Kisah Si Dewa Perang - Bab 17 Pertarungan Ayah dan Anak
Pagi buta, di musim gugur, dan langit gelap.
Ketika banyak orang masih berjuang dalam kenyaman di atas tempat tidur, dan bertarung dengan ‘Dewa Kemalasan’, David Chu sudah mulai senam pagi, boxing, berolahraga, dan berlari di taman Gunung Haitang.
Selama sepuluh tahun menjadi prajurit, olahraga pagi sudah menjadi tugas yang harus dikerjakan.
Andrew Luo mengikuti jejak David Chu, di era ‘Gadis imut’ dan ‘Pemuda Ganteng’ ini, jarang ada dua pria maskulin seperti ini, sungguh pemandangan yang indah, sangat menarik perhatian.
Terutama David Chu, berbadan tinggi, berwajah tampan, terutama sepasang matanya, berkilau, seolah permata di malam hari, penuh dengan kekuatan sihir, membuat orang tidak bisa menahan untuk meliriknya, sangat mempersona.
Sepanjang jalan, sudah banyak gadis muda dan cantik melirik mereka, dengan wajah bodoh:
“Ganteng sekali, berwibawa banget, tidak tahu cowok ganteng ini sudah ada pacar belum, atau sudah berkeluarga?
“Aku mohon kepadamu untuk tidak memikirkan ini, lihatlah, mereka keluar dari villa Gunung Haitang, orang yang tinggal di sana, jika bukan pria muda berbakat atau memiliki karier sukses? Apakah bisa melirik kamu yang seperti ini...”
“Huh, terlebih lagi tidak akan melihat kamu, aku ini gadis berkulit putih lembut dan berkaki panjang, tidak sepertimu, tidak seperti putri...”
“Kamu, omong kosong apa yang kamu bicarakan, ingin dipukul ya.”
“Hohoho...”
Dua gadis muda berdebat dan berkelahi, bergembira, membuat musim gugur yang suram ini menjadi cerah, menyebabkan mata orang-orang di sepanjang jalan menjadi berbinar.
David Chu tersenyum, tidak memedulikannya, kemudian berlari dan pergi.
Sekarang di dalam hatinya, dipenuhi dengan Karin Yun dan Bella, ibu dan anak ini, bagaimana dia bisa memikirkan orang lain?
Hanya saja dia tidak melihat anak perempuannya dalam sehari, dia merasa gelisah, sangat tidak nyaman.
Memikirkan senyum manis Bella ini yang sangat lucu, seluruh hatinya meleleh.
Anak perempuannya adalah hidupnya, tetapi juga menjadi harapan dan motivasi untuk dirinya bertahan hidup.
“Makan sarapan dulu, lalu mengunjungi mereka.”
Kata David Chu, datang ke rumah makan untuk sarapan, dan Andrew Luo duduk.
Semangkuk kembang tahu yang hangat, sepotong cakwe goreng, dan bakpao mini disajikan di atas meja, aroma mengiurkan, membuat orang ingin segera membuka mulut lebar melahapnya.
Tidak menduga bahwa di kota Jiangling ini memiliki sarapan khas seperti ini, membuat orang daerah barat seperti David Chu ini merasa puas.
“Tringg...”
Pada saat ini, teleponnya berdering, telepon dari Rey Zhou.
David Chu mengangkatnya: “Ayah...”
“Jangan panggil aku ayah, aku bukan ayahmu!”
Sebelum kata-kata itu hilang, Rey Zhou dengan marah berteriak, dengan nada marah.
David Chu tertawa, menyendok satu suapan kembang tahu, dan sambil berkata: “Ayah, apa kamu pagi ini meminum bubuk mesiu, kenapa begitu marah, siapa yang membuatmu marah?”
“Siapa lagi, kamu! Bukankah aku pernah bilang, jika kamu berani pergi ke Four Seas Group, maka aku tidak pernah ada anak sepertimu? Kamu katakan sejujurnya, apakah kamu pergi mencari Jonathan Ma?!
