini, Aku Menginginkannya
- Bab 52 Ini Yang Namanya Mendominasi
- Bab 53 Apa Yang Dilakukan Dengan Putri Yang Jahat
- Bab 54 Wanita Yang Legendaris
- Bab 55 Keluarga Tang dari Jiangling
- Bab 56 Hak dan Kebebasan Dihapuskan
- Bab 57 Selamat Datang Untuk Anda
- Bab 58 Bau Cemburu yang Sangat Tajam
- Bab 59 Siapa Berani Menyentuhku?
- Bab 60 Bunuh dengan Tangan Terbalik
- Bab 61 Permasalahan Hati Wanita
- Bab 62 Semakin Tinggi Posisi, Semakin Kesepian
- Bab 63 Racun Dandala
- Bab 64 Nama Dewa Sura
- Bab 65 Sayang, kamu sudah datang!
- Bab 66 Dunia Kungfu
- Bab 67 Maaf, Uang Memang Kertas Sampah
- Bab 68 Ibu Cemburu Lagi
- Bab 69 Undangan Justin Sun
- Bab 70 Tuan Muda Xu, Bertemu Lagi
- Bab 71 Dipukul Orang?
- Bab 72 Benar-benar Cari Mati
- Bab 73 Tuan Chu?
- Bab 74 Pamanmu Tidak Berarti Apa-apa
- Bab 75 Kakak Beradik
- Bab 76 Jonathan Meminta Pertolongan
- Bab 77 Kedatangan Adik Perempuan
- Bab 78 Sudah Seharusnya Kamu Menjadi Lajang
- Bab 79 Satu Lawan Satu? Apakah Kamu Mampu?
- Bab 80 Tiada Taranya
- Bab 81 Ada Aku Disini, Apa yang Perlu Ditakutkan?
- Bab 82 Lihat dengan Baik, Pelajari dengan Baik
- Bab 83 Mati Dengan Satu Jari
- Bab 84 Hanya Sebuah Makhluk Liar
- Bab 85 Berapa Jumlah Kepala yang Kamu Punya?
- Bab 86 Pahlawan Yang Tiada Taranya
- Bab 87 Rasa Kehidupan
- Bab 88 Saudara Munafik
- Bab 89 Selamat Datang ke Rumah Baru Kita
- Bab 90 Sepertinya aku benar-benar jatuh cinta sama kamu
- Bab 91 Kakak Ipar Misterius
- Bab 92 Tidak Tahu Diri
- Bab 93 Master Chu, Anda Sudah Datang
- Bab 94 Kamu Tidak Pantas
- Bab 95 Serang Kamu Saja?
- Bab 96 Pria Gentleman
- Bab 97 Adikku
- Bab 88 Keluarga yang Tidak Tahu Malu
- Bab 99 Kamu Memiliki Seorang Kakak yang Baik
- Bab 100 Aku Menantikannya
- Bab 101 Gaun Pengantin Harga Setinggi Langit
- Bab 102 Apa Kabar Tuan
- Bab 103 Menemanimu
- Bab 104 Tidak Senasib
- Bab 105 Sesepuh Tua Tiba
- Bab 106 Tak Tertandingi
- Bab 107 Tampar Kembali
- Bab 108 Kamu Itu Siapa?
- Bab 109 Dewa Perang
- Bab 110 Seluruh Tamu Pergi Dengan Tenang
- Bab 111 Memperkenalkan Wanita Untuk David Chu
- Bab 112 Teman Lama
- Bab 113 Bekerja Menjadi Petugas Keamanan di Bawah Kepemimpinan Aku
- Bab 114 Menyusahkan Dirinya Sendiri
- Bab 115 Pasti Merupakan Anak Kandungnya
- Bab 116 Bibi, Kamu Kasihan Sekali
- Bab 117 Banyak Sekali Orang Yang Membual
- Bab 118 Apakah Dia Layak Untuk Putriku
- Bab 119 Penerima Wanita Bekas
- Bab 120 Kamu Pikir Kamu Siapa
- Bab 121 Calon Menantu
- Bab 122 Memiliku, Sudah Cukup
- Bab 123 Bertemu Dafu Lee Lagi
- Bab 124 Balas Dendam
- Bab 125 Keadaan Darurat
- Bab 126 Yakin 100%
- Bab 127 Menerima murid wanita
- Bab 128 Etika kedokteran
- Bab 129 Menjelaskan padaku
- Bab 130 Kebencian semakin bertambah