Kisah Si Dewa Perang - Bab 80 Tiada Taranya
Derric tentu tidak tahu apa yang sedang dipikiran oleh Indiani, hingga pada saat ini dia masih merasa dirinya hebat.
Dia adalah seorang putra dari keluarga kaya. Otoritas ayahnya membuatnya dapat diterima di Kota Jiangling. Sehingga siapapun harus memberikannya wajah.
Memangnya apa yang akan terjadi jika David menghajarnya lagi? Dilihat dari pakaiannya dia tampak seperti orang biasa, namun begitu dia dengan santai memanggil seseorang, orang itu segera bergegas melempar bajingan ini keluar.
Dia berteriak dua sampai tiga kali. Lalu seperti yang diduga, hal ini menjadi pusat perhatian para penonton. Kemudian, di tengah lapangan, datanglah selusin pria yang mengenakan jas hitam, berusia sekitar empat puluhan.
Itu adalah Jonathan, bos dari Four Seas Group.
"Pemimpin Ma?"
Derric segera bangkit berdiri dengan terkejut, ditambah dengan ekspresi gembira di wajahnya.
Kemudian, dengan penuh keanguhan, seolah ingin membalas dendamnya, Derric menunjuk ke arah David, lalu tertawa: "Heh, lihatlah habislah riwayatmu. Bahkan Pemimpin Ma pun terkejut. Aku rasa kamu sudah terlalu sombong kamu kali ini."
Pria ini, dia telah membuat masalah di wilayah Four Seas Group, membuat marah Bos Jonathan yang berkuasi. Dia dengan senang melihat permainan yang seru.
David mengeluarkan tawaan yang menghina, seolah-olah dia sedang melihat orang bodoh. Dia pun juga terlalu malas untuk berbicara dengannya.
"Derric, kamu sungguh sangat munafik. Aku telah salah menilai mu!" Indiani memijakkan kakinya, wajahnya dipenuhi dengan kekesalan yang tampak imut.
Derric hanya menghela nafasnya. Kemudian dia menatap Jonathan yang datang, segera menghampirinya, mengangguk lalu berkata:
"Paman Ma, aku adalah Derric. Pria ini sudah berani membuat masalah di wilayahmu. Tentu saja, aku tidak setuju dengan perbuatannya ini. Aku hanya akan membiarkan kamu yang menghadapinya!"
Derric menepuk dadanya, lalu menatap David sambil tersenyum lebar, menantikan akhir tragis pria itu.
Tapi pada detik berikutnya, Jonathan tdak menghentikan langkahnya. Dia segera mendorong Derric keluar dari jalan. Kemudian dia membungkuk, memberi hormat kepada David:
"Tuan Chu, kamu telah tiba."
"Halo, Tuan Chu." Sekelompok orang di sekitarnya pun juga membungkuk, memberi sapaan.
Senyum di wajah Derric langsung mengeras. Mata nya terbuka lebar, lalu mulutnya terbuka lebar, seolah durian pun dapat masuk ke dalam mulutnya...
"Chu, Tuan Chu?"
Pria, pria ini, sebenarnya dia siapa?
Bahkan orang terkuat di Kota Jiangling pun memberinya hormat?
Derric pun segera merasa jantungnya berdetak dengan kencang, dan diam-diam berseru bahwa dengan dirinya sendiri, bahwa dia telah menyerang orang yang salah.
Indiani tampak terkejut, tatapannya itu dipenuhi dengan rasa ingin tahu.
"Tuan Chu, jika ada seseorang yang mengganggumu, maka aku akan menghajarnya untukmu, biarkan dia membayar kesalahannya." Jonathan berkata penuh hormat, dengan wajah muram.
Buk...
Begitu mendengar suara dentuman itu, Derric pun terkejut, wajahnya tampak pucat. Pria yang memiliki tinggi sekitar 1,8 meter itu tampak ciut, gemetar ketakutan.
"Lupakanlah, pertarungan ini hampir akan mulai bukan? Bawalah aku masuk."
David melambaikan tangannya, berkata dengan malas. Dia sama sekali tidak peduli tentang orang biasa seperti Derric.
"Iya." Jonathan dengan hormat berkata, lalu segera mengantar David menuju ke tengah lapangan.
Dalam seketika terdengar sorak-sorai yang datang dari para penonton.
Sebenarnya siapa pemuda ini? Latar belakang seperti apa yang membuat dirinya begitu dihormati olah Bos Kota Jiangling?
Apakah dia tokoh besar yang diundang untuk membantu? Atau apakah dia adalah generasi kedua dari sebuah keluarga yang super kaya?
