Kisah Si Dewa Perang - Bab 78 Sudah Seharusnya Kamu Menjadi Lajang

Sambil memoncongkan bibirnya, Karin berkata, "Sudahlah, dengan tidak menggertak dua wanita lemah seperti kami ini, maka itu sudah cukup. Kamu tidak perlu membalasnya."

“Namun begaimanapun juga, adikku adalah seorang maniak seni bela diri, dia telah memiliki sabuk hitam. Jadi apakah kamu masih berani untuk menggangguku di masa depan? Hum, lihat saja apa yang akan terjadi nanti.” Karin berkata dengan bangga, sambil mengepalkan kedua telapak tangannya.

David pun menggosok-gosok hidungnya. Jika adik perempuannya itu benar-benar ingin melawannya, maka bahkan dengan memiliki seratus sabuk hitam pun, itu tidak akan melampaui kekuatan yang dimiliki David, sungguh mustahil untuk dapat melawannya.

Pada saat ini, Bella yang tertidur di atas ranjang membuka matanya, lalu berkata: "Ayah, Ibu, kenapa kalian belum tidur? Kalian hampir saja membangunkan Bella."

Setelah memelototi David, dengan lembut Karin membujuk Bella untuk segera tidur, "Bella patuhlah, tidurlah lebih awal."

Dia menatap ke arah luar jendela, terdengar hembusan angin, kemudian mulai turun hujan. Sehingga membuat dirinya gundah, apakah tidak apa jika membiarkan David tidur di sofa? Sepertinya itu tidak terlalu baik. Bagaimana jika dia terkena flu...

Tepat pada saat ini, David berbaring di tempat tidur.

"Kamu, apa yang sedang kamu lakukan?" Karin berkata sambil memelototinya dengan mata indahnya.

"Tidurlah, memangnya apa lagi yang bisa aku lakukan?" David pun segera menjawabnya. Dia menatap wajah Karin yang dipenuhi dengan amarah, sambil berkedip:

"Saat ini di luar sedang hujan. Apakah kamu masih ingin aku tidur di sofa saat suhu di ruang tamu sedang berada di bawah nol derajat?"

"Karin, bukankah kamu sudah begitu kejam?"

"Selamat, kamu telah menebaknya dengan benar." Karin menyeringai, lalu menggulung lengan bajunya untuk memperlihatkan lengan putihnya itu, "Aku memang selalu menjadi kejam!"

Sebelum kata-kata itu usai dikatakan, Karin mengangkat kakinya, lalu menendang David dari ranjang, lalu mendorong David untuk segera keluar dari kamar.

Hum, terakhir kali aku demam tinggi kemudian tidak sadarkan diri, kamu telah mendapat keuntungan dari itu. Apakah aku akan terbiasa akan hal itu? Oh, tidak mungkin!

David pun keluar dari kamar itu sambil mendesah tak berdaya.

"Dasar wanita, sikapnya suka berubah-ubah."

Baru saja dia mendapat hadiah darinya, namun dalam sekejap Karin seakan tidak mengenali dirinya.

Yasudah, tidur di sofa saja.

David pun merapikan sofa itu. Cuaca di Kota Xiye sangat buruk. Perbedaan suhu antara siang dan malamnya mencapai lebih dari 20 derajat. Bagi David yang bisa hidup lebih dari sepuluh tahun, udara dingin seperti ini hanya akan membuatnya gatal.

Tepat pada saat ini, tiba-tiba pintu kamar itu sedikit terbuka, dengan nada arogan Karin bertanya: "Apakah di luar terasa dingin?"

Tanpa sadar David menjawab: "Tidak dingin."

Buk!

Pintu kamar itu langsung tertutup, Karin dengan penuh amarah menguncinya, lalu dengan kesal berkata: "Kamu pantas mati beku David! Kamu sama sekali tidak dapat melihat kebaikan orang, jadi sudah seharusnya kamu menjadi lajang."