Rey Zhou sudah sangat marah, tetapi dia merasa khawatir: “Jonathan Ma ada beberapa luka di tubuhnya, apakah kamu yang memukulnya? Dasar anak nakal, kamu katakan dengan jujur kepadaku, apakah kamu terluka.”
“Ayah, aku baik-baik saja.” David Chu menjawabnya, mungkin, kemarin malam Jonathan Ma mendatangi Keluarga Zhou untuk meminta maaf, tapi Rey Zhou dapat melihat keanehan.
“Kelihatannya, benar kamu yang melakukannya.”
Rey Zhou terdiam selama beberapa detik, kemudian tertawa dan berkata: “Anak nakal, kamu sungguh memiliki kemampuan, bisa membuat Jonathan Ma dari Four Seas Group datang sendiri meminta maaf, dan bersujud di depanku. Sungguh hebat, tidak sia-sia aku membesarkanmu...”
“Haha, kemarahanku sudah aku pendam selama sepuluh tahun, akhirnya terlampiaskan. Anakku, jika ada waktu pulanglah ke rumah, kita ayah dan anak minum bersama lagi.”
David Chu tersenyum, sambil memakan sarapannya, sambil tersenyum: “Hal apapun tidak bisa disembunyikan darimu, baiklah, nanti aku akan membawakan beberapa botol wine kepadamu.”
Rey Zhou di sana sepertinya sangat bahagia dan berkata: “Kalau itu, bagaimanapun ayahmu ini juga seorang pasukan pengintai dari prajurit terhandal, masalah kecil yang seperti ini dapat menyembunyikannya dariku? Haha.”
“Jangan bicarakan lagi, tahun itu Tuan Chu mengangkat peti mati sambil masuk ke medan pertempuran, dipimpin tiga ratus Tentara Huben Timur menerobos Luolan (Kota oasis kuno Kroraina), aku juga adalah seorang pelopor yang kuat, anakku...”
Semula percakapan yang sangat hangat, tiba-tiba saat mendengar nama ‘Tuan Chu', dia memegang sumpitnya, dan matanya melotot menjadi serius.
“Ayah, aku masih ada urusan, tutup dulu, ada waktu aku akan kesana menjengukmu dan ibu.”
“Baiklah, kamu anak nakal...”
Tut tut tut...
David Chu mematikan teleponnya, di atas meja penuh dengan makanan, dia menjadi tidak berselera.
“Kakak David...”
Andrew Luo melihat suasana hati David Chu sedang tidak bagus, dengan ragu-ragu berbicara: “Sebenarnya, sebenarnya Tuan Chu adalah seorang yang berbakat dalam tugas penting demi negara, dan merupakan pahlawan tanpa jasa di dunia ini, mengapa anda memiliki pendapat yang begitu besar tentangnya.”
Seluruh Keluarga Chu sangat setia, memiliki derajat tertinggi.
Tuan Chu, memiliki banyak kekuatan militer, dibawah pimpinan satu orang, memimpin puluhan ribu anak buah.
Dua puluh tahun yang lalu, Tuan Chu mengangkat peti mati sambil masuk ke medan pertempuran, dengan delapan ratus ribu Prajurit Huben dibagi menjadi empat kelompok, dan terus bertempur tanpa henti menaklukkan enam belas negara. Akibat perang ini membuat prestise nasional Kerajaan Donghua ke luar negeri, dan membuat para preman malam menekan lingkungan agar tidak berani melanggar aturan, baru bisa mempertahankan dataran tengah Cathay Pacific selama dua puluh tahun ini.
Setiap kali membahasnya, membuat setiap rakyat Donghua membara.
Manusia yang berumur 80 tahun, bahkan anak-anak, siapa yang tidak menghargai prestasi Tuan Chu, siapa yang tidak mengagumi Tuan Chu yang berbakat.