Indiani menatap sosok David yang berjalan pergi, sambil menggigit bibirnya, merasa ragu-ragu selama beberapa detik, lalu kemudian berteriak: "Tunggu, tunggu sebentar."
Indiani segera berlari, wajahnya tapak memerah, dia merasa gugup dan bersemangat, "Chu, Apakah benar bahwa kamu adalah Tuan Chu? Dapatkah aku ingin pergi ke arena di dalam untuk menonton pertandingan tinju ini denganmu?"
"Aku sangat menyukai seni bela diri. Karena merasa bersamangat dapat menonton pertarungan ini dan melihat para ahli seni bela yang terkenal disini, aku pun tidak tidur selama beberapa hari. Jadi biarkanlah aku masuk ke dalam."
Melihat wajahnya yang tampak memelas, David menggelengkan kepalanya, lalu tertawa: "Seni bela diri ini tidak seperti kompetisi tinju di televisi. Ini adalah keterampilan membunuh. Begitu kamu pergi ke dalam arena, hidup dan mati bergantung pada yang diatas. Itu adalah medan pertumbahan darah Dewa Sura. Jika kamu tidak terbiasa melihatnya, maka itu akan meninggalkan dampak buruk bagi psikologis mu. Jadi, apakah kamu masih yakin untuk masuk dan menontonnya?"
Sebagian besar gadis seusianya, biasanya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, seperti dalam hal mengejar bintang terkenal atau mengejar sesuatu hal yang baru. Tetapi semuanya itu belum tentu benar-benar apa yang mereka ingnkan. David pun memikirkan hal ini, lalu menasihatinya
Indiani pun mengangguk yakin, lalu memberi tatapan tulus: "Aku yakin aku tidak menyesal!"
"Tuan Chu, ayahku adalah seorang tentara. Aku pun sudah dapat menunggang kuda sejak usia empat tahun, menembak pada usia tujuh tahun, dan berburu di pegunungan pada usia dua belas tahun. Kamu tidak perlu mengkhawatirkan kondisi psikologisku."
David memikirkannya, lalu mengangguk, "Baiklah, ikutlah denganku."
Selalu ada koneksi di antara para tentara. Terhadap seorang keturunan tentara, David tentu saja memiliki semacam keintiman yang tidak bisa dijelaskan.
Terlebih lagi, gadis itu sangat mirip dengan Karin sehingga dia tidak bisa untuk menolaknya.
Jonathan yang berada dibelakangnya, menatapnya sambil tersenyum, menunjukkan ekspresi yang ceria dan iri:
Tidak heran, jika pada malam itu, Tuan Chu tidak peduli dengan semua jenis wanita cantik.
Lihatlah, dia memeliki selera yang tinggi, sehingga secantik apapun para wanita merias wajahnya, itu tidak akan masuk ke dalam pandangannya.
Seorang ahli akan tetap penjang seorang ahli. Tidak ada cara untuk membandingkannya!
"Indiani, kamu..."
Melihat wanita yang dia sukai pergi dengan gembira berasa David, hati Derric pun dipenuhi dengan rasa kesal, cemburu, iri, semuanya itu terasa begitu menyakitkan.
Pada saat ini, ada beberapa orang dari Four Seas Group mengelilinginya, wajah mereka tampak dingin.
"Kamu, apa yang ingin kamu lakukan?" Wajah Derric berubah, dia berkata dengan penuh amarah.
Bang!
Menanggapi sikapnya itu, datanglah sebuah pukulan keras, yang segera membuat lebam hitam pada matanya.
"Apa yang kamu lakukan? Kamu ingin memukulku sampai mati?" Salah satu orang meludah, lalu mencibir:
"Apakah kamu tidak tahu orang seperti apa Tuan Chu itu? Dapatkah kamu memprovokasinya? Tentu saja tidak, itu di luar kemampuanmu."
Sekitar tujuh atau delapan orang yang berkerumun itu, memukul Derric, penonton yang berada disekitanya menggigil melihatnya, sehingga mereka pun bersikap bijaksana untuk memalingkan pandangan, seolah-olah tidak melihat, agar terhindar dari masalah.
Di sisi lain, dengan arahan Jonathan, David dan Indiani akhirnya tiba di pelataran dalam stadion, lokasi para pejuang besar Jiangbei bertarung.
Di dalam sini terasa lebih pribadi. Hanya ada satu arena, lalu hanya terdapat 20 kursi di sekitarnya.
Mereka yang memenuhi syarat untuk masuk adalah para pejuang terkenal, atau sekelompok pejabat yang terkait erat dengan dunia bawah tanah yang memiliki status tinggi.
Meskipun Indiani juga dilahirkan dari keluarga kaya, namun dia masih berusia awal dua puluhan. Bagaimana bisa dia terbiasa untuk menemui para orang hebat seperti itu? Untuk sesaat, dia merasa kewalahan, menundukkan kepalanya penuh kewaspadaan.
Indiani diam-diam melirik David yang tampak tenang, seperti orang yang sedang berjalan-jalan di taman.
Dia tidak memiliki sesuatu menarik perhatian, tapi dia membuat orang merasa dia seperti sebuah pedang kuno yang bermata tajam. Begitu dia kesal, dia akan mengeluarkan pedangnya, seolah langit dan bumi akan berubah warna dan akan ada darah yang mengalir di sungai.
"Dia tampak baru berusia awal dua puluhan. Mengapa aku merasa dia jauh lebih kuat dariku." Indiani sungguh penasaran dengan pria itu.
Perasaan ini, sikapnya ini, membuat Indiani teringat akan orang itu.
Sang mayor jenderal legendaris Kota Xiye, yang Ayahnya ceritakan lewat sebuah foto, yaitu Dewa Militer Long Soul!
Itu adalah idolanya. Gaya unik yang sulit untuk ditemukan seperi itu akan dia hormati sepanjang hidupnya!
Pria itu sungguh bermartabat, tiada taranya.
Mungkin saja, tidak lebih baik dari ini.
Novel Terkait
Loving Handsome
Glen ValoraMy Goddes
Riski saputroDark Love
Angel VeronicaMy Lifetime
DevinaAwesome Guy
RobinHis Soft Side
RiseKisah Si Dewa Perang×
- Bab 1 Pria Pun Bisa Bersedih
- Bab 2 Aku Telah Kembali
- Bab 3 Anak Haram
- Bab 4 Ayah Adalah Pahlawan
- Bab 5 Sepuluh Tahun Berlalu, Segalanya Masih Sama, Hanya Orang yang Berbeda
- Bab 6 Aku Tidak Tertarik Mendengar Omong Kosong
- Bab 7 Tidak Bisa Melakukannya
- Bab 8 Kamu Hebat Sekali
- Bab 9 Lumpuhkan ‘Petingginya’
- Bab 10 Apakah Dirimu Terlihat Seperti Ikan Ini?
- Bab 11 Angin yang Besar, dan Kuat (1)
- Bab 12 Angin yang Besar, dan Kuat (2)
- Bab 13 Dia Akan Menghormati Aku Seperti Dewa
- Bab 14 Kedatangan Jonathan Ma
- Bab 15 Apakah Dunia Sedang Terbalik?
- Bab 16 Semua Ini Karena Pamanku
- Bab 17 Pertarungan Ayah dan Anak
- Bab 18 Akhirnya Kamu Kembali
- Bab 19 Memukulmu Karena Kamu Rendahan
- Bab 20 Datang Mencari Gara-Gara
- Bab 21 Kamu Terima Tidak?
- Bab 22 Aku Punya Ayah
- Bab 23 Mau Adik Laki-laki
- Bab 24 Perasaannya Tidak Buruk
- Bab 25 Masalah Pernikahan Karin Yun
- Bab 26 Gadis Kecil yang Licik
- Bab 27 Biarkan Dia yang Datang Menemuiku
- Bab 28 pertunjukan Bagus, Dimulai!
- Bab 29 Leo, Teh!
- Bab 30 Ini Baru Kekuasaan
- Bab 31 Dia Telah Berlutut
- Bab 32 Pemuda Pertama di Kota Jiangling, Hanya Begitu Saja
- Bab 33 Tidak Bulat Sama Sekali
- Bab 34 Wanita yang Menjadi Kuat Ketika Telah Menjadi Seorang Ibu
- Bab 35 Kecemburuan
- Bab 36 Siapa Kamu!
- Bab 37 Minta Maaf Kepada Wanitaku
- Bab 38 Selamat Malam, Istriku
- Bab 39 Aku Dipaksa
- Bab 40 Orang Tuaku, Ingin Bertemu Denganmu
- Bab 41 Wanita Yang Tinggi Hati
- Bab 42 Kamu Tidak Sepadan Putriku
- Bab 43 Aku Bersedia Menerima Putrimu Sebagai Budak Keluargaku
- Bab 44 Aku Bahkan Berani Membunuhmu
- Bab 45 Ini Adalah Hot West Wind!
- Bab 46 Arak Ini Bernilai Enam Miliyar!
