Kisah Si Dewa Perang - Bab 116 Bibi, Kamu Kasihan Sekali
"Para perempuan cantik, ayo turun dan makan."
Keesokan paginya, setelah David Chu selesai olahraga, dia masuk ke dapur, memasak satu meja yang penuh dengan sarapan, lalu pergi ke lantai atas, mengetuk pintu satu per satu.
Kemarin malam setelah Vivi Zhou dan Bella selesai jalan-jalan sudah jam 11 malam. David Chu juga tidak tenang membiarkan dia seorang perempuan pulang sendiri malam-malam, lebih baik langsung menyuruhnya tinggal di Villa Pavilion Begonia, yang jelas di sini ada sangat banyak kamar, meski masuk tujuh sampai delapan orang juga tidak masalah.
Mungkin karena lingkungan villa ini benar-benar terlalu nyaman, tiga wanita berubah menjadi babi malas. Saat ini hanya mengenakan baju tidur sederhana, berjalan turun dengan malas dan lucu.
Melihat tiga gaya yang berbeda, wanita cantik yang beragam jenis, hati David Chu tanpa sadar kembali heboh. Kehidupan yang dikelilingi wanita-wanita cantik ini, adalah mimpi jutaan pria.
Dengan begitu, apakah dirinya termasuk bahagia? David Chu tersenyum dengan hati senang.
Selama semalaman, Vivi Zhou dan Karin Yun sudah sangat dekat. Di depan meja makan, tiga wanita memakan makanannya masing-masing, sangat akur, suasana juga sangat rukun.
Bella juga menyipitkan mata dan bertanya dengan senyum kecil, "Bibi, hari ini kita main kemana?"
"Dengar-dengar akhir-akhir ini ada taman bermain yang baru dibuka, kita pergi lihat saja!"
Gadis kecil masih tenggelam dalam belanja gila kemarin, masih belum puas dan sedang senang-senangnya.
Vivi Zhou terbatuk dua kali, wajahnya sedikit canggung dan bersalah, segera berkata, "Ini, Bella, hari ini bibi masih ada urusan, lain hari, lain hari aku baru pergi mencarimu, ya."
Dia bukan tidak ingin bermain dengan Gadis Kecil, tapi benar-benar karena dompetnya sudah kosong!
Kemarin setelah jalan-jalan, kartu kreditnya sudah digesek sampai pecah, dijebak oleh Gadis kecil.
"Oh, begitu. Kalau begitu kamu harus datang ya. Kalau tidak Bella akan rindu pada bibi." Bella mengerjapkan sepasang mata yang jernih dan terlihat kasihan.
Ini membuat Vivi Zhou sangat tidak enak hati, rasanya seperti melakukan kesalahan besar, mengecewakan harapan anak——
Karin Yun juga sedikit merona. Dia mengajari Bella dengan wajah masam, "Tidak boleh mengganggu bibi lagi. Mainan-mainan yang kemarin dibeli untukmu, kamu kembalikan beberapa. Begitu keluar, kamu sembarangan memboroskan uang. Semua ini adalah uang yang bibi dapatkan dengan susah payah, apa kamu tahu?"
Indiani Yun juga mengelus wajah tembem Gadis kecil dan berkata sambil tersenyum, "Iya, kamu ini ingin membuat bibimu bangkrut ya. Jahat sekali."
Vivi Zhou melambaikan tangan, menunjuk mainan-mainan dan cemilan-cemilan itu, semua itu dia beli dengan perasaan rela.
"Bukan kok, Bella adalah anak baik yang baik hati dan polos!" Bella memonyongkan bibir, menggoyangkan tinju kecilnya, merasa sangat marah.
Dia menyenggol David Chu yang diam-diam makan di samping dan berkata dengan kesal, "Ayah, nanti kamu bayar yang kemarin bibi beli. Yang jelas kamu paling kaya, sayang kalau tidak digunakan."
Indiani Yun menggosok tinjunya, sangat senang, seperti menemukan sebuah orang kaya yang gratis, "Bagus sekali, Bella, kedepannya kalian jalan-jalan ingat ajak aku, tasku, make-up juga sudah harus ganti yang baru."
"Iya, tidak masalah!"
Karin Yun tersenyum, menunjukkan ekspresi yang seharusnya ada.
David Chu, "???"
Apa hubungannya denganku, aku seorang penonton, juga ikut kena semprot?
David Chu menggelengkan kepala dengan tidak berdaya, terdengar suara tawa beberapa wanita cantik, sangat senang.
Vivi Zhou tersenyum, sangat iri pada adegan keluarga David Chu yang rukun ini dan menghela napas kecil——
Mungkin, ini yang dinamakan bahagia. Satu keluarga berkumpul, biasa, tapi penuh perasaan.
Benar-benar membuat orang merasa iri.
Setelah selesai sarapan, David Chu membawa Bella dan Vivi Zhou jalan-jalan sekali di taman bunga belakang Pavilion Begonia.
Gunung palsu, kolam ikan, pohon, semua yang seharusnya ada, ada semua. Kolam renang terbuka, taman datar, lapangan golf, bahkan ada arena kuda kecil, menunjukkan kualitas kehidupan yang mewah.
Ini membuat mata Vivi Zhou terkejut dan lebih iri lagi, "David, kehidupan seperti ini benar-benar sangat mewah!"
David Chu duduk di depan gazebo, minum kopi. Di saat sedang mengenal kenalan yang dia kenal, saat sedang berpikir ingin mencarikan pekerjaan apa yang cocok untuk Vivi Zhou, di saat ini, telepon Vivi Zhou berbunyi.
"Halo, ibu, iya, aku sedang bersama dengan kakak." Vivi Zhou tersenyum, menatap David Chu dengan sangat senang, tapi kemudian tersentak. DIlanjutkan dengan membuka mulut, membelalakkan mata, menatap David Chu dengan terkejut, seperti menjadi sebuah patung.
David Chu asal bertanya, "Ada apa? Apa yang ibu katakan di telepon? Membuatmu mempunyai reaksi sebesar ini?"
Vivi Zhou samar-samar menatap David Chu, mengandung nada licik dan menertawakan masalah, "Kak, selamat ya!"
"Ibu telepon, dia secara khsus mengatur perjodohan untukmu, menyuruhku bagaimanapun, tidak peduli dengan cara apa, meskipun harus ikat, juga harus mengikatmu untuk bertemu dengan gadis itu!"
David Chu hampir saja pingsan——
Perjodohan?
Ibunya ini sedang mengatur apa!
Di samping, Karin Yun dan Indiani Yun juga tersentak. Mata mereka menatap David Chu, penuh penyalahan.
"Bibi, apa itu perjodohan?" Bella memegang lolipop, mata besarnya penuh kebingungan dan rasa ingin tahu.
Indiani Yun tersenyum jahat, memegang wajah kecil itu dan berkata, "Artinya, carikan satu istri lagi untuk ayahmu. Kedepannya kamu akan punya dua ibu, senang tidak?"
Karin Yun menghentakkan kaki dengan kesal dan mengoceh kecil, "Sembarangan, bicara apa di hadapan anak kecil, apalagi yang tidak benar seperti ini."
"Bibi, kalau begitu kamu kasihan sekali."
Yang diluar dugaan adalah, Bella bukan hanya tidak menangis atau marah, melainkan menatap Indiani Yun dengan kasihan, meluruskan tangannya yang gemuk dan kecil itu, "Ayah saja sudah akan punya dua istri, tapi kamu bahkan tidak punya pacar."
"Kalau begitu bukankah kamu sangat gagal——”
Kretak——
Indiani Yun hanya merasa hatinya yang lemah ini seketika hancur. Senyum di wajahnya juga seketika hilang dan berkata dengan wajah penuh penderitaan, "Hiks, hiks, aku sulit sekali. Bocah, perkataan jujur sangat melukai hati orang lain, tahu tidak?"
Bella menganggukan kepala dengan senang, "Tahu, jadi aku mau bicara lebih banyak."
Puff——
Indiani Yun sudah akan muntah darah. Bocah kecil ini benar-benar terlalu mengesalkan.
Karin Yun diam-diam tersenyum tiada henti dan mengoceh kecil, "Syukurin, mencari masalah sendiri!"
David Chu saat ini malah tidak mempedulikan pertengkaran para perempuan, dia menggosok tangannya dengan sedikit kesal, "Aku rasa, perjodohan ini sama sekali tidak perlu. Cepat suruh ibu batalkan."
Sekarang tiga perempuan di rumah, sudah cukup membuat dia pusing. Kalau ditambah perjodohan lagi, bukankah akan merenggut nyawanya?
Vivi Zhou mengerucutkan bibir, "Kalau begitu aku tidak peduli, aku hanya mendengar perkataan ibu, membawamu pergi bertemu wanita itu. Kalau kamu mau batalkan, pergi bicarakan sendiri dengan ibu."
"Yang jelas aku tidak ada keberanian untuk menolak perintah dari ibu, menerima pengacuhan darinya."
David Chu, "........"
Karin Yun juga terdiam selama beberapa detik dan berkata dengan pengertian, "Ibu juga membantu mengenalkan dengan susah payah, setidaknya juga merupakan niat baik. Bagaimana kalau kamu pergi dan lihat-lihat?"
Indiani Yun mengerutkan dahi, "Kakak ipar, beristri banyak ya, cik, cik, cik——”
Bella juga menambah keramaian ini, meski tidak mengerti apa yang terjadi, tapi tetap menggerakan tinjunya dan berkata dengan hebat, "Ayah, semangat!"
David Chu, "......."
Sebenarnya siapa orang-orang ini!
Novel Terkait
Demanding Husband
MarshallEternal Love
Regina WangGue Jadi Kaya
Faya SaitamaMy Superhero
JessiCinta Yang Berpaling
NajokurataLove In Sunset
ElinaDiamond Lover
LenaThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlKisah Si Dewa Perang×
- Bab 1 Pria Pun Bisa Bersedih
- Bab 2 Aku Telah Kembali
- Bab 3 Anak Haram
- Bab 4 Ayah Adalah Pahlawan
- Bab 5 Sepuluh Tahun Berlalu, Segalanya Masih Sama, Hanya Orang yang Berbeda
- Bab 6 Aku Tidak Tertarik Mendengar Omong Kosong
- Bab 7 Tidak Bisa Melakukannya
- Bab 8 Kamu Hebat Sekali
- Bab 9 Lumpuhkan ‘Petingginya’
- Bab 10 Apakah Dirimu Terlihat Seperti Ikan Ini?
- Bab 11 Angin yang Besar, dan Kuat (1)
- Bab 12 Angin yang Besar, dan Kuat (2)
- Bab 13 Dia Akan Menghormati Aku Seperti Dewa
- Bab 14 Kedatangan Jonathan Ma
- Bab 15 Apakah Dunia Sedang Terbalik?
- Bab 16 Semua Ini Karena Pamanku
- Bab 17 Pertarungan Ayah dan Anak
- Bab 18 Akhirnya Kamu Kembali
- Bab 19 Memukulmu Karena Kamu Rendahan
- Bab 20 Datang Mencari Gara-Gara
- Bab 21 Kamu Terima Tidak?
- Bab 22 Aku Punya Ayah
- Bab 23 Mau Adik Laki-laki
- Bab 24 Perasaannya Tidak Buruk
- Bab 25 Masalah Pernikahan Karin Yun
- Bab 26 Gadis Kecil yang Licik
- Bab 27 Biarkan Dia yang Datang Menemuiku
- Bab 28 pertunjukan Bagus, Dimulai!
- Bab 29 Leo, Teh!
- Bab 30 Ini Baru Kekuasaan
- Bab 31 Dia Telah Berlutut
- Bab 32 Pemuda Pertama di Kota Jiangling, Hanya Begitu Saja
- Bab 33 Tidak Bulat Sama Sekali
- Bab 34 Wanita yang Menjadi Kuat Ketika Telah Menjadi Seorang Ibu
- Bab 35 Kecemburuan
- Bab 36 Siapa Kamu!
- Bab 37 Minta Maaf Kepada Wanitaku
- Bab 38 Selamat Malam, Istriku
- Bab 39 Aku Dipaksa
- Bab 40 Orang Tuaku, Ingin Bertemu Denganmu
- Bab 41 Wanita Yang Tinggi Hati
- Bab 42 Kamu Tidak Sepadan Putriku
- Bab 43 Aku Bersedia Menerima Putrimu Sebagai Budak Keluargaku
- Bab 44 Aku Bahkan Berani Membunuhmu
- Bab 45 Ini Adalah Hot West Wind!
- Bab 46 Arak Ini Bernilai Enam Miliyar!
