Kisah Si Dewa Perang - Bab 114 Menyusahkan Dirinya Sendiri
Atasan langsungnya sendiri yang merupakan seorang manager pun harus membungkuk untuk meminta maaf kepada David Chu?
Tommy Wang merasa sangat terkejut begitu menatap pemandangan di depannya ini, dia seolah-olah sedang bermimpi. Dia mencubit pahanya lalu dengan terbata-bata berbicara kepada Manager Wu yang ada di sampingnya:
"Manager, Manager Wu, untuk apa kamu meminta maaf kepada dia? David Chu hanyalah seorang prajurit biasa dan sebelumnya kami pernah memasuki ke barak militer bersama-sama, aku....."
Plak!
Manager Wu marah pada saat itu juga dan langsung menampar wajah Tommy Wang.
"Brengsek, lihat dengan jelas dengan matamu itu bahwa ini adalah Tuan Chu yang merupakan pemilik dari Pavilion Begonia yang merupakan pemilik dari villa di Gunung Haitang ini!"
Mata Manager Wu bahkan sudah memerah, dia menunjuk ke arah Tommy Wang sambil memarahinya: "siapa yang memberimu keberanian untuk bersikap tidak hormat di depan Tuan Chu? Apakah kamu ingin mati?"
Tommy Wang menutupi mulutnya dan sangat sulit untuk menutupi ekspresi terkejutnya, dia merasa punggungnya terasa sangat dingin.
Pavilion Begonia merupakan villa termewah di Gunung Haitang yang satu gedungnya mencapai satu triliun rupiah!
Meskipun pemilik Pavilion Begonia menggunakan atas nama Karin Yun, akan tetapi mereka semua dengan jelas mengetahui bahwa villa mewah ini merupakan milik Tuan Chu yang dia beli sebagai hadiah untuk istrinya.
Akan tetapi Tuan Chu itu sangat rendah hati sehingga kebanyakan orang tidak pernah melihatnya.
Bahkan jika Tommy Wang dipukuli hingga mati pun, dia juga tidak akan percaya bahwa tetangga miskinnya yang bernama David Chu itu adalah pemilik dari Pavilion Begonia yang misterius itu?
Ini, ini....
Tommy Wang menatap wajah David Chu yang terlihat tenang dan merasa semuanya sudah berubah posisi, lalu dia tidak tahu harus berkata apa.
"Untuk apa kamu masih berdiri di sana? Cepat meminta maaf kepada Tuan Chu!" Wajah Manager Wu membiru dan memarahi Tommy Wang.
"Aku peringatkan kamu, jika kamu tidak dapat menyelesaikan masalah ini dengan baik, sebaiknya kamu segera membereskan barang-barangmu!"
Sekelompok pegawai yang berada di belakang pun juga merasa kesal dan merasa sangat ingin mencekik Tommy Wang hingga mati.
Gaji pertahun para pekerja berjabatan tinggi ini mencapai 20 miliar rupiah dan tentu saja seluruh keluarga mereka mengandalkan mereka untuk bertahan hidup. Akan tetapi Tommy Wang si brengsek ini berani-beraninya membuat masalah dengan meminta dia menjadi anak buahnya?
Apakah otaknya sudah rusak!
Jika kamu ingin mati, sebaiknya kamu jangan menarik kami semua!
Pada saat ini mekipun sebodoh apa pun Tommy Wang, tentu saja dia sudah mengerti bahwa David Chu bukanlah seorang pria tidak miskin, melainkan atasan dari atasannya.
Sikap sombong dia yang tadi pun langsung menghilang dan membungkuk untuk meminta maaf. Sikap dia yang ini benar-benar menunjukkan dia sangat rendah hati:
"David Chu, bukan, Tuan Chu, aku sudah berbuat salah. Akulah yang sudah terlalu meremehkan orang lain, akul yang sudah buta. Aku harap Anda dapat memaafkan aku."
"Melihat bagaimana kita tumbuh bersama dan menjadi tetangga selama bertahun-tahun, tolong maafkan aku kali ini..."
Tommy Wang meneteskan air mata dan merasa ketakutan karena takut dirinya akan kehilangan pekerjaan ini.
Vivi Zhou yang berada di samping pun mendengus sambil menunjukkan ekspresi sombong.
Siapa yang menyuruhmu bersikap sombong seperti itu di depan kakakku. Huh, kamu mendapatkan akibatnya bukan?