- Bab 47 Keluarga Kalian Muncul Naga Sejati
- Bab 48 Bella Yang Murung
- Bab 49 Putri, Pilih Sesukamu
- Bab 50 Air Cucuran Jatuhnya ke Pelimbahan Juga
- Bab 51 Tempat Kalian Ini, Aku Menginginkannya
- Bab 52 Ini Yang Namanya Mendominasi
- Bab 53 Apa Yang Dilakukan Dengan Putri Yang Jahat
- Bab 54 Wanita Yang Legendaris
- Bab 55 Keluarga Tang dari Jiangling
- Bab 56 Hak dan Kebebasan Dihapuskan
- Bab 57 Selamat Datang Untuk Anda
- Bab 58 Bau Cemburu yang Sangat Tajam
- Bab 59 Siapa Berani Menyentuhku?
- Bab 60 Bunuh dengan Tangan Terbalik
- Bab 61 Permasalahan Hati Wanita
- Bab 62 Semakin Tinggi Posisi, Semakin Kesepian
- Bab 63 Racun Dandala
- Bab 64 Nama Dewa Sura
- Bab 65 Sayang, kamu sudah datang!
- Bab 66 Dunia Kungfu
- Bab 67 Maaf, Uang Memang Kertas Sampah
- Bab 68 Ibu Cemburu Lagi
- Bab 69 Undangan Justin Sun
- Bab 70 Tuan Muda Xu, Bertemu Lagi
- Bab 71 Dipukul Orang?
- Bab 72 Benar-benar Cari Mati
- Bab 73 Tuan Chu?
- Bab 74 Pamanmu Tidak Berarti Apa-apa
- Bab 75 Kakak Beradik
- Bab 76 Jonathan Meminta Pertolongan
- Bab 77 Kedatangan Adik Perempuan
- Bab 78 Sudah Seharusnya Kamu Menjadi Lajang
- Bab 79 Satu Lawan Satu? Apakah Kamu Mampu?
- Bab 80 Tiada Taranya
- Bab 81 Ada Aku Disini, Apa yang Perlu Ditakutkan?
- Bab 82 Lihat dengan Baik, Pelajari dengan Baik
- Bab 83 Mati Dengan Satu Jari
- Bab 84 Hanya Sebuah Makhluk Liar
- Bab 85 Berapa Jumlah Kepala yang Kamu Punya?
- Bab 86 Pahlawan Yang Tiada Taranya
- Bab 87 Rasa Kehidupan
- Bab 88 Saudara Munafik
- Bab 89 Selamat Datang ke Rumah Baru Kita
- Bab 90 Sepertinya aku benar-benar jatuh cinta sama kamu
- Bab 91 Kakak Ipar Misterius
- Bab 92 Tidak Tahu Diri
- Bab 93 Master Chu, Anda Sudah Datang
- Bab 94 Kamu Tidak Pantas
- Bab 95 Serang Kamu Saja?
- Bab 96 Pria Gentleman
- Bab 97 Adikku
- Bab 88 Keluarga yang Tidak Tahu Malu
- Bab 99 Kamu Memiliki Seorang Kakak yang Baik
- Bab 100 Aku Menantikannya
- Bab 101 Gaun Pengantin Harga Setinggi Langit
- Bab 102 Apa Kabar Tuan
- Bab 103 Menemanimu
- Bab 104 Tidak Senasib
- Bab 105 Sesepuh Tua Tiba
- Bab 106 Tak Tertandingi
- Bab 107 Tampar Kembali
- Bab 108 Kamu Itu Siapa?
- Bab 109 Dewa Perang
- Bab 110 Seluruh Tamu Pergi Dengan Tenang
- Bab 111 Memperkenalkan Wanita Untuk David Chu
- Bab 112 Teman Lama
- Bab 113 Bekerja Menjadi Petugas Keamanan di Bawah Kepemimpinan Aku
- Bab 114 Menyusahkan Dirinya Sendiri
- Bab 115 Pasti Merupakan Anak Kandungnya
- Bab 116 Bibi, Kamu Kasihan Sekali
- Bab 117 Banyak Sekali Orang Yang Membual
- Bab 118 Apakah Dia Layak Untuk Putriku
- Bab 119 Penerima Wanita Bekas
- Bab 120 Kamu Pikir Kamu Siapa
- Bab 121 Calon Menantu
- Bab 122 Memiliku, Sudah Cukup
- Bab 123 Bertemu Dafu Lee Lagi
- Bab 124 Balas Dendam
- Bab 125 Keadaan Darurat
- Bab 126 Yakin 100%
- Bab 127 Menerima murid wanita
- Bab 128 Etika kedokteran
- Bab 129 Menjelaskan padaku
- Bab 130 Kebencian semakin bertambah