Mengatakan dengan tidak sungkan, bahwa Tuan Chu menjadi andalan bagi puluhan ribu rakyat Donghua, dan juga menjadi pelindung tanah ini.
“Aku tidak pernah menyangkal bahwa dia adalah seorang pahlawan.”
David Chu meletakkan uang untuk sarapannya, tubuhnya yang kaku perlahan berdiri, dan berbicara secara perlahan: “Tapi dia, tidak pantas menjadi seorang pria.”
‘Terlebih lagi, tidak layak menjadi seorang ayah.’
Kata David Chu dalam hati, kemudian membalikkan badan dan pergi meninggalkan rumah makan.
Andrew Luo menatap punggung David Chu yang berjalan pergi, dan menghela napas.
“Pertarungan ayah dan anak, mengapa mereka harus melakukannya...”
※※※※※※※※※※※※※※※
Sepanjang jalan, David Chu menyingkirkan semua pikiran campur aduk di harinya, kemudian mengatur kembali suasana hatinya, lalu pergi menemui anak perempuannya, Bella.
Tetapi, ketika dia tiba di daerah Karin Yun, dia diberitahu bahwa Bella akan pergi ke taman kanak-kanak, sudah setengah jam ibu dan anak ini pergi.
David Chu melirik jam tangannya, sekarang pukul 6.45.
Dia tidak bisa menahan cemberut, “Pagi sekali, sudah pergi ke taman kanak-kanak, kalau begitu bukankah pukul 6.00 sudah harus bangun, mandi, dan sarapan?”
“Pukul 6, langit belum terang, Bella masih dalam pertumbuhan, tidak cukup untuk Bella beristirahat. Apakah orang-orang dari Departemen Pendidikan otaknya sudah kemasukkan air, apakah menjadi sekumpulan orang bodoh?”
Anak-anak mereka mempunyai guru khusus, memiliki sekolah khusus, dan setiap hari berangkat sekolah dengan gembira.
Putrinya sendiri setiap hari harus bangun pagi, berdesakkan di bus, berdesakkan di MRT? Mengapa?
David Chu merasa suasana hatinya berubah menjadi buruk, berpikir bahwa putrinya menderita, pagi-pagi sudah dibuat kesal, dengan nada marah, memberi perintah kepada Andrew Luo: “Kirim surat ke Kementerian Pendidikan atas namaku, minta mereka untuk mengundur waktu masuk sekolah sekitar satu jam, dan juga untuk seluruh negeri.”
“Siapapun yang tidak bisa melakukannya, maka singkirkan, mengundurkan dirinya dan berikan kepada orang lain.”
Andrew Luo dengan tidak berdaya berkata: “Baik.”
Siapapun tidak menyangka bahwa kalimat sederhana David Chu ini langsung membuat Kementerian Pendidikan yang semula santai bekerja tiba-tiba beradu dengan musuh besar, dan panik sepanjang hari.
Bahkan, seluruh dunia menyebutnya dengan ‘Dekompesasi Pendidikan’ dan ‘Reformasi Pendidikan’, menjadi pusat perhatian. Bahkan Kementerian Pendidikan menggunakan cara ini hampir memutuskan seperempat kerja samanya, beberapa ‘Relasi Keluarga’, ‘Keluarga kaya raya’ dan ‘Parasit’ telah diberhentikan, membuat semua orang bertepuk tangan, dan merasa bahagia.
Satu per satu memuji sekelompok orang ini, akhirnya dapat melakukan sesuatu untuk rakyat.
Tapi hanya Andrew Luo yang tahu, semua ini karena kekuasaan David Chu sang dewa militer yang tiada duanya, demi putrinya untuk bisa tidur lebih lama.
Hanya karena begitu saja...