David Chu pun melambaikan tangannya dengan asal begitu melihat peristiwa ini, gerakannya mengisyaratkan dirinya tidak memasukkan kejadian ini ke dalam hatinya.
Seekor burung yang melebarkan sayapnya sejauh sembilan puluh ribu mil, melayang di atas langit, bagaimana mungkin dia akan memedulikan perkataan semut kecil di tanah?
Alasan mengapa David Chu mengucapkan beberapa patah kata lagi dengan Tommy Wang hanya karena melihat pada hubungan pada pertemanan masa kecilnya. Jika tidak, David Chu sama sekali tidak akan melirik sama sekali ke arah orang seperti Tommy Wang.
"Tommy, alasanku mengapa terus mendengar ucapanmu yang tadi, karena aku akui kamu memang seseorang yang pintar dan kamu selalu bisa mengambil kesempatan serta menemukan jalan pintas."
David Chu melirik sekilas ke arah Tommy Wang dan berkata: "akan tetapi di dalam kehidupan ini, semua jalan pintas itu sebagian besar merupakan sebuah jalan yang tidak baik atau mungkin kita akan mendapatkan keuntungan dalam waktu singkat, akan tetapi itu adalah sebuah hal mematikan bila melihat lebih jauh."
"Hanya dengan berjalan selangkah demi selangkah, maka itu adalah jalan terbaik di dunia ini!"
"Kamu hanya dapat mengandalkan dirimu sendiri untuk menjalani hidupmu sendiri."
Setelah sepuluh tahun berada di dalam dunia militer, David Chu telah mengalami godaan yang tak terhitung jumlahnya, pejabat tinggi dan wanita cantik yang kaya. Bahkan jika dia bergoyang satu langkah selama periode itu, dia pun akan sejalan dengan kekotoran batin dan bagaimana mungkin akan ada peristiwa seperti hari ini dimana banyak orang yang akan menyembah dia seperti ini.
Kemuliaan ini didapatkan dengan selangkah demi selangkah, serta darah untuk bertahan hidup.
Manajer Wu mengangkat alisnya dan berteriak dengan tajam, "kamu masih belum berterima kasih kepada Tuan Chu atas kebaikannya, ini adalah sebuah kehormatan bagimu."
Bagaimana mungkin Tommy Wang berani tidak menurutinya. Dia mengangguk berulang kali: "baik, aku sudah mengetahuinya."
David Chu tersenyum, dia memberi tahu Tommy Wang karena melihat pada hubungan mereka pada masa kecilnya, entah dia mendengarkan atau tidak, itu bergantung pada dirinya sendiri.
"Bagaimana pun juga kita sudah saling mengenal satu sama lain dan hal sekecil ini anggap saja sebagai kenangan untukmu."
David Chu melambaikan tangannya dan meninggalkan sebuah papan perunggu berwarna hitam dan membawa Vivi Zhou meninggalkan tempat tersebut.
"Terima kasih, terima kasih Tuan Chu." Manager Wu mengantar dia dengan penuh rasa hormat.
Ekspresi Tommy Wang juga terlihat kacau, dia menghela nafas dengan tidak berdaya karena dia tidak bisa menerima perubahan status di antara dia dengan David Chu yang begitu besar.
Jelas-jelas dia hanyalah seorang prajurit yang miskin, mengapa dalam sekejap dia sudah berubah menjadi Tuan Chu yang kaya raya itu?
Apakah jangan-jangan selama sepuluh tahun ini dia mengalami sebuah kejadian khusus atau dibantu oleh orang lain?
Tommy Wang melirik sekilas ke arah papan yang diberikan David Chu dan seketika ekspresi wajah dia pun berubah, jantungnya berdetak semakin cepat dan merasa sangat terkejut!
"Ehm, ini adalah papan tanda pengenal seorang jendral?!!"
Papan ini diproduksi oleh Departemen Kemiliteran, meskipun terlihat tidak berbeda jauh dengan papan nama lainnya, akan tetapi tulisan di dalamnya pun sudah menunjukkan identitas sang pemilik.
Tulisan ini sudah sama seperti sebuah penghargaan.
Tommy Wang menggenggam token di tangannya dengan penuh semangat. Logam khusus memiliki tekstur sederhana serta cap Departemen Kemililiteran!
Di bagian belakangnya terdapat nama David Chu.