David tertegun selama beberapa detik sebelum akhirnya tersadar, lalu merasa menyesal sambil menepuk pahanya.

"Pada saat ini, apa yang harus dilakukan?"

Bukankah dengan menunjukkan wajah menyedihkan dan memelas, dia akan dapat masuk ke dalam kamar, lalu tidur bersama?

David sungguh dipenuhi dengan rasa penyesalan.

Tiga hari telah berlalu begitu cepat.

Pada pagi hari David mengantar Bella ke taman kanak-kanak, kemudian menuju lokasi pertarungan yang telah Jonathan beritahu sebelumnya.

Hari ini juga merupakan hari kedatangan adik perempuan Karin, yaitu hari kepulangan Indiani dari luar negeri.

Karin telah meminta izin untuk tidak masuk kerja dengan perusahaan. Dia juga telah bangun di pagi hari untuk bersiap-siap. Lalu dengan penuh gembira menelepon adiknya itu:

"Indiani, kamu akan tiba jam berapa? Aku akan menjemputmu di bandara."

"Maafkan aku kak. Tapi hari ini aku harus mengikuti pertandingan tinju terlebih dahulu. Aku khawatir, kita baru dapat bertemu nanti malam." Terdengar suara gembira yang penuh dengan kerinduan di ujung telepon.

"Ini adalah kompetisi terbesar di Daerah Jiangbei selama sepuluh tahun terakhir. Konon katanya semua pesertanya adalah para ahli bela diri dengan keterampilan yang luar biasa. Para master ini bukanlah orang yang mudah untuk ikut bertarung. Aku benar-benar sangat beruntung hari ini."

"Indiani, tapi aku..." Karin tertegun.

"Haduh, ponselku hampir mati. Kak, sudah dulu ya, kamu tidak perlu menjemputku. Sampai bertemu nanti malam. Selamat tinggal..."

Indiani dengan terburu-buru menjelaskan, lalu segera menutup telepon.

"Halo, Indiani?" Karin memanggil namanya selama beberapa kali, namun telepon itu sudah terputus. Sepertinya ponselnya telah kehabisan baterai.

"Anak ini, sudah berusia lebih dari 20 tahun, tapi sikapnya masih sangat kekanak-kanakan. Dapatkah dia terus-menerus seperti ini? Wanita seharusnya tidak melakukan hal yang berbahaya, tapi tidak dengan Indiani, dia malah ingin menonton pertandingan tinju. Bagaimana dia dapat menikah di masa depan?"

Karin merasa sangat tertekan. Dia duduk di sofa, sambil berbicara dengan dirinya sendiri.

Tiba-tiba terpikir olehnya bahwa David akan mengambil bagian dalam pertandingan tinju hari ini.

"Jadi kalau begitu tandanya siang ini di rumah hanya ada aku seorang diri memakan mi instan?"

Karin melihat ke arah kulkas, lalu tatapannya dipenuh dengan kekesalan.

Likang Sport Center merupakan area berbagai olah raga, seperti sepak bola, bola basket, adu tinju, dan lain sebagainya. Besarnya seluas lebih dari 20.000 meter persegi, disana juga terdapat fasilitas mewah. Tapi tanpa diketahui, itu selalu digunakan menjadi area ring tinju hitam bawah tanah di Kota Jiangling.

Dunia bawah tanah di Kota Jiangling, beberapa pejuang akan datang ke sini untuk menyelesaikan perselisihan di antara mereka, dengan melakukan pertarungan, memperjuangkan hidup dalam Dunia Persilatan.

Hari ini, Jonathan dari Four Seas Group bergabung dengan enam pejuang terkuat di Jiangbei, untuk bertarung dengan musuh lamanya yaitu Dicky yang ingin menentukan ulang daerah kekuasaan. Kehadiran para ahli seni bela diri yang terkenal ini membuat dampak besar, yang segera mengejutkan seluruh Kota Jiangling.