Novel Terkait
Hei Gadis jangan Lari
SandrakoUntouchable Love
Devil BuddyAku bukan menantu sampah
Stiw boyAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaMarriage Journey
Hyon SongMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraKisah Si Dewa Perang×
- Bab 1 Pria Pun Bisa Bersedih
- Bab 2 Aku Telah Kembali
- Bab 3 Anak Haram
- Bab 4 Ayah Adalah Pahlawan
- Bab 5 Sepuluh Tahun Berlalu, Segalanya Masih Sama, Hanya Orang yang Berbeda
- Bab 6 Aku Tidak Tertarik Mendengar Omong Kosong
- Bab 7 Tidak Bisa Melakukannya
- Bab 8 Kamu Hebat Sekali
- Bab 9 Lumpuhkan ‘Petingginya’
- Bab 10 Apakah Dirimu Terlihat Seperti Ikan Ini?
- Bab 11 Angin yang Besar, dan Kuat (1)
- Bab 12 Angin yang Besar, dan Kuat (2)
- Bab 13 Dia Akan Menghormati Aku Seperti Dewa
- Bab 14 Kedatangan Jonathan Ma
- Bab 15 Apakah Dunia Sedang Terbalik?
- Bab 16 Semua Ini Karena Pamanku
- Bab 17 Pertarungan Ayah dan Anak
- Bab 18 Akhirnya Kamu Kembali
- Bab 19 Memukulmu Karena Kamu Rendahan
- Bab 20 Datang Mencari Gara-Gara
- Bab 21 Kamu Terima Tidak?
- Bab 22 Aku Punya Ayah
- Bab 23 Mau Adik Laki-laki
- Bab 24 Perasaannya Tidak Buruk
- Bab 25 Masalah Pernikahan Karin Yun
- Bab 26 Gadis Kecil yang Licik
- Bab 27 Biarkan Dia yang Datang Menemuiku
- Bab 28 pertunjukan Bagus, Dimulai!
- Bab 29 Leo, Teh!
- Bab 30 Ini Baru Kekuasaan
- Bab 31 Dia Telah Berlutut
- Bab 32 Pemuda Pertama di Kota Jiangling, Hanya Begitu Saja
- Bab 33 Tidak Bulat Sama Sekali
- Bab 34 Wanita yang Menjadi Kuat Ketika Telah Menjadi Seorang Ibu
- Bab 35 Kecemburuan
- Bab 36 Siapa Kamu!
- Bab 37 Minta Maaf Kepada Wanitaku
- Bab 38 Selamat Malam, Istriku
- Bab 39 Aku Dipaksa
- Bab 40 Orang Tuaku, Ingin Bertemu Denganmu
- Bab 41 Wanita Yang Tinggi Hati
- Bab 42 Kamu Tidak Sepadan Putriku
- Bab 43 Aku Bersedia Menerima Putrimu Sebagai Budak Keluargaku
- Bab 44 Aku Bahkan Berani Membunuhmu
- Bab 45 Ini Adalah Hot West Wind!
- Bab 46 Arak Ini Bernilai Enam Miliyar!
- Bab 47 Keluarga Kalian Muncul Naga Sejati
- Bab 48 Bella Yang Murung
- Bab 49 Putri, Pilih Sesukamu
- Bab 50 Air Cucuran Jatuhnya ke Pelimbahan Juga
- Bab 51 Tempat Kalian Ini, Aku Menginginkannya
- Bab 52 Ini Yang Namanya Mendominasi
- Bab 53 Apa Yang Dilakukan Dengan Putri Yang Jahat
- Bab 54 Wanita Yang Legendaris
- Bab 55 Keluarga Tang dari Jiangling
- Bab 56 Hak dan Kebebasan Dihapuskan
- Bab 57 Selamat Datang Untuk Anda
- Bab 58 Bau Cemburu yang Sangat Tajam
- Bab 59 Siapa Berani Menyentuhku?