Di bagian bawah, terdapat dua bulir gandum emas yang dibungkus, empat bintang emas yang cerah dan menyilaukan....
"Ya Tuhan!"
Tommy Wang mundur sebanyak tujuh hingga delapan langkah, tangannya bergetar dan hampir saja membuang token itu.
Suaranya bergetar dan benar-benar ketakutan, berkata "Jendral bintang 4!!"
"David Chu, dia, dia adalah dewa perang di dunia......"
Kulit Tommy Wang memucat dan keringat dingin bercucuran turun. Anak laki-laki di masa lalunya itu telah tumbuh menjadi seorang pejuang yang tak terkalahkan!
Bagaimana mungkin dia membutuhkan bantuan orang lain. dia sendiri adalah seorang bangsawan terhebat!
Tommy Wang mengangkat kepalanya dan memandang punggung David Chu dengan ekspresi hormat!
Dia tidak berani tidak bersikap hormat lagi!
Novel Terkait
Yama's Wife
ClarkMy Lifetime
DevinaSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaIstri Yang Sombong
JessicaKembali Dari Kematian
Yeon KyeongMi Amor
TakashiLoving The Pain
AmardaKisah Si Dewa Perang×
- Bab 1 Pria Pun Bisa Bersedih
- Bab 2 Aku Telah Kembali
- Bab 3 Anak Haram
- Bab 4 Ayah Adalah Pahlawan
- Bab 5 Sepuluh Tahun Berlalu, Segalanya Masih Sama, Hanya Orang yang Berbeda
- Bab 6 Aku Tidak Tertarik Mendengar Omong Kosong
- Bab 7 Tidak Bisa Melakukannya
- Bab 8 Kamu Hebat Sekali
- Bab 9 Lumpuhkan ‘Petingginya’
- Bab 10 Apakah Dirimu Terlihat Seperti Ikan Ini?
- Bab 11 Angin yang Besar, dan Kuat (1)
- Bab 12 Angin yang Besar, dan Kuat (2)
- Bab 13 Dia Akan Menghormati Aku Seperti Dewa
- Bab 14 Kedatangan Jonathan Ma
- Bab 15 Apakah Dunia Sedang Terbalik?
- Bab 16 Semua Ini Karena Pamanku
- Bab 17 Pertarungan Ayah dan Anak
- Bab 18 Akhirnya Kamu Kembali
- Bab 19 Memukulmu Karena Kamu Rendahan
- Bab 20 Datang Mencari Gara-Gara
- Bab 21 Kamu Terima Tidak?
- Bab 22 Aku Punya Ayah
- Bab 23 Mau Adik Laki-laki
- Bab 24 Perasaannya Tidak Buruk
- Bab 25 Masalah Pernikahan Karin Yun
- Bab 26 Gadis Kecil yang Licik
- Bab 27 Biarkan Dia yang Datang Menemuiku
- Bab 28 pertunjukan Bagus, Dimulai!
- Bab 29 Leo, Teh!
- Bab 30 Ini Baru Kekuasaan
- Bab 31 Dia Telah Berlutut
- Bab 32 Pemuda Pertama di Kota Jiangling, Hanya Begitu Saja
- Bab 33 Tidak Bulat Sama Sekali
- Bab 34 Wanita yang Menjadi Kuat Ketika Telah Menjadi Seorang Ibu
- Bab 35 Kecemburuan
- Bab 36 Siapa Kamu!
- Bab 37 Minta Maaf Kepada Wanitaku
- Bab 38 Selamat Malam, Istriku
- Bab 39 Aku Dipaksa
- Bab 40 Orang Tuaku, Ingin Bertemu Denganmu
- Bab 41 Wanita Yang Tinggi Hati
- Bab 42 Kamu Tidak Sepadan Putriku
- Bab 43 Aku Bersedia Menerima Putrimu Sebagai Budak Keluargaku
- Bab 44 Aku Bahkan Berani Membunuhmu
- Bab 45 Ini Adalah Hot West Wind!
- Bab 46 Arak Ini Bernilai Enam Miliyar!