- Bab 47 Keluarga Kalian Muncul Naga Sejati
- Bab 48 Bella Yang Murung
- Bab 49 Putri, Pilih Sesukamu
- Bab 50 Air Cucuran Jatuhnya ke Pelimbahan Juga
- Bab 51 Tempat Kalian Ini, Aku Menginginkannya
- Bab 52 Ini Yang Namanya Mendominasi
- Bab 53 Apa Yang Dilakukan Dengan Putri Yang Jahat
- Bab 54 Wanita Yang Legendaris
- Bab 55 Keluarga Tang dari Jiangling
- Bab 56 Hak dan Kebebasan Dihapuskan
- Bab 57 Selamat Datang Untuk Anda
- Bab 58 Bau Cemburu yang Sangat Tajam
- Bab 59 Siapa Berani Menyentuhku?
- Bab 60 Bunuh dengan Tangan Terbalik
- Bab 61 Permasalahan Hati Wanita
- Bab 62 Semakin Tinggi Posisi, Semakin Kesepian
- Bab 63 Racun Dandala
- Bab 64 Nama Dewa Sura
- Bab 65 Sayang, kamu sudah datang!
- Bab 66 Dunia Kungfu
- Bab 67 Maaf, Uang Memang Kertas Sampah
- Bab 68 Ibu Cemburu Lagi
- Bab 69 Undangan Justin Sun
- Bab 70 Tuan Muda Xu, Bertemu Lagi
- Bab 71 Dipukul Orang?
- Bab 72 Benar-benar Cari Mati
- Bab 73 Tuan Chu?
- Bab 74 Pamanmu Tidak Berarti Apa-apa
- Bab 75 Kakak Beradik
- Bab 76 Jonathan Meminta Pertolongan
- Bab 77 Kedatangan Adik Perempuan
- Bab 78 Sudah Seharusnya Kamu Menjadi Lajang
- Bab 79 Satu Lawan Satu? Apakah Kamu Mampu?
- Bab 80 Tiada Taranya
- Bab 81 Ada Aku Disini, Apa yang Perlu Ditakutkan?
- Bab 82 Lihat dengan Baik, Pelajari dengan Baik
- Bab 83 Mati Dengan Satu Jari
- Bab 84 Hanya Sebuah Makhluk Liar
- Bab 85 Berapa Jumlah Kepala yang Kamu Punya?
- Bab 86 Pahlawan Yang Tiada Taranya
- Bab 87 Rasa Kehidupan
- Bab 88 Saudara Munafik
- Bab 89 Selamat Datang ke Rumah Baru Kita
- Bab 90 Sepertinya aku benar-benar jatuh cinta sama kamu
- Bab 91 Kakak Ipar Misterius
- Bab 92 Tidak Tahu Diri
- Bab 93 Master Chu, Anda Sudah Datang
- Bab 94 Kamu Tidak Pantas
- Bab 95 Serang Kamu Saja?
- Bab 96 Pria Gentleman
- Bab 97 Adikku
- Bab 88 Keluarga yang Tidak Tahu Malu
- Bab 99 Kamu Memiliki Seorang Kakak yang Baik
- Bab 100 Aku Menantikannya
- Bab 101 Gaun Pengantin Harga Setinggi Langit
- Bab 102 Apa Kabar Tuan
- Bab 103 Menemanimu
- Bab 104 Tidak Senasib
- Bab 105 Sesepuh Tua Tiba
- Bab 106 Tak Tertandingi
- Bab 107 Tampar Kembali
- Bab 108 Kamu Itu Siapa?
- Bab 109 Dewa Perang
- Bab 110 Seluruh Tamu Pergi Dengan Tenang
- Bab 111 Memperkenalkan Wanita Untuk David Chu
- Bab 112 Teman Lama
- Bab 113 Bekerja Menjadi Petugas Keamanan di Bawah Kepemimpinan Aku
- Bab 114 Menyusahkan Dirinya Sendiri
- Bab 115 Pasti Merupakan Anak Kandungnya
- Bab 116 Bibi, Kamu Kasihan Sekali
- Bab 117 Banyak Sekali Orang Yang Membual
- Bab 118 Apakah Dia Layak Untuk Putriku
- Bab 119 Penerima Wanita Bekas
- Bab 120 Kamu Pikir Kamu Siapa
- Bab 121 Calon Menantu
- Bab 122 Memiliku, Sudah Cukup
- Bab 123 Bertemu Dafu Lee Lagi
- Bab 124 Balas Dendam
- Bab 125 Keadaan Darurat
- Bab 126 Yakin 100%
- Bab 127 Menerima murid wanita
- Bab 128 Etika kedokteran
- Bab 129 Menjelaskan padaku
- Bab 130 Kebencian semakin bertambah