- Bab 60 Bunuh dengan Tangan Terbalik
- Bab 61 Permasalahan Hati Wanita
- Bab 62 Semakin Tinggi Posisi, Semakin Kesepian
- Bab 63 Racun Dandala
- Bab 64 Nama Dewa Sura
- Bab 65 Sayang, kamu sudah datang!
- Bab 66 Dunia Kungfu
- Bab 67 Maaf, Uang Memang Kertas Sampah
- Bab 68 Ibu Cemburu Lagi
- Bab 69 Undangan Justin Sun
- Bab 70 Tuan Muda Xu, Bertemu Lagi
- Bab 71 Dipukul Orang?
- Bab 72 Benar-benar Cari Mati
- Bab 73 Tuan Chu?
- Bab 74 Pamanmu Tidak Berarti Apa-apa
- Bab 75 Kakak Beradik
- Bab 76 Jonathan Meminta Pertolongan
- Bab 77 Kedatangan Adik Perempuan
- Bab 78 Sudah Seharusnya Kamu Menjadi Lajang
- Bab 79 Satu Lawan Satu? Apakah Kamu Mampu?
- Bab 80 Tiada Taranya
- Bab 81 Ada Aku Disini, Apa yang Perlu Ditakutkan?
- Bab 82 Lihat dengan Baik, Pelajari dengan Baik
- Bab 83 Mati Dengan Satu Jari
- Bab 84 Hanya Sebuah Makhluk Liar
- Bab 85 Berapa Jumlah Kepala yang Kamu Punya?
- Bab 86 Pahlawan Yang Tiada Taranya
- Bab 87 Rasa Kehidupan
- Bab 88 Saudara Munafik
- Bab 89 Selamat Datang ke Rumah Baru Kita
- Bab 90 Sepertinya aku benar-benar jatuh cinta sama kamu
- Bab 91 Kakak Ipar Misterius
- Bab 92 Tidak Tahu Diri
- Bab 93 Master Chu, Anda Sudah Datang
- Bab 94 Kamu Tidak Pantas
- Bab 95 Serang Kamu Saja?
- Bab 96 Pria Gentleman
- Bab 97 Adikku
- Bab 88 Keluarga yang Tidak Tahu Malu
- Bab 99 Kamu Memiliki Seorang Kakak yang Baik
- Bab 100 Aku Menantikannya
- Bab 101 Gaun Pengantin Harga Setinggi Langit
- Bab 102 Apa Kabar Tuan
- Bab 103 Menemanimu
- Bab 104 Tidak Senasib
- Bab 105 Sesepuh Tua Tiba
- Bab 106 Tak Tertandingi
- Bab 107 Tampar Kembali
- Bab 108 Kamu Itu Siapa?
- Bab 109 Dewa Perang
- Bab 110 Seluruh Tamu Pergi Dengan Tenang
- Bab 111 Memperkenalkan Wanita Untuk David Chu
- Bab 112 Teman Lama
- Bab 113 Bekerja Menjadi Petugas Keamanan di Bawah Kepemimpinan Aku
- Bab 114 Menyusahkan Dirinya Sendiri
- Bab 115 Pasti Merupakan Anak Kandungnya
- Bab 116 Bibi, Kamu Kasihan Sekali
- Bab 117 Banyak Sekali Orang Yang Membual
- Bab 118 Apakah Dia Layak Untuk Putriku
- Bab 119 Penerima Wanita Bekas
- Bab 120 Kamu Pikir Kamu Siapa
- Bab 121 Calon Menantu
- Bab 122 Memiliku, Sudah Cukup
- Bab 123 Bertemu Dafu Lee Lagi
- Bab 124 Balas Dendam
- Bab 125 Keadaan Darurat
- Bab 126 Yakin 100%
- Bab 127 Menerima murid wanita
- Bab 128 Etika kedokteran
- Bab 129 Menjelaskan padaku
- Bab 130 Kebencian semakin bertambah