- Bab 47 Keluarga Kalian Muncul Naga Sejati
- Bab 48 Bella Yang Murung
- Bab 49 Putri, Pilih Sesukamu
- Bab 50 Air Cucuran Jatuhnya ke Pelimbahan Juga
- Bab 51 Tempat Kalian Ini, Aku Menginginkannya
- Bab 52 Ini Yang Namanya Mendominasi
- Bab 53 Apa Yang Dilakukan Dengan Putri Yang Jahat
- Bab 54 Wanita Yang Legendaris
- Bab 55 Keluarga Tang dari Jiangling
- Bab 56 Hak dan Kebebasan Dihapuskan
- Bab 57 Selamat Datang Untuk Anda
- Bab 58 Bau Cemburu yang Sangat Tajam
- Bab 59 Siapa Berani Menyentuhku?
- Bab 60 Bunuh dengan Tangan Terbalik
- Bab 61 Permasalahan Hati Wanita
- Bab 62 Semakin Tinggi Posisi, Semakin Kesepian
- Bab 63 Racun Dandala
- Bab 64 Nama Dewa Sura
- Bab 65 Sayang, kamu sudah datang!
- Bab 66 Dunia Kungfu
- Bab 67 Maaf, Uang Memang Kertas Sampah
- Bab 68 Ibu Cemburu Lagi
- Bab 69 Undangan Justin Sun
- Bab 70 Tuan Muda Xu, Bertemu Lagi
- Bab 71 Dipukul Orang?
- Bab 72 Benar-benar Cari Mati
- Bab 73 Tuan Chu?
- Bab 74 Pamanmu Tidak Berarti Apa-apa
- Bab 75 Kakak Beradik
- Bab 76 Jonathan Meminta Pertolongan
- Bab 77 Kedatangan Adik Perempuan
- Bab 78 Sudah Seharusnya Kamu Menjadi Lajang
- Bab 79 Satu Lawan Satu? Apakah Kamu Mampu?
- Bab 80 Tiada Taranya
- Bab 81 Ada Aku Disini, Apa yang Perlu Ditakutkan?
- Bab 82 Lihat dengan Baik, Pelajari dengan Baik
- Bab 83 Mati Dengan Satu Jari
- Bab 84 Hanya Sebuah Makhluk Liar
- Bab 85 Berapa Jumlah Kepala yang Kamu Punya?
- Bab 86 Pahlawan Yang Tiada Taranya
- Bab 87 Rasa Kehidupan
- Bab 88 Saudara Munafik
- Bab 89 Selamat Datang ke Rumah Baru Kita
- Bab 90 Sepertinya aku benar-benar jatuh cinta sama kamu
- Bab 91 Kakak Ipar Misterius
- Bab 92 Tidak Tahu Diri
- Bab 93 Master Chu, Anda Sudah Datang
- Bab 94 Kamu Tidak Pantas
- Bab 95 Serang Kamu Saja?
- Bab 96 Pria Gentleman
- Bab 97 Adikku
- Bab 88 Keluarga yang Tidak Tahu Malu
- Bab 99 Kamu Memiliki Seorang Kakak yang Baik
- Bab 100 Aku Menantikannya
- Bab 101 Gaun Pengantin Harga Setinggi Langit
- Bab 102 Apa Kabar Tuan
- Bab 103 Menemanimu
- Bab 104 Tidak Senasib
- Bab 105 Sesepuh Tua Tiba
- Bab 106 Tak Tertandingi
- Bab 107 Tampar Kembali
- Bab 108 Kamu Itu Siapa?
- Bab 109 Dewa Perang
- Bab 110 Seluruh Tamu Pergi Dengan Tenang
- Bab 111 Memperkenalkan Wanita Untuk David Chu
- Bab 112 Teman Lama
- Bab 113 Bekerja Menjadi Petugas Keamanan di Bawah Kepemimpinan Aku
- Bab 114 Menyusahkan Dirinya Sendiri
- Bab 115 Pasti Merupakan Anak Kandungnya
- Bab 116 Bibi, Kamu Kasihan Sekali
- Bab 117 Banyak Sekali Orang Yang Membual
- Bab 118 Apakah Dia Layak Untuk Putriku
- Bab 119 Penerima Wanita Bekas
- Bab 120 Kamu Pikir Kamu Siapa
- Bab 121 Calon Menantu
- Bab 122 Memiliku, Sudah Cukup
- Bab 123 Bertemu Dafu Lee Lagi
- Bab 124 Balas Dendam
- Bab 125 Keadaan Darurat
- Bab 126 Yakin 100%
- Bab 127 Menerima murid wanita
- Bab 128 Etika kedokteran
- Bab 129 Menjelaskan padaku
- Bab 130 Kebencian semakin bertambah