Kemenangan atau kekalahan dari pertarungan ini tidak hanya menyentuh hati banyak peminat silat, tetapi juga membuat perombakan pasukan bawa tanah di daerah Daerah Jiangbei. Ada banyak orang kaya yang berkuasa hadir untuk menonton pertarungan ini.

"Baik-baiklah, orang-orang besar dari seluruh Daerah Jiangbei semuanya akan hadir. Ini adalah pertarungan yang besar! Sebenarnya aku merasa sangat penasaran apa motif orang itu sehingga dapat berani menantang Bos dari Four Seas Group?"

"Nah, anak muda, saat itu musuhnya itu juga merupakan sorang pejuang. Dicky, telah berkuasa atas hampir dua pertiga Daerah Jiangbei. Pada saat itu Four Seas Group hanyalah kelompok kecil yang terdiri dari beberapa puluh orang saja. Ketika Jonathan bertemu dengannya, maka dia juga harus memanggilnya "Tuan Hao" dengan penuh hormat."

"Lalu Jonathan, bersama dengan orang-orang besar lainnya di Jiangbei, merebut wilayah milik Dicky. Mereka membunuh para anak buahnya, kemudian mengusirnya dari Jiangbei, sehingga meninggalkan kebencian yang sangat besar bagi Dicky."

"Hari ini, Dicky telah menjadi tokoh terkenal. Dengan bantuan dua orang yang ahli dalam seni bela diri, dia telah kembali. Dalam satu malam, mereka telah menyapu bersih lebih dari selusin aula Four Seas Group, juga telah melukai lebih dari 200 orang. Sehingga Jonathan pun tidak bisa duduk diam akan hal ini. Dia bergandengan tangan dengan beberapa orang besar di daerah Jiangbei, juga mengundang lebih dari selusin ahli bela diri untuk bertarung melawan Dicky. Yang kalah akan mundur dari dunia bawah tanah Jiangbei."

"Ya Tuhan, dua orang itu telah menghajar dua ratus orang? Bukankah Itu sangat banyak. Pertarungan ini sungguh sangat menarik, aku pasti akan menontonnya dengan baik."

"Ya, tapi sayang sekal, kita tidak ada apa-apanya untuk dapat menjadi bahan pembicaraan. Kita hanya bisa menonton siaran langsung di layar lebar, di luar arena pertarungan itu. Kita tidak bisa masuk ke dalam arenanya. Tapi jika kita bisa melihat para tokoh pejuang terkenal itu, maka itu juga sudah sepadan!"

Seluruh penonton berbisik, mereka semua mengenakan pakaian mewah, tampak begitu antusias.

Tapi bagi David, persaingan yang terjadi di antara orang-orang seperti Jonathan itu tidak lebih rumit dari masalah keluarga.

Dewa militer Long Soul tiada taranya.

Tuan-tuan sejati yang dia tangani adalah semua yang memiliki aset ratusan miliar dolar. Beberapa negara khusus bahkan dapat mengontrol kekuasaan negara, mengontrol ekonomi, dan menganggap panglima tertinggi sebagai mainan.

Kehadirannya hari ini, ialah untuk menetapi janjinya terhadap Jonathan. Dia hanya akan melihat para pejuang Dunia Kungfu di Kota Jiangling.

Sekalian mencari biksu terkemuka yang dapat menyembuhkan Racun Dandala.

Sebelum pertandingan dimulai, David dengan santai mencari lokasi tempat duduk di arena pertarungan itu, lalu membaca beberapa informasi tentang "Racun Dandala" dari Violet.

Namun tepat pada saat ini, dia merasakan ada hembusan angin yang beraroma harum, lalu terlihatlah seorang gadis anggun, dia seperti angin yang berhembus di musim semi.

Mata David tampak berbinar...

Novel Terkait